Tak ada jalan untuk kembali
Killa Okta Brahmana dan Salpa Radiatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar Negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan Kakaknya, Killa.
Setelah Killa sah menjadi penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yg tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang Ayah, Joko Brahmana.
Setelah 3 tahun menikah pernikahan Killa dan Diantoro belum dikaruniai keturunan sehingga Diantoro berselingkuh dengan adik kandung Killa.
Lantas bagaimana dengan Killa dan cerita selanjutnya?
Intip terus ya update selanjutnya 😉 siapa tau makin penasaran sama kelanjutan ceritanya 🤭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dhyras, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cincin Dalam Lemari
Killa Okta Brahmana dan Salpa Raudhatul Brahmana merupakan saudara kandung, setelah lulus kuliah di luar negeri sebagai Desainer profesional, Killa menjadi satu-satunya penerus perusahaan peninggalan mendiang sang Ibunda. Sementara Salpa masih menempuh pendidikan tinggi dengan profesi yang sama dengan kakaknya, Killa.
Setelah Killa di sah kan sebagai penerus perusahan keluarga besar Brahmana, akhirnya Killa menikahi Diantoro Sultan yang tak lain merupakan keturunan dari sahabat sang ayah, Joko Brahmana.
Tak menjelang lama setelah pernikahan Killa dan Diantoro, Joko Brahmana jatuh sakit dan meninggal dunia akibat serangan jantung.
Setelah 3 tahun pernikahan, Killa dan Diantoro tak kunjung dikaruniai momongan, Diantoro lebih sering menghabiskan waktu diluar daripada bersama dengan Killa.
Pagi hari yang cerah ...
"Sarapan dulu, Mas?" ajak Killa pada Diantoro.
"Aku buru-buru ada meeting dadakan, nanti aku sarapan di kantor aja!" sahut Diantoro dengan terburu-buru meraih tas kemudian bergegas pergi.
"Loh, Mas ... tunggu!" seru Killa sedikit heran.
Tak banyak berpikir, Killa segera bergegas menyusul suaminya hingga ke teras depan.
"Mas?" panggil Killa.
Diantoro hanya menoleh tanpa menjawab panggilan Killa.
"Hati-hati di jalan, Mas! Jangan ngebut bawa mobilnya ya?" pesan Killa dengan santun.
Diantoro mengangguk seraya tersenyum kecil. "Iya."
Setelah Killa mencium tangan suaminya, Diantoro segera bergegas pergi.
Killa tak mau berpikir negatif, karena tak biasanya suaminya bersikap dingin.
"Mungkin Mas Toro lagi ada masalah kerjaan,"
pikir Killa.
Setelah sarapan pagi, Killa segera bergegas pergi ke perusahaan miliknya.
"Pagi, Bu Direktur?" sapa Fany sambil tersenyum nakal.
"Apaan sih kamu, Fan! Sok cool banget deh!" cetus Killa pada sahabat karibnya itu.
Kemudian Killa menghempaskan diri di atas kursi kerja miliknya.
"Ya elah, bete bener tu muka! Kenapa sih pagi-pagi udah semrawut aja? Curhat dong curhat ...." Goda Fanny dengan senyumannya yang nakal.
"Enggak kenapa-kenapa, Fan! Gue lagi gak mood aja. Udah deh jangan gangguin gitu ah, gak lucu tau!" sahut Killa dengan raut tanpa ekspresi.
"Hadeh ... ni emak-emak ketus bener pagi-pagi! Padahal gue kan cuma nanya!" Fanny menggerutu sambil memalingkan wajah.
"Enak aja gue dikatain emak-emak! Kayak nya bulan ini gak perlu ada bonus ya?" gertak Killa. Kesal dengan kelakuan sahabat nya yang sering bertingkah tengil.
"Widih, Bu Bos marah nih ... jangan gitu dong, Bu Bos! Gak ada bonus gue gak bisa shopping dong! Bu Bos mau dibikinin teh hangat?" tanya Fanny berubah bersikap manis.
"Kagak! Gue gak mood. Eh by the way, tadi gue lihat adek gue kayaknya habis dari sini deh! Habis ngapain dia?" tanya Killa mengakhiri candaannya dengan Fanny.
"Oh ... adik Lo, si Salpa?" balas Fanny.
"Lah iya, emang adik gue yang mana lagi Fanny surani ...." Killa menggerutu.
"Iya ... iya gue tau, Kil! Gitu aja sensi bener!" cetus Fanny. "Salpa tadi habis lihat-lihat gaun, katanya buat acara pesta." Lanjutnya menjelaskan.
Killa sedikit terheran. "Gaun pesta? Kok dia gak bilang apa-apa sama gue ya? Biasanya itu anak minimal nanya-nanya ke gue dulu kalau mau ngapa-ngapain!" Killa merasa ada yang aneh dengan perilaku adiknya, Salpa.
"Ya gue kagak tau sih ... ya udahlah gak usah dipikirin, paling dia belum sempet ngomong sama Lo, Kill!" cetus Fanny.
"Iya juga sih! Well, mending gue beresin kerjaan deh! Oh iya desain gue yang baru gimana perkembangan nya?" tanya Killa mengalihkan pembicaraan.
Killa tak mau ambil pusing dengan urusan yang tidak jelas.
"Nah gitu, kan gue adem jadinya lihat muka Lo! Hihi ...." Fanny tertawa kecil. "Pokoknya aman deh, Lo gak usah khawatir! Besok udah bisa Lo lihat hasilnya." Lanjut Fany.
"Bisa aja Lo, Fan! Ok, thanks banget ya Fan? Pokoknya Lo besty gue yang ter the best sejagat raya ...." Cetus Killa seraya mengacungkan jempol.
"Gue gitu loh!" sahut Fanny, sambil menarik-narik alisnya.
Kemudian keduanya segera kembali menyelesaikan pekerjaan mereka masing-masing.
Menjelang sore Killa kembali ke rumah lebih awal dari biasanya, kemudian langsung bergegas masuk ke dalam kamar dan merebahkan diri di atas tempat tidurnya.
'Mas Toro pasti pulang larut malam lagi!' pikir Killa dalam lamunannya.
Tok tok tok
"Siapa?" suara ketukan pintu membuat Killa tersadar dari lamunan.
"Maaf, Non! Ini cucian Den Bos udah selesai, mau di simpan langsung?" tanya Bi Tina dari balik pintu.
Killa segera bergegas membuka pintu dan melihat Bi Tina membawa sekeranjang pakaian yang sudah rapi.
"Oh ... sini, Bi! Biar aku aja yang simpan, makasih ya, Bi?" ucap Killa dengan santun sambil mengambil alih keranjang pakaian milik Diantoro.
"Sama-sama, Non! Kalau gitu bibi mau ke belakang lagi ya, Non?" sahut Bi Tina langsung pamit kembali.
Killa hanya mengangguk setuju sambil tersenyum manis.
Kemudian Killa kembali masuk ke dalam kamar untuk menyimpan pakaian itu ke dalam lemari milik Diantoro.
Killa menyusun pakaian milik suaminya satu persatu ke dalam lemari, tapi Killa menemukan sebuah kotak perhiasan berisi cincin mewah yang sempat Killa idamkan, tersimpan di dibawah tumpukan pakaian.
'Mas Toro ternyata udah siapin kejutan buat aku, aku gak nyangka suamiku ternyata diam-diam masih mikirin aku! Kayaknya cincin ini sengaja Mas Toro sembunyikan disini buat dikasihkan ke aku nanti di hari ulang tahun pernikahan kita ....' Gumam Killa sambil tersenyum bahagia dengan bayangannya saat Diantoro memberikan cincin itu untuk dirinya.
Kemudian segera menyimpan kembali kotak perhiasan itu ke tempat semula.
'Ah iya ... aku juga mau siapin hadiah buat Mas Toro! Tapi hadiah apa ya?' pikir Killa.
Usai merapikan pakaian suaminya, Killa kembali ke tempat tidur sambil memikirkan hadiah yang akan dia berikan untuk suaminya nanti saat perayaan ulangtahun pernikahan mereka.
jangan lama² lah thor