NovelToon NovelToon
Membawa Lari Benih Sang Mafia

Membawa Lari Benih Sang Mafia

Status: tamat
Genre:Lari Saat Hamil / Single Mom / Anak Genius / Romansa / Roman-Angst Mafia / Tamat
Popularitas:1.8M
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Elise, seorang gadis keturunan bangsawan kaya, hidupnya terikat pada aturan keluarga. Untuk mendapatkan harta warisan, ia diwajibkan menikah dan segera melahirkan keturunan. Namun Elise menolak. Baginya, pernikahan hanyalah belenggu, dan ia ingin memiliki seorang anak tanpa harus menyerahkan diri pada suami yang dipaksakan.
Keputusan nekat membawanya ke luar negeri, ke sebuah laboratorium ternama yang menawarkan program bayi tabung. Ia pikir segalanya akan berjalan sesuai rencana—hingga sebuah kesalahan fatal terjadi. Benih yang dimasukkan ke rahimnya ternyata bukan milik donor anonim, melainkan milik Diego Frederick, mafia paling berkuasa dan kejam di Italia.
Ketika Diego mengetahui benihnya dicuri dan kini tengah berkembang dalam tubuh seorang wanita misterius, murka pun meledak. Baginya, tak ada yang boleh menyentuh atau memiliki warisannya.

Apakah Elise berhasil melarikan diri? Dan apakah Diego berhasil menemukan wanita yang membawa lari benihnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 4

"Seperti biasa, cukup untuk mengelabui siapa pun." Elise tersenyum miris sambil menatap pantulan dirinya.

Elise berdiri di depan cermin, menyempurnakan penampilannya.

Rambutnya ditata sederhana, diikat ke belakang dengan rapi.

Kacamata berbingkai hitam besar dikenakannya, lalu sebuah tompel cukup besar ditempelkan di pipi kanan.

"Nah, selesai." Dengan tas kecil di tangan, Elise menuju kamar Alex.

Bocah itu duduk di depan laptop, dengan mata birunya yang terpaku pada layar.

"Sayang, kau bangun lebih awal lagi?" tanya Elise seraya mengusap kepala putranya.

Alex tak menjawab, jari-jarinya menari di atas keyboard, mengetik kode-kode aneh yang tak dipahami Elise.

"Alex, Mama sedang bicara, kau dengar tidak?" Elise menatapnya curiga.

"Sebentar, Mama," jawab Alex tanpa menoleh. "Hampir selesai."

Elise menghela napas, menatap kamar yang dipenuhi kertas coretan angka dan diagram. Kamar bocah enam tahun itu bak ruang kerja ilmuwan.

"Mama tahu kau bosan karena diskors. Tapi mainlah di luar, jangan terus menatap layar," kata Elise.

"Aku sedang melakukan sesuatu yang penting, Mama. Kalau berhasil, Mama tak perlu bekerja lagi di perusahaan itu," balas Alex tetap fokus.

Elise mengerutkan dahi. "Maksudmu?"

Tiba-tiba, suara kecil dari laptop Alex terdengar: Access Granted

Alex bersorak pelan, "Yes! Berhasil!"

"Apa yang berhasil?" tanya Elise penasaran.

Alex cepat-cepat menutup laptop dan menyembunyikan wajah tegangnya.

"Bukan apa-apa, Mama. Hanya game."

"Game?" Elise memicingkan mata. "Game apa yang butuh sandi sepanjang itu?"

Alex terdiam, sambil berusaha mencari alasan.

"Game yang mencerdaskan anak-anak," jawabnya.

Elise berdecak, lalu berjalan mendekat. Alex menggeser laptop dan menutupi layar dengan tangannya.

"Alex, Mama serius. Jangan buka situs aneh. Mama tak mau komputer kita terkena virus."

Alex menunduk, senyum tipis tersungging di bibir mungilnya. "Mama tenang saja. Kalau ada virus, aku bisa perbaiki. Aku bahkan bisa perbaiki server sekolah yang diretas minggu lalu."

"Kau meretas server sekolah?"

Alex menatap ibunya datar. Lalu menjawab, "Kalau aku bilang iya, Mama marah?"

"Astaga, Alex. Kau bisa dihukum! Apa yang sebenarnya kau lakukan?" Elise memijat pelipisnya yang mulai berdenyut nyeri.

Alex membuka sedikit layar laptopnya. Tampak deretan angka dan simbol rumit juga logo perusahaan besar yang dikenal Elise.

Itu logo perusahaan tempat Elise bekerja. Elise membeku, jantungnya berdegup kencang.

"Kau juga meretas perusahaan Mama?"

Alex mengangguk. "Aku cuma ingin tahu kenapa Mama dibayar kecil, padahal perusahaan itu besar sekali. Mereka tidak adil. Mama kerja keras setiap hari, tapi tetap hidup susah. Jadi aku coba buka sistem penggajian mereka."

Elise tak tahu harus marah atau kagum. Putranya benar-benar di luar nalar.

"Alex, itu bukan hal yang bisa dilakukan anak enam tahun!"

"Justru karena itu mereka tak akan curiga," jawab Alex tenang.

Elise hampir tertawa di antara cemasnya. Ia menatap bocah itu dengan sendu.

"Alex, dengarkan Mama. Kau pintar, terlalu pintar. Tapi dunia tak selalu baik pada orang pintar. Kadang, orang pintar justru disalahgunakan."

"Aku tak mau Mama disalahgunakan, makanya aku membantu. Aku cuma ingin Mama berhenti kerja di sana. Aku akan cari uang sendiri untukmu." Alex balas menatap ibunya.

Elise terdiam. Kata-kata itu menancap di dadanya. Anak sekecil itu, dengan pikiran dewasanya?

"Mama kerja bukan karena uang saja. Tapi karena Mama ingin kau punya masa depan baik. Kau tak perlu jadi pahlawan kecil, sayang. Mama masih kuat membayar biasa sekolah juga mencukupi hidup kita."

Bocah itu menunduk sembari menatap jemarinya. Ada sedikit rasa bersalah. Tapi, Alex tetaplah Alex dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

"Mama sering pulang malam, kelihatan capek, dan kadang Mama menangis diam-diam."

Elise menahan napas. "Kau… kau melihatnya?"

Alex mengangguk. "Anak jenius seperti aku tak perlu melihat. Dari suara nafas mama saja aku tahu."

Elise membelalak. Mendengar suara napas katanya?

Elise menarik napas panjang, lalu berkata, "Berjanjilah, mulai sekarang jangan buka sistem perusahaan siapa pun lagi. Kalau ketahuan, kita bisa dalam bahaya."

Alex menatap ibunya, lalu mengangguk kecil. "Baik, Mama. Tapi aku akan cari cara lain."

Elise menatapnya curiga. "Cara lain apa lagi?"

Alex tersenyum samar. "Rahasia negara," katanya, dengan nada yang membuat Elise ingin memukul kepalanya pelan.

Elise memilih menyerah. Berdebat dengan Alex tak akan pernah ada habisnya.

"Baiklah, Profesor kecil. Tapi sekarang tutup laptop itu dan sarapan. Mama hampir terlambat kerja."

"Kali ini apa? Mi instan?"

"Bukan, tapi roti bakar," jawab Elise.

Alex menatap ibunya dan tersenyum tipis. "Mama, kalau suatu hari ada orang mencari Mama, atau ada orang yang jahat pada mama, aku yang akan melindungi mama."

"Ya ya, baiklah mama percaya padamu." Elise mengecup kening Alex dan beranjak dari sana.

"Ma, sampai kapan Mama mau menyembunyikan identitas Mama?"

Mendengar pertanyaan itu, langkah Elise terhenti. Elise perlahan menoleh. Menatap Bocah yang masih duduk di kursinya.

"A-apa maksudmu, sayang?" tanyanya gugup.

Alex menutup laptopnya, lalu berdiri. Menghampiri ibunya yang nampak gemetar.

"Mama selalu memakai kacamata besar itu, selalu menutup wajah Mama dengan tompel dan bahkan mengganti nama belakang kita. Aku bukan anak bodoh, Mama."

Elise menelan ludah. Tenggorokannya terasa kering. "Alex, Mama hanya—"

"Berusaha melindungi ku?" potong Alex cepat. "Atau berusaha lari dari sesuatu?"

Hening menyelimuti ruangan. Elise memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan debar jantungnya yang mulai tak beraturan.

Apa jangan-jangan Alex sudah tahu siapa Elise sebenarnya?

Elise menatap bocah itu lama, lalu mendekat. "Sayang, ada hal-hal yang belum bisa Mama jelaskan sekarang. Tapi semuanya murni untuk kebaikanmu."

Alex mengangkat dagunya, menatap ibunya dengan pandangan tajam.

"Kalau begitu Mama harus tahu, aku sudah mulai mencari jawabannya sendiri," ucap Alex.

Elise terpaku. Dunia di sekitarnya seolah berhenti sejenak.

"Ya Tuhan. Jangan bilang dia sudah mulai menyelidiki masa lalu ibunya sendiri," gumamnya.

1
Ds Phone
dapat dua untung nya
Ds Phone
bergaduh dengan anak tak habis
Ds Phone
anak yang kawal ayah dan ibu nya
Ds Phone
ada aja hal nya
Ds Phone
selama ni maseh lagi nak rebut bini orang
Ds Phone
macam budak kecik merajuk aja kerja nya
Ds Phone
dia nak hidup senang sangup bermadu
Ds Phone
anak nya lebih tahu
Ds Phone
dah pandai pujuk bini sekarang
Ds Phone
gila meraka ni
Ds Phone
mesti macam tu selalu jika mahu anak
Ds Phone
terima lah nasib kamu
Ds Phone
apa yang akan dia laku kan
Ds Phone
anak dengan bapak sama aja cemburu
Ds Phone
semua nya jadi lawak
Ds Phone
bolih tanya kagi bodoh
Ds Phone
apa bayi nya akan selamat
Ds Phone
apa semua nya selamat
Ds Phone
meraka sama sama sayang sabgat pada ibu nya
Ds Phone
mana baik baik dah jena pukul
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!