NovelToon NovelToon
Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Istri Jenderal Yang Mencuri Hatinya

Status: sedang berlangsung
Genre:Transmigrasi ke Dalam Novel / Romansa Fantasi / Cinta Seiring Waktu / Era Kolonial / Mengubah Takdir / Cewek Gendut
Popularitas:234.1k
Nilai: 4.9
Nama Author: ICHA Lauren

Aku membuka mata di sebuah ranjang berkelambu mewah, dikelilingi aroma parfum bunga yang asing.
Cermin di depanku memantulkan sosok wanita bertubuh besar, dengan tatapan garang dan senyum sinis—sosok yang di dunia ini dikenal sebagai Nyonya Jenderal, istri resmi lelaki berkuasa di tanah jajahan.

Sayangnya, dia juga adalah wanita yang paling dibenci semua orang. Suaminya tak pernah menatapnya dengan cinta. Anak kembarnya menghindar setiap kali dia mendekat. Para pelayan gemetar bila dipanggil.

Menurut cerita di novel yang pernah kubaca, hidup wanita ini berakhir tragis: ditinggalkan, dikhianati, dan mati sendirian.
Tapi aku… tidak akan membiarkan itu terjadi.

Aku akan mengubah tubuh gendut ini menjadi langsing dan memesona.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ICHA Lauren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tatapan Tak Biasa

Amara mengira Seruni akan segera naik pitam karena ucapannya. Ia sudah membayangkan wajah sang kakak menegang, suara meninggi, bahkan mungkin akan mempermalukannya habis-habisan di depan Elias. Itu sebabnya, ia sengaja menahan senyum liciknya, menunggu momen ketika harga diri Seruni runtuh.

Namun yang terjadi justru di luar dugaan. Nateya hanya tersenyum tipis, penuh ketenangan.

“Tentu saja aku tidak keberatan, Amara,” ucapnya dengan suara halus. “Aku justru berterima kasih karena kau sudah bersusah payah memasak untuk Elias. Pekerjaan para pelayan di rumahku jadi berkurang."

Wajah Amara menegang. Ia tidak menduga Seruni akan merespons dengan kalimat yang terdengar seperti pujian, tetapi ternyata penuh duri.

Nateya melangkah setengah maju, senyumnya tak luntur.

“Tapi… lain kali kalau ingin melakukan sesuatu, jangan setengah-setengah. Buatlah makanan yang banyak sebagai ungkapan terima kasih. Ingat, Elias sudah punya istri dan anak. Seharusnya makanan itu dibuat untuk kami juga—aku, Julian, dan Anelis. Kalau hanya untuk Elias seorang, para serdadu di sini bisa berpikir macam-macam tentangmu.”

Nada suara Nateya kian tajam, meski tetap terdengar elegan.

“Takutnya, Nona Amara van deer Meer disangka suka merayu suami kakaknya."

Wajah Amara seketika merah padam, darahnya mendidih. Ia menggigit bibir, menahan gejolak, lalu bersuara dengan nada tersakiti.

“Kak Seruni, jangan hanya karena cemburu lalu Kakak memfitnahku seperti itu. Aku… aku hanya ingin tulus berterima kasih!”

Nateya terkekeh pendek, matanya memandang dengan tajam. “Adikku sekarang rupanya mudah sekali tersinggung. Kemarin kau hampir pingsan karena kehabisan darah, bukan? Lebih baik pikirkan kesehatanmu saja.”

Dengan santai, Nateya lalu menggandeng tangan Julian. “Aku pergi dulu. Ada urusan yang lebih penting."

Wajah Amara memanas, tetapi tidak bisa membalas. Ia hanya bisa menatap Elias dengan wajah setengah merajuk, setengah penuh dendam. Elias sendiri berdiri terpaku di tempat. Rahangnya menegang, menatap punggung Nateya dan Julian yang semakin menjauh.

***

Nateya pun membawa Julian ke barak pengobatan. Dokter militer bergegas menyambut Nateya dengan ramah.

“Selamat pagi, Nyonya Seruni,” dokter itu memberi hormat kecil. “Ada yang bisa kami bantu?”

Nateya langsung bertanya, “Mayor Ragnar. Bukankah ia masih dirawat di sini? Mengapa saya tidak melihatnya?”

Sang dokter bertukar pandang sebentar dengan perawat, lalu menjawab dengan nada hormat, “Mayor Ragnar menolak untuk terus dirawat di sini. Kondisinya membaik begitu cepat, semua berkat pertolongan Anda tempo hari. Sekarang Beliau sudah kembali ke tendanya sendiri, bahkan mulai menyibukkan diri dengan tugasnya.”

“Benarkah?” Nateya mengerutkan dahi. “Apa kondisinya benar-benar sudah pulih?”

“Secara medis, masih butuh pemulihan,” jawab sang dokter jujur. “Tapi semangat juang Beliau begitu kuat. Mayor Ragnar juga sempat menyampaikan bahwa dia ingin menemui Anda untuk berterima kasih.”

Nateya menghela napas, lalu tersenyum tipis. “Bisa tolong antarkan saya ke tendanya?”

Seorang serdadu segera menawarkan diri mengantar. Sambil menggandeng Julian, Nateya berjalan di antara deretan tenda dan barisan serdadu yang sedang berlatih fisik. Suara teriakan komando, derap langkah, dan dentuman kayu senjata tiruan terdengar menggema.

Julian terpukau, matanya berbinar. “Mama bolehkah aku melihat latihan mereka sebentar? Aku janji tidak akan pergi jauh,” katanya penuh semangat.

Menatap wajah anaknya yang berseri-seri, Nateya tersenyum hangat.

“Baiklah. Mama akan cepat kembali."

“Siap, Ma!” Julian memberi hormat ala serdadu, membuat Nateya tersenyum geli.

Tenda Ragnar terletak tak jauh dari tempat Julian berdiri. Setiba di tenda itu, Nateya menyingkap tirai dengan hati-hati. Namun begitu melangkah, matanya terbelalak.

Di dalam, Ragnar berdiri dengan tubuh tegap, setengah telanjang dada. Ia baru saja melepas seragam, hendak mengganti dengan kemeja baru. Luka di dadanya masih dibalut perban putih, tetapi garis otot dada dan bahunya terlihat jelas.

Ragnar sama terkejutnya. “Nyonya Seruni!” serunya kaget, buru-buru hendak mengambil kemeja.

Nateya, yang terkejut, malah tanpa sengaja tersandung pada lipatan karpet kasar di lantai tenda. Tubuhnya oleng ke depan.

Refleks, Ragnar mengulurkan tangan. Dalam sekejap, lengan kekarnya menahan pinggang Nateya, tubuh mereka hanya berjarak sejengkal.

Sesaat mata mereka bertemu—mata Nateya yang membelalak dan mata Ragnar yang berusaha menahan diri.

Nateya buru-buru melepaskan diri, wajahnya memerah.

“M-maaf, Mayor Ragnar. Aku tidak tahu kau sedang berganti pakaian.”

"Tidak apa-apa, Nyonya. Saya memang ceroboh. Harusnya saya menyuruh bawahan saya berjaga di luar.”

Lekas saja Ragnar meraih kemeja, hendak mengenakannya. Namun Nateya menahan gerakan pria itu.

“Tunggu dulu. Aku ingin memeriksa perban lukamu. Hanya sebentar.”

Ragnar terdiam, lalu mengangguk. Nateya mendekat, jemarinya hati-hati membuka sedikit perban di dadanya. Memberikan usapan lembut agar tidak menyakiti. Mata Nateya fokus seperti seorang dokter sejati.

Hanya saja di tengah keseriusan itu, ia bisa merasakan sesuatu. Dada Ragnar bergerak cepat, jantungnya berdegup lebih kencang di bawah sentuhan lembutnya. Dan, sebagai seorang dokter, Nateya tahu bahwa denyut itu bukanlah hal biasa.

Agar tidak menimbulkan salah paham, Nateya buru-buru menyelesaikan pemeriksaan. Jemari halusnya merapatkan kembali perban di dada Ragnar, lalu ia mundur selangkah, menjaga jarak aman.

“Lukamu sudah hampir kering,” ujar Nateya tenang. “Tapi kau tidak boleh melakukan latihan fisik yang berat dulu. Kalau bisa, pakailah baju yang longgar supaya balutan ini tidak tergesek. Atau.…”

Nateya terdiam sejenak, sebelum melanjutkan, “saat tidur, lebih baik tidak usah mengenakan baju atasan dulu. Itu akan mempercepat pemulihan.”

Untuk sesaat, Ragnar hanya memandang Nateya kemudian mengangguk.

"Saya mengerti, Nyonya. Saya masih bisa berada di sini, masih bisa bernapas sampai hari ini, semua karena pertolongan Anda. Saya akan mengingat budi itu selamanya, dan siap melakukan apa pun yang Anda minta."

Entah mengapa, Nateya merasa ada sesuatu dalam tatapan mata Ragnar yang melampaui sekadar ucapan terima kasih seorang prajurit kepada penolongnya. Namun, ia berusaha menepis hal itu.

Ragnar pun segera meraih kemejanya, menyampirkannya ke tubuh, dan mengancingkan perlahan. Suaranya kemudian terdengar lebih formal.

“Sebenarnya, sore nanti saya berniat datang ke rumah Anda. Arvid mengatakan Anda ingin berbicara sesuatu yang penting."

Nateya berdehem pelan, menata kata-kata dalam hatinya. “Ya, memang aku ada satu permintaan. Tapi, aku tidak akan memaksa bila kau tidak mau.”

Ragnar menatapnya penuh perhatian, sedikit mencondongkan tubuh. “Permintaan apa, Nyonya? Katakan saja. Saya siap mendengarkan."

Nateya menarik napas dalam-dalam, sebelum menatap lurus pada mata pria itu.

“Ragnar, apakah kau bersedia… menjadi ajudan pribadiku? Menggantikan Victor mulai besok.”

Suasana di dalam tenda mendadak senyap.

Nateya berdiri tegak, meski jantungnya berdetak lebih cepat. Ia tahu, permintaan ini akan menjadi titik balik. Ragnar bukan sembarang prajurit—ia punya harga diri, tanggung jawab, dan masa depan karier yang mungkin sulit ditinggalkan begitu saja.

1
Yani Cuhayanih
Terbaik
Yani Cuhayanih
double up dong thor/Grin/
Wega Luna
wanita murahan itu ada 3 tipe .
tipe 1 yg bener bener murahan sana sini nemplok cowok yg beda beda
tipe 2 yg bener bener murahan nemplok suami orang dan mempunyai obsesi gila
tipe 3 murahan dalam arti si cewek merasa GK dihargai pasangannya dan memilih mendua mencari kenyamanan di cowok lain( suami kdrt,suami toxic, suami pelit nya selangit,suami lebih suka kumpul bareng teman daripada istri,suami yg mau hidupnya di setir ibunya,🤭 )
Wega Luna: bener banget ,,,🤭🤭 🤭🤭
total 2 replies
Erna Fkpg
selalu kuat seruni buktikan bahwa kamu orang yg hebat
Erna Fkpg
fix emang harus dibuang ni wlias
Siska Sutartini
kalau sekedar gatal menggoda suami orang disebut oelakor. tapi ini ga cukup dg upaya merebut suaminya malah memfitnah istrinya disebut apa ya cocoknya si Amara ini? smoga kamu dpt hukuman yg cukup berat utk smua perbuatanmu. smoga konvoi yg datang itu Aldrich ya srtuni.
Wega Luna: mending di fitnah tetangga ku aja di buat sampai mati istri sahnya ,di santet pelakor lebih serem tuh,,,ini fakta loh...
total 1 replies
Sunaryati
Ulah murahanmu memuluskan Seruni menggugat cerai Elias, Amara. Namun akibatnya akan merusak nama baik orang tuamu, kamu, dan Elias, karena Seruni memasang kamera modern, untu merekam, kegiatan kamu dan Elias yang menjijikkan.
Aleyya Salsabila
semoga si elias ke goda yaa biar crpat bercerai🤣🤣
Dian Haerani
cih si Amara ini gatelnya melebihi ulat bulu, tapi bagus juga sih agar jalan untuk seruni berpisah dengan si jendral bodoh itu mulus /Sly/
soalnya daku pendukung garis keras bebeb aldrich /Proud/
lin s
siapa yg dtg .. aldrich kah atau ?
Siska Sutartini
semoga semuanya terekam ndg baik dg kelakuan Amara & Elias. meskipun Elias berusaha menyangkal tapi dg bukti rekaman kamera nanti lu bisa apa? dan smoga kerusuhan yg terjadi di kamp bisa diselesaikan dg baik oleh seruni & dalangnya segera tertangkap. smg Ragnar awas matanya bisa mengenali pelaku yg oernah pura-pura berobat sebelumnya
lin s
smga seruni bsa mengatasi keonaran wrga, gara2 siamara, sdangkan dikmr elias psti ada kamera pengintai psti bwt bkti perselingkuhan mereka, coba aj thor ayahnya seruni dtg kekediaman elias atau kepergok wargalah psti dinikahin masal , psti seru 🤭🙏
Hikam Sairi
iih udah gak sabar aju👊👊👊👊👊
Dianra Malakut
sekalian kedua anak Elias tau kebejatan klakuan bp + tantenya biar kedua anak Elias ikut mmbenci mreka berdua,,
semoga kerusuhan yg yg trjadi d camp seruni bsi mengatasinya d balik kerusuhan itu tntunya si Amara pelaku utama
Yani Cuhayanih
Tamatlah riwayat mu elias ..sebentar lagi kau akan jd duda merana /Smug/
Siska Sutartini
ya ampun ini pasti suruhan si pelakor Amara ya. smoga langsung ketahuan belangnya Amara. jadi senjata makan tuan. dan Elias mana nih yg katanya akan melindungi? beh mulutnya situan jendral. Elias ya manis di bibir doang. sudahlah langsung cut aja suruh tanda tangan surat cerai aja
Hikam Sairi
yaaaaah😫😫😫😫
Yani Cuhayanih
double up dong thor/Grin/
Sunaryati
Makin seru Thoor, jangan sampai ada penjahat yang bisa menyentuh, Nateya, bahkan dia masuk ke bahaya sendiri. Itu pasti orang suruhan Amara. Mereka tidak akan berhasil Amara.
Erna Fkpg
mantap thor gk sabar nunggu kelanjutannya soalnya makin seru ceritanya 💪💪💪❤️
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!