NovelToon NovelToon
KEPENTOK PERAWAT ANTIK

KEPENTOK PERAWAT ANTIK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Cintamanis
Popularitas:43.4M
Nilai: 4.1
Nama Author: Ichageul

Karenina, gadis cantik yang periang dan supel. Dia hidup sebatang kara setelah kehilangan seluruh keluarganya saat musibah tsunami Aceh. Setelah berpindah dari satu rumah singgah ke rumah singgah lainnya. Karenina diboyong ke Bandung dan kemudian tinggal di panti asuhan.

Setelah dewasa, dia memutuskan keluar dan hidup mandiri, bekerja sebagai perawat khusus home care. Dia membantu pasien yang mengalami kelumpuhan atau penderita stroke dengan kemampuan terapinya.

Abimanyu, pria berusia 28 tahun yang memiliki temperamen keras. Dia memiliki masa lalu kelam, dikhianati oleh orang yang begitu dicintainya.

Demi membangkitkan semangat Abimanyu yang terpuruk akibat kecelakaan dan kelumpuhan yang dialaminya. Keluarganya menyewa tenaga Karenina sebagai perawat sekaligus therapist Abimanyu.

Sanggupkah Karenina menjalankan tugasnya di tengah perangai Abimanyu yang menyebalkan? Apakah akan ada kisah cinta perawat dengan pasien?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan Wira

Baik Juna maupun Nadia belum ada yang turun dari mobil. Sudah sepuluh menit lalu, mereka sampai di depan kediaman Nadia. Juna menggenggam tangan Nadia, meyakinkan wanita itu untuk masuk ke dalam rumah. Keduanya turun dari dalam mobil. Sambil berpegangan tangan mereka memasuki rumah. Ratih muncul membukakan pintu, senyum sinis langsung menyapa Juna dan Nadia.

“Dari mana? Apa begini kelakuan calon pengantin? Pulang malam bersama laki-laki lain?” sembur Ratih.

“Bu..”

“Maaf tante. Bisa saya bertemu om?”

“Untuk apa? Ngga sopan malam-malam bertamu ke rumah orang.”

“Siapa bu?”

Terdengar suara Wira, ayah Nadia dari dalam rumah. Tak kunjung mendapat jawaban dari sang istri, Wira berjalan menuju pintu.

“Malam om.”

“Oh nak Juna. Mari silahkan masuk.”

Dengan sangat terpaksa, Ratih memberikan akses untuk Juna masuk ke dalam rumah. Juna duduk di ruang tamu berhadapan dengan Wira. Nadia memilih duduk di samping Juna, sedang Ratih di samping suaminya.

“Ada apa ini nak Juna berkunjung malam-malam?”

“Sebelumnya saya minta maaf kalau sudah mengganggu waktu istirahat om. Kedatangan saya sekali lagi untuk mengutarakan niat baik saya melamar Nadia.”

Wira menghembuskan nafas panjang. Ini sudah ke sekian kalinya Juna datang dan meminta Nadia padanya. Namun berkali-kali pula lelaki itu menolaknya karena sudah menjodohkan Nadia dengan Dika, anak sahabatnya.

“Maaf nak Juna, tapi jawaban bapak tetap sama. Nak Juna tahu sendiri kalau Nadia sudah dijodohkan dengan Dika, bahkan tiga hari lagi mereka akan menikah. Rasanya tidak etis saja melamar gadis yang jelas-jelas akan menikah.”

“Saya tahu om. Saya benar-benar minta maaf. Tapi ada alasan kenapa saya selalu datang pada om untuk melamar Nadia.”

“Apa kalian sudah tidur bersama? Apa itu alasanmu selalu datang meminta Nadia?” sambar Ratih. Karuan saja Wira langsung menatap tajam istrinya.

“Maaf tante, saya dan Nadia tidak pernah melakukan hal tersebut. Saya sangat mencintai Nadia dan tidak ingin merusaknya. Tante tahu betul apa alasan saya, bukan begitu tante?” kini giliran Juna yang membalas Ratih. Wanita paruh baya itu hanya berdehem saja, takut sang suami mencurigainya.

“Apa maksudnya?” Wira tampak kebingungan.

“Aku mohon pak, batalkan pernikahanku dengan Dika. Aku tidak mencintai Dika, aku mencintai mas Juna,” mohon Nadia.

“Cinta bisa datang karena terbiasa.”

“Ibu bisa bilang begitu karena bukan ibu yang akan menikah dengan Dika!”

“Nadia!!” hardik Wira.

Nadia menatap sendu pada sang ayah. Ingin rasanya dia meneriakkan kebenaran tentang Dika. Juna memegang tangan Nadia, mencoba menenangkan gadis itu.

“Lihat pak, Nadia sudah berani membentak ibunya demi laki-laki ini.”

“Nak Juna, lebih baik kamu pulang. Ini terakhir kalinya saya jawab dan tegaskan kalau saya tidak bisa menerima lamaranmu. Nadia akan menikah dengan Dika. Pulanglah, jangan ganggu Nadia lagi. Setelah menikah, dia juga akan mengundurkan diri dari kantormu.”

“Pak..”

“Baik pak, saya akan pulang. Tapi perlu bapak ingat, saya akan terus mengawasi Dika. Kalau dia sampai berani menyakiti atau menyia-nyiakan Nadia, maka saya pastikan akan mengambil Nadia darinya. Dan tante, saya harap tante berhenti menekan Nadia. Saya juga tidak akan tinggal diam kalau tante membuatnya menangis lagi, cam kan itu.”

Juna berdiri kemudian keluar dari rumah. Lebih baik dia cepat pergi dari pada emosinya meledak melihat Ratih dengan kebusukannya.

“Bapak dengar itu? Dasar anak tidak punya sopan santun. Mentang-mentang anak orang kaya, seenaknya saja mengancam orang. Cih.. apa lelaki seperti itu yang kamu inginkan menjadi suamimu? Dika jauh lebih baik darinya.”

Nadia menatap nanar pada Ratih. Bahkan di depan Wira, wanita sudah terang-terangan menunjukkan ketidaksukaannya pada anak sambungnya itu. Nadia masuk ke dalam kamar lalu menghempaskan dirinya di atas kasur. Tangisnya pecah, dadanya terasa sesak menahan amarah, kesedihan dan kekecewaan.

☘️☘️☘️

Juna memasuki rumah dengan langkah gontai. Satu per satu anak tangga dinaikinya tanpa semangat. Dia masuk ke dalam kamar lalu melepaskan semua pakaiannya, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Juna menyandarkan kedua tangannya ke tembok, membiarkan kepalanya tersiram air dingin dari pancuran. Ingatan dirinya dan Nadia di kantor tadi terus berkelebat di kepalanya. Juna memukul tembok beberapa kali, begitu mengingat perkataan Ratih.

“Aaaagghhh..”

BUGH

BUGH

Juna menyenderkan punggungnya ke tembok. Dadanya terlihat naik turun seiring dengan nafasnya yang menderu. Setelah beberapa saat, Juna mulai membasuh dirinya kemudian mengakhiri mandinya. Beres berpakaian, Juna masuk ke ruang kerjanya. Dia perlu mengalihkan pikirannya pada pekerjaan.

Saat sedang mempelajari beberapa proposal penawaran yang diajukan calon mitra bisnisnya, terdengar ketukan di pintu. Abi masuk ke dalam ruangan. Dia berdiri sambil menyenderkan bokonnya di meja.

“Tadi aku dapat unadangan pernikahan Nadia.”

“Hmm..”

“Kakak bakalan diam terus? Kakak benar-benar akan merelakan Nadia menikahi si brengsek itu?”

Juna melemparkan berkas yang dibacanya ke meja, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Jarinya bergerak memijat pelan pelipisnya. Kepalanya serasa ingin meledak.

“Bapaknya Nadia punya riwayat penyakit jantung. Aku tidak bisa bertindak gegabah. Jangan sampai sesuatu menimpa om Wira nantinya.”

“Ck.. kakak yakin? Jangan-jangan itu akal-akalan si ibu durjana. Kakak tahu kan kalau tante Ratih itu membenci Nadia. Selama ini dia hanya berpura-pura saja menyayangi Nadia. Dasar perempuan munafik. Aku kesel sama om Wira, kok bisa-bisanya dibohongin si Medusa bertahun-tahun. Kita culik aja si Nadia menjelang akad nikah?”

“Jangan aneh-aneh Bi!”

Juna menatap tajam ke arah adiknya. Belum hilang rasa pusingnya kini ditambah dengan sang adik yang mengusulkan ide konyol. Tapi bukannya menyesal, Abi tampak cuek saja, bahkan dengan santainya dia kembali berkata.

“Ok deh kalau ngga mau culik Nadia. Gimana kalau kita datengin semua perempuan yang udah ditidurin si Dika. Suruh mereka ngaku satu-satu di depan om Wira. Syukur-syukur ada yang hamil sama tuh kampret.”

“Bi.. bisa ngga sih kamu diem. Ngga usah kasih ide yang buat kepalaku tambah pusing.”

“Aku juga pusing lihat kakak kaya gini.”

“Ya ngga usah dilihat. Dari pada ngurusin aku, mendingan kamu cepat-cepat ngaku ke Nina, sebelum aku bakar kursi roda itu.”

“Ck.. jangan merusak kesenanganku.”

TOK

TOK

TOK

“Kak Juna.. aku masuk ya.”

Mendengar suara Nina dari balik pintu, sontak Abi panik. Jika Nina mendapatinya di sini, maka semua sandiwaranya akan terbongkar. Juna tak dapat menahan senyum melihat wajah panik adiknya.

Secepat kilat Abi menuju meja kerja Juna, mendorong kursi yang diduduki sang kakak lalu bersembunyi di bawah meja. Di saat yang bersamaan pintu terbuka disusul kemunculan Nina. Gadis itu menghampiri Juna, dia berdiri tepat di depan meja.

“Ada apa Nin?”

“Kak Juna lihat mas Abi? Tante Rahma nyariin mas Abi.”

“Lagi lari keliling kompleks kali Nin,” jawab Juna asal.

“Kak Juna jangan ngelawak deh.”

Abi yang mendengarkan dari bawah meja, memukul kaki sang kakak dengan kesal. Tapi bukan Juna namanya kalau tidak usil. Dia mengarahkan jempol kakinya ke hidung Abi. Ditahannya jempol sang kakak yang tinggal beberapa mili lagi sampai ke hidungnya. Juna berdiri lalu mengajak Nina duduk di sofa.

“Ada apa kak?”

“Soal Abi.. emang bener kalau dia belum bisa jalan?”

Kak Juna kampreto, malah ngomongin itu sama Nina. Kalau dia curiga bahaya. Aduh kok ni perut tiba-tiba mules ya.

“Kok kak Juna nanyanya gitu? Apa jangan-jangan mas Abi cuma pura-pura belum bisa jalan ya?”

“Aku nanya Nin. Kenapa kamu jadi balik nanya?”

“Hehe.. aku ngga tau juga mas. Mungkin karena mas Abi dulunya ogah-ogahan terapi jadi perkembangannya agak lambat.”

“Hmm.. bisa jadi.”

Pembicaraan ngalor ngidul antara Juna dan Nina terus berlanjut. Abi sudah mulai kesal. Dia pegal terus-menerus dalam posisi meringkuk di bawah meja. Kakinya mulai kesemutan, belum lagi dengan perutnya yang mendadak mulas.

Sekuat tenaga Abi menahan rasa mulas di perutnya. Keringat dingin mulai keluar membasahi keningnya. Lilitan di perutnya semakin menjadi, bahkan udara dari bokongnya mulai mendesak untuk keluar. Abi mulai tak enak diam.

“Ya udah aku cari mas Abi dulu.”

“Ayo aku temani.”

Juna dan Nina berdiri bersamaan. Ponsel Juna berdering, melihat panggilan masuk dari Nadia, Juna bergegas meninggalkan ruangan. Nina yang tertinggal juga hendak menyusul pergi. namun begitu langkahnya sampai di dekat pintu.

TUUUT

PREEET

Nina terkejut mendengar suara kentut di ruangan Juna. Dia memandang sekeliling, seketika bulu kuduknya berdiri, dengan cepat dia melesat keluar dari ruangan. Mengetahui Nina telah pergi, Abi keluar dari tempat persembunyiannya lalu secepat kilat menuju kamar mandi yang ada di lantai atas.

☘️☘️☘️

🤣🤣🤣 Syukurin Abi, kualat ngerjain Nina Mulu sih🤣🤣🤣

Readers tercinta mohon doanya, mamake lagi ngajuin kontrak untuk karya ini, semoga cepat di ACC oleh pihak NT, aamiin🤲

1
eka
seru pokoknya nano² deh
Wiwie Aprapti
untung namanya saiful bukan Sahrul yg sekarang lagi hebohhhh mak🤣
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂😂mirip kompor mledug
aphrodite
Ahahahahaha
aphrodite
pasukan bodrex 😂😂😂😂😂😂
aphrodite
hayang sate😂😂😂😂
aphrodite
wuih sama Silva ajalah..ntar iparan sama s kompor mledug😂😂😂
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂bangga y
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂😂selalu ketawa aku kalo Syaki ngomong
aphrodite
nah rasakan kau Risma
aphrodite
sokoorrrr sekarang kamu ngerasain jadi Nita
aphrodite
nikmati pertunjukan aja..itu karma buat Risma..tapi karma buat Sandi memang belom ada
aphrodite
ya gak Au juga 😂😂😂
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂😂si Zar masih piyik udah ketularan somplak
aphrodite
dih kesambet apa tuh😂😂
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂😂berarti tuh anak suka banget ke Opa nya
aphrodite
Whoaaaaa selamat y Bang Ke😂😂😂
aphrodite
Ahahahahahaha Kevin Nurjanah
aphrodite
😂😂😂😂😂😂😂😂😂Bara kenapa diem bae ditarik Ezra
aphrodite
bangga bener jadi kakak ipar sayangnya sering gak dianggap😂😂😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!