"Aku hanya mengganggap dirimu baby sitter. Setelah dia terbangun, saat itu juga kau angkat kaki dari rumah ini!!!" Filio Ar Januar.
"Pernikahanku terjadi dengan keterpaksaan, namun aku berharap akan berakhir bahagia. Aku mohon lihat aku sekali saja," Asilla Candrawinata.
Diharapkan membaca TERPAKSA MENIKAH season 3
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanzhuella annoy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 21. Maaf
Kini usia Moses, Gabriella, Isabella menginjak 4 tahun. Dari usia 3 tahun mereka sudah menduduki bangku PAUD.
Sudah 2 tahun ini Asilla terjun lagi ke dunia desainer. Tetapi sebelum memulai ia terlebih dahulu minta izin kepada Filio. Asilla tidak ingin bergantungan terus, apa lagi ia tidak tau apa yang akan terjadi dimasa depannya. Mulai saat itu Asilla mengumpulkan pundi-pundi rupiah sebagai tabungan masa yang akan datang.
Seakan tidak peduli Filio mengizinkan Asilla asalkan tidak mengabaikan pengurusan kepada Moses.
Hubungan keduanya tetap dingin bagai orang asing. Sandiwara cinta tetap berjalan ketika dihadapan keluarga Januar. Asilla tidak ambil pusing dengan hubungan rumah tangga mereka. Baginya ketika bocah mengemaskan itu lambang kesabaran dan semangatnya untuk tetap bertahan.
Mereka hanya bicara seperlunya saja, itupun jika menyangkut urusan anak-anak. Khususnya Moses karena Filio hanya mengutamakan putranya.
Asilla fokus mengumpulkan pundi-pundi rupish dari hasil kerja kerasnya untuk persiapan.Bisa saja suatu saat tiba-tiba mereka ditendang dari rumah itu, karena tidak ada yang mustahil.
Pulang sekolah Moses, Gabriella, Isabella. Seperti biasanya sebelum tidur siang mereka bermain di ruang khusus bermain yang cukup luas. Karena Asilla masih di butik sehingga mereka diawasi oleh Riri sang pengasuh.
Moses termasuk anak yang baik dan penyayang kepada si kembar. Di sekolah ia juga menjaga si kembar jika ada teman-temannya yang menganggu.
"Dek, minta itu punya Kakak," pinta Moses kepada Isabella karena mainan robotnya dirampas oleh Isabella.
"Pinjam Kakak," rengek Isabella.
"Itu punya Kakak, lagi pula itu mainan anak lelaki," kata Moses sembari merebut mainan robot yang baru 1 minggu dibelikan sang Papa dari luar negeri.
"Pinjam Kakak," Isabella tetap tidak mau dikasi.
"Abel itu punya Kak Moses, kasikan." Bentak Gabriella.
"Tidak mau, Abel hanya pinjam," tolak Isabella bahkan mainan robot itu didekapnya erat.
"Ini banyak mainan, itu mainan Kak Moses. Abel," seru Gabriella dengan suara nyaring. Tentu saja Gabriella merasa khawatir karena itu mainan mahal bahkan dibeli dari luar negeri. Belum lagi jika mainan itu rusak. Gabriella merasa takut dengan Filio, bahkan mereka anggap Filio adalah Uncle mereka.
"Minta Dek Abel," rengek Moses ingin menangis.
"Pinjam Kakak," balas Isabella.
"Minta," karena tidak sabar lagi Moses merebut mainan robot itu sehingga terjadi rebut merebut dari keduanya, sedangkan Gabriella membantu Moses untuk merebut mainan robot itu. Kebetulan Riri sedang berada di dapur sehingga tidak ada yang meleraikan ketiganya.
Prang
Robot berukuran besar itu dilemparkan ke dinding oleh Isabella dengan sangat kuat sehingga robot mengakibatkan robot itu patah.
"Dek Abel," teriak Gabriella.
Uwa....Uwa....
Tangis Moses sembari mengambil robot yang sudah patah beberapa potongan.
Seperti saat ini tepat makan siang Filio pulang ke rumah karena ingin mengambil berkas penting. Mendengar kegaduhan serta tangisan membuatnya berhenti di ruang khusus bermain anak-anak.
Uwa.... Uwa....
Tangis Moses kembali.
"Ada apa?" suara bariton itu membuat ketiganya menoleh kearah pintu.
"Papa hiks hiks....Robot Moses rusak Papa," adu Moses sembari membawa potongan robot kepada Filio.
Sedangkan Isabella sudah sangat ketakutan bahkan ****** ******** sudah basah oleh air seninya.
"Kenapa bisa rusak begini son? itu Papa beli jauh-jauh tetapi tidak bisa kamu jaga," ujar Filio sedikit marah karena itu sangat langka dijual belikan.
"Dek Abel yang membuat rusak Papa," adu Moses kembali.
Deg
Isabella terdiam ketakutan. Kini ia mendekat dengan Gabriella yang juga ketakutan.
Mendengar aduan Moses membuat Filio menatap tajam kearah Isabella. Lalu membawa Moses mendekati si kembar yang sudah ingin menangis.
"Apa itu benar Abel?" ujar Filio menyidang Isabella.
"Iya Uncle Abel yang rusak mainan Kak Moses. Abel minta maaf Uncle hiks hiks.....," jawab Isabella dengan jujur disertai tangisan.
"Ini mainan banyak kenapa harus merebut mainan Kakakmu? lagi pula itu mainan anak lelaki," jelas Filio. Kamu juga son kenapa harus langsung direbut, coba minta dengan baik-baik jadi tidak berakhir begini bukan?" sambungnya juga menyalahkan Moses.
"Dari awal Moses minta baik-baik Papa tetapi Dek Abel kekeh tidak mau kasi, malahan dipeluknya erat. Jika Papa tidak percaya tanyakan kepada Dek Gaby," jawab Moses.
"Apa benar begitu Gaby?" tanya Filio.
"Iya Uncle apa yang dikatakan Kak Moses adalah benar. Atas kesalahan Dek Abel, Gaby minta maaf Uncle," kata Gabriella.
"Lain kali jangan lakukan itu lagi, apa kamu mengerti Abel?" ujar Filio dengan tegas.
"Iya Uncle," jawab Isabella sembari terisak.
"Dan berlaku untuk siapapun!" Imbuhnya kembali.
"Iya Uncle," jawab si kembar serempak.
"Papa belikan Moses robot seperti itu lagi," rengek Moses masih dengan terisak.
Hmmm
"Kak Moses. Abel minta maaf karena telah merusak mainan Kak Moses," kata Isabella minta maaf.
Moses tidak menyahut bahkan bocah tampan itu membuang muka. Sungguh saat ini Moses marah dengan kelakuan Isabella karena mainan robot kesayangannya rusak.
Melihat sikap acuh tak acuh Moses membuat Isabella kembali menangis secara diam. Isabella tau jika Moses marah dan tidak mau memaafkannya.
"Uncle kami permisi," kata Gabriella dengan sopan sembari menuntun Isabella.
Uwa....Uwa.....
Tangisan Isabella didalam kamar pecah seketika. Ia menyesali atas perbuatannya.
Ceklek
"Sayang apa yang terjadi? kenapa Abel menangis?" tanya Asilla bertubi.
"Abel minta maaf Mama. Abel minta maaf," kata Isabella tersedu.
"Apa yang terjadi sayang?" sungguh Asilla tidak mengerti.
"Abel sudah merusak robot kesayangan Kak Moses Mama hiks hiks," jawab Isabella langsung memeluk Asilla.
"Sayang kenapa bisa Abel rusak?" tanya Asilla cukup kaget.
Isabella menceritakan mula-mula sampai akhir dan dibantu oleh Gabriella. Mendengar itu membuat Asilla meradang.
"Gaby sayang kamu keluar dulu, tunggu di ruang televisi," titah Asilla karena ia ingin menyidang Isabella.
"Baik Mama," jawab Gabriella dengan patuh.
Selepas keluarnya Gabriella dari kamar. Asilla bangkit menutup pintu kamar bahkan menguncinya agar tidak ada yang masuk.
Sedangkan Isabella sudah siap di hukum.
"Abel kamu tau letak kesalahan Abel bukan? sejak kapan Mama, Bibi Riri serta guru di sekolah mengajarkan sikap yang tidak baik? seperti yang Abel lakukan kepada Kak Moses. Apa pernah Mama, Bibi Riri serta guru mengajarkan hal itu? mengajarkan mengambil hal milik orang lain? merusak barang milik orang lain?. Tidak pernah kan Abel?" kata Asilla bertubi.
"Tidak Mama," jawab Isabella.
"Mama kecewa kepada Abel," lirih Asilla.
"Maaf Mama," balas Isabella.
"Mana tangan Abel? tunjukan tangan yang mana yang sudah membuat robot mainan Kak Moses yang rusak?" kata Asilla.
Seakan mengerti Isabella menunjuk kedua tangannya. Dijulur kedua telapak tangan itu didepan Asilla. Sedangkan Asilla sudah memegang roll plastik.
"Tangan nakal ini Mama hukum,"
Tap tap dua kali telapak tangan kanan dan dua kali telapak tangan kiri. Sama sekali Isabella tidak menjerit. Karena ia berusaha menahan rasa sakit.
Asilla tau jika putri bungsunya kesakitan tetapi ditahan oleh Isabella. Ia peluk erat Isabella setelah memberi hukuman.
"Sayang jangan pernah Abel ulangi lagi, itu perbuatan tidak baik. Jika Abel menyukai mainan siapapun tanpa di izinkan Abel tidak boleh memaksa, bahkan untuk merebut dan merusak. Itu tidak boleh sayang, hmmm apa Abel yang cantik ini mengerti?" jelas Asilla dengan bijak.
"Iya Mama, sekali lagi Abel minta maaf." Jawab Isabella berusaha tersenyum tetapi air matanya tetap saja mengalir.
Cup cup cup
"Sudah, sudah Abel tidak boleh cengeng karena itu adalah kesalahan A....." Asilla mengecup seluruh wajah Isabella.
"Abel," sahutnya.
"Pintar. Hmmm apakah Abel sudah minta maaf tadi kepada Kak Moses?" tanya Asilla.
"Sudah Mama tetapi....." Jawab Isabella terjeda.
"Tetapi apa?" tanya Asilla.
"Kak Moses acuh," jawab Isabella.
"Hmmm berarti Kak Moses kecewa dengan sikap Abel. Kak Moses anak yang baik sayang, bahkan Kak Moses menyayangi kalian. Lain kali jangan buat Kak Moses kecewa lagi, oke!" Kata Asilla.
"Oke Mama Abel yang cantik," balas Isabella dengan terkekeh.
"Anak pintar. Berusahalah membuat Kak Moses memaafkan Abel," sambungnya.
"Abel takut kepada Uncle, Mama." Adu Isabella.
Deg
...******...