sinopsis:
Nama Kania Abygail tiba tiba saja terdaftar sebagai peserta Olimpiade Sains Nasional.
Awalnya Kania mensyukuri itu karna Liam Sangkara, mentari paginya itu juga tergabung dalam Olimpiade itu. Setidaknya, kini Kania bisa menikmati senyuman Liam dari dekat.
Namun saat setiap kejanggalan Olimpiade ini mulai terkuak, Kania sadar, fisika bukan satu - satunya pelajaran yang ia dapatkan di ruang belajarnya. Akan kah Kania mampu melewati masa karantina pra - OSN fisikanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zuy Shimizu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#Chapter 3 - Senyuman pemilik surai merah
"Kukira rasa ini sudah terlupa seiring berjalannya waktu, ternyata belum."
###
RINTIK gerimis mulai menjadi deras, namun Kania tak kunjung beranjak dari tempatnya.
Baru kali ini gadis itu merasa menikmati setiap detik yang bergulir, karena kini rasanya lebih tenang seolah perang besar dalam hatinya telah sirna.
"Kania?"
Gadis yang disebutkan namanya langsung menoleh ke belakangnya, tempat arah datangnya suara. Kania pun terkisap begitu melihat Liam Sangkara dengan payung birunya berdiri dihadapannya.
"Kamu ngapain disini?" tanya Liam sembari mendekatkan diri sehingga payung biru itu ikut melindungi Kania dari hujan. "Kamu baru datang, ya?"
"Kok tau?"
Liam tersenyum tipis. "Kan kamu sendiri yang bilang kalo mau berangkat sendiri di grup olimpiade."
"Ah, hehe." Kania hanya tersenyum canggung. Hanya di depan pujaan hatinya begini, Kania bisa bersikap bodoh. Dan Kania tidak tahu mengapa.
"Masuk yuk. Hari pertama, kamu jangan sampe sakit."
"Iya," Kania tersenyum tipis sebelum akhirnya memulai langkahnya bersama Liam ke bibir hotel.
Tak sampai disana, Liam rupanya hendak mengantarkan Kania. Karena pemuda itu menaruh payung hotel kembali pada tempatnya dan berjalan menemani Kania bahkan hingga ke lift.
"Aku teh tadi mau keluar, cari makan sambil liat-liat daerah sini. Biar familiar juga, soalnya aku jarang main kesini. Eh taunya ada kamu."
Kania hanya tersenyum tipis sembari mengangguk. Jujur, ia tidak tahu harus menyikapi seperti apa. Liam kelewatan ramah, dan Kania kelewatan pemalu.
"Oh iya, aku lupa bilang." Liam membalikan tubuhnya dan menghadap persis di depan Kania lalu menjulurkan tangannya. "Selamat ya, kamu udah tergabung dalam tim fisika kita."
Kania tersenyum tipis, lalu menjabat tangan Liam ragu-ragu. "Makasih,"
"Jam sarapannya sebentar lagi. Tim kita juga masih nunggu dua orang lagi. Kamu bisa adaptasi dulu sama temen sekamar kamu."
Ting!
Lift berhenti tepat di lantai yang telah mereka tuju. Keduanya sempat melirik ke arah pintu lift yang terbuka, sejenak. Sebelum akhirnya Kania segera melangkah.
"Iya, makasih informasinya." ujar Kania sebelum ia melangkah keluar dari lift.
"Sure, good luck and have fun." Liam menarik segaris senyum tepat sebelum pintu lift kembali tertutup.
Kania pun terdiam cukup lama.
Lalu diam-diam menarik segaris senyum.
--- Olimpiaders ---
"Permisi,"
Kedua gadis yang sedang mempersiapkan diri dihadapan meja rias itu sontak menoleh ke arah suara, tepat dimana suara datang beriringan dengan derit pintu yang terbuka.
"Kania Abygail, ya?" sahut seorang gadis bersurai merah kecoklatan.
Kania terdiam sejenak lalu mengangguk. Gadis itu pun akhirnya memberanikan diri untuk melangkah masuk. "Kania Abygail dari SMAN 1 Isekai. Salam kenal,"
"Jadi bener, toh." seorang gadis dengan surai hitam panjangnya tersenyum tipis lalu bangkit dari kursi dan mendekati Kania. Gadis itu menjulurkan tangannya. "Renatta Claudine kelas 12 dari SMA Citra Pertiwi, tim biologi. Panggil aja Renatta, salam kenal."
Kania menjabat tangan Renatta sembari meneguk ludah. Mau dilihat berapa kali pun, Renatta memang keren dan amat modis. Tubuhnya juga proposional, dia benar-benar sempurna.
"Salam kenal." jawab Kania singkat.
"Berarti aku tim fisika pertama yang ketemu Kania setelah Liam, kan?" kini gadis dengan surai merah kecoklatan itu mendekat. "Aku Levia kusuma kelas 11 dari SMK Pusaka Lestari, tim biologi."
"Ah," Kania tersenyum canggung lalu mengangguk. "Salam kenal."
"Nah, sekarang taruh aja kopermu di deket lemari, terus kamu siap-siap. Abis itu kita langsung turun sarapan." tutur Renatta lembut.
"Iya, Kak." Kania mengangguk dan segera menuruti pengarahan dari Renatta. Dan beberapa saat usai ia meletakkan kopernya, satu notifikasi pun masuk.
Liam Sangkara : Kania, kan?
Liam Sangkara: Sarapannya sebentar lagi, jangan lupa ya! ^^
Kania terdiam sejenak, lalu tersenyum tipis. Setahu Kania, Liam tak pernah menyimpan balik nomornya. Dan jelas, sepertinya pemuda itu menyimpan nomor Kania dari grup olimpiade itu.
Benar.
Memang hal kecil apapun yang dilakukan Liam selalu jadi hal yang tak pernah gagal untuk membuat kedua sudut bibir Kania naik.
Kania Abygail: Iya^^
✩₊̣̇. TO BE CONTINUE !!