Sebagai satu-satunya penerus keluarga Parker, Justin Midas Parker dikenal dengan sikap dingin dan kejamnya namun memiliki trauma terhadap sentuhan fisik. Haphephobia yang dialaminya sangat parah sehingga dia tidak bisa bersentuhan bahkan dengan keluarga nya sendiri.
Suatu hari, saat Justin sedang melakukan terapi pengobatan, ia tanpa sengaja bertemu dengan dokter wanita yang berhasil menyentuhnya tanpa membuat penyakitnya kambuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NisfiDA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11-Merasa heran
Elora saat ini sedang dalam perjalanan kembali menuju apartement nya. Wanita itu masih merasa sedih atas pengkhianatan yang di lakukan oleh Jacob.
" Aku tidak ingin melanjutkan rencana pertunangan kita. Kita putus, Jake. "
Kata-kata yang diucapkan oleh Elora kepada Jacob masih saja terngiang di kepala nya.
Tanpa sadar Elora membelokan mobilnya memasuki sebuah tempat yang tidak pernah sama sekali ia datangi sebelumnya.
Mobil sudah berhenti. Elora memandang papan nama tempat tersebut, ' Jux Club '. Elora bersandar, dia memejamkan mata nya sejenak. Rasa sakit di hatinya kian menggerogoti kewarasan wanita itu. Tak lama, Elora pun turun dari mobilnya dan melangkahkan kaki masuk kedalam tempat yang sangat asing dalam hidupnya.
Setiba nya di dalam, Elora merasa kebingungan. Karena sama sekali tidak pernah datang ke club, dia tidak tau cara memesan di tempat itu. Dengan perlahan Elora masuk semakin dalam, dan mata nya menemukan meja bar.
Saat tiba disana Elora langsung memesan 1 botol minuman alkohol dengan dosis cukup tinggi. Walau dia tau ini bukan hal yang baik untuk kesehatan, tapi wanita itu ingin menghilangkan rasa sakit di hati nya untuk sementara waktu.
***
Justin meninggalkan perusahaan nya dengan mengendarai mobil sendiri. Bahkan Jonas tidak ikut bersama nya. Pria itu ingin pergi ke suatu tempat, yang bisa membuat dirinya tenang.
Setelah memakan waktu hampir 50 menit, Justin tiba di tempat tujuan nya. Justin langsung turun dan berjalan masuk kedalam tempat itu.
Suara bising dari pengunjung dan juga dentuman musik yang keras langsung masuk ke indra pendengaran Justin. Pria itu masuk dengan wajah datar nya.
Sesampainya di meja panjang yang mana di atas nya banyak tersusun botol-botol minuman dengan berbagai merk, Justin langsung memesan untuk dirinya.
" Bawakan aku 1 botol Tequila. " ucap Justin pada bartender yang sedang berjaga.
" Kenapa kau melakukan hal ini padaku, Jake? "
Justin yang tadi nya ingin pergi ke meja nya, tiba-tiba berhenti saat mendengar suara seseorang yang familiar di telinga nya. Justin menoleh dan mendapati Elora sedang duduk di salah satu meja.
Justin langsung berbelok dan menghampiri Elora yang terlihat sudah mabuk itu.
" Dokter Elora? " sapa Justin setelah berada di hadapan wanita itu.
" Hei, Jake. Kenapa kau tega mengkhianati ku, hah? Kau jahat Jake, kau jahat! " teriak Elora pada Justin.
Tak lama wanita itu menegak segelas minuman yang sudah dia tuang tadi. Elora berpikir jika yang sedang berdiri di hadapan nya saat ini adalah Jacob.
" Kau kenapa ada disini? Bagaimana mungkin seorang dokter minum alkohol? " tanya Justin.
" Ini semua karenamu, Jake. Kau membuat hatiku sakit, kau menghancurkan harapanku. Kau jahat Jake! " lirih Elora dan wanita itu mulai menangis.
Justin hanya diam, tidak menyahuti ucapan Elora. Pria itu memutuskan untuk duduk di samping Elora dan menemani wanita yang sudah mulai hilang kesadaran nya karena mabuk.
Justin terus mendengarkan Elora yang meracau dan mengatai diri nya. Dia mengerti jika wanita itu saat ini sedang ada masalah.
Namun tiba-tiba, Elora pingsan. Justin terkejut. Pria itu langsung mendekati Elora, dan menepuk pelan wajah wanita itu untuk menbangunkan nya tapi tidak berhasil.
Justin langsung mengangkat tubuh Elora dan membawa nya ke salah satu kamar yang ada di club tersebut.
Sesampainya di dalam kamar, Justin meletakan Elora di atas tempat tidur yang berukuran queen size itu. Justin menatap wajah Elora yang terlihat sangat kacau.
Namun beberapa detik kemudian, Justin tersadar oleh sesuatu. Penyakitnya tidak kambuh padahal dia bersentuhan dengan Elora.
Justin mengangkat kedua tangan nya dan melihat tangan nya tidak gemetaran sama sekali.
Padahal kemarin saat dia menggendong Hazel, penyakitnya kambuh sangat parah. Tapi kenapa dengan Elora dia baik-baik saja?
Justin duduk di samping Elora. Perlahan tangan Justin mengarah kepada tangan wanita itu. Sedikit gugup Justin rasakan, karena dengan keadaan sadar dia akan menyentuh seseorang.
Saat pertama kali tangan Justin menggenggam tangan Elora, pria itu merasa ada sesuatu yang aneh di hati nya. Justin menggenggam erat tangan Elora, dan tubuhnya tidak bereaksi sama sekali. Seakan dia tidak pernah memiliki penyakit itu sebelumnya.
Justin menatap lamat genggaman tangan nya lalu beralih menatap wajah Elora.
" Kenapa aku bisa menyentuhmu? Siapa kau sebenarnya? " gumam Justin.