Mencintai seseorang merupakan suatu fitrah yang berasal dari diri sendiri. Bentuk ungkapan kasih sayang terhadap lingkungan, benda maupun antar manusia. Tidak ada yang melarang jika kita mencintai orang lain, namun apa jadinya jika perasaan itu bersemi dan melabuhkan hati kepada seseorang yang sudah memiliki pasangan?
Ameera Chantika, seorang mahasiswa semester akhir berusia 21 tahun harus terjebak cinta segitiga dimana ia menjadi orang ketiga dalam sebuah hubungan rumah tangga. Ia mencintai seorang pria bernama Mark Pieter.
Akibat sebuah kecelakaan, memaksa gadis itu menerima pertanggung jawaban dari Mark seorang pria yang sudah merenggut kesuciannya. Hingga suatu hari Ameera mendapati sebuah kenyataan pahit yang membuatnya harus ikhlas menjadi istri kedua tanpa dicintai suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon senja_90, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PERGI BERKENCAN?
Happy reading 🤗
"Meera!" Ucap seorang pria yang tengah menunggu Ameera di sudut koridor ruangan.
Pria itu berdiri tegap sesekali memainkan ponselnya untuk menghilangkan jenuh akibat menunggu seseorang.
"Eh, Donny!"
"Kamu sedang apa di sini?" Tanya Ameera heran.
Tidak biasanya pria itu menunggu di depan koridor divisi administrasi. Jika ada pertemuan penting, mereka pasti akan berkumpul di kantin atau ruang tunggu lobi kantor dan itupun janjian terlebih dahulu sebelumnya.
"Ikut aku ke mall yuk!"
"Loh, mau apa kesana?"
"Bantu aku carikan kado untuk Emon. Aku tidak tahu selera pria itu seperti apa."
"Ehm," Ameera nampak berpikir sejenak.
"Kamu ada acara?" Donny memincingkan sebelah matanya.
"Tidak ada sih, ya sudah aku akan temani kamu sekalian membelikan kado juga untuk Emon."
"Kalian mau kemana?" Naomi mencolek pinggang sahabatnya.
"Astaga, Nom. Kamu mengagetkan saja," Ameera mengelus dada.
"Kalian itu mau kemana? Mau pergi kencan?" Ucap Naomi meninggikan suaranya.
"Nom!" Tegur Ameera.
Donny jadi salah tingkah saat Naomi menggodanya.
Naomi sengaja meninggikan suaranya agar terdengar oleh Mark. Jadi sewaktu Naomi meninggalkan meja kerjanya, ia melihat Mark berada di depan pintu sedang berbicara dengan Joe sehingga timbul sebuah ide gila untuk memanas-manasi atasan sekaligus suami sahabatnya.
Naomi jengah dengan sikap plin plan yang dimiliki Mark. Menurut Naomi, Mark tipe suami yang tidak tegas. Ibaratkan sebuah pohon, jika ada tiupan angin dari arah selatan, ia akan ke selatan namun jika ada tiupan angin dari arah barat maka ia akan ke barat juga.
Sebelum ada Stevanie, sikap Mark terhadap Ameera begitu manis bahkan menimbulkan rasa iri dalam hati Naomi dan kini sikap pria itu berubah 180° setelah istri pertamanya kembali. Ia seolah-olah melupakan apa yang sudah terjadi pada mereka akhir-akhir ini.
"Biarkan saja, jika Donny menyukaimu. Kalau perlu kamu membalas perasaannya," Naomi berusaha memprovokasi Ameera agar semakin dekat dengan Donny.
"Sst, Nom. Hentikan!" Ameera menutup mulut sahabatnya dengan jari telunjuknya.
"Loh, kalian masih di sini?" Ucap Joe.
Joe dan Mark berjalan perlahan-lahan hingga tidak menimbulkan bunyi langkah kaki.
"Tuan Joe, Tuan Mark. Selamat sore," ucap ketiganya secara bersamaan.
"Kalian belum pulang?"
"Belum tuan, saya sedang menggoda Ameera karena diam-diam dia akan pergi berkencan dengan Donny," ucap Naomi berbohong.
"Nom!" Ameera menyenggol bahu Naomi.
Naomi memasang wajah tak berdosa.
Joe tersenyum karena pria itu tahu maksud Naomi berbicara ceplas ceplos di depan dirinya dan Mark. Naomi ingin agar Mark sadar jika ia terus menerus menyia-nyiakan Ameera maka cepat atau lambat akan ada pria lain yang merampas Ameera sekalipun kondisi gadis itu sedang mengandung.
Donny jadi salah tingkah dan wajahnya berubah memerah karena menahan malu, sejak tadi Naomi terus menerus menggodanya.
Ameera melirik ke arah suaminya, pria itu acuh dan bahkan tak melirik sama sekali ke arahnya.
"Tuan, apa anda sedikitpun tidak cemburu jika ada pria lain mendekati saya?" Tanya Ameera dalam hati.
~Ting~
Pintu lift terbuka.
Mark langsung masuk ke dalam lift tanpa menunggu asistennya.
"Kerja bagus, Naomi. Saya suka caramu membuat suasana semakin memanas!" Joe tersenyum smirk.
"Ya sudah kalau begitu saya duluan. Kalian bersenang-senanglah."
"Dan kamu, Donny. Jia you!" Joe mengepalkan tangan dan mengarahkannya ke depan dada.
Ameera menatap pilu kepergian suaminya, air matanya hampir jatuh saat melihat pintu lift tertutup perlahan-lahan.
"Sudah, lebih baik kita pergi dari sini," Naomi merangkul bahu Ameera.
"Don, tadi kamu ajak Ameera kemana?"
Naomi mencoba menghibur Ameera karena ia tahu bagaimana rasanya menjadi istri yang tak dianggap oleh suami. Sekalipun ia belum pernah menikah namun gadis itu sering membaca novel di salah satu platform terkenal membahas kisah pilu istri yang tak dianggap hingga membuatnya larut dalam cerita tersebut.
"Ke mall, mencari kado untuk Emon." Donny menekan tombol lift menuju lobi kantor.
"Kalau begitu, aku ikut sekalian mau cari kado juga untuk si mulut lemes."
Akhirnya mereka bertiga menuju parkiran basement. Donny merupakan anak tunggal dari pemilik usaha jasa penata acara pernikahan (wedding organizer) yang memiliki anak cabang di kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya dan Bali. Hingga ia diberikan fasilitas mewah oleh kedua orang tuanya berupa mobil dan kartu kredit tanpa limit.
Kemewahan yang dimiliki oleh Donny tidak serta merta membuatnya sombong, ia masih mau bergaul dengan siapa saja tanpa memandang kasta, jabatan, kaya ataupun miskin. Jadi tidak heran ia sering memberikan tumpangan pada keempat sahabatnya.
"Kita ke mall sekalian aku traktir kalian makan malam."
Donny membantu membukakan pintu untuk Ameera. Pria itu sengaja memilihkan kursi di depan di samping kemudi karena ingin berdekatan dengan gadis pujaannya.
"Aku di belakang saja, Don."
"Kamu membiarkan aku duduk sendirian di depan? Ameera, kamu tega sekali!" Donny mengembuskan napas secara kasar. Raut kekecewaan terlukis di wajahnya.
"Meer, kamu di depan saja. Temani Donny."
"Tapi Nom!"
"Buruan, sudah hampir gelap nih!" Teriak Naomi.
Dengan terpaksa Ameera menuruti keinginan Donny. Ia duduk di kursi depan di samping pria itu.
Di dalam mobil, Naomi tak henti-hentinya berceloteh. Ia bercerita bagaimana dirinya merasa aneh saat pertama kali bertemu Emon, seorang pria gemulai berbanding terbalik dengan dirinya. Membuat Naomi mengelus dada berkali-kali karena Emon sering melakukan tindakan layaknya seorang wanita.
Tidak terasa kini mobil Donny sudah memasuki area mall. Dari kejauhan, nampak mall tersebut tidak terlalu ramai karena hari itu, Jum'at sore dan biasanya pusat perbelanjaan akan dipadati pengunjung pada weekend atau hari Sabtu-Minggu.
Donny memarkirkan mobilnya di basement dekat pintu masuk mall, setelah memastikan semua barang berharga tidak tertinggal di dalam mobil. Ameera, Donny dan Naomi berjalan bersisiran menuju pintu masuk mall.
Disana mereka diperiksa terlebih dahulu oleh dua orang petugas keamanan menggunakan sebuah alat berbentuk seperti gawang berukuran tidak lebih dari dua meter (walk through metal detector) dan alat berbentuk seperti tongkat (hand held metal detector).
"Silakan mbak," ucap salah satu bapak security kepada Ameera.
Ameera mengikuti semua prosedur yang diperintahkan kemudian ia bergabung dengan teman-temanya.
Toko pertama yang akan dikunjungi adalah toko pakaian atau factory outlet. Donny sengaja membawa kedua temannya kesana untuk membantunya memilihkan pakaian yang cocok sesuai selera Emon.
"Kalian tolong bantu aku memilihkan kemeja atau baju casual untuk Emon."
"Nom, kamu pasti lebih tahu selera Emon."
"Enak saja, memangnya aku pacar dia!" Dengus Naomi kesal.
"Kalian itu ya, bekerjasama untuk menindasku!"
Naomi mengerucutkan bibir hingga maju sepanjang dua centimeter.
.
.
.
.
.
Untuk hari ini 1 episode dulu ya guys, Insya Allah besok double up seperti biasa. Jangan lupa like dan komen. Terima kasih. ❤
"Selamat Menikmati"