(Gak jamin kalau kamu bakalan nangis bombay)
Audrey, seorang wanita pekerja keras yang mengabdikan hidupnya untuk karier. Dia tidak tampak tertarik dengan hubungan percintaan apalagi pernikahan. Di usia 28 tahun, ia bahkan tidak memiliki seorang kekasih ataupun teman dekat. Tidak ada yang tahu kalau Audrey menyimpan beban penyesalan masa lalu . Namun, kehidupannya yang tenang dan monoton mendadak berubah drastis ketika ia bertemu kembali dengan sahabat masa kecilnya, Sofia. Audrey tidak pernah menyangka kalau Sofia memintanya menikahi calon suaminya sendiri. Akankah pernikahan Audrey menjadi mimpi buruk atau justru kisah cinta terindah untuk seumur hidupnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
03 Calon Suami
Audrey masuk ke kafe dengan terburu-buru. Wajahnya cemas membayangkan Sofia mungkin sudah menunggu terlalu lama. Jalan raya yang sangat ramai membuat taksi online yang dinaiki Audrey kesulitan menembus kemacetan. Audrey memasang kacamatanya untuk melihat lebih jelas ke sekeliling kafe. Ia ingin segera menemukan dimana Sofia berada. Lambaian tangan dari seorang wanita cantik berbaju pink menghentikan langkah Audrey.
"Itu Sofia," gumam Audrey senang. Sofia berdiri dan merentangkan kedua tangannya untuk menyambut kedatangan Audrey. Dua sahabat itu saling berpelukan melepas rindu.
"Sorry ya aku telat. Tadi di jalan macet banget," ucap Audrey. Ia melihat Sofia sudah menghabiskan setengah gelas jus strawberrynya. Tanda kalau Sofia sudah menunggu cukup lama.
"It's okay Say. Aku memang agak bosan, tapi aku yakin kamu pasti datang. Kamu mau pesan apa? Disini steaknya enak lho. Aq pesenin steak tenderloin satu ya. buat kamu. Minumnya es jeruk. Aku ingat kamu paling suka es jeruk khan?" tanya Sofia penuh semangat.
"Iya Sof kamu masih inget aj kesukaanku. Kamu gak pesan steak juga?
"Gak Say, aku cukup minum jus buah."
"Kamu pasti lagi diet ya. Padahal badanmu udah langsing begitu," kata Audrey seraya memandang tubuh Sofia yang terlihat kurus.
"Tadinya aku memang ingin diet supaya bentuk tubuhku pas dengan gaunku. Sebenarnya aku mau menikah sebulan lagi, Drey."
"Apa? Kamu mau menikah. Selamat Sof, aku turut bahagia."
Secara refleks, Audrey kembali memeluk sahabat baiknya itu. Pelukan mereka terhenti saat pelayan datang mengantarkan minuman untuk Audrey.
"Siapa pria beruntung itu? Pasti dia ganteng dan baik. Tipe cowok idamanmu."
"Namanya Rein. Reiner Hilario Bratawijaya. Kamu pasti tau nama itu, fotonya sering jadi cover majalah bisnis."
Audrey mencoba mengingat-ingat siapa Reiner Hilario. Benar, Reiner Hilario penerus bisnis properti Bratawijaya Group. Dia juga masuk peringkat pertama dalam daftar CEO termuda dan terkaya yang berhasil mendirikan perusahaan startup Zeus sebelum usianya 30 tahun. Reiner sangat disegani di kota ini. Audrey teringat dia pernah melihat foto Reiner di majalah yang dipinjamkan oleh managernya. Reiner memang sosok pria idaman setiap wanita. Wajahnya yang sangat tampan, perpaduan wajah oriental dan bule membuat fotonya seakan menghipnotis siapa saja yang melihatnya.
"Sebenarnya aku yang beruntung karena bisa jadi kekasih Rein. Kami berpacaran sejak kuliah. Aku sempat menjalani LDR karena Rein pulang kesini untuk membangun bisnisnya. Sedangkan aku masih stay di luar negri. Setelah aku pulang, kami bisa bersama lagi. Walaupun sangat sibuk, Rein selalu meluangkan waktunya untukku. Aku sangat bahagia karena enam bulan yang lalu Rein melamarku." Mata Sofia nampak berkaca-kaca ketika menceritakan kisah cintanya dengan Rein.
"Jadi kamu ngajak ketemuan untuk mengundang aku ke acara pernikahanmu ya?"
"Tidak, aku bukan hanya mengundangmu, Say. Tapi aku akan mengajak kamu terlibat di acaranya. Kamu akan segera aku perkenalkan dengan Rein. Kalau kamu gimana, apa benar kamu belum punya pacar? Kamu belum berubah ya Drey, masih terlalu cool sama cowok? Atau kamu terlalu workaholic?"
Sofia masih ingat bagaimana sikap Audrey saat SD dulu. Audrey suka bersikap dingin terhadap teman-temannya, sedikit berbicara, dan juga seorang murid teladan di sekolah. Audrey hanya bisa bersikap hangat terhadap Sofia. Mungkin sekarang Audrey juga hanya memprioritaskan pekerjaan dibanding masalah cinta.
"Aku memang gak punya pacar Sof. Aku pernah berpacaran satu kali, tapi..." Audrey menghentikan ceritanya. Di dalam hati, Audrey masih ragu apakah ia akan bercerita tentang kisah pahitnya. Kesalahan yang ia sesali seumur hidup."
"Tapi kenapa? Kalian putus?"
"Iya, dia cinta pertamaku. Nanti kalau ada waktu akan kuceritakan."
"Oke, nanti kita curhat di rumahku aj, Drey. Sekarang kamu habiskan dulu steaknya. Oh ya, selesai makan aku mau ngajak kamu ke butik cobain gaun untuk pernikahanku nanti. Pokoknya aku ajak kamu ngedate seharian ini."
"Siap Bos. Saya akan mengantarkan bos kemanapun bos mau," jawab Audrey menggoda Sofia.
aq lebih lebih & lebih padamu Reiner😍😍😍😍
emak" labil🤣🤣🤣