[ Beberapa Bab belum di revisi ] Mohon maaf jika tidak update, ya. 🙏
Berkisah dari seorang gadis cantik yang bernama Amelia Andini Wijaya. Gadis yang kerap disapa Amel memilik sahabat yang sudah bagaikan saudara baginya, namun sahabatnya itu malah mengkhianatinya. Sahabat Amel berselingkuh dengan seseorang yang paling Amel cintai.
Hubungan Amel kandas setelah 3 tahun bersama. Membuat Amel begitu frustasi tak dapat menerima pengkhinatan dari sahabat dan pacarnya.
Demi melampiaskan rasa sakit hatinya, Amel memutuskan untuk mencari seorang gigolo. Hingga malam itu terjadilah penyatuan tanpa cinta.
3 tahun kemudian. Amel menyandang status sebagai seorang singgle Mommy. Amel dibantu Si Tukang ojek online cantik yang dianggapnya seperti adik kandungnya sendiri.
Tidak disangka-sangka seorang gigolo yang melakukan malam bersama Amel adalah seorang CEO sekaligus Direktur perusahaan besar yang ada di kota H.
Bagaimana kehidupan mereka setelah itu?
Simak ceritanya di sini.😉
Happy Reading All! 📚☺
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irwti Asnn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
FOMC part 19
"Papa mana,Mah?" ucap Riski menghampiri ibunya.
"Ada di ruang kerjanya, Nak."
Tidak berapa lama Daniel menghampiri mereka di meja makan.
"Loh kok, cuman Mama sama Riski. Azkanya mana, Mah?" tanya Daniel tiba-tiba.
"Tadi, Mama sempat melihatnya keluar begitu saja, Pah." ucap Laksmi.
"Ya sudah, ayo kita makan!" ucap Daniel.
Mereka pun menikmati makan malamnya dengan tenang tanpa ada suara,hanya dentingan sendok dan piring yang terdengar bunyinya.
"Mah,Pah. Aku ke kamar dulu ya?!" ucap Riski, yang sudah selesai makan.
"Iya Nak," ucap Daniel dan Laksmi serempak.
Riski berlalu pergi meninggalkan ayah dan ibunya.
"Pah, Ayo kita juga ke kamar!" ajak Laksmi, melihat suaminya telah selesai makan.
"Mama naik duluan saja. Papa selesaikan dulu pekerjaan Papa, yang tadi belum selesai di kejain," jelas Daniel.
"Ya sudah kalau begitu Pah, Mama ke atas dulu, ya?" pamit Laksmi.
"Iya Mah."
Sesampainya di kamar Laksmi duduk di sofa kamarnya dan menunggu kabar dari Kirana. Hampir 30 menit ia menunggu telepon dari Kirana, tapi Kirana belum juga memberi kabar padanya.
Untung saja suaminya masih berada di ruang kerja, yang berada di lantai bawah. Jika tidak, Daniel pasti bisa mengetahui kedoknya. Tidak lama kemudian Kirana pun meneleponnya.
Drrtt ... drrtt... drrt ...
Tertera nama Kirana yang menelpon. Dengan buru-buru Laksmi mengeser tombol hijau yang ada dilayar handphonenya.
"Hallo Kirana, apa semua berjalan dengan lancar?" tanya Laksmi yang tidak sabaran.
"Maaf Tan, rencana kita kali ini gagal total," lirih Kirana.
"Apa?! Gagal?!" bentak Laksmi tak percaya.
"I-Iya Tan. Tante, aku harus bagaimana sekarang?" tanya Kirana binggung.
"Cepat! segera bereskan barang-barangmu dan pergi secepatnya dari kota ini! jangan sampai masalah ini terbongkar! dan Azka tidak boleh tahu siapa dalang dibalik semua ini," ucap Laksmi tegas.
"Nanti Semua keperluan keberangkatanmu biar tante saja yang urus," ucapnya lagi.
"Baik Tan."
Laksmi mengakhiri sambungan teleponnya. Laksmi tidak percaya bahwa kali ini rencananya gagal total untuk menjebak Azka, yang ia bisa lakukan sekarang adalah menyuruh Kirana meninggalkan kota ini.
Jika dia masih berada di kota ini, sudah di pastikan Azka tidak akan membiarkannya lolos begitu saja. Laksmi akan menunggu waktu yang tepat untuk memulai kembali rencananya, jika Azka sudah lupa dengan peristiwa malam ini.
"Mah, kenapa belum tidur?" ucap Daniel yang datang tiba-tiba, berjalan menghampiri Laksmi.
"Pa-Papa," ucap Laksmi, gelagapan.
"Siapa yang menelefon Mama malam-malam begini, hm?" tanya Daniel, mendekati Laksmi yang duduk di sofa.
"Sepertinya Daniel tidak mendengar ucapanku tadi," batin Laksmi.
"Itu loh Pah, teman arisannya Mama, biasalah Pah,"bohong Laksmi.
"Oooh. Papa capek Mah, mau istirahat dulu, Mama tidak ikut istirahat?" ucap Daniel,melangkah ke sisi kanan ranjang tempat tidur.
"Iya Pah, ini juga Mama mau istirahat tidur kok," ucap Laksmi, berdiri dari duduknya dan berjalan ke sisi kiri tempat tidur.
Keesokkan harinya sekitar pukul 06:00 pagi, Laksmi bergegas mengambil kimononya dan berlalu ke kamar mandi. Sehabis mandi Laksmi berjalan ke arah lemari untuk memakai pakaiannya, lalu kembali lagi berjalan ke kamar mandi menyiapkan air mandi untuk suaminya.
Setelah melakukan itu, Laksmi mengambil baju kerja suaminya di dalam lemari pakaian, menaruhnya di atas sofa dan berjalan membangunkan suaminya yang masih tertidur pulas.
"Pah, Papa. Ayo bangun Pah, sudah pagi!" ucap Laksmi, menggoyang-goyangkan tubuh suaminya dengan pelan.
Daniel yang mendapatkan sentuhan dari istrinya itu pun, mengeliat dan membuka matanya perlahan-lahan.
"Mama sudah cantik saja. Pagi-pagi begini mau ke mana?" tanya Daniel, serak khas orang baru bangun tidur.
"Tidak kemana-mana Pah. Kebetulan Mama bangunnya kepagian, jadi sekalian langsung mandi saja. Ayo cepat bangun Pah! Mama sudah siapkan air mandi untuk Papa, dan baju gantinya Papa ada di sofa," ucap Laksmi sedikit berbohong. Sengaja ia bangun pagi agar dapat mencari tahu tentang Azka.
"Kalau begitu Papa mandi dulu ya, Mah?" ucap Daniel beranjak dari tidurnya.
"Iya Pah," ucap Laksmi, melihat suaminya berjalan ke kamar mandi.
Laksmi mengambil kesempatan saat Daniel berada di dalam kamar mandi. Ia lalu turun ke lantai bawah untuk memeriksa mobil Azka di garasi, ternyata Azka semalaman belum pulang ke rumah.
Laksmi lalu menelepon tangan kanannya untuk pergi ke rumah Kirana dan membawanya ke bandara. Setelah menelepon tangan kanannya, Laksmi bergegas menelepon Kirana.
"Hallo Kirana, apa kamu sudah berkemas?" tanya Laksmi tanpa banyak basa basi.
"Iya Tan. Semalam aku sudah berkemas, sesuai permintaan Tante."
"Bagus, sekarang bersiaplah! Kamu tunggu saja orang suruhan Tante datang, dia akan menjemputmu sekalian juga membawamu pergi ke bandara di mana pesawat pribadi milik Tante berada," terang Laksmi.
"Sebelum itu, kamu pamit dulu pada kedua orang tuamu, bilang pada mereka bahwa kamu ingin melanjutkan pendidikan dan karier modelmu di sana," sambungnya lagi.
"Oke Tan, aku pamit dulu sama mereka."
"Ingat! Buang SIM cardmu, ganti dengan yang baru.Tidak lupa kamu harus menghubunggi Tante! jika sudah sampai di sana!" ucap Laksmi, tegas.
"Baik Tan."
Setelah menutup telepon, Laksmi bergegas menaiki tangga dan berlalu ke kamarnya dengan cepat.
Daniel yang sudah rapi dengan pakaian kantornya, melihat istrinya yang baru memasuki kamar. "Mama dari mana?" tanya Daniel.
"Dari lantai bawah Pah, memeriksa sarapan pagi sudah disiapkan oleh bibi atau belum," bohong Laksmi.
"Ya sudah. Kemari dan pakaikan dasi ini untuk Papa!" ucap Daniel, menyodorkan dasi pada Laksmi.
Laksmi mendekati suaminya, meraih dasi dari tangan Daniel dan memakaikannya.
......................
Sementara di lain tempat setelah menutup telepon Kirana bergegas ke kamar orang tuanya untuk berpamitan.
Tok ... tok ... tok ...
"Mama, Papa," teriak Kirana, di depan pintu kamar orang tuanya.
Cek-lek ...
Tidak begitu lama seseorang membukakan pintu untuknya.
"Papa di mana, Mah?" tanya Kirana pada Ibunya, yang membukakannya pintu.
"Papa di dalam, Nak," ucap Sarah ibunya Kirana.
Kirana menerobos masuk ke dalam kamar orang tuanya.
"Mah, Pah. Ada suatu hal yang sangat penting, yang ingin Kirana sampaikan kepada kalian. Tapi, waktunya sangat sempit sekali untuk dijelaskan," ucap Kirana duduk di sofa, di samping ayahnya yang sedang memakai sepatu.
"Terus kamu mau kemana, Nak? Kenapa sudah berpakaian rapi?" tanya Richard pada putrinya.
"Mah,Pah. Aku ke sini menemui kalian untuk izin pamit. Aku akan pergi keluar negeri menyelesaikan pendidikanku dan mengejar karierku sebagai model di sana," jelas Kirana serius.
"Kenapa sampai terburu-buru sekali, Nak? Apa ada masalah? Apa terjadi sesuatu padamu?" tanya Sarah, heran dengan sikap putrinya.
"Nanti setelah Kirana sampai di sana, baru Kirana ceritakan semuanya pada Papa dan Mama," ucap Kirana.
Tit ... tit ... tit ...
Terdengar klakson mobil.
"Pasti Tante memerintahkan bawahannya agar secepatnya pergi, aku harus segera bergegas," batin Kirana.
"Sekarang Kirana pamit dulu ya Pah,Mah. Soalnya di bawah sudah ada yang menjemput Kirana," ucap Kirana.
"Ya sudah kalau itu pilihanmu Nak, Mama dan Papa mengijinkanmu pergi. Jangan lupa kalau sudah sampai di sana tolong kabari kami ya, Nak," ucap Sarah.
"Iya, Mama sama Papa tidak usah khawatir, Kirana akan memberi kabar kok," ucap Kirana, berdiri menghampiri kedua orang tuanya dan mencium pipi mereka.
"Kirana pamit dulu, ya?" pamit Kirana.
Richard dan Sarah pun mengangguk, Kirana yang melihatnya langsung bergegas keluar dari kamar orang tuanya, dan menuju kamarnya mengambil koper. Ia menuruni tangga dengan cepat dan berlalu pergi keluar rumah, pembantu yang bekerja di rumahnya sempat melihatnya pergi tergesa-gesa.
Hampir memakan waktu sekitar tiga jam dari kota M menuju kota J yang akan disinggahi oleh Kirana. Sesuai janji Laksmi, dia benar-benar melakukan persiapan agar Azka tidak mengetahui jejak Kirana.
Sesampainya di tempat tujuan, Kirana mengganti kartu teleponnya dan menghubunggi Laksmi melalui pesan singkat.
Bersambung .....🌷
jdi rd MLS klmaan