Mariza dan Derriz menikah karena perjodohan. Selama satu tahun pernikahannya, Derriz tak pernah menganggap Mariza.
Mereka tinggal satu rumah tapi seperti orang asing. Derriz sendiri yang membuat jarak diantara mereka. Karena Derriz mencintai dan masih menunggu mantan kekasihnya kembali, Luna.
Seperti yang di katakan Derriz di awal pernikahannya. Mereka akan berpisah ketika Luna kembali. Apalagi Mariza tak bisa membuatnya jatuh cinta. Bagaimana bisa jatuh cinta jika selama ini saja Derriz selalu menjaga jarak darinya. Bukan hanya di rumah, tapi di kantor juga mereka seperti orang asing.
"Apa alasanmu ingin bercerita dariku?" tanya Derriz saat Mariza memberikan surat cerai yang sudah dia tandatangani.
"Apa aku kurang memberikan uang bulan padamu? Apa masih kurang?" Derriz tak terima Mariza ingin bercerai darinya.
"Karena masa lalumu sudah kembali, Mas! Aku pergi karena aku sudah tak ada gunanya lagi di sini!" jawab Mariza.
"TIDAK!" jawab Derriz membuat Mariza bingung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yam_zhie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku Pamit, Mas! 26
"Duduk!" pinta kakek Bima kepada Derriz dengan penuh penekanan dan kilat amarah di matanya.
"Jadi kamu masih berhubungan dengan wanita itu? Dan Izha tahu? Anak kurang ajar kau Derriz! Apa kamu buta dan bo-doh? Sudah ku berikan kau istri yang baik malah memilih belatung nangka seperti si Luna!"emosi Kakek Bima sepertinya tak bisa di tahan lagi.
Bahkan tingkat kakek sudah melayang di bahu Derriz. Derriz mengasuh tapi di abaikan oleh Kakek Bima. Tiga pukulan di bahu membuatnya benar-benar kesakitan.
"Apa Izha mengadu kepada kakek?" Derriz balik bertanya kepada kakek Bima.
"Aku mengawasi kalian! Kau fikir aku tak tahu? Bahkan sebelum kesini wanita itu ada di rumah kalian kan? Dan dia juga sudah berani sering ke rumah kalian! Apa kamu mau menyiksa Izha dengan caramu seperti itu Derriz? Kau tak tahu seperti apa wanita yang kamu kira bidadari itu!" Kakek Bima semakin emosi.
Pak Agung yang mendengar teriakan Kakek Bima segera mendekat. Derriz menatap tajam ke arah pria paru baya itu. Ini pasti semua ulah Pak Agung, pria itu pasti yang mengawasi mereka.
"Kek, Luna sudah berubah, sekarang dia tak lagi mengenakan pakaian terbuka. Bahkan Luna mengenakan hijab seperti Izha. Bukankah kakek ingin memiliki Cucu menantu yang mengenakan hijab?" jawab Derriz semakin membuat Kekak Bima memukul kepala batu Derriz.
Jika saja dengan memukul kepala cucunya berkali-kali bisa membuatnya berubah dan sadar jika Luna tak sebaik yang dia lihat dan kira selama ini. Maka dia akan lakukan itu, namun rasanya percuma karena cucunya tak akan pernah sadar jika hanya di getok kepalanya.
"Terserah! cari tahu sendiri siapa wanita tercintamu itu. Jangan salahkan jika Izha tak akan lagi mau menerima kamu setelah luka yang dia dapatkan dari pria bo-doh sepertimu!"
"Tolong beri Luna kesempatan kek, Luna tak seburuk yang kakek kira. Biar kakek dekat dengan Luna seperti kakek dekat sekali dengan Izha. Karena Izha tak sebaik yang kakek kira. Dia wanita matre! Yang bahkan mengadu juga kepada kakek kan? Semalam aku mengajak dia untuk memulai hubungan dari awal tapi dia malah menolak. Dia mengadu apa kepada kakek tadi?" Derriz malah menuduh istrinya yang tidak-tidak.
"Sampai kapanpun aku tak kan pernah mau mempunyai cucu mantu seperti Luna! Jangan samakan Izha dengan Luna! Mereka berbeda, cucu mantuku bukan tandingan wanita seperti itu!" ucapan Kakek Bima membuat Derriz mendelik tajam.
"Izha bukanlah seorang istri yang akan membuka aib suami dan rumah tangganya sendiri. Dia tak mengatakan apapun mengenai keburukanmu selama satu tahun menikah dengannya. Dia datang padaku untuk pamit dan meminta maaf. Karena tak bisa melanjutkan pernikahan kalian, dengan alasan tak bisa membuat kamu jatuh cinta dan tak bisa menjadi istri yang baik. Bahkan dia tak mengatakan kebusukkan mu sedikitpun padaku! Apa wanita seperti itu yang masih akan kamu sakiti Derriz! Cucu bo-doh!" geram Kakek Bima.
"Pamit? Dia pamit kemana kek? Lalu sekarang dia dimana? Lalu kakek mengizinkan Izha untuk berpisah dariku?" tanya Derriz panik.
"Untuk apa aku harus lama-lama menyiksa anak orang untuk hidup bersama dengan suami seperti kamu,! Karena hal itu akan berdosa bagiku! Bahkan jika kalian sudah bercerai aku akan mencarikan dia pria yang baik dan menyayangi Izha sepenuh hati. Lagi pula siapa yang tak mau janda masih tersegel seperti Izha!" jawab Kakek Bima membuat jantung Derriz berdenyut sangat nyeri.
Dia tahu kakeknya tak main-main dengan ucapannya. Bahkan dengan ucapan akan menjodohkan Izha dengan pria pilihannya pasti akan di wujudkan kakeknya itu. Derriz di landa frustasi, dia belum mau untuk berpisah dengan Izha. Tak tahu apa alasannya, dia pun tak tahu. Tapi dia juga tak bisa meninggal Luna. Bagaimana mungkin Izha berani mengatakan ingin berpisah depannya kepada Kakek?
"Jangan bercanda kek! Sebelum aku menceraikannya, Izha masih istriku. Dan aku tak ada niatan menceritaikan Izha salah waktu dekat!" jawab Derriz yang benar-benar mendapatkan satu pukulan di kepalanya.
Ringisan dan kesakitan Derriz tak di hiraukan kakek Bima. Saking kesalnya kepada sang cucu membuat dia benar-benar emosi.
"Belum? Berarti kamu memang sudah menyiapkan untuk berpisah dengan dia? Astaga aku tak habis fikir dengan kelakuanmu! Agung, apa dosaku di masa lalu hingga mempunyai cucu bo-doh seperti dia?"
"Biarkan saja Pak, nanti dia juga menyesal. Kalau Bu Izha di ambil pria lain baru di akan sadar. Dan setelah sadar semuanya sudah terlambat. karena Bu Izha sudah menutup hatinya untuk pria seperti Derriz!"jawab Pak Agung santai tapi mampu membuat Derriz terdiam.
"Tapi aku belum bisa mencintai Izha, Kek!" jawab Derriz lirih dan pergi dari sana.
"Mau kemana kamu?" tanya Kakek Bima.
"Menyusul Izha!" jawab Derri, kakek Bima hanya menghela napas mendengar jawaban Derriz yang tak bisa mencintai Izha.
Padahal dia berusaha melindungi cucunya dari wanita bernama Luna dengan menikahkannya bersama Izha. Namun ternyata usahanya sia-sia. Karena Derriz cinta buta kepada Luna. Potongan percakapan dirinya dengan Kakek Bima kembali terlintas saat dia berusaha mencari Izha. Tapi dia juga tak tahu harus mencari Izha kemana. Alhasil dia hanya mutar-mutar jalanan saja.
Tanpa terasa hari juga sudah mulai larut. Dia akhinya memilih pulang. Berharap besok akan bertemu dengan Izha di kantor. Tiba di rumah, hati Derriz tersa hampa, entahlah. Dia merasa kehilangan Izha.
"Perasaan apa ini? Bahkan aku malah merasa sakit dan tak bisa melepaskan bayangan Izha dari benakku. Apa yang sebenarnya terjadi padaku? Apa aku hanya takut dengan kemarahan kakek tadi? Atau dengan ancaman kakek yang mengatakan jika dia akan mencarikan jodoh untuk Izha. Kenapa kakek bisa-bisanya mengatakan seperti itu di saat aku masih resmi berstatus suami Izha!" kesal Derriz di bawah guyuran shower.
Drrrrttt
Drrrtttt
Kembali ponsel Derriz bergetar. Luna trus meneror dia dengan panggilan karena hari ini dia absen menemani Luna di apartemen. Derriz membiarkan panggilan Luna hingga ponselnya kembali senyap. Malam semakin larut, Derriz bahkan tak bisa memejamkan matanya. Tanpa di sadari kakinya malah melangkah menuju kamar Izha. Entahlah kenapa dia malah sayang kesana dan membaringkan tu-buhnya di atas ranjang milik sang istri.
Aroma tu-buh Izha yang masih menempel di bantal dan tempat tidurnya membuat Derriz memejamkan mata dan tanpa terasa menangis. Apalagi melihat di atas meja masih tersimpan cincin pernikahan milik Izha dan juga semua yang di tinggalkannya. Bahkan dia sudah melepas cincin pernikahan mereka dari satu Minggu pernikahan. Karena dia memang tak ingin siapapun ada yang tahu statusnya dengan Izha.
"Maafkan aku Izha. Aku mohon kembalilah, dan kita bisa mulai semuanya dari awal. Aku akan mencoba menjauhi Luna jika memang kamu ingin. Bahkan kakek sangat sayang padamu! padahal kakek adalah tipe pria yang sulit dekat dengan. orang lain. Tapi denganmu dia begitu bahagia. Kenapa kamu tak bisa membuat aku nyaman seperti itu saat dekat denganmu?" ujar Derriz lirih.
Tak sadarkah Derriz jika dia sendiri lah yang sudah membuat jarak dari awal pernikahan mereka. Bagaimana bisa Izha dekat dengan dia kalau baru dekat saja dia sudah memintanya menyingkir dan mengingat kembali perjanjian awal mereka.
akhir nya babang axcel turun tangan jg menyelamatkan izha
skrg otw menjemput calon ibu mertua mu ya babang axcel👍👍
muak sangat sm s derris
buat izha cepet bebas dr derris n axcel membantu smua nya biar lancar
klau udh beres dgn derris br izha d bantu axcel untuk menyelamatkan ibu nya
babang axcel gercep dong tolongin izha ya, kasian izha sendirian