NovelToon NovelToon
ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

ISTRI MANDUL JADI IBU ANAK CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Menikah Karena Anak / Pelakor jahat / CEO / Romantis / Ibu Pengganti / Duda
Popularitas:139.7k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Selama tiga tahun menikah, Elena mencintai suaminya sepenuh hati, bahkan ketika dunia menuduhnya mandul.

Namun cinta tak cukup bagi seorang pria yang haus akan "keturunan".
Tanpa sepengetahuannya, suaminya diam-diam tidur dengan wanita lain dan berkata akan menikahinya tanpa mau menceraikan Elena.

Tapi takdir membawanya bertemu dengan Hans Morelli, seorang duda, CEO dengan satu anak laki-laki. Pertemuan yang seharusnya singkat, berubah menjadi titik balik hidup Elena. ketika bocah kecil itu memanggil Elena dengan sebutan;

"Mama."

Mampukah Elena lari dari suaminya dan menemukan takdir baru sebagai seorang ibu yang tidak bisa ia dapatkan saat bersama suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 32. MURKA

Jessy mengangkat wajahnya dan memandang Raven dengan pandangan tegas di balik air mata yang mengalir.

"Jika kau tidak mau menikahiku ..." Jessy mengambil napas panjang, lalu berkata dengan suara yang menusuk, "Aku akan menggugurkan anak ini."

Dunia seakan terhenti saat itu juga. Hening.

Raven memandang Jessy dengan mata membesar, wajahnya memucat seketika.

"Apa yang kau katakan?" konfirmasi Raven, berharap kalau ia salah dengar.

Jessy mengangkat dagunya, walau tubuhnya bergetar. "Aku akan mengakhiri kehamilan ini. Aku sudah bertahan. Aku sudah menunggu. Tapi kalau kau tidak mau bertanggung jawab ... maka aku tidak akan melahirkan bayi ini. Kau berjanji akan menikahiku, memberiku nama keluargamu. Dan menjadi keluargamu. Tapi kau tidak mau sekarang ... maka aku akan menggugurkan anak ini."

Saat itu juga amarah Raven sampai ke puncaknya.

"JESSY!!" Raven berteriak, suaranya keras, membahana. "JANGAN BERANI MENGUCAPKAN ITU-"

"Aku serius," potong Jessy. Suaranya tajam, seperti pecahan kaca. "Aku tahu betapa besar keinginanmu memiliki keturunan. Itu sebabnya aku tahu ini satu-satunya cara agar kau mendengarkanku."

Raven membanting gelas kosong ke meja hingga kaca itu retak, membuat Jessy tersentak.

"KAU GILA?!" Raven mendekat dengan tatapan api. "ITU ANAKKU, JESSY! ANAKKU!"

"Anakmu," Jessy mengulang, hatinya terasa seperti disayat. "Tapi kalau kau tidak mau mengakuiku sebagai ibu dari anakmu ... lalu apa arti semuanya?"

Raven melangkah lebih dekat, namun bukan untuk merangkul. Ia mendekat seperti seseorang yang ditarik amarah.

"Kalau kau berani melakukan itu, Jessy," kata Raven dengan suara rendah namun sangat tajam, "kalau kau berani menyentuh anak ini, aku bersumpah hidupmu tidak akan pernah tenang. Aku akan membuatmu menderita. Selamanya."

Jessy mundur dua langkah, tubuhnya gemetar. Kata-kata itu menghantam dadanya seperti palu besi.

Sakit.

Tercekik.

Patah.

"Jadi ... begitu," bisiknya. "Itu yang kau pikirkan tentangku."

"Jessy, JANGAN membuat aku kehilangan kendali." Raven meraih lengannya, mencengkeram terlalu keras.

Jessy menepis tangannya sambil menangis. "Lepaskan aku!"

Raven menahan napas, mencoba mengendalikan diri.

Tapi ucapan Jessy berikutnya membuat semuanya runtuh.

"Aku hanya ingin status jelas," tangis Jessy pecah. "Aku hanya ingin tidak dicaci maki orang. Kau tahu apa yang orang lain sebut aku? Perempuan simpanan. Penghancur rumah tangga ... padahal kau sendiri yang memaksaku tetap di sini. Kau yang tidur denganku. Aku malu."

Raven menatap Jessy, namun tidak keluar dari amarah yang masih menggelayut di dadanya.

Jessy memegangi perutnya, tubuhnya terguncang oleh isakan.

"Aku malu ... setiap hari. Semua orang mencibirku. Menghakimiku. Dan aku ... aku bertahan karena aku percaya pada kata-katamu," kata Jessy.

Raven menutup mata. Ada sesuatu yang bergetar di wajahnya, kesal, marah, namun juga sedikit rasa bersalah, meski ia menolak menunjukkannya.

"Jessy," kata Raven lebih lembut. "Aku tidak ingin kau menggugurkan anak ini. Jangan berbicara seperti itu lagi."

"Kau tidak memberiku pilihan selain melakukan itu," ujar Jessy getir.

"Aku akan mengurusmu, aku akan mengurus anak ini. Aku akan tetap ada. Tapi pernikahan-"

"Tidak!" Jessy memotongnya dengan suara tinggi. "Aku TIDAK mau selamanya menjadi simpananmu lagi! Aku tidak mau hidup tanpa nama, tanpa status, tanpa kehormatan!"

Raven menatapnya, wajahnya semakin tegang.

"Kau memaksaku memilih," Raven berkata lambat. "Dan aku tidak bisa pilih semuanya, Jessy."

Jessy merasakan hatinya pecah berkeping. "Aku tidak butuh semuanya. Aku hanya butuh kau," katanya.

Kata-kata itu menggantung di udara.

Namun Raven tidak menjawab.

Itu lebih menyakitkan dari penolakan apa pun.

Jessy menangis semakin keras, hingga tubuhnya terguncang. Raven, meskipun wajahnya keras, tampak sedikit goyah melihat kondisi Jessy yang hancur.

"Dengarkan aku, Jessy," katanya, berusaha menenangkan. "Aku tidak meninggalkanmu. Aku hanya butuh waktu."

"Satu tahun kita bersama. Dan sekarang tujuh bulan sudah aku mengandung, tidak cukup waktu?" Jessy memandangnya sambil terisak. "Berapa lama lagi? Sampai aku melahirkan? Sampai anak ini besar? Atau sampai kau menemukan perempuan lain yang lebih pantas kau bawa ke ayahmu?!"

"Jangan mulai menuduh macam-macam," Raven memperingatkan.

"Tentu saja aku menuduh! Kau bahkan tidak pernah menyentuhku sejak trimester kedua. Kau jarang pulang. Kau terlalu sibuk dengan keluargamu. Kau mengabaikanku. Kau marah ketika aku menuntut apa yang memang menjadi hakku!" kata Jessy memanas kembali.

Raven membalas dengan suara tinggi. "KAU TIDAK PUNYA HAK MENENTUKAN HIDUPKU!"

Jessy menutup mulutnya, suaranya tercekat.

Raven memijit pangkal hidungnya, frustrasi semakin tebal di wajahnya.

"Jessy," kata Raven lebih pelan, "aku tidak bisa menikahimu. Setidaknya ... bukan sekarang."

Jessy merasakan jantungnya berhenti sejenak.

Tidak sekarang.

Kata yang sama yang ia dengar selama berbulan-bulan.

Kata yang sama yang selalu menjadi alasan Raven mengulur waktu.

Ia menatap Raven. Dan untuk pertama kalinya, ia benar-benar melihat betapa dinginnya laki-laki itu.

Betapa cinta Jessy ... tidak cukup.

"Kau masih mengharapkan Elena, 'kan?" tuduh Jessy.

"Kau-"

"Kau masih menginginkannya!" seru Jessy lagi.

Raven menatap Jessy, hatinya bergolak. Ia merasa terpojok oleh tuntutan Jessy, tetapi cintanya pada Elena masih membara. Ya benar, Raven masih menginginkan Elena kembali. Satu-satunya perempuan yang pantas bersanding dengannya.

"Jessy, dengarkan aku. Tidak ada satu pun yang akan mengubah ini. Aku tidak akan menikahimu. Satu-satunya istriku .. hanya Elena," kata Raven yang menjadi bom untuk Jessy.

Jessy meledak. "Elena?! Kau masih menyebut Elena! Tapi Elena sudah menikah dengan Hans! Dia bukan istrimu lagi! Kau harus sadar! Lupakan wanita mandul itu, Raven! Lupakan Elena!"

Raven menatap Jessy dengan mata penuh amarah, tubuhnya tegak, hampir gemetar menahan kemarahan yang membara.

"Jangan pernah menyebut Elena, apalagi tentang Hans! Bagiku, Elena tetap istriku, selamanya! Dan aku akan merebutnya kembali!" seru Raven tak terima.

Suasana di ruangan itu semakin panas. Adu mulut mereka tidak terelakkan, kata demi kata, amarah demi amarah. Setiap kalimat Jessy menancap seperti belati ke hati Raven, setiap kata Raven menimbulkan luka di hati Jessy. Mereka seperti dua badai yang saling bertabrakan, kekuatan dan emosi mereka saling beradu tanpa kompromi.

Sampai semua terhenti ketika tiba-tiba, Jessy meringis, tangannya menekan perutnya. Wajahnya memucat, napasnya terengah.

"Sa-sakit ...," ringis Jessy seraya memegangi perutnya.

Raven seketika berubah. Mata yang tadi menyala dengan kemarahan kini melebar dengan kepanikan. Ia langsung mendekati Jessy, memegang bahunya dengan tegas tapi lembut.

"Apa yang terjadi?! Apa yang salah?!" tanya Raven panik.

Jessy terus meringis, kesakitan semakin parah. "Per-perutku ... sakit," suaranya hampir tak terdengar, penuh ketakutan.

Raven tidak menunggu lagi. Dengan sigap, ia mengangkat Jessy dan membopongnya, hati yang tadi penuh amarah kini hanya dipenuhi rasa panik.

"Pegang aku kuat-kuat, Jessy. Kita akan ke rumah sakit sekarang!" kata Raven yang luar biasa panik.

Bergegas ia menuju ke mobilnya, membuka, lalu menempatkan Jessy di kursi depan. Lalu Raven segera berputar dan duduk di kursi kemudi.

Mobil hitam itu melesat keluar dari garasi, meninggalkan cahaya senja yang semakin memudar. Di dalam mobil, Raven memegang tangan Jessy, matanya menatap jalan dengan fokus yang membara, sambil sesekali menatap Jessy yang masih meringis kesakitan.

Bayinya, tidak boleh ada yang terjadi pada bayinya, batin Raven.

1
mimief
lah...tapi emang iy
gimana donk
mimief
ya gimana ya?
mau kasian, tapi kan lu sendiri yg sukarela masuk ke dunia laki laki yg udah beristri
ini hidup yg kau pilih
nikmati lah
lagian ..kl hasil mencuri yaaa beginilah 🤭🙄
mimief
sweet bgt si mereka
mimief
yah..cinta dan benci beda nya tipis bukan?
mknya jgn terlalu benci sama orang,siapa tau itu benar benar cinta
kan kalau kita gulet Mulu sama orang itu,kita ga usah pura pura selalu sempurna
dia selalu melihat di titik memalukan kita🤣🤣
mimief
wkwkwkwkwkk
ternyata doa dia nembus ke langit
dan di iyain Ama malaikat
hadeeeeh
mimief
wkwkwkwkwkk
ternyata doa dia nembus ke langit
dan di iyain Ama malaikat
hadeeeeh
mimief
wkwkwkwk
aku suka bahasanya
mimief
takdir nya gabut ya Thor🤣🤣
rapi .taukah kau
terkadang takdir datang dengan menyerupai dengan kebetulan
karena didunia ini ga ada yg namanya kebetulan
sampai daun yg jatuh ditanah pun sudah ditulis di langit
mimief
kau tau...aura seorang ratu itu tidak datang sehari dua hari.
orang akan tau,mana sinar asli dan mana imitasi
mimief
biasa Hans
laki laki kalau ada di zona nyamannya,pasti bertingkah.
mereka fikir akan di posisi itu selamanya walaupun bertidak sesuka hatinya.
laki laki itu lupa,kalau kami udah pakai logikanya...semua juga selesai
mimief
yaa..dan sialnya itulah yg realitas nya
media ga peduli siapa yg benar
tapi...siapa yg bisa memberikan berita yg paling menarik perhatian orang
Archiemorarty: Bener, media itu fitnah terbesar pokoknya 😌
total 1 replies
mimief
ya Allah
ada ya ..bales dendam Ampe terorganisir dan terperinci begini
wah wah....
Archiemorarty: Hahaha...hanya dicerita ini
total 1 replies
mimief
ngeri ya bales dendam yg biasa nulis thiller
lebih taktis dan terkoordinasi
ga cuman sekedar bales dendam yg dipermukaan 🤣🤣
Archiemorarty: Oh iya donk harus itu 🤭
total 1 replies
mimief
terasa...lebih manusiawi bukan?
mimief
biasa nulis cerita detektif...nulis tentang perselingkuhan
rasanya kaya lebih ditusuk dari depan ya .kata kata nya 🤣🤣
ajib Thor😘
mimief: berat di moralitas ya..
dan sialnya para readers lebih demen aja Thor Ama yg begini🤣🤣
total 3 replies
mimief
ya ..jarang kita merasakan cinta yg murni bukan?
tanpa harus mencari sebuah alesan untuk mencintai,atau syarat dan ketentuan yg berlaku 🤣
mimief
aku ...disini sekarang
mimief
aku ...disini sekarang
Archiemorarty: Udah di sini aja dia 🤣
total 1 replies
Ir
HAHAHA udah bisa lihat duplikat Resetta dan Roderic pada dua bocil kematian yg baru brojol ke dunia ini, selamat berpusing Ria Hans 🤣🤣🤣
Archiemorarty: Othornya aja yg bayangin udah pasang koyo kepala 😭
total 3 replies
Dew666
🏆🏆🏆🏆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!