NovelToon NovelToon
MAAFKAN AKU, ISTRIKU

MAAFKAN AKU, ISTRIKU

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga- Terpaksa Nikah / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst
Popularitas:14.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: nazwa talita

Perjuangan Abimanyu untuk mendapatkan kembali cinta Renata, sang istri yang telah berulang kali disakitinya.

Tidak mencintai gadis yang menjadi wasiat terakhir ibunya membuat Abimanyu seringkali menyiksa dan menyakiti hati Renata hingga berkali-kali.

Akankah Bima bisa kembali mendapatkan cinta istrinya? Sementara hati Renata telah mati rasa akibat perbuatan Abimanyu yang telah menyebabkan buah hati dan ibunya meninggal dunia.

"Mas Bima-"

"Panggil aku Tuan seperti biasanya, karena kau hanyalah seorang pembantu di sini!"

"Ta-tapi Mas, kata Nyonya-"

"Ibuku sudah meninggal. Aku menikahimu karena keinginan ibuku, jadi kau jangan berharap dan bermimpi kalau aku akan menuruti keinginan ibuku untuk menjagamu!"

"I-iya, Tu-Tuan ...."

Yuk! Ikutin ceritanya, jangan lupa siapin tisu karena novel ini banyak mengandung bawang.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nazwa talita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21 JANGAN MENGGANGGUKU!

Bima dengan kesal membanting ponselnya di atas kasur. Saat ini dia sedang berada di sebuah kamar hotel tempat dia dan Shinta berbulan madu.

Sesaat setelah percintaannya dengan Shinta berakhir, Bima mencoba menelepon Renata saat Shinta berada di kamar mandi. Namun, setelah berkali-kali Bima mencoba menelepon istri pertamanya itu, panggilan teleponnya tetap tidak tersambung.

Dari kemarin dia sangat kesal saat mendengar penuturan Mang Udin yang mengatakan kalau Renata tidak ingin bicara dengannya. Bima merasa tidak terima dengan keputusan Renata.

Laki-laki itu merasa terhina karena Renata tidak mau menerima panggilan teleponnya.

Dasar Sialan! Berani-beraninya kau mengabaikan aku.

Bima mengepalkan tangannya. Dia sungguh merasa kesal dengan Renata. Namun, dia sendiri tidak tahu apa alasan dari kekesalannya.

Renata hanyalah seorang pembantu yang dijodohkan oleh ibunya sebelum sang ibu meninggal. Jadi, tidak mungkin Bima menyukai Renata, apalagi mencintainya.

Perasaan cinta dan hatinya adalah milik Shinta. Dari dulu hingga sekarang, dia hanya mencintai perempuan itu.

Akan tetapi, kenapa dia merasa begitu kesal saat Renata tidak mau bicara dengannya?

Bima kembali meraih ponselnya. Pria itu kembali menelepon Mang Udin. Amarahnya kian memuncak saat Mang Udin mengatakan kalau Renata sudah tiga hari tidak pulang karena menginap di rumah saudaranya.

Rumah saudara? Sejak kapan dia punya saudara di luar rumah? Berani-beraninya kau membohongiku, Renata!

"Halo, Mang. Di mana dia?" Suara Bima terdengar penuh amarah.

"Non Renata sedang berada di dapur, Tu-Tuan."

"Berikan ponselmu padanya, aku ingin bicara dengan dia!"

"Ba-baik, Tuan." Suara Mang Udin masih terdengar gugup. Laki-laki itu merasa takut. Takut kalau majikannya itu memarahi Renata.

Bima melangkah menuju kamar mandi setelah memakai bajunya.

Pria itu membuka pintu, membuat Shinta yang sedang mengguyur tubuh polosnya di bawah shower langsung menoleh ke arahnya.

"Sayang, aku mau keluar sebentar, cari makanan buat kita. Kamu sudah lapar bukan?"

"Beliin makanan yang aku suka!" teriak Shinta.

"Oke."

Bima kembali menutup pintu kamar mandi. Pria itu bergegas keluar kamar hotel.

Sementara di tempat lain, Mang Udin sudah berada di dapur mendekati Renata. Perempuan itu baru saja menghidangkan makanan yang dia masak beberapa menit yang lalu sebelum dia bersiap untuk bekerja.

Sudah tiga hari Renata bekerja di kafe Alea. Sudah tiga hari pula, Renata menginap di rumah barunya. Renata hanya akan pulang untuk membersihkan rumah besar Abimanyu dan memasak.

Mang Udin memang sudah tahu kalau Renata tidak pulang. Gadis itu mengatakan kalau dia menginap di rumah saudaranya untuk menenangkan diri.

"Non-"

"Mang Udin!" protes Renata. Perempuan itu tidak mau kalau dipanggil Nona.

"Renata, Tuan Bima menelepon."

"Mang Udin, sudah aku bilang kalau aku tidak ingin bicara-"

"Renata!" Suara Bima terdengar keras saat Mang Udin mengarahkan ponselnya pada wajah Renata.

Wajah Bima terlihat memenuhi layar ponsel milik Mang Udin. Renata menatap Mang Udin yang hanya menggeleng pelan dengan wajah penuh penyesalan.

"Katakan padaku, apa benar kalau kau tidak pulang beberapa hari ini?" Renata kembali menatap Mang Udin yang kali ini menangkupkan kedua tangannya di depan Renata yang memegang ponsel.

Renata lupa, kalau laki-laki di depannya ini saat ini sudah menjadi mata-mata suaminya.

"Aku sudah mengatakan pada Mang Udin kalau aku menginap di rumah saudaraku."

"Kau jangan berbohong, Renata! Sejak kapan kau mempunyai saudara di sana?"

Renata menarik napas panjang. Perempuan itu menatap Bima pada layar ponsel itu. Sudah beberapa hari ini dia tidak melihat pria itu.

Beberapa hari ini, Renata hanya bisa menatap foto pria itu yang terpajang di dinding rumah besar itu. Namun hari ini, dia melihat langsung keadaan sang suami meski hanya dalam layar ponsel milik Mang Udin.

"Jawab, Renata! Kenapa kau-"

"Tuan. Bukankah Tuan sedang berbulan madu? Kenapa Tuan tidak bersenang-senang saja dengan istri baru Tuan?"

"Kenapa Tuan justru mencampuri urusan tidak penting seorang pembantu sepertiku?"

Ucapan Renata kembali menyulut emosi Bima.

"Dengar, Renata! Kau benar, kau memang pembantu di rumahku, tetapi kau juga harus ingat, kalau kau adalah pembantu yang dijodohkan oleh ibuku untuk menjadi istriku!"

"Jangan pernah berbuat macam-macam yang akan mempermalukan keluarga besar Abimanyu!" Suara Bima menggelegar. Seandainya dia ada di sini, mungkin suara Bima akan menggema ke seluruh ruangan.

"Tuan, seharusnya kalimat itu buat Tuan sendiri, bukan buat aku!"

"Renata! Jaga bicaramu!"

"Kenapa? Tuan tidak terima?"

"Tuan selalu saja marah dengan apa yang aku lakukan. Tapi giliran aku kesal Tuan tidak terima. Dasar egois!"

"Aku melarangmu karena kau adalah istriku, Renata. Aku berhak-"

Renata tertawa mendengar ucapan Bima.

"Istri?"

"Tuan bilang, sampai kapanpun istri Tuan hanyalah Nona Shinta, tetapi kenapa sekarang Tuan menyebut kalau aku adalah istri Tuan? Apa sekarang Tuan sedang mengakuiku?"

"Aku-"

"Bersenang-senanglah dengan Nona Shinta di sana. Nikmati bulan madu kalian, dan jangan menggangguku!"

"Kau ...!"

Bersambung ....

1
fujichen
fix aku ga suka cowok yg sudah celup ke cewe lain harus balikan ke istrinya,jangan mau,,buat dia menyesal telah meninggalkan mu
Umi Yarra
lanjut Thor,,,
Aliyatul Mark Zein: bagus thor
salam kenal thor jngn lpa mmpir juga di novel aku ya thor.
cinta dan air mata
total 1 replies
Haerul Anwar
kau tidak salah Renata
Haerul Anwar
anjing bima goblok,, kembalikan ibu dan anaknya Renata baru lu minta maaf goblok
Norma Koelima
milikmu... hahahaha..
Borahe 🍉🧡
EGOISSSSSSS GILA LO
Borahe 🍉🧡
kta seumuran Dok.
Borahe 🍉🧡
aku padamu Aldrian.
Borahe 🍉🧡
Bohong Shin. dia mau ketemu istri pertama nya hohoho
Borahe 🍉🧡
ihh kok gw geli dgn si Bima ini, pen kutabok
Borahe 🍉🧡
ini termasuk talak gak Sih
Borahe 🍉🧡
Gila si Bima
Julia Juliawati
ngelunjak itu namanya udh dimaafkan minta kembali bersama setelah membuat luka yg sangat kejam.
Julia Juliawati
bonyok2 tuh muka si bima
Julia Juliawati
aduh aq gedek banget sm si kepala batu. dia g tau bahasa manusia x ya ngeyel banget
Julia Juliawati
pingin aku tampil kepala, si bima pake palu biar g keras kepalanya. udh tau salah msh ngeselin. dasar kepala batu
Julia Juliawati
Luar biasa
Julia Juliawati
klo udh cerai sm bima jgn smpe rujuk lg ya thor. biarkan renata bahagia bersama pria yg mencintainya
desember
hahahaha lucu sekali kamu bima
Rahman Padaka
ok lanjud
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!