Belum kering luka hatinya setelah kehilangan kedua orangtuanya dalam waktu berdekatan, Baby Aurora, seorang gadis remaja berusia 19tahun harus dihadapkan pada perjodohan dengan pria yang sama sekali tidak disukainya.
Galak, kasar dan pemarah, itulah sosok Damar Bimasakti di mata Baby.
Sedangkan dalam pandangan Damar, Baby hanyalah barang mentah di mana ia akan keracunan jika memakannya.
Akankah dua karakter yang bagai air dan minyak ini menyatu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kolom langit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JPB 21
“Kamu kenapa sih? Tidak capek dari tadi teriak terus. Ini kuping, bukan mikrofon!” ujar Damar tanpa beranjak dari sisinya.
“Minggir! Mas Damar berat!” balasnya sambil mendorong dada Damar dengan kedua tangannya.
Damar bangun dari posisinya, kemudian meraih tas ransel yang berada di atas meja nakas, lalu mengeluarkan seutas tali tambang kecil berukuran kurang dari satu meter dari dalam sana.
“Itu mau buat apa?” tanya Baby dengan kening berkerut.
“Ikat kamu biar tidak kabur lagi!” jawab Damar santai. Ia menarik tangan Baby dan mengikat dengan tangannya dalam satu tali untuk memastikan agar gadis itu tidak melarikan diri jika dirinya terlelap nanti. “Bunda bilang aku harus memastikan supaya kamu tidak kabur."
“Aku nggak akan kabur, jangan diikat begini, Mas!” Baby memohon dengan wajah memelas.
"Aku tidak mau ambil resiko. Kalau kamu kabur lagi, aku bisa disembelih bunda.”
"Tapi--"
“Tidak ada tapi-tapian! Sudah, sekarang tidur! Besok pagi kan mau cepat ke bandara.”
Tanpa rasa bersalah, ia mendorong dengan pelan bahu Baby agar berbaring. Gelagapan, Baby menarik selimut hingga menutupi bagian dada. Setengah takut ia melirik Damar yang sudah berbaring di sisinya, sambil berusaha melindungi bagian dadanya.
"Pakai ditutup segala. Tidak usah kepedean, kamu masih terlalu kecil. Aku bisa keracunan kalau makan yang masih mentah."
"Biar masih mentah yang penting segar. Dari pada matang tapi habis digigit ulat!" sindir Baby sambil menjulurkan lidah. Ia ingat betul ucapan Damara kepada Tria saat bertemu beberapa waktu lalu.
"Kamu lagi menantang? Mau aku makan beneran?" Matanya memicing menatap gadis itu. "Ruangan ini kedap suara loh. Kamu teriak juga tidak ada yang dengar."
Seketika bola mata Baby membulat mendengar nada ancaman Damar. Wajah pucatnya menggambarkan ketakutan. "Ja-jangan, Mas. Ampun!"
Ia membelakangi Damar dan menyembunyikan wajahnya.
“Mas, tolong lepas talinya. Ini kalau nanti mau pipis gimana?”
“Ngompol aja di situ.” Sambil membenarkan posisi bantal agar nyaman, kemudian membalas membelakangi Baby dan memejamkan mata.
“Masa ngompol? Kan bisa bau kasurnya.”
Damar menghela napas kasar, kemudian berbalik menatap Baby. “Kalau mau pipis kan tinggal bangunin aku, Bambang! Kan gampang.”
"Nggak mau! Nanti Mas Damar ngintip."
"Aku tidak semesum itu! Apalagi sama anak kecil kayak kamu!"
Baby mangerucutkan bibir. “Ya sudah!”
_
🌼
_
Malam semakin larut, Baby sudah terlelap setelah terjadi perdebatan panjang menguras emosi.
Damar meraba bagian lengan setelah merasakan suhu tubuh Baby yang menghangat. Damar lantas panik sendiri. Baby pasti demam karena terlalu lama kedinginan diguyur hujan deras.
"Kamu demam, Bambang."
Damar melepas tali tambang yang mengikat tangan mereka, lalu segera membuka aplikasi ojek online dari ponselnya untuk membeli obat turun panas di apotik 24jam. Tidak mungkin dirinya meninggalkan Baby sendirian di kamar hotel, sehingga memilih menggunakan jasa ojek online.
Kurang dari satu jam, sang ojek online telah tiba dengan membawa obat yang dipesan Damar. Ia lantas memaksa Baby untuk bangun dan meminum obatnya.
"Bambang ... Eh, Baby ... Bangun dulu!" Sambil menepuk pipi pelan-pelan.
"Ehm ... apa?" jawabnya dengan suara serak.
"Bangun sebentar, minum obat dulu. Kamu demam."
Dengan sisa-sisa kantuk, gadis itu terbangun. Damar memasukkan sebutir pil ke dalam mulutnya. "Sekarang minum, terus tidur lagi."
Setelah minum obat, Baby kembali tertidur. Damar membenarkan selimut yang melorot hingga batas leher. Entah laki-laki itu sadar atau tidak, tangannya terulur mengusap puncak kepala Baby.
“Aku minta maaf, semua ini salahku. Kalau saja aku tidak mengancam, ibumu pasti masih ada. Dan kamu tidak perlu mengalami semua ini.” Ia mengecup kening sekilas, lalu mematikan lampu utama. Kini ruangan itu hanya diterangi oleh cahaya lampu tidur yang temaram.
Ia meraih ponsel setelah mendengar deringan tanda pesan masuk beberapa kali. Begitu membuka, ada nama Tria di sana dengan beberapa pesan masuk yang belum terbaca. Damar menghembuskan napas kasar.
Sejak memutuskan hubungan, Tria tak henti-hentinya mencoba meminta maaf dan memohon untuk kembali. Tetapi Damar sudah terlanjur menutup pintu maaf dan memilih mengabaikannya. Jika mengingat bagaimana Tria begitu liar dalam kungkungan laki-laki lain, rasa sakit dan marah kembali menjalar.
[Aku akan segera menikah. Jadi jangan cari aku lagi!] ~Damar.
Laki-laki itu memblokir nomor Tria setelah pesan terakhirnya terkirim, lalu meletakkan kembali ponsel ke atas meja. Ia melirik gadis remaja yang tengah tertidur di sisinya, seorang gadis remaja pilihan sang bunda untuk menjadi jodoh untuknya.
“Bagaimana aku bisa menikahi bocah ini? Dia mana bisa urus suami. Urus diri sendiri saja susah.”
*****
biarpun bab nya pendek tp cerita nya g bikin nanggung..cerita tetap berkaitan dgn apik, biasa nya klo bab pendek cerita suka kluar jalur dn suka loncat2 g jelas..d sini g ada loncat cerita tanpa bisa d mengerti aq, smua nya terkonsep..
skalipun d sini ada tokoh dr cerita lain tp aq bisa menikmati nya tanpa hrs membaca cerita sebelum nya..benar2 cantik nih cerita, qta g d bikin emosi tingkat dewa, g ada pelakor2an..pokok nya mantaaaap 👍👍👍👍..dn d sini tdk menceritakan seorang CEO kaya raya yg punya kuasa at seorang dokter kaya raya, tp d sini menceritakan seorang jurnalis yg memperjuangkan keadilan..benar2 lain dr pada yg lain!!!
TOP deh bwt ka CHICHA..makasih ka cerita nya, aq benar2 menikmati nya...🙏❤️🤌⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️⚘️
emg Damar suka asal niiih,,kaya nya ngegeser tuh otak nya gara2 liat Baby kesakitan mo ngelahirin..😅
jangan jangaaaaaan,,ooh tidaaak!!!!! 🙈🙈
ternyata Tria yg kamu agung2kan ternyata g lebih dr wanita murahan dn licik!!!
kamu salah mencari lawan Tria, Baby ini kan biasa demo jd g bakalan takut melawan kamu..😅
dn kamu Ryu,,kamu orang yg benar2 amanah memegang janji..👍😍
ternyata kamu lakukan hal2 yg bikin Damar emosi tingkat dewa tuh agar Damar menjauhi Tria???
knapa g terus terang aj Ry,,kasian liat nya kamu d hajar habis2an ma Damar dn d jauhi Damar....🥺