Arya kakomole, pemuda berusia 17 tahun yang selalu mendapatkan kekerasan
dan siksaan dari teman-teman sekolahnya. Suatu hari dia hampir saja
mati dihajar oleh teman-temannya yang berasal dari kalangan elit. Saat
Arya kehilangan kesadaran, muncul sebuah sistem dalam dirinya. Seketika
tubuh Arya bangkit dan membunuh semua orang di sekolah tanpa
menyisakan 1 orang pun. Peristiwa berdarah ini pun membuat gempar
seluruh negeri dimana Arya diduga sebagai pembunuh dan dicari oleh
semua orang. Sementara itu Arya memutuskan untuk pergi ke kota lain
untuk melanjutkan hidup dengan identitas barunya. Bagaimanakah hidup
Arya setelah mendapatkan sistem yang ternyata adalah sistem yang
mengharuskannya melakukan kejahatan?
Novel ini memiliki tokoh utama dark hero. Jika kalian suka tokoh utama yang
baik hati, naif dan polos tidak disarankan untuk membaca.
Selamat membaca...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon vedom, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3 HADIAH MISI
Ding..."Misi untuk tuan rumah. Tuan rumah harus mencuri dompet milik salah satu orang di kerumunan itu."
"Hadiah misi: 1 kotak misterius. "
"Apaaa!?" Arya syok.
“Apa kau gak salah Erebos? Kau nyuruh aku nyopet?"
tanya Arya.
"Benar, misi pertama untuk tuan rumah, mudah bukan?"
"Mudah gundulmu!! Kalo ketangkap bisa mampus
anjirrr!!" kesal Arya.
"Lagian kenapa misinya harus seperti itu? Kenapa gak
nolong orang kek, atau sesuatu yang baik gitu?" protes Arya.
"Sistem tak ingat pernah mengatakan akan
memberikan misi yang melakukan kebaikan. Tuan rumah
disarankan untuk segera menyelesa ikan misi itu."
Memang benar, tapi kenapa harus nyopet anjirr?' batin Arya.
"Sistem ulangi, misi tuan rumah. Mencuri dompet milik
salah satu orang di kerumnunan itu. Waktu penyelesaian 10
menit dari sekarang, Hukuman akan diberikan jika tuan
rumah gagal menyelesaikan misi tersebut. "
"Sialan, pake ada hukuman segala lagi
Arya tak punya pilihan selain melakukan misi itu,
namun ia bingung harus bagaimana karena ia tak pernah
melakukan hal itu. la juga takut jika ketahuan, bisa dihakimi
rame-rame nanti.
Arya mendekat ke arah kerumunan itu yang ternyata
rame karena orang-orang sedang menonton pertunjukan
musik jalanan.
Kira-kira siapa yang harus jadi targetku ya? la masih
ragu dan tak tega mencuri dompet milik orang tak bersalah.
Namun setelah berpikir keras, ia melihat ada seorang
pria mencurigakan yang melihat-lihat situasi. Pria itu
nampak mendekati seorang wanita, lalu dengan tangan
cepatnya ia mengambil dompet dari tas milik wanita itu.
Melihat hal itu, Arya mempunya ide.
'Ahaa! Aku copet aja dia, dia kan juga ngela kuin hal yang sama. Biar tahu rasa dia!'
Tentu aja alasan lain Arya memilih pria itu sebagai
targetnya karena ia tak tega jika harus mencopet dari orang
yang tak berdosa.
'Baiklah saatnya bera ksi, ' batin Arya semangat.
la teringat dengan beberapa adegan film tentang
mengambil barang dengan cepat.
Arya mempraktekkannya dengan deg-degan karena ini
pertama kalinya. la mendekati pria itu yang berusaha keluar
dari kerumunan, lalu Arya pura-pura menubruk pria lalu
dengan cepat Arya mengambil dompet milik pria itu.
"Woi bocah, kalo jalan pake mata!!" bentak pria itu.
"Maaf bang gak sengaja, lagian aku kalo jalan pakai kaki
kok," canda Arya.
Setelah mendapatkan dompet pria itu, Arya dengan
cepat pergi dari sana.
"Yeah... aku berhasil!! Sepertinya aku berbakat menjadi
pencopet, sekali coba langsung berhasil. Hohoho,"
Krik... krikk... krikkk.
Suara jangkrik berbunyi.
'Sialan ini bukan hal yang bisa dibanggakan, Arya bego!'
rutuknya.
"'Selamat tuan rumah berhasil menyelesa ikan misi.
Hadiah 1 kota misterius didapa tkan, apakah tuan rumah
ingin membukanya?"
"Nanti saja, aku ingin pulang. Badanku rasanya lengket
sekali, aku ingin membersihkan diri." ucap Arya.
Arya pun segera bergegas menuju ke kontrakannya.
*** ***********
***
Sesampainya di dekat kontrakan Arya menjadi heran
karena ada banyak orang berkumpul. 'Eh kenapa ada banyak
orang di depan kontra kanku? Bahkan ada mobil polisi
segala?" batin Arya heran.
Arya mendekat lalu bersembunyi tanpa diketahui
orang-orang itu. la mencoba memahami situasi dan
mendengarkan bebera pa omongan orang yang berbincang.
"Masa sih nak Arya tega membunuh orang?" kata
seseorang wanita disana.
Hah?' Arya yang sengaja menguping pembicaraan
orang-orang.
'Aku? Bunuh orang? Jangan bercanda deh ah,' Arya
merasa lucu dengan orang-orang itu.
"Kata polisi, Arya lah pelaku peristiwa Malvern High
School tadi pagi," kata wanita satunya.
"Betul, apalagi nak Arya satu-satunya yang selamat,
dan cuma dia yang mayatnya tak ditemukan. Itu artinya
dialah pelakunya," sahut yang lain.
"Tapi aku kok gak yakin, soalnya setahuku nak Arya itu
anak baik dan gak aneh-aneh," bela pemilik kontrakan.
Deg...
Jantung Arya berdegup kencang.
'Apa? Aku tak pernah membunuh orang oi, lalu apa
maksudnya peristiwa Malvern High School tadi? Emang ada
apa dengan sekolahku?' heran Arya.
Ding...
"'Sistem sarankan tuan rumah pergi dari sana demi
keselamatan. Sistem akan menjelaskan pada tuan rumah
apa yang terjadi saat di sekolah tadi.'"
'Baiklah, lagipula entah kenapa perasaanku gak enak,
apalagi ada beberapa polisi disana. Apa mereka mencariku?'
Arya penasaran.
Arya menuju ke tempat bermain anak-anak karena
udah malam sehingga disana sepi.
"Baiklah, tolong beritahu apa yang terjadi. Mengapa aku
bisa berada di hutan itu, dan apa maksud perkataan
orang-orang tadi," pina Arya
Ding...
"Sistem akan memulihkan ingatan tuan rumah. Proses
ini mungkin sedikit menyakitkan dan mengejutkan. Apa tuan
rumah yakin?"
"Tentu aja, cepat lakukan." Ucap Arya tak sabar.
"Memulihkan ingatan tuan rumah. 10%... 20%... "
Seketika kumpulan ingatan Arya hari ini pun masuk ke
kepala Arya. Arya seketika berteriak.
“AAARRRGGGHH.!!!" teriak Arya.
Beberapa saat kemudian.
Semua ingatan Arya saat Arya mulai tak sadarkan diri
sampai bangun di tengah hutan pun sudah masuk ke kepala
Arya.
"Hah...hah..." Arya terlihat lelah.
“A-apa ini? Ingatan apa itu?" ucap Arya syok.
"ltu adalah ingatan tuan rumah saat tidak sadarkan diri
dan saat sistem mengambil alih kendali tubuh tuan rumah. "
Arya begitu syok saat mengingat bahwa ia dengan
tangannya sendiri membunuh semua orang di sekolah.
Bahkan ia mengingat dirinya pergi dari sekolahnya setelah
membunuh semua orang dan melewati gerbang sekolah
dengan pakaian penuh bercak darah.
Meski ia tahu itu bukanlah dirinya, namun hal itu
membuatnya begitu terkejut sekaligus takut.
"Hueekkk... huekkk"
Arya muntah saat mengingat bayangan saat ia
memenggal kepala Karl dengan tangannya. Tak hanya itu, ia
melihat dirinya yang dengan enteng mencabik-cabik tubuh
Jessica hingga tewas mengenaskan dan semua orang disana
hingga sekolah menjadi banjir darah.
"Ba-bagaimana kau bisa berbuat sejauh itu, Erebos?"
"Mengapa kau membunuh semua orang!!" protes Arya.
Ding...
"'Sistem hanya men coba untuk melindungi tuan rumah.
Karena nyawa tuan rumah saat itu sedang terancam oleh
bocah-bocah laknat itu. "
"Kau benar, tapi tetap saja.." Arya tak melanjutkan
kata-katanya.
la bersyukur bisa selamat sekaligus ia merasa bersalah
dengan hal itu, apalagi tak hanya 1 atau 2 orang, namun
semua orang di sekolah tewas karenanya.
"Ja-jadi itu sebabnya polisi mendatangi kontrakanku
tadi? Mereka ingin menangkapku karena hanya akulah
satu-satunya yang tak ditemukan di antara tumpukan mayat
itu?" Arya baru menyadari situasinya.
"Benar."
Syok, takut, hancur. Itulah yang Arya rasakan saat ini.
8 jam yang lalu di Malvern High School.
Setelah mendapat kabar tentang kematian semua orang
di Malvern High School, polisi langsung menuju ke TKP.
"Gi-gila... ini benar-benar mengerikan," ucap seorang
inspektur bernama Robert Armstrong.
"Siapa yang melakukan semua ini? Apa ahli beladiri atau
semacamnya?" heran seorang polisi.
"Entahlah, yang pasti yang melakukan semua ini pasti
udah gila," ujar polisi lainnya.
Tentu saja ini adalah pertama kalinya mereka
menemukan mayat sebanyak itu.
Mereka merasa penyelidikan akan sangat sulit dan tak
yakin bisa menangkap pelaku, karena mereka yakin si pelaku
bukan manusia biasa.
"Cepat, turunkan tim untuk mengevakuasi semua
jenazah itu." Perintah Inspektur Armstrong.
“Aron, cepat identifikasi para korban. Selidiki apakah
ada yang selamat, dan juga periksa rekaman CCTV atau
kamera dashbord semua mobil di parkiran," perintah
Inspektur Armstrong pada bawahannya yang bernama Aron.
"Siap pak." ucap Aron
Entah kenapa Inspektur Armstrong merasakan sisa aura
jahat di tempat itu.
'Aura ini tak terasa seperti manusia. Begitu gelap, dan
menakutkan. Siapa yang melakukan semua ini?" batin
Inspektur.
Lalu Inspektur Armstrong keluar dari gerbang sekolah,
dan ia langsung dikerubungi oleh puluhan wartawan.
Mereka meminta Inspektur Armstrong menjelaskan apa
yang terjadi, namun tentu saja Inspektur Armstrong tak bisa
memberikan pernyataan apapun.
Peristiwa ini pun membuat heboh semua orang. Berita
kejadian ini menjadi topik hangat dan mengejutkan seluruh
negeri.
Beberapa jam setelahnya, di kantor polisi.
"Inspektur, kami berhasil mengidentifi kasi para korban
dan mendapatkan informasi penting," lapor Aron pada
Inspektur Armstrong.
"Bagus, cepat katakan" suruh Inspektur.
"Total korban berjumlah 412 orang, terdiri dari siswa,
guru, staf, penjaga kantin, dan security," lapor Aron.
"Ada 12 orang korban selamat yang kebetulan tak
berada di sekolah saat kejadian. 5 orang guru yang sedang
ada acara di luar kota dan7 orang siswa yang absen tidak
masuk sekolah karena sakit.," lanjut Aron.
"Hmm... lalu apalagi yang kau temukan?" tanya
Inspektur Armstrong.
"CCTV dan kamera dashbord semuanya rusak, bahkan
peralatan elektronik seperti ponsel dan yang lain juga rusak,"
ucap Aron.
"Ada 1 siswa yang hilang, inspektur. Saat kejadian, siswa
itu berada di sekolah, namun saat tim mendata para korban,
siswa itu tak ada dalam daftar korban. Dalam rekaman CCTV
sebelum rusak, terekam siswa itu ada di sekolah dan sedang
dihajar oleh teman-temannya. Namun setelah itu semua
CCTV rusak dan sehingga tak diketahui apa yang terjadi
setelahnya," lapor Aron.
"Apa mungkin siswa itu yang melakukan semua ini?
Rasanya mustahil seorang diri bisa membunuh ratusan
orang dalam sekejap, apalagi masih palajar," Inspektur
Armstrong menduga.
"Siapa siswa itu?" tanya inspektur.
"Arya kakomole, kelas 11. Seorang yatim piatu yang tinggal
sendirian setelah keluar dari panti asuhan," kata Aron sambil
menyerahkan berkas mengenai Arya.
"Hmm... Arya Allen," gumam inspektur sambil melihat
berkas Arya.
"Cepat tangkap dan interogasi dia. Cari dia di
kontrakannya atau tempat kemungkinan dia sembunyi!
Mungkin ia tahu sesuatu," perintah Inspektur Armstrong.
"Baik Pak!!" semua anak buah Inspektur Armstrong
langsung bergegas.
Kembali ke saat ini.
Arya masih syok dan belum bisa menerima semua ini.
Ding...
"Tuan rumah belum membuka hadiah misi sebelumnya.
Sistem sarankan untuk segera membukanya."
"Baik, buka hadiahnya," minta Arya.
Ding...
"Selamat, tuan rumah mendapatkan uang 1000 dollar, 5
O poin sis tem dan pil spesial bernama Rebirth PilI."
"Sistem, buka status," minta Arya.
Ding....
"Membuka status tuan rumah. "
Name: Arya kakomole
Usia:17 tahun
Ras: Manusia
Level Kekuatan: Raga level 1 (60/100)
Status Erebos:50%
Skill :-
Senjata :;-
Kekayaan :1.100 dollar
Misi yang sedang berlangsung:-
Hadiah yang belum dibuka: Rebirth Pill
'Hmm. sepertinya benar aku harus sering-sering
melakukan misi untuk segera naik level dan menjadi kaya,'
gumamn Arya.
"Oh karena status Erebosmasih 50%, Erebos belum bisa
muncul dengan sosok aslinya," ucap Arya.
"Apa itu Rebirt Pill, sistem?" tanya Arya.
"Rebirh Pill adalah pil yang bisa mengubah anda
menjadi manusia yang baru. Pill itu akan mengubah wajah
dan fisik tuan rumah secara total, kecuali sidik jari dan DNA.
Dengan kata lain, pill itu membuat ada seolah terlahir
kembali menjadi manusia yang berbeda dengan sebelumnya
"A-apa?" syok Arya.
"Sistem sarankan tuan rumah menggunakannya, karena
kejadian di sekolah membuat anda dicari oleh seluruh negeri.
Mereka menganggap andalah yang membunuh semua orang
di sekolah. Tuan rumah bisa menggunakan pill itu agar tuan
rumah tidak tertangkap dan hidup dengan identitas baru. "
Arya mencerna semua perkataan sistem, dan ia setuju
dengan saran sistem.
'Sepertinya aku tak punya pilihan lain, batin Arya.
"Baiklah, aku akan menggunakannya."
Sistem mengeluarkan pill itu ke tangan Arya, dan Arya
langsung menelannya.
Setelah Arya menelannya, Arya menjerit kesakitan.
"AARRGGHHH..!!"
Arya merasa wajahnya dicabik-cabik, tulang-tulangnya
serasa patah semua. la merasa kulitnya seolah terbakar,
namun perlahan tubuh Arya terlihat berubah sedikit demi
sedikit.
Setelah 10 menit, akhirnya tubuh Arya beru bah.
Kini Arya semakin tampan dengan kulit putih bersih,
mata merah kehitaman yang terkesan tajam, dan tubuh seksi
dengan perut kota k-kotak. Tinggi badannya pun bertambah
menjadi 175 cm.
"Selamat, tuan rumah telah menjadi manusia dengan
fisik yang baru. "
"Apakah anda ingin mengubah nama anda?"
"Ya. Kini aku bukan lagi Arya kakomole si pecundang," ucap
Arya.
“Kini namaku adalah... Arjuna Evans"