Anak Sultan Milik CEO

tok... tok... tok...

"silahkan masuk" ucap Guru di dalam ruangan tersebut.

"permisi ibu"

"iya, ada yang bisa saya bantu?"

"iya bu, saya Fajira dan ini anak saya Fajri. Saya mendapatkan rekomendasi dari pak Zul agar anak saya bisa sekolah disini dengan jalur beasiswa" ucap Fajri menyerahkan selembar surat kuasa.

"Fajri salim dulu sama ibu nak" ucap Fajira, dengan patuh Fajri mencium tangan ibu guru itu.

"umurnya berapa nak?"

"dua hari lagi sudah 3 tahun ibu" ucap Fajri sopan.

"tiga tahun?"

"iya bu"

"sudah bisa apa saja nak?" ibu itu mengernyit melihat ke arah fajri.

"Aji sudah bisa membaca, menulis, menggunakan laptop dan masih banyak lagi bu" ucap Fajri sedikit membanggakan dirinya karna melihat tatapan kurang bersahabat dari ibu guru itu.

"yakin mau sekolah nak? gak mau TK dulu?"

"kalau Aji bisa langsung SMP, mendingan Aji langsung lompat saja bu" ucapnya ketus.

"Fajri" peringatan pertama Fajira keluar.

"maaf bu guru" ucapnya menunduk.

"Ibu bisa mencoba untuk menguji anak saya. Mungkin pak Zul tidak akan memberikan rekomendasi kepada Fajri untuk sekolah disini dan mendapatkan beasiswa hingga tamat SMA"

"ya sudah kalau begitu kita coba dulu ya nak. Coba baca yang ini sayang" ucap ibu itu menyerahkan buku kelas satu yang ada di dekatnya.

"boleh Aji baca buku yang itu saja bu?" tunjuk Aji kepada salah satu buku sejarah kelas 5.

"itu untuk kelas 5 nak"

"kan hanya untuk mendengar Aji membaca bu"

"ya sudah"

Ibu Rully mengambil buku sejarah yang di tunjuk oleh Fajri dan segera menyerahkannya. Fajri membuka buku itu dan membacanya dengan fasih sehingga membuat bu Rully tercengang kerna Fajri bisa membaca buku itu dengan cepat.

"iya-iya saya paham kenapa Pak Zul memberikan kamu beasiswa. Apa ada membawa berkas-berkasnya mama Fajri?"

"ada buk" Fajira mengeluarkan beberapa berkas yang di butuhkan untuk mendaftar di sekolah itu.

"hmm maaf sebelumnya ibu, apa di sekolah ini ada program akselerasi untuk tingkat SD?" tanya Fajira

"ada bu, apa Fajri mau mengikuti program itu?"

"mau buk, kalau bisa Aji langsung naik ke kelas tinggi" ucap Aji berharap.

"Aji mendaftar kelas satu dulu ya nak, nanti kita adakan pengujian untuk Fajri agar bisa naik di kelas berapa ya nak" ucap ibu Rully lembut

"iya bu" Fajri tersenyum melihat kelembutan yang di tampilkan oleh ibu Rully.

"ini bajunya, ini buku untuk Fajri. Karna siswa yang mendapatkan beasiswa rekomendasi memang gratis tanpa biaya sepersenpun"

"terima kasih buk, mohon bantuannya. Jika Fajri mendapatkan masalah di sini jangan di marahi, langsung hubungi saya saja" ucap Fajira lembut.

"kenapa seperti itu bu?"

"Fajri berbeda dengan yang lain bu, dia sangat istimewa. Dia gak bisa di kasari bu, Mungkin tadi ibu sedikit mengernyit mendengar nada bicara Fajri. Begitulah dia, belum lagi di marahi dia sudah ketus dengan orang lain" ucap Fajira tersenyum. Sementara Fajri sudah memasang wajah cemberutnya.

"iya saya paham bu. Fajri kalau misalnya ada masalah disini atau ada yang mengganggu kamu bilang sama ibu ya nak"

"iya bu. Kapan Aji mulai sekolahnya bu?"

"hari senin ya nak"

"iya bu"

"baik lah kalau begitu kami pamit undur diri dulu ibu, terima kasih banyak sudah membantu Fajri untuk mendaftar sekolah disini"

"iya sama-sama mama Fajri. Semoga Fajri bisa menjadi anak yang membanggakan untuk kita semua"

"aamiin ibu. terima kasih. permisi"

"iya bu, mari"

Fajira dan Fajri segera luar dari ruangan wakil kesiswaan itu dan segera pergi menuju toko perlengkapan sekolah untuk membeli beberapa barang yang akan di butuhkan pria kecil itu. Di atas motor mereka berbincang mengenai rencana jalan-jalan yang akan di laksanakan besok.

"kita jadi jalan-jalan kan Bunda?"

"jadi sayang, besok kita jalan-jalan"

"semalam Aji sudah lihat barang-barang untuk membuat pesawat Bunda, Cukup mahal juga biayanya. Aji rencana mau bikin pesawat yang bisa terbang menggunakan remot kontrol bunda. Mana tau bisa Aji jual kan"

"iya sayang, besok kita cari sekalian ya sama barangnya. Aji Butuh uang berapa banyak nak?"

"kemarin sudah jadi Bunda ambil uangnya?"

"sudah sayang, 2 juta kan"

"iya pake itu saja dulu bunda"

Fajira memilih beberapa perlengkapan sekolah, seperti tas, buku, alat tulis dan hal lainnya termasuk juga keperluannya untuk kuliahnya. Setelah itu mereka pulang ke asrama, namun Fajira harus segera pergi ke kampus, karna ia ada pelajaran mata kuliah jurusan, sehingga sangat tidak mungkin untuk ia tinggalkan.

"Aji, Bunda sudah menelfon Uwak nak, nanti Aji di jemput ya" ucap Fajira ketika sampai di asrama.

"iya Bunda, hati-hati. Nanti barangnya biar Aji yang susun"

"iya sayang. Bunda pergi dulu sayang. Nanti kabari bunda ya"

"iya sayang, Love You" ucap Fajri terkekeh.

"Love You to honey muach"

Fajira berlalu, tinggalah Fajri sendiri di dalam rumah, sembari menunggu kedatangan Uwak dan kabar dari Ray, ia memilih untuk menyusun buku dan pensil yang ia beli tadi dengan rapi agar besok ia tidak repot untuk mencari barang-barang yang dibutuhkannya.

Perlahan pria kecil itu mengambil buku tabungan yang ada di dalam lemari. Ia melihat jumlah saldo yang ada di sana dengan senyum manisnya tertulis angka 80 juta kurang lebih.

"sebentar lagi Aji akan membelikan Bunda rumah, apa Aji harus sering mengikuti lomba saja atau Aji harus sering promosi kalau Aji buka jasa service?" ucapnya menerawang memikirkan sesuatu.

"semoga pesawat terbang ini bisa Aji kembangkan, mana tau besok Aji bisa membuka perusahaan pesawat sendiri hehehe" ucapnya terkekeh.

drrttt... drrttt...

Ponsel Fajri berbunyi menandakan adanya panggilan masuk. Segera ia melihat siapa yang tengah menelfonnya.

"Halo om Ray" ucap Fajri setelah mengangkat panggilan itu.

"halo Fajri, om sudah tiba, 30 menit lagi kita bertemu ya nak"

"iya om. Nanti Aji akan kesana"

"ya sudah kalau begitu om siap-siap dulu"

"iya om, sampai bertemu nanti"

"iya nak, Om tutup dulu ya"

tut....

Setelah panggilan berakhir, Fajri segera menelfon Uwak untuk memberitahukan kepada laki-laki paruh baya itu jika Ray sudah datang di kota mereka.

"Hallo Uwak"

"iya nak, jam berapa kita berangkat?"

"sekarang aja Wak, Om Ray sudah di jalan menuju kafe itu"

"ya sudah tunggu sebentar ya nak, Uwak jalan lagi"

"iya Wak, terima kasih"

"sama-sama"

Tut...

"hmm Aji harus ngapain ya?, sudah ganteng, sudah wangi, hmm kabari bunda belum"

Pria kecil nan genius itu mengirim pesan kepada Fajira jika sebentar lagi ia akan pergi menemui Ray untuk anda tangan kontrak.

📩 to Bundaku sayang cintaku bidadari ku 😘

"Bunda, Aji mau pergi lagi sama Uwak, Om Ray nya sudah sampai. Do'akan Aji Bunda, semoga kerja sama ini bisa berjalan dengan baik. Nanti Aji kabari lagi Bunda bagaimana keadaan selanjutnya. Love You Bunda"

send...

Fajri segera memakai sepatunya dan tidak lupa menyembunyikan kembali buku tabungan itu agar aman dari kejahatan. Setelahnya Fajri memastikan jika pintu lemari sudah terkunci ia bergegas keluar dan tak lupa mengunci pintu kamarnya juga

"semoga ini awal yang baik untuk Aji dan Bunda. Bantu Aku tuhan" ucapnya sebelum melangkah dari sana.

Fajri berjalan menuju gerbang dan menunggu Uwak disana, selama 15 menit menunggu sudah ada 4 orang yang mengantarkan barang untuk di perbaiki oleh. Tidak mau menolak rezeki, Fajri kembali masuk ke dalam dan mengantarkan barang itu ke kamar. Tepat ketika ia kembali ke gerbang, Uwak sudah datang menjemputnya. Tanpa menunggu lama, mereka segera pergi menuju cafe yang sudah di jadikan tempat untuk menekan kontrak nanti.

"reservasi atas nama tuan Ray. mbak" Ucap Uwak ketika sampai di cafe itu

"baik silahkan pak"

"terima kasih"

Pelayan cafe mengantarkan mereka menuju ruang privat yang sudah di pesan oleh Ray. Tak berapa lama Ray datang bersama dengan seorang asistennya.

"selamat Sore Fajri dan Bapak" ucap Ray sambil menjabat tangan maaing-masingnya

"iya pak selamat sore" Ucap Uwak

"sore om. Om Ray apa kabar?"

"baik Fajri, Om sehat, Om Irfan nitip salam sama kamu"

"iya nanti sampaikan juga salam Aji sama om Irfan ya om"

"iya nak. Kita langsung saja ya Fajri dan Bapak. Ini berkas perjanjian kontrak kerja kita. Disini sudah tertera jika kontrak akan berlangsung selama 3 tahun. Keuntungan itu dibagi 50:50. Untuk perusahaan 50 persen untuk Aji 50 persen. Mungkin Aji sudah membaca ini sebelumnya dan juga sudah kita revisi beberapa part yang tidak sesuai. Jadi silahkan Fajri tanda tangan jika sudah selesai membacanya" Ucap Ray Sedikit menjelaskan tentang perjanjian itu.

"baik om, Fajri setuju. Tapi mungkin segala sesuatunya Aji serahkan saja kepada om bagaimananya. Karna kita jauh dan hanya bisa berkomunikasi melalui telefon. Mohon bantuannya om"

"iya, om sudah membicarakan ini kepada om Irfan, jika Fajri akan menerima bersihnya saja. Tapi Fajri percayakan sama kami?"

"Aji percaya om, karna gak mungkin om Irfan dan om Ray tega menipu anak yatim" ucap Fajri tersenyum namun sukses membuat tiga orang beda generasi itu terdiam.

"om gak akan menipu nak. Fajri banyak Berdo'a ya, agar nanti produksi kita bisa melejit dan laku di pasaran"

"aamiin"

Mereka berbincang hingga malam menjelang. Karna keasikan mengobrol membuat Fajri lupa untuk memberi kabar kepada Fajira sehingga membuat ibu muda itu kalap dan ikut menyusul Fajri ke cafe itu.

💖💖💖

TO BE CONTINUE

Mereka bertemu gk ya? koment di bawah gais.