Semuanya berawal dari sebuah perjodohan, seorang pria tampan bernama Lionard Demitri yang membuat seorang gadis ceria seperti Airin, mengalami kehancuran begitu besar dalam hidupnya.
Kebodohan yang Airin lakukan, adalah mencintai suaminya dengan sepenuh hati. Hingga dia tahu jika ternyata suaminya menikahinya karena dia mempunyai kemiripan dengan perempuan di masa lalunya.
Airin hanya di jadikan istri bayangan oleh Lion. Tidak ada cinta untuk dirinya, semuanya hanya sebuah cinta sepihak.
"Tidak bisakah aku menggantikan Vei untuk kamu? Tidak bisakah Airin yang ini kamu cintai, bukan Airin yang harus menjadi Verina"
Dengan penuh harapan Airin mengatakan itu pada suaminya. Namun harapan rapuh yang dia miliki, harus hancur dalam sekejap.
"Kau berharap cinta dariku? Haha.. Sampai kapanpun tidak akan pernah kau dapatkan!"
Ketika hanya menjadi istri dengan bayang-bayang masa lalu suaminya. Tapi, Airin tetap bertahan. Meski entah dia akan bisa melewatinya atau tidak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menemuinya, Bukan Untuk Kembali Lagi
Sudah sampai pada acara makan malam keluarga ke tiga yang Lion hadiri tanpa Airin. Hanya 10 bulan Airin menemaninya, tidak sampai satu tahun. Dan Lion dulu merasa Airin yang ikut dengannya hanya untuk menggantikan Verina. Tapi sekarang, dia ingin Airin hadir disini dan bersamanya sebagai istrinya.
"Lion, bagaimana? Sudah menemukan keberadaan Airin?" tanya Kakek.
Lion menggeleng dengan wajah yang menunjukan kesedihan mendalam. Apalagi ketika dia telah membaca surat dari Airin, semalaman dia hanya menangis memeluk kertas berisi tulisan pena dari istrinya itu. Rasanya begitu menyakitkan baginya, ketika menyadari sebesar itu Airin mencintainya.
"Belum ada kabar sampai sekarang Kek, aku sudah berusaha untuk mencarinya"
"Kenapa harus dicari?" ucap Yulita membuat semua orang langsung menoleh padanya.
"Sayang" Chris mencoba menghentikan istrinya yang selalu emosi ketika berbicara tentang Airin dengan Lion.
"Kenapa? Bukannya kamu akan kembali pada Vei?"
"Yul, aku tidak pernah berpikir akan kembali padanya. Aku sudah menyadari perasaanku sejak membawanya ke Pantai"
Yulita mengerutkan keningnya, dia menatap Lion dengan tidak percaya atas ucapannya. "Lalu, saat Airin datang ke rumah sakit ingin menemui Verina. Dia melihat kamu di dalam ruangan sedang berpelukan dengan Verina. Kamu pikir Airin bisa bertahan berapa lama? Dia juga manusia biasa, jika melihat suaminya yang berpelukan dengan perempuan masa lalunya, tentu dia akan terluka dan memilih untuk berhenti mengejarmu!"
Lion mengerjap kaget, ternyata pada hari itu Airin melihatnya di ruangan Verina. "Tidak Yul, ini pasti salah paham. Aku datang padanya bukan untuk kembali lagi. Aku hanya ingin tahu kenapa dia meninggalkan aku, dan apa alasannya? Dan aku dengan dia tidak akan kembali bersama lagi"
*
Hari dimana Lion mengetahui jika Verina berada di rumah sakit. Maka besoknya, dia langsung pergi menemuinya pagi-pagi sekali. Bahkan dia merasa bersalah karena tidak memberitahu Airin jika dia akan pergi menemui Verina. Tapi, jika memberitahunya, Lion hanya takut akan membuat Airin berpikir berlebihan.
Ketika masuk ke dalam ruangan ini, kaki Lion terasa berat untuk melangkah. Melihat kembali wanita yang dulu sangat dia cintai, namun tega meninggalkannya di beberapa hari sebelum pernikahan mereka.
Verina juga cukup terkejut ketika melihat Lion. Dia kembali ke Kota ini hanya karena untuk pengobatan. Seharusnya dia mengantisipasi jika memang kemungkinan bertemu dengan Lion sangat besar.
"Li-lion"
Lion tersenyum miris, rasanya terlalu menyakitkan ketika dia mengingat tentang bagaimana dunianya hancur saat perempuan ini pergi meninggalkan dia sebelum pernikahan.
"Ternyata kamu disini"
Tangan Verina saling meremas kuat, jantungnya berdetak kencang karena gugup. "Maafkan aku, Lion"
Pada akhirnya hanya itu yang mampu Verina ucapkan. Karena memang dia seharusnya meminta maaf. Semua yang dia lakukan, murni atas keegoisan dia sendiri. Banyak hal yang dia pikirkan sebelum pernikahan terjadi, tentang dia yang belum siap menjalani pernikahan ini, dan dia yang meragu akan perasaannya sendiri.
"Aku hanya ingin tahu kenapa kamu tega melakukan itu? Meninggalkan aku di saat pernikahan kita sudah dipersiapkan dalam beberapa hari lagi. Apa kamu sengaja? Apa kamu hanya ingin menghancurkan semuanya?"
Tangan Verina saling bertaut dengan gemetar, melihat tatapan dingin dari pria di depannya membuat dia ketakutan. Rasa bersalah menyeruak sampai ke ulu hati, merasa sesak ketika dia mengingat apa yang sudah dia lakukan. Menghancurkan sebuah harapan dari pra yang begitu baik dan tulus padanya.
Verina beringsut pada Lion yang berdiri disamping ranjang pasien, dia memeluk tubuh Lion dengan terisak. "Maafkan aku Lion, karena aku sudah banyak membuat kamu terluka. Aku sudah menghancurkan harapan kamu selama ini. Tolong maafkan aku... Hiks.."
Lion masih diam, dia menghembuskan nafas kasar. Ketika di peluk kembali oleh Verina, rasanya tidak ada lagi sebuah kehangatan dan kenyamanan yang dia rasakan. Jelasnya, Lion sudah tidak merasakan apa yang dulu dia rasakan pada Verina.
"Lion, maafkan aku"
Verina melerai pelukannya, mendongak dan menatap Lion dengan matanya yang basah. "Lion, aku tahu apa yang aku lakukan ada sebuah keegoisan yang membuat kamu terluka. Tapi saat itu, aku hanya berpikir aku tidak siap untuk menjalani pernikahan. Dan aku merasa diantara aku dan kamu tidak benar-benar ada perasaan cinta yang sebenarnya. Maaf Lion, karena aku merasa ragu dan aku memilih untuk pergi. Selain karena Ibuku yang sakit, tapi aku juga mempunyai perasaan ragu untuk melanjutkan pernikahan kita"
Lion menghembuskan nafas pelan, jika saat itu dia mendengar alasan ini dari Verina, mungkin dia akan begitu marah dan terluka atas ucapannya. Namun, saat ini dia merasa biasa saja dengan ucapannya. Seolah memang ini yang hatinya inginkan, dia hanya ingin tahu alasan dan sebuah penjelasan dari Verina padanya atas keputusan yang dia ambil di masa lalu. Dan setelah mendengar semuanya, Lion benar-benar lega dan tidak merasakan terluka atau marah lagi.
Hatiku benar-benar sudah berpaling sepenuhnya.
"Dan sekarang, kenapa kau berada disini? Kau menderita sakit apa? Dan apa karena ini kau juga memilih pergi meninggalkanku?"
Verina langsung menggeleng cepat, dia memegang tangan Lion. "Tidak, penyakit ini datang baru satu tahun yang lalu. Aku menderita gagal ginjal, dan seharusnya segera operasi untuk donor ginjal. Tapi belum menemukan donor ginjal yang cocok"
"Aku sudah menikah" ucap Lion tiba-tiba, membuat Verina terkejut beberapa saat tapi akhirnya dia tersenyum. "Dan perempuan itu memiliki wajah yang begitu mirip denganmu. Hanya beberapa hal saja yang membedakan kalian"
"Benarkah? Jika ada waktu pertemukan aku dengan dia"
Lion merogoh ponsel dari saku jasnya, lalu menunjukan foto Airin di ponselnya. Foto yang dia ambil saat di Pantai tanpa Airin sadari, saat gadis itu sedang senang bermain air dan pasir. Dia tersenyum pada Lion yang sedang mengarahkan kamera ponsel padanya, dan dia tidak menyadari jika Lion telah mengambil fotonya.
"Lihatlah, dia begitu mirip denganmu. Namun, sifat lembutnya membuat aku nyaman dan ya... aku mencintainya"
Verina tersenyum, dia bahagia jika pria yang dulu dia tinggalkan dalam keadaan sedang begitu mencintainya dengan tulus, sekarang mendapatkan kebahagiaannya sendiri.
"Dia benar-benar mirip denganku. Aku hanya bisa berharap kalian akan tetap bahagia"
Lion mengangguk sambil tersenyum menatap foto perempuan di ponselnya itu. "Namanya Airin, dan aku berencana akan mengungkapkan perasaanku setelah ini. Karena pernikahan kami yang terjadi karena perjodohan, aku belum pernah mengungkapkan cinta padanya"
"Lakukanlah, aku mendukungmu untuk bahagia Lion"
Verina sedikit ragu, tapi dia kembali memeluk Lion untuk terakhir kalinya. Karena mereka tidak mungkin seperti ini lagi, setelah Verina tahu jika Lion sudah mempunyai seorang istri.
"Aku benar-benar minta maaf"
"Kau harus sembuh, kau hanya membutuhkan donor ginjal, dan kau akan kembali sembuh. Setelah itu kita lanjutkan kehidupan kita"
"Ya, aku juga akan berjuang sembuh"
"Aku akan bantu mencarikan donor ginjal untukmu"
"Terima kasih Lion" ucap Verina dengan mata berkaca-kaca penuh haru. Karena Lion masih bisa membantunya setelah apa yang pernah dia lakukan.
"Dan setelah ini, aku tidak akan lagi menemuimu. Aku tidak mau membuat Airin salah paham. Ini akan menjadi pertemuan kita yang terakhir"
"Ya, aku mengerti. Berbahagialah dengan kehidupan kamu yang sekarang"
Bersambung
verina sudah sembuh yg di cari briyan,,mungkin selama ini si bryan yg slalu membantu dan slalu berada di samping verina sehingga nyaman bersama bryan....Airin dan verina sehat sehat berdua...semoga secepatnya di ketahui oleh ayah dan ibunya bahwa mereka saudara kembar...