Bagaimana jadinya jika seseorang kembali ke masa lalu..
Michelina seorang istri yang mencintai Kaisar Jasper dengan sejuta warna. Selama di kehidupannya ia tampil glanmour, seakan dirinya akan membuat Kaisar Jasper terpesona. Namun apa yang ia dapatkan hanyalah sebuah penghinaan. Kaisar Jasper tidak pernah menginginkannya atau lebih tepatnya tidak mencintainya.
Suatu hari Kaisar Jasper membawa seorang gadis dari kalangan biasa,menjadikannya istrinya. Kaisar Jasper sangat mencintai gadis itu. Hingga membuatnya buta dalam kecemburuan. Dia pun mencelakai gadis itu, lalu membuat Kaisar Jasper marah dan menjatuhi hukuman mati padanya.
"Ayah, Ibu maafkan aku. Aku yang bodoh mencintainya. Seharusnya aku tidak mencintainya."
ig:@riiez.kha.37
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ingin Pergi
Hembusan angin menerpa gaunnya yang melambai. Rasa rindu dan sakit hati menerpa ulu hatinya. Ia melihat setiap sudut kediaman Duke, kediaman yang penuh akan kenangan itu. Air mata itu turun membasahi pipinya, seolah mewakili perasaannya. Betapa ia sangat merindukan dan ketakutan. Ia memegang dadanya, bayangan kepala kedua orang tuanya berputar di otaknya.
"Permaisuri," Lucilla memegang tangan Permaisuri Michelina yang bergetar itu. Semenjak bangun dari tidurnya, hanya ada kesedihan di wajahnya. "Apa Permaisuri baik-baik saja?" tanya Lucilla dengan raut wajah khawatir.
"Aku tidak apa-apa Lucilla. Aku hanya merasa sedih."
Permaisuri Michelina menggenggam tangan Lucilla dan tersenyum. Ia berlari kecil memasuki kediaman itu. "Ayah, Ibu."
"Permaisuri," pekik semua pelayan yang melihatnya. Ia memberikan hormat pada Michelina. Namun Michelina mengabaikannya, bukan maksudnya sombong, ia hanya ingin memastikan jika saat ini bukanlah mimpi.
Brak
Michelina membuka pintu ruang kerja itu secara kasar. "Ayah, Ibu." Pasangan itu pun menoleh, tangannya masih masih menggenggam lukisan putrinya dengan dirinya.
"Chelin," Duchess Mia membuka kedua tangannya, menyambut putri kecilnya. Chelin adalah nama panggilan yang khusus untuk putri kecilnya. Kini rindu itu telah sirna dengan kedatangannya. Rasa khawatir dirinya pada sang putri yang baru beberapa hari saja memasuki istana. Ia sangat takut, istana memang sangkar emas. Namun mengerikan. Jika bukan karna putrinya mencintai Kaisar Jasper yang terkenal Kaisar Kejam itu. Mana mungkin ia setuju Michelina memasuki istana. Ia ingat, betapa sedihnya Michelina saat ia melarang Michelina memasuki istana. Gadis kecilnya memohon padanya dan Duke Ronaf. "Sayang, Ibu sangat merindukan mu." Ucap Duchess Mia seraya mengelus surai hitam itu. Mencium bahunya yang bergetar karena isakan tangisnya.
"Sayang,"
"Syukurlah, ibu baik-baik saja dan juga ayah."
Duke Ronaf membelai pipi Michelina yang masih di pelukan Duchess Mia.
"Kami tidak baik-baik saja. Justru kami sangat merindukan mu."
"Maafkan aku ayah, seharusnya aku tidak melakukannya."
Duchess Mia melepaskan pelukannya. Ia menghapus air mata Michelina. "Apa maksud mu Chelin?"
Permaisuri Michelina menunduk, "Seharusnya aku tidak membuat ayah khawatir. Seharusnya aku mendengarkan ayah dan ibu."
"Sayang ada apa? apa ada yang menyakitimu?" tanya Duke Ronaf. Seharusnya putrinya bahagia. Ia curiga Kaisar Jasper melakukan hal yang menyakitkan untuk putrinya.
"Duduklah sayang." Michelina duduk di samping sang ibu berhadapan dengan Duke Ronaf. "Bolehkah aku sering mendatangi ayah, aku merasa tidak betah tinggal di istana. Jujur saja aku ingin," Michelina diam. Bukan maksudnya menyulitkan ayahnya lagi, tapi ia harus mengatakannya. Hatinya tidak akan lega. "Aku ingin pergi dari istana."
Mendengarkan ucapan Michelina, Duke Ronaf dan Duchess Mia saling menatap satu sama lainnya. Ia merasa, Michelina tidak seperti biasanya. Apa Michelina sudah sadar? jika Kaisar Jasper bukan yang terbaik untuknya. Semenjak Michelina bertunangan selama satu tahun. Kaisar Jasper yang pada saat itu masih menjadi Putra Mahkota. Dia sama sekali tidak pernah mengunjungi Michelina. Hanya ada pesta saja mereka akan bertemu. Lain halnya dengan Michelina, putrinya selalu mencari alasan untuk bertemu dengan Kaisar Jasper. Namun hanya ada sikap acuh. Jika bukan karena kebahagian putrinya. Dalam hati yang paling dalam, mereka memang tidak setuju menikahkan Michelina.
"Bukankah, kamu bahagia bersama mereka." Ujar Duchess Mia. Ia ingat putrinya selalu yakin. Jika Kaisar Jasper juga mencintainya.
"Aku sadar ibu, aku sadar jika aku tidak bisa menjadi yang terbaik untuknya. Jujur saja aku ingin pergi dari istana. Tidak masalah jika aku harus menjadi janda atau di asingkan." Tutur Michelina.
"Sayang apa kamu yakin dengan ucapan mu? tidak semudah itu kamu pergi dari sana. Jika kamu pergi, akan banyak rumor jelek tentang dirimu."
"Aku tidak peduli." Ujar Michelina singkat. Matanya membulat, mengingat darah itu. Dadanya terasa sesak. "Sayang," pekik Duchess Mia dan Duke Ronaf khawatir.
"Aku tidak apa-apa ayah,"
"Sebaiknya kamu istirahat dulu sayang, kita akan membicarakannya nanti." Ujar Duchess Mia sambil memapah Michelina masuk kek kamarnya.