NovelToon NovelToon
Talak Di Atas Pelaminan

Talak Di Atas Pelaminan

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Kantor / Konglomerat berpura-pura miskin / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Janda / Romansa / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:415.9k
Nilai: 5
Nama Author: Santi Suki

Dunia Yumna tiba-tiba berubah ketika sebuah video syur seorang wanita yang wajahnya mirip dengan dirinya sedang bercinta dengan pria tampan, di putar di layar lebar pada hari pernikahan.


Azriel menuduh Yumna sudah menjual dirinya kepada pria lain, lalu menjatuhkan talak beberapa saat setelah mengucapkan ijab qobul.


Terusir dari kampung halamannya, Yumna pun pergi merantau ke ibukota dan bekerja sebagai office girl di sebuah perusahaan penyiaran televisi swasta.


Suatu hari di tempat Yumna bekerja, kedatangan pegawai baru—Arundaru—yang wajahnya mirip dengan pria yang ada pada video syur bersama Yumna.


Kehidupan Yumna di tempat kerja terusik ketika Azriel juga bekerja di sana sebagai HRD baru dan ingin kembali menjalin hubungan asmara dengannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Santi Suki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21

Yumna tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari dia akan melihat Azriel lagi, apalagi di tempat kerja yang sama. Dunia seakan terasa terlalu sempit, atau Tuhan memang ingin menguji hatinya sekali lagi.

Hanya mendengar nama pria itu disebut orang lain saja sudah cukup membuat dadanya mengeras seperti ditindih batu besar, apalagi kini harus tahu bahwa mereka bekerja di kantor yang sama, di gedung yang sama, hanya dipisahkan beberapa lantai.

Meskipun mereka sudah bukan sepasang kekasih, bukan lagi pasangan suami-istri, rasa tidak nyaman itu tak pernah benar-benar hilang. Azriel adalah luka yang berjalan dengan dua kaki. Luka yang pernah ia rawat, ia cintai, ia jaga, tetapi kemudian justru menikamnya paling dalam.

Bayang-bayang hari pernikahan itu kembali menghantam ingatan Yumna. Suara orang-orang yang menuduhnya, tatapan menghakimi, komentar miring dari keluarga besar, semuanya masih jelas seperti kemarin. Bahkan aroma bunga di pelaminan pun terkadang muncul di ingatannya, aroma yang membuatnya ingin muntah sekarang.

Lalu, yang paling menyakitkan, Azriel tidak membela dirinya. Pria yang ia pilih, yang ia yakini akan menjadi pelindung hidupnya, justru berdiri bersama mereka yang merendahkannya. Yumna seperti berdiri sendirian di tengah badai, sementara orang yang seharusnya menguatkannya malah ikut meniup badai itu agar semakin besar.

“Mungkin aku tidak akan sehancur itu, kalau saat itu dia memegang tanganku,” batin Yumna getir. “Kalau dia bilang dia percaya padaku, mungkin aku masih bisa bernapas waktu itu.”

Sekarang, entah apa lagi yang ingin pria itu bicarakan. Yumna tidak peduli. Dia sudah lelah berurusan dengannya. Bahkan hanya mendengar namanya disebut saja sudah membuat perutnya mulas.

“Kenapa kamu malah bengong begitu? Tuh, dipanggil suruh ke ruang HRD!” suara Amelia menyeruak, membuat Yumna terhenyak.

“Ruang HRD?” gumam Yumna. Jantungnya spontan berdebar lebih cepat. Dia ingat betul/kalau Azriel bekerja di bagian itu.

“Iya! Cepat sana! Jangan sampai kamu bikin mereka marah. Bisa-bisa kamu dipecat,” Amelia bersedekap. “Sekarang itu susah dapat kerjaan. Jadi cleaning service aja rebutan.”

Ucapan Amelia benar. Dunia kerja semakin kejam. Sarjana saja bisa menganggur bertahun-tahun. Yumna sendiri, yang punya gelar sarjana, akhirnya mengambil pekerjaan sebagai cleaning service demi tetap bisa makan. Tidak ada ruang untuk gengsi.

Dengan langkah berat, Yumna berjalan menuju ruang HRD. Setiap langkah seperti menuntun dirinya pada kenangan yang tidak ingin ia buka lagi. Ia menelan ludah menyiapkan diri, entah untuk apa.

“Permisi,” ucap Yumna sambil mengetuk pelan.

Ketika pintu terbuka, hal yang paling Yumna takuti terjadi. Tatapan dia beradu dengan tatapan Azriel.

Dada Yumna mengencang. Seketika ia mengalihkan pandangan, berpura-pura tidak peduli meski detak jantungnya seperti berlari maraton.

“Yumna, duduklah!” titah Pak Gunawan sambil menunjuk kursi di depannya.

Yumna duduk dengan tubuh kaku. Syukurlah, orang yang memanggilnya ternyata bukan Azriel. Meski tetap saja keberadaan pria itu di ruangan membuat kulit tengkuknya merinding tidak nyaman.

Pak Gunawan membuka berkas yang ada di mejanya. “Aku lihat resume kamu, sarjana ekonomi. Pernah kerja di perusahaan garmen bagian pemasaran dan gudang.”

“Benar, Pak,” jawab Yumna pelan.

“Ada lowongan di bagian program berita,” lanjut Pak Gunawan. “Kami butuh pembaca narasi berita. Katanya suara kamu bagus.”

Yumna mengerjap. Pembaca narasi? Dia tidak pernah membayangkan akan bekerja di dunia penyiaran. Suaranya memang sering dibilang enak didengar, tapi itu hanya komentar sambil lalu. Tidak pernah terpikir bisa dijadikan pekerjaan.

“Kamu bisa pikirkan dulu,” kata Pak Gunawan. “Kasih jawaban tiga hari lagi.”

“Baik, Pak,” balas Yumna. Dia berdiri, menunduk sopan, dan buru-buru keluar dari ruangan itu sebelum detik-detik yang canggung bersama Azriel menjadi semakin menyesakkan.

Begitu keluar, udara di lorong terasa lebih lega. Tapi hati Yumna masih penuh beban. Tawaran itu menarik, tetapi juga menakutkan. Kalau gagal? Kalau ternyata suaranya jelek? Kalau malah membuatnya dipecat? Pikirannya berputar-putar.

“Yumna!” Suara seseorang memanggilnya dari jauh.

Tapi Yumna tidak menoleh. Langkahnya terus mengarah ke lift. Kepalanya masih penuh pertimbangan dan rasa cemas. Sampai akhirnya seseorang menyusulnya dan masuk ke dalam lift yang sama.

“Hei!” Sebuah tepukan di bahu membuatnya melompat kecil.

“Mas Arun!” seru Yumna kaget.

Arundaru terkekeh kecil. “Kamu kenapa? Aku panggil-panggil dari tadi tapi kayak nggak dengar apa-apa.”

Yumna mengusap dadanya yang berdebar. “Maaf, Mas. Aku lagi mikir sesuatu yang serius.”

“Apa itu?” tanya Arundaru sambil mencondongkan badan, penasaran.

Yumna menarik napas panjang. “Pak Gunawan menawarkan aku posisi baru.”

“Posisi apa?” tanya Arundaru, kali ini lebih antusias.

“Katanya di bagian berita. Jadi pembaca narasi berita yang akan diberitakan.”

Alis Arundaru terangkat. Wajahnya berubah cerah. “Lho, itu bagus banget! Posisi kamu bakal jauh lebih baik daripada cleaning service. Gajinya juga pasti naik.”

“Tapi, Mas ....” Yumna menggigit bibirnya. Ada rasa takut yang sulit ia ungkapkan.

“Apa? Kamu takut nggak bisa?” tebak Arundaru lembut.

Yumna mengangguk pelan.

Lift terbuka di lantai mereka, tetapi keduanya tetap berjalan berdampingan.

“Kamu itu cerdas, Yumna,” kata Arundaru tiba-tiba. Suaranya rendah namun tegas. “Dan suaramu memang enak didengar. Kamu cuma butuh percaya pada dirimu sendiri. Semua orang mulai dari nol.”

“Tapi kalau aku salah? Kalau aku bikin masalah?” Yumna masih memeluk dirinya sendiri secara halus.

Arundaru menghentikan langkah, membuat Yumna ikut berhenti. Dia menatap Yumna dengan mata yang tenang.

“Justru karena kamu mau belajar, kamu akan bisa. Lagipula, ini kesempatan besar. Nggak semua orang dapat tawaran kayak gitu.”

Yumna terdiam. Ada bagian dari dirinya yang ingin percaya. Tapi, bayangan masa lalunya selalu menahan.

“Azriel pasti tahu soal tawaran ini,” gumam Yumna lirih.

Arundaru mendengus. “Lho, terus kenapa? Kamu kerja buat cari nafkah, bukan buat Azriel. Jangan biarkan masa lalu kamu menentukan masa depanmu.”

Ucapan itu menusuk tepat di tempat yang paling Yumna butuhkan.

Arundaru melanjutkan, “Kamu hidup untuk diri kamu sendiri sekarang. Jangan biarkan siapa pun bikin kamu kecil, termasuk dia.”

Yumna merasa dadanya terasa hangat. Untuk pertama kalinya hari itu, dia mengangguk pelan. “Iya, Mas. Aku akan pikirkan.”

“Nah, gitu dong!” Arundaru tersenyum lebar. “Kamu kuat, Yumna. Jangan lupa itu.”

Mereka berjalan kembali ke area kerja masing-masing. Yumna masih membawa beban di dadanya, tapi kini ada juga secercah keberanian kecil yang mulai tumbuh.

Malam itu, ketika Yumna pulang dan duduk di kamarnya, tawaran itu terus berputar di kepalanya. Dia menatap kedua telapak tangannya sendiri, mengingat bagaimana dulu ia pernah mampu menghadapi cobaan yang jauh lebih berat daripada ini.

“Mungkin aku bisa mencobanya,” batinnya.

Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, Yumna merasa ada pintu kecil yang mulai terbuka. Dia siap untuk melangkah masuk.

***

1
Hary Nengsih
lanjut
Rahma Inayah
aura hanya hanya Krn dendam dan uang km mau berbuat jahat km TDK tau berhadpn dgn siapa klu km Ketahun km BS satu sel dgn kakak mu
Rahma Inayah
aneh Jesica dia yg selingkh malah GK trm klu aru sudah bahagia dan melupakan masa lalu nya
ken darsihk
Aura sebelum nya tidak pernah di sebut , kini hadir membawa kekacauan 😡😡😡
Eonnie Nurul
aura tapi bukan aura kasih kan 🤭
Uba Muhammad Al-varo
Hay...... Jesicca kalau kamu masih mau mengusik Yumna,kamu akan lebih direndahkan dari wanita yang paling rendah dan murahan, ingat itu Jesicca.
Wanita Aries
bosen ma novel yg selalu muncul masa lalu dgn tidak terima kenyataan dan akhirnya balas dendam dgn membayar org menguntit ujungnya mengancam. duhh thor gk bisa gitu dbuat beda dgn yg lain.
Aditya hp/ bunda Lia
hati" Arun si mantan lagi mau berbuat sesuatu ...yang jahat
WHATEA SALA
Bukan hanya Arandaru saja yang terganggu dengan hadirnya bara dan bianca yang baca pun terganggu😩😩😩nyebelin
Kusii Yaati
aq paling jengkel kalau ada masa lalu yang mengusik, apalagi kalau kesalahannya mereka yang buat sendiri, Jesica contohnya dia yg selingkuh dia sendiri nggak terima anehkan.semoga Arun dan Yumna bisa melalui masalah ini dengan saling mendukung dan percaya.
Wanita Aries: sama kyk udh byk bgt modelan cerita bgini dgn kmbalinya masa lalu yg merusak
total 2 replies
Sugiharti Rusli
apalagi sepertinya si Jessica ga akan berhenti sampai dia mendapatkan keinginannya tuh,,,
Sugiharti Rusli
dia kan ga punya akses ke hp Yumna yang bisa dia pantau dari sana pergerakannya
Sugiharti Rusli
etapi sepertinya apa yang Barata lakukan bisa berguna kalo ada apa" dengan sepupu nya yah, tapi gimana dengan Yumna🤔🤔
Sugiharti Rusli
hadeh Barata kamu mah memang sengaja nguntit si Arundaru sih yah😅😅😅
Sugiharti Rusli
sepertinya Yumna memiliki firasat yah dia, mungkin karena selama ini dia bukan tipikal yang berhati keras, jadi hal itu tersemat begitu saja di hatinya,,,
Nar Sih
mas arun tetap jga yumna ,hti,,jesika sedang mengintai nya
Yuliana Tunru
arun jujur dgn.yumna gmn jesi takut x saat terjadi sesuaitu yg buruk yumna tak waspada krn.kamu blm trntu selalu ada di sisi yumna
tiara
Barata selalu ngikutin Arun Yumna, ya seneng dia gangguin orang lagi kencan
ken darsihk
Apa yng mau di buat Jesica ya , berharap semua nya baik2 sajah
Hary Nengsih
ada apalagi kah
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!