Dengan dalih untuk menghindari dosa , suaminya menikahi lagi wanita lain.
Sungguh Karenina tidak habis fikir , apa yang kurang dalam dirinya. Menjadi istri yang patuh pada suami sudah ia lakukan , tapi ternyata itu masih saja kurang di mata Arga Dewantara.
Karenina tidak tau , apa ia harus bertahan atau melepas kesakitan dalam hatinya....ia lelah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wahyoeni"23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
10. Bab 10
Kiran bersorak dalam hati , ia tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya , saingan terberatnya sudah di ceraikan oleh Arga.
Setelah ini akan aku pastikan kamu hanya milikku Mas Arga , tidak akan aku biarkan kamu rujuk dengan Nina.. Sungguh licik perangai Kiran , dan Arga tidak mengetahuinya.
" Kayaknya ada yang senang tuh , dah senyum saja enggak usah malu - malu enggak usah di tahan - tahan nanti jadi bisulan , kalau perlu pake salto sekalian ". Ucap Nur begitu keras .
Ia sangat kesal ...seharusnya Nina menjambak rambut Kiran terus mencakar mukanya juga yang sok kecantikan itu , dan dia sendiri juga akan ikut membantu membalaskan rasa sakit yang Nina rasakan.
" Kamu itu ikut - ikutan terus , memang siapa kamu , keluarga bukan ...tapi sok simpati ".
" Nur sudah , kita pulang!". Nina menggelengkan kepalanya. Kalau di biarkan Nur bisa mengajak debat Kiran sampai pagi.
" Pak Rt , Bu Rt , Bapak - bapak dan ibu yang sudah membantu saya hari ini ,terima kasih semuanya...saya pamit ".
" Bareng saja Mbak Nina kami juga mau pulang ". Ucap Pak Rt.
Mereka semua berdiri dan berpamitan pada Arga dan Kiran.
" Terima kasih Mas , untuk kebahagian yang pernah kamu berikan meski untuk sesaat , dan juga terima kasih atas rasa sakit ini , aku akan mengingatnya sebagai kenang - kenangan darimu ".
" Dan untuk kamu Kiran , ambil saja suamiku karena aku telah membuangnya, semoga kamu tidak merasakan seperti apa yang aku rasakan ".
" Tentu saja tidak akan , Mas Arga begitu mencintaiku , karena servis aku yang membuatnya ketagihan ". balas Kiran vulgar.
" Dasar gila ". Umpat Nur.
" Ayo Nur !". Nina menarik tangan Nur.
" Biar aku antar kamu Nin ".
Nina berhenti karena ucapan suaminya, eh tepatnya mantan suaminya . " Apa aku tidak salah dengar , kita sudah bukan suami istri lagi Mas , jadi berhenti memperdulikan aku , aku bisa pulang sendiri ".
Nina mengabaikan Arga , ia terus berjalan di ikuti oleh Nur ,siapa sangka Arga malah mengejarnya keluar.
" Sayang tunggu , aku antar kamu , aku tidak tenang , kamu sedang tidak baik - baik saja , pasti kamu sedih karena habis aku ceraikan, tapi itu kan mau kamu bukan mau ku ". Arga meraih tangan Nina...di pegangnya begitu erat , hingga Nina tidak bisa melepasnya.
" Mas Arga , ayo masuk Mas , tidak enak di lihat tetangga kita , dia bukan lagi istri kamu ingat itu , aku yang istri kamu sekarang ". Kiran rupanya menyusul Arga , ia menarik lengan Arga agar melepaskan cekalannya pada tangan Nina.
" Berhenti Ran , aku mau mengantar istriku dulu ". Apa Arga lupa , belum ada satu jam ia menceraikan Nina , tapi ia masih mengklaim Nina sebagai istrinya.
" Mas Arga , lepas tanganku atau aku akan teriak, Kita sudah bercerai Mas , ingat itu ".
Arga akhirnya melepas Nina , setelah Pak Man kembali bersama istrinya.
" Mbak Nina kenapa lama , apa ada yang menganggu mbak Nin ?". tanya Pak Maman.
" Ada gangguan kecil tadi Pak , tapi tidak masalah, ayo ".
Sebelum pergi, Nur kembali mengejek Kiran ." Dasar pelakor murahan , najong ". Nur melenggang pergi, sebenarnya ia belum puas, karena belum menjambak rambut Kiran.
Arga mengusap wajahnya ," Kita masuk dulu yuk Mas , tenangkan dulu pikiran kamu ".
" Aku mau pulang saja Ran ".
" Eh jangan, Nina masih marah padamu , kalau Mas pulang sekarang aku yakin kalian pasti akan bertengkar , sebaiknya biarkan dia tenang dulu, Mas juga harus tenang , biar bisa berfikir dengan jernih ".
Arga menurut , ia ikut masuk ke dalam rumah kontrakan milik Kiran. Ia memang lelah , terutama pikirannya....ia tidak menyangka hubungannya dengan Kiran akan terkuak hari ini.
Pulang ?? enak saja , aku tidak akan membiarkan itu terjadi , Kamu hanya milikku seorang Mas....hanya milik Kiran....
Kiran tersenyum miring , ia sudah menyiapkan sesuatu untuk Arga , dia antara ketiga orang itu , hanya Kiran lah yang merasa berbahagia.
Sampai di rumah , Nina meminta bantuan Nur untuk membereskan pakaian dan barang - barang milik Arga.
" Mau di kilo-in Mbak Nin ?".
Nina terkekeh mendengar ucapan Nur , Nina merasakan dengan adanya Nur ia tidak terlalu terpuruk , wanita itu selalu saja bisa menghiburnya.
" Ya enggak lah , nanti yang punya ngamuk ".
" Iya juga sih , padahal lumayan nih kalai dijual lagi , masih bagus semua barang milik Pak Arga ".
" Jelas masih bagus , itu baju - baju mahal , apalagi yang itu , masih ada segelnya ". tunjuk Nina.
" Nur kira cuma perempuan aja yang suka beli - beli baju, ternyata laki - laki juga, karena kebanyakan baju sampai ada yang belum di pakai sama Pak Arga ".
" Namanya juga manusia Nur , kalau tidak punya duit baru berhenti tidak beli ".
" Kata siapa Mbak , kan bisa ngutang....kalau tidak punya duit terus tidak beli apa kabar tukang kredit baju yang keliling, pasti tidak akan laku ".
" Begitu ya , apa kamu juga ikutan ngutang baju Nur ?".
" Bukan hanya baju Mbak Nin , perabotan juga , kalau tidak kredit nanti tidak punya apa - apa , uangnya pasti habis cuma buat makan ".
" Bukannya lebih baik di tabung ya Nur ?".
" Boro - boro mau di tabung Mbak...Kalau panci dan wajannya bolong gimana Mbak ,masa iya pinjam ke terangga ,punya mereka pastinya akan di pakai sendiri buat memasak, kalau sama tukang kredit kan kita tinggal ambil , bayarnya nyicil jadi tidak berasa berat Mbak ".
" Iya juga ......udah beres semuanya Nur ?".
" Sudah ".
" Di taruh saja di depan , nanti aku pesan jasa kirim ".
" Di kirim ke rumah istri keduanya Pak Arga Mbak ?".
" Ya iya , mau kemana lagi ".
" Mbak Nina tidak apa - apa ?". Nur kini merasa kasihan pada Nina, wanita sebaik dan secantik Nina saja masih di selingkuhi, apa kabar dengan dirinya.
" Memangnya kenapa Nur?"
" Mbak enggak mau nangis gitu , atau mau curhat sama Nur , biar bebannya berkurang ".
" Sudah tidak mau nangis lagi , sayang air matanya buat nangisin laki - laki brengsek kayak dia , tidak ada yang bisa aku ceritakan padamu Nur , bukankah kamu sudah tau semuanya tanpa aku ceritakan ".
" Iya sih , kok kita nasibnya sama ya Mbak , Mbak Nina sih enak masih punya penghasilan , lah saya ...enggak ada , udah gitu masih ngasih makan dua bocil lagi , beruntung Mbak Nina butuh tenaga saya ".
" Yang ikhlas ngasih makan buat anak Nur , anak - anak kamu akan tau betapa kamu sudah berjuang untuk mereka ".
Mungkin ini jawaban dari Tuhan kenapa aku belum di karuniai seorang anak , mungkin agar tidak ada beban jika aku dan Mas Arga berpisah, jodoh kami mungkin hanya sampai di sini ...
Sementara itu di rumah Kiran , Arga malah tertidur dengan nyenyaknya. Padahal dia ingin pulang dan mau membujuk Nina .
" Beruntung aku punya obat tidur yang manjur , akhirnya kamu tidur Mas , kasihan Nina ...pasti dia menunggu Mas Arga pulang untuk membujuk dan meminta maaf padanya ".
" Maaf Nina , Mas Arga tempatnya di sini , di rumah istrinya.....dia milikku seorang ".
Bersambung.......
Mergo di tinggal rabi ro mantan ne 😆