NovelToon NovelToon
PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

PANGERAN MY BAD BOYFRIEND

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Cintamanis / Playboy / Basket / Bad Boy / Enemy to Lovers
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: cipaaiinee

Baru menginjak kelas 12, ada saja hal yang membuat Syanza harus menghadapi Pangeran, si ketua Savero.

Ketua apanya coba, tengil gitu.


"Lo pikir, lo kodok bisa berubah jadi pangeran beneran, hah??" Ketus Syanza.
"Emang gue pangeran," balas Pangeran angkuh.
"Nama doang, kelakuan kayak setan!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cipaaiinee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 3

Di dalam kelas IPS 2, hanya ada satu siswi yang asik membaca sebuah novel. Namun, ketentramannya terganggu oleh biang kerok yang bernama Pangeran.

"Sya."

Pangeran menoel pipi Syanza mencuri perhatian gadis itu, kemudian menarik kursi untuk duduk di sebelah Syanza.

"Syanza," ulangnya tapi tidak mendapat respon.

"Syanza Axella!" sorai Pangeran tersulut emosi.

Gadis itu berdeham biasa saja. "Hm?" Syanza hanya menaikkan alisnya tanpa melihat sang empu. Dirinya masih bisa menahan dengan teriakan Pangeran yang menguji kesabarannya.

Pangeran menatap datar sang kekasih. Ia mendesah tidak suka dan merobek kertas kosong yang ada di hadapannya. "Tch. Lo budek apa gimana sih, gue panggil gak nyahut," jengah Pangeran sembari bersandar di pundak Syanza.

Respons tubuh Syanza menegang sebentar. Namun, tampang gadis itu seolah tidak terjadi apa-apa.

"Gak penting 'kan?" Syanza tidak tertarik dengan apa yang mau dikatakan lelaki itu. Karena semuanya hanya omong kosong yang mengundang emosinya saja.

Sudah biasa, pikirnya. Pangeran hanya merasuk karena tidak mendapat mangsa yang bisa lelaki itu kerjai, berujung pada Syanza yang kena.

Hidung mancung Pangeran menyelinap ke bawah telinga Syanza. "Penting. Banget malah," ucapnya dengan nada berat dan juga meresahkan hati kamu hawa yang mendengarnya, terkecuali Syanza.

Tak

Syanza menutup novelnya dan menaruhnya di atas meja.

"Ck. Yaudah apaan?" sarkas Syanza seraya menyingkirkan kepala Pangeran yang asik mengendus-endus area leher dan bahunya.

Dengan berat hati, Pangeran menjauhkan wajahnya, lalu mendekat pada paras Syanza. Seringai tipis terbit di sudut bibirnya. "Cie kepo," ucap Pangeran. Matanya memerhatikan bibir ranum milik kekasihnya.

Syanza menatap datar cowok itu. Tangannya seperti akan mencolok mata Pangeran. "Pangeran kodok. Mati aja lo."

"Doa lo jelek. Panjang umur gitu, belum juga kita bikin anak," ngawur Pangeran membuat Syanza melototkan matanya.

"Otak sengklek!" seru Syanza menabok lengan Pangeran.

"Bener, sayang.Gue mau punya anak 3 aja, lebih dari cukup, gimana?" tawar Pangeran. Mata lelahnya melihat sebuah permen gagang di saku baju Syanza. Dengan gesit, Pangeran mengambilnya dan tanpa merasa bersalah, ia membuka permen yang nganggur milik Syanza.

Gadis itu terbelalak.

PLAK

"Cabul lo, ya!" jerit Syanza merampok tangan Pangeran.

"Cabul apa sih sayang? Gak gue tekan juga," ucap Pangeran vulgar. "Nanti juga lo bakal kawin sama gue," sambungnya bangga dan penuh percaya diri.

Syanza berdecak. "Yang mau kawin sama lo siapa?"

"Lo."

"Dih, ogah ah," tolak Syanza mengedikkan bahunya.

"Gue paksa," cetus Pangeran.

"Plis deh, jan ngomongin gitu."

"Takut?" Kekeh Pangeran bertanya.

"Enggak, siapa juga." Syanza menegapkan tubunya. "Cuma bukan ranah kita sebagai anak sekolah ngomongin hal kek begitu," jelasnya.

"Halah, persetan anak sekolah. Di luar sana banyak yang melendung pas masih pelajar," sungut Pangeran.

Tidak jarang anak sekolah seperti mereka bahkan di bawah mereka yang sudah terhasut hawa nafsu untuk melakukan hubungan macam suami istri. Ujungnya berakhir menyesal dan merugikan masa depan anak.

"Ya itu 'kan mereka. Kalau gue sih enggak ya," sangkal Syanza. Enak saja, mana mau dirinya seperti itu. Amit-amit, pikir Syanza.

"Tapi gue mau, gimana dong?" Sosor Pangeran melihat dekat Syanza ditambah tatapan penggodanya.

Gadis itu terlonjak dan mendorong paras Pangeran yang tidak sopan itu.

"ALASTAR!"

"Ha ha ha!" Tawa itu terdengar keras. "Bercanda astaga. Tapi, kalau gue khilaf maafin, ya," kekeh Pangeran mengacak-acak rambut Syanza.

"PERGI GAK LO!" Usir Syanza sembari menggeprak meja.

"Teriak mulu, batuk tahu rasa," dumel Pangeran menggigit permennya.

"GUE BILANG PERGI-UHUK...!"

Sepertinya ucapan Pangeran selalu menjadi doa untuk Syanza. Bukan sekali dua kali, tapi sering.

"Gue bilang juga apa, kualat sih."

"Aaaa tenggorokan gue," keluh Syanza memegang tenggorokannya.

Pangeran membuka botol minum milik Syanza dan menyerahkannya pada sang kekasih.

"Makanya bicara santai aja bukan malah tantrum gak jelas," ujar Pangeran menyentuh leher Syanza.

"Diem!" Tepis Syanza pada tangan nakal itu. "Ini semua gara-gara lo yang mancing darah gue naik," lanjutnya menatap nyalang cowok itu.

Pangeran menatap nanar tangannya. "Nyalahin orang lagi. Dasar betina."

•••

Pulang sekolah telah tiba. Di mana para siswa/i berhamburan keluar dari dalam kelas. Sebagian dari mereka menuju parkiran, sebagiannya lagi menunggu jemputan, dan sisanya menunggu angkutan umum atau pun ojek.

Syanza yang biasanya di jemput, kini tengah berkutik dengan ponselnya untuk menghubungi supir yang bekerja di keluarganya.

"Tumben banget Mang Joko telat," gumamnya sembari memerhatikan siswa lain sudah pada dijemput.

Saking bosannya menunggu, Syanza pun larut dalam lamunannya tanpa menyadari seseorang dibelakanhnya yang hendak akan mengejutkannya.

"DOR!"

"ANAK AYAM!" Syanza menoleh pada sang pelaku. "Anak anjing lo," sergahnya setelah mengetahui siapa orang itu.

"Selow bu bos. Nyegak mulu kayak si bos," balas Arjuna terkekeh.

"Ya lu ngagetin, Junaedi!"

"Heh. Penggantian nama ilegal itu. Nama gue Arjuna sang penguasa-"

"Arrgh ssttt shttt! Be quiet. Ngapain lo di sini? Mana motor lo?" cerocos Syanza.

"Ciee nanyain, kiw kiw."

Arjuna ini memang agak aneh orangnya. Benar kata orang lain juga, kalau Arjuna itu sebelas dua belas sama Pangeran. Tapi si inisial A ini lebih meresahkan. Hobinya saja bikin orang salah paham, kalau orang yang berhadapan dengan Arjuna dan memiliki darah rendah bisa tinggi lagi tuh darahnya.

"Gue serius, Arjuna abal-abal," sebal Syanza. Jengah sudah rasanya, bersama Pangeran saja sudah membuatnya mengelus dada, apalagi berhadapan semua anak-anaknya.

"Ada, cuma gue mau ngomong dulu sama lo," ucap Arjuna.

"Apa?"

"Gini, malem ini lo free gak?" Tanya lelaki itu.

"Free aja gue mah. Napa?" Tumben sekali laki satu ini menanyakan waktu senggangnya.

"Ikut gue yuk," ajaknya ambigu.

"Dih ogah. Ngapain juga, mending turu." Ikut kemana dan mau apa? Pikir Syanza.

"Aelah, Sya. Nolep amat hidup lo."

"Seterah gue lah. Males gue keluar malem-malem," jengah Syanza. Salahkah jika hidupnya lebih banyak di rumah? Bukannya bagus, ya.

"Malesnya?"

Syanza memutar bola matanya malas.

"Ya jarang ada yang ngajak juga. Dan buat apa? Malam tuh dipake istirahat tidur, bukan kelayapan kayak burung hantu."

"Duh nih bu bos. Pokoknya gue jemput lo, kita ke suatu tempat di mana si bos mau balapan," kekeh Arjuna tetap memaksa pacar dari ketua Savero itu.

"Gak mau. Suka suka dialah mau balapan versi kayang atau jungkir balik juga."

"Kalau balapannya rebutin cewek?"

Syanza menatap sinis Arjuna. Maksud pertanyaan manusia satu ini apa? Ingin melihat dirinya merasa cemburukah?

"Ya-ya terus? Yaudah, gue harus apa emangnya?" Balas Syanza sedikit jengkel.

Arjuna mengusap dagunya, menatap penuh curiga.

"Hmm mencurigakan," ucapnya.

"Bacot. Dah sana pulang pulang!" Usir Syanza tidak betah diganggu oleh Arjuna.

"Pokoknya gue jemput, harus, wajib ikut. Bye!" Setelah itu, Arjuna beranjak pergi dan melambaikan tangannya.

Syanza dibuat jengkel oleh kawan Pangeran itu. "Juned, kampret emang."

1
Puji Lestari
bagus... ceritanya menarik
Puji Lestari
lanjut.... ceritanya bagus...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!