Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Makan malam
Malam itu Samantha berdandan dengan cantik, wanita itu hendak pergi makan malam dengan Ray karena dia telah menyetujui permintaan pria itu.
Berkat bantuan Ray sehingga dia bisa membayar semua biaya rumah sakit Edward.
Sudah satu minggu Edward keluar dari rumah sakit dan dia sangat lega pria kecil itu sudah sehat.
Samantha melihat penampilannya dicermin, udara diluar begitu dingin karena salju sudah mulai turun.
Dibalik baju hangat yang dipakainya wanita itu menggunakan gaun selutut yang tidak terlalu memperlihatkan tubuhnya.
Samantha mengambil sepatu bothnya dan memakainya, dengan tubuhnya yang tinggi dia sudah seperti bak model saja.
"Sam..mau kemana?"
Tanya Anne yang melihatnya telah berpakaian dengan rapi.
"Aku mau keluar sebentar. Oh ya bi, tolong jaga Edward beberapa jam kedepan. Jika aku pulang malam bisakah bibi Ann menginap disini?" tanyanya.
"Tentu Sam, aku akan menjaga Edward." jawab Anne dengan senyum diwajahnya.
"Terima kasih bibi."
"Nikmatilah waktumu Sam." kata wanita itu.
"Tentu, aku harus pergi dulu." Setelah berkata demikian Samantha segera mengambil tasnya.
Saat wanita itu keluar dari pintu rumahnya tampak Ray berdiri didekat mobilnya dan menunggu Samantha didepan rumahnya.
"Sam." panggil pria itu.
Samantha menatap Ray dengan heran, seingatnya dia tidak pernah memberitahukan alamat rumahnya pada pria itu.
"Ray, kok bisa ada disini? Dari mana kau tahu alamat rumahku?" tanyanya dengan kebingungan.
"Tentu aku bisa tahu, aku lihat disurat lamaranmu, disana tertera alamat lengkapmu." kata Ray menerangkan.
"Oh...pantas saja."
"Ayo masuk, nanti kita terlambat." Ray membukakan pintu mobil untuk Samantha.
Samantha segera masuk kedalam mobil Ray dan duduk disamping Ray yang sedang mengemudikan kendaraan itu.
"Kita mau kemana?" tanyanya.
"Restoran dipinggir pantai, disana suasananya sangat bagus." jawab Ray.
Samantha tidak bertanya lagi karena dia hanya menepati janjinya pada Ray dan hanya malam ini saja mereka makan malam bersama walaupun dia tidak tahu kenapa Ray memintanya untuk menemaninya makan malam ini.
Saat mereka sudah tiba disebuah restoran pinggir pantai, mereka segera turun saat mobil yang dibawa Rey telah menghentikan mobilnya.
Restoran itu sangat mewah dan kebanyakan pengunjung disana hanya pasangan saja.
Samantha membuka baju hangatnya dan memberikan pada pelayan restoran disana saat mereka sudah masuk kedalam.
Ray melihat penampilan wanita itu dengan kagum, sejujurnya diam-diam dia telah menyelidiki latar belakang wanita itu dan dia tahu siapa Samantha sebenarnya.
Pelayan restoran dengan sigap membawa mereka kearah meja yang telah dipesan oleh Ray.
Ray menarik kursi dan mempersilahkan Samantha untuk duduk disana.
"Terima kasih." Samantha segera duduk di kursi itu.
Ray tersenyum dan segera duduk didepannya dan pada saat itu, seorang pelayan datang dan memberikan buku menu pada mereka. Samantha mengambil buku menu itu sambil tersenyum dan matanya mulai sibuk melihat menu makanan yang ada dibuku itu. Dia tidak terkejut sama sekali melihat harga-harga yang tertera dibuku menu karena dia sudah tahu dan terbiasa makan direstoran mewah.
"Terima kasih sudah mau mengajakku makan disni, Ray." ucapnya saat sudah memesan makanan pada pramusaji restoran itu.
"Tidak masalah." jawab Ray dengan santai.
Setelah berkata demikian Samantha hanya diam menatap pasangan yang keluar masuk dalam restoran itu.
Dia tidak tahu harus berbicara apa karena dia tidak ingin banyak tahu tentang manajernya.
"Sam, aku sangat penasaran padamu. Kenapa kau bisa berada dikota ini?" tanya Rey memecah keheningan diantara mereka dan mencoba memancing Samantha.
Dia tahu Samantha putri orang kaya dan kenapa bisa ada dikota itu dan kenapa Samantha bekerja dicafe?
Samantha menatap pria itu sejenak, dia tidak tahu apa maksud Ray bertanya demikian, apa ada sesuatu yang disembunyikan oleh Ray?
"Aku memang tinggal disini sejak lama?" jawabnya.
"Tidak mungkin, bukan kah?"
"Ray, tolong. Aku mengikutimu karena kau sudah membantuku. Kita disini hanya untuk makan malam, tidak lebih." ujarnya.
"Baik lah, maaf. Aku merusak suasana diantara kita."
"Tidak apa-apa."
"Tapi jujur Sam, aku mengajakmu makan malam karena ada alasan. Aku sangat tertarik padamu." kata pria itu terus terang.
"Terima kasih Rey, aku sangat tersanjung." jawab Samantha dengan singkat.
Saat pramusaji menyiapkan pesanan mereka suasana kembali hening.
Dengan cepat Samantha segera memakan makanannya karena dia ingin cepat pergi dari tempat itu.
"Sam" panggil Ray.
"Kenapa begitu terburu-buru?" tanya pria itu.
Samantha meletakkan sendok dan pisau yang sedang dipegangnya diatas piring.
"Ah..maaf. Aku hanya tidak tahu harus berbuat apa." jawabnya dengan tidak enak hati.
"Minum ini" Ray menyodorkan segelas wine untuk Samantha.
"Maaf Ray, aku tidak bisa minum minuman beralkohol." tolaknya.
"Ayolah, kadar alkohol diwine ini rendah. Kau tidak akan mabuk hanya minum segelas." kata pria itu.
Dengan ragu Samantha mengambil gelas wine dari tangan Ray, sejak dulu dia paling tidak bisa meminum minuman yang mengandung alkohol dan dia tidak tahu apakah wine itu mengandung alkohol apa tidak.
Dia berharap tidak dan dengan Cepat Samantha meneguk wine itu sampai habis karena dia sudah sangat ingin menyudahi makan malam itu dan pulang.
Sedangkan tidak jauh dari tempat duduk mereka tampak seorang pria yang tersenyum melihat kearah Samantha.
Padahal Jhon datang kesana untuk menemui seorang wanita yang mau dikenalkan oleh ayahnya.
Beruntungnya wanita itu belum datang, saat Jhon melihat kedatangan Samantha matanya tidak bisa lepas dari wanita itu. Walaupun dia kesal melihat pria yang datang bersama wanita itu.
"Aku rasa kita berjodoh." pikir pria itu dalam hati.
Samantha mulai merasa pusing, dia rasa Ray membohonginya. Jika kadar alkohol dalam wine itu rendah tidak mungkin dia akan mabuk. Seharusnya dia melihat wine itu terlebih dahulu sebelum meminumnya.
"Ray, aku ingin kebelakang." pintanya.
Dia ingin mencuci wajahnya agar mabuknya bisa hilang.
Ray mengangguk, pria itu menyungingkan bibirnya saat melihat wanita itu yang telah mabuk.
Samantha berjalan dengan terhuyung-huyung, dia benar-benar lemah terhadap minuman beralkohol.
Tiba-tiba tubuhnya mulai oleng kesamping tapi langsung ditangkap oleh seorang pria asing.
"Oh..terima kasih." katanya disela-sela kesadarannya yang semakin lama semakin hilang.
Samantha tidak begitu jelas melihat wajah pria itu, kepalanya benar-benar sakit karena wine yang telah diminumnya.
Rey segera bangkit berdiri untuk menghampiri Samantha tapi sebelum Ray dapat mendekati Samantha, pria asing itu telah mengangkat tubuh Samantha dan membawanya pergi dari sana.
"Hei...mau kau bawa kemana dia?" teriak Rey.
Tapi beberapa orang pria berjas hitam menghadang langkahnya dan tidak membiarkannya lewat.
Rey hanya mampu menatap kepergian Samantha yang dibawa pria asing itu.
