Entah sebuah kesialan atau keberuntungan karna Audrey mengandung anak dari seorang mafia besar dan pebisnis paling berpengaruh di Kanada. Sosok Lucas tidak tersentuh, bahkan tak seorangpun bisa mencampuri bisnis gelapnya. Dia pria yang memiliki wajah sempurna, namun tak sesempurna hatinya.
Kehidupan Audrey mungkin tak akan baik-baik saja jika berkaitan dengan Lucas. Lalu bagaimana Audrey akan menyembunyikan keturunan Lucas? Agar hidupnya tak bersinggungan dengan pria itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clarissa icha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
30 menit yang lalu
Lucas merasakan keanehan di tubuhnya. Rasa panas yang menjalar, menurunkan fokus dan konsentrasinya. Saat itu Lucas sedang berbaur dengan para pebisnis kelas dunia, menikmati pesta pernikahan adiknya dengan minum-minuman. 4 botol wine telah tandas di tangan Lucas. Dia pecinta alkohol dan toleransinya terhadap alkohol cukup tinggi. Jadi menghabiskan 4 botol wine seharusnya tidak akan membuat Lucas mabuk. Apalagi kehilangan kesadaran sampai berhalusinasi. Tapi Lucas merasakan keanehan dalam dirinya.
"Sh*t!! Siapa yang berani bermain-main denganku!" Lucas mengumpat setelah diam-diam meninggalkan meja dan rekan-rekannya. Mereka bahkan tidak menyadari Lucas pergi dari sana.
Rasa panas di tubuhnya bukan efek alkohol. Lucas sangat yakin karna dia tidak pernah merasakan sepanas ini setelah menghabiskan berbotol-botol wine. Semakin lama, rasa panas itu menjalar ke seluruh tubuhnya dan bercampur rasa dingin. Lucas semakin yakin dia telah diberi obat perangsang.
Efeknya itu tidak familiar, 5 tahun yang lalu Lucas pernah merasakan efek panas seperti ini setelah diberi minuman oleh istrinya. Setelah di selidiki, ternyata minuman itu diberi obat perangsang.
"Tuan Lucas? Anda ingin kemana?"
Lucas memberi isyarat pada Felix agar mengikutinya. Mereka pergi ke sudut ballroom yang lebih sepi.
"Ada penyusup di pesta ini yang ingin menjebakku. Seseorang mencampurkan obat perangsang. Tangkap pelakunya dan bawa ke markas!" Titah Lucas tegas.
Felix menunduk. "Maaf Tuan, saya terlalu lengah sampai hal seperti ini harus terjadi." Dia merasa bersalah tidak bisa melindungi Bosnya.
"Aku tidak butuh maaf mu! Jalankan saja perintah ku, cari sampai dapat!" Lucas berkata dingin. Dia berlalu dengan langkah tergesa-gesa, tujuannya adalah kamar. Ya, Lucas harus segera tiba di kamarnya sebelum musuhnya datang dan membawanya ke kamar lain untuk di jebak.
Tubuh Lucas terhuyung, obat perangsang itu bekerja dengan cepat. Lucas merasa dirinya akan menggila jika tidak melampiaskannya.
"Tuan!!" Felix menahan tubuh Lucas. Hampir saja Lucas tersungkur dilantai. "Anda yakin tidak perlu saya antar ke kamar?"
Lucas mengibaskan tangannya. "Kamu menganggap ku lemah?!. Pergilah!!" Usirnya tegas.
Felix membungkuk sopan. "Baik Tuan." Felix mundur beberapa langkah dan menatap Lucas hingga menghilang di balik lift.
Kini di dalam kamar, tepatnya di bawah kungkungan Lucas, seorang gadis muda menjerit, menangis dan memohon agar dibebaskan.
Plaakkk!!
Lucas menampar wajah Audrey. Pipinya yang seputih susu berubah kemerahan. Tamparan itu sangat kuat, Audrey merasakan perih di seluruh wajahnya.
"Diam sial*n!! Bukankah ini yang kau inginkan?!" Lucas menyeringai. Kedua tangan Audrey disatukan dan ditekankan diatas kepala.
Audrey menggelengkan kepala kesana kemari, mencoba menghindari wajah Lucas.
"Tidak, tolong lepaskan aku. Aku tidak mau!!" Tubuh Audrey gemetar. Dia menyesal telah mengikuti perintah Teresa. Lucas lebih mengerikan daripada siksaan Teresa. Seharusnya Audrey meninggalkan hotel ini sejak awal.
Lucas tertawa. "Seseorang yang bermain-main dengan Lucas, dia tidak akan keluar dalam keadaan selamat! Kau hanya membuang-buang tenaga jika berteriak dan melawan! Tapi jika kau ingin cepat mati, lakukan saja!"
Audrey memejamkan mata, dia tidak berdaya dnegan ancaman Lucas. Nasi sudah menjadi bubur, Audrey takut mati sia-sia.
Saat Lucas mulai menciuminya, menggigit leher dan menyentuh tubuhnya, Audrey hanya bisa menangis tanpa suara. Tubuhnya tersentak ketika tangan besar Lucas menarik dressnya hingga robek. Tubuh Audrey hampir polos.
Lucas menyeringai. Jemarinya mengusap sudut mata Audrey. "Kau menangis?" Senyum itu jelas merendahkan. "Bukankah ini tujuanmu?! Kau ingin dimasuki oleh ku kan? Akan aku kabulkan sekarang!!" Kilat amarah terlihat jelas dimata Lucas.
Terlalu banyak musuh. Banyak orang yang menginginkan kehancuran dan nyawanya. Lucas sangat membenci orang yang diam-diam menjebaknya. Lucas justru senang jika musuhnya mengajak perang, tidak menjebaknya ketika dia sedang lengah.
Audrey meronta ketika sadar tubuhnya sudah polos. Lucas sangat beringas. Dia seperti hewan buas kelaparan yang sedang mengeksekusi mangsanya. Setiap gerakan Lucas terlalu cepat. Audrey bahkan tidak melihat kapan Lucas melepaskan celananya. Pria itu setengah telanjang, sedangkan bagian atas tubuhnya masih berbalut kemeja lengan panjang.
Lucas semakin kesulitan mengontrol dirinya akibat efek obat perangsang. Dia memposisikan diri di depan Audrey dan memasang pengaman. Lucas bukan orang yang ceroboh, dia selalu membawanya kemanapun dia pergi.
Melihat Audrey merapatkan kaki, Lucas dengan keras membentangkan paha Audrey hingga terbuka lebar.
"Aarrrh sakit!!" Audrey merasakan tubuhnya remuk. Tulang selangka-ngannya mungkin patah. Rasa sakit itu menjalar keseluruh tubuh.
"Ini belum seberapa jal*ng!! Aku pastikan kau tidak akan pernah melupakan rasa sakitnya!! Ini akibatnya jika bermain-main dengan Lucas!!" Lucas tertawa. Tawa yang membuat Audrey merinding.
"Aaarrhh!!" Mata Audrey terbuka sempurna. Dia bisa merasakan benda keras dan besar ingin memaksa masuk, tanpa membuat Audrey siap menerimanya.
"Tuan,, tolong lakukan dengan perlahan. A-aku,, aku tidak pernah melakukannya." Audrey memohon dengan air mata yang membanjiri wajahnya.
Pengakuan Audrey membuat Lucas terdiam, dia sempat menarik diri sedikit menjauh.
"Kau masih perawan?!"
Audrey mengangguk. "Bukan aku, bukan aku yang menjebak mu, aku berani bersumpah!!" Audrey memohon, berharap Lucas akan percaya dan melepaskannya.
Namun Audrey terlalu berharap. Lucas yang sudah dikuasai oleh gairah, tentu tidak akan melepaskan Audrey sebelum mendapatkan apa yang dia butuhkan. Dia bisa sekarat jika tidak melakukannya. Dosis obat perangsang itu sepertinya cukup tinggi.
Lucas melepas pengaman dan sembarangan membuangnya. Dia tidak membutuhkan itu karna Audrey masih perawan.
"Kau akan dilepaskan jika aku sudah berhasil menangkap pelaku yang sebenarnya!" Tegas Lucas dingin.
Dia menyerang Audrey dibeberapa titik, perlakuan tidak seburuk tadi, tapi tetap beringas dimata Audrey.
"Aaarrhh!!" Suara teriakan Audrey memenuhi kamar hotel. Air matanya kembali meleleh. Lucas berhasil membuat tubuh mereka menyatu. Entah Audrey harus senang atau takut. Dia berhasil tidur dengan Lucas, tapi bagaimana jika Lucas tidak menikahinya atau memberinya kompensasi?? Nasibnya akan tetap tragis di tangan Teresa jika tidak mendapatkan keduanya.
Lucas sempat menarik sudut bibirnya setelah berhasil merenggut kesucian Audrey. Gadis itu tidak berbohong. Lucas melihat sendiri darah segar mengalir di sekitar milik Audrey.
Tanpa membuat Audrey siap menerimanya, Lucas mulai bergerak. Dia tidak peduli sekalipun Audrey kesakitan di bawah kendalinya.
Lucas semakin cepat. Dia menggila. Efek obat itu bercampur dengan kenikmatan. Miliknya terjepit kuat, Lucas ingin meledak. Seumur hidup, dia tidak pernah merasakannya.
"Jal*ng sialan, kau sangat nikmat!!" Lucas meracau. Gerakannya semakin cepat. Tubuh Audrey terguncang-guncang. Tidak ada perlawanan, Audrey kehabisan tenaga untuk memberontak. Lucas terlalu sadis. Dia membuat seluruh tubuh Audrey terasa remuk.
Selama 30 menit, Lucas terus memacu tubuhnya. Suara khas percintaan memenuhi kamar. Kulit bertemu kulit, kelembaban di dalam sana menciptakan suara yang membuat Lucas semakin bersemangat.
Audrey menggigit bibir bawahnya, dia merasakan beda itu semakin keras dan kokoh di dalam sana, mengobrak-abrik pertahanan Audrey. Dan tidak sanggup lagi untuk melawan.
"Aahhh!!" Lucas mengerang, dia menekan dalam-dalam. Bersamaan dengan tubuh Audrey yang melemah dan cairan hangat mengalir dibawah sana.
Lucas menarik diri. Dia menyeringai lalu pergi ke kamar mandi.
Audrey menarik selimut untuk menutupi tubuhnya, dia menangis dan meringkuk di bawah selimut.
Audrey salah jika dia berfikir bisa bebas. karna setelah Lucas kembali dari kamar mandi, pria itu kembali menggagahinya berkali-kali.
gara2 lucas ini,, si Audrey banyk tekanan..
selalu semangat & sehat