Ryn Moa, wanita dari tahun 2025, tiba-tiba saja mengalami kejadian aneh setelah mencoba sebuah jam tangan yang ada dipameran seni dan budaya. Ia terlempar kembali kemasa lalu, tepatnya saat musim dingin ditahun 2013 disebuah taman dikota seoul. disana ia bertemu dengan Namjoon dan Yoongi yang bersedia menolongnya. suatu hari, tanpa sengaja Yoongi menemukan catatan bahwa Ryn Moa datang dari masa depan dan selama ini dia selalu mencari cara agar bisa kembali ke masa depan. Namjoon yang mengetahui hal itu dari Yoongi, segera meminta penjelasan dan Ryn moa mengakui semuanya. Namjoon dan Yoongi memintanya untuk tetap tinggal, Namun Ryn Moa menolak, karena tidak ingin merubah garis waktu yang sudah ada. Setelah Ryn Moa kembali ke masa depan, Namjoon mulai mencari Ryn Moa yang ada dimasanya sekarang, dimana Namjoon berusaha meyakinkan wanita itu jika dia adalah jodohnya.
Bagaimana usaha Namjoon ? Dan apa yang dia lakukan agar Ryn Moa bisa terkoneksi dengan dirinya ?
ikuti ceritanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Venus Aurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Pria itu memiliki wajah yang tampan dengan potongan rambut classic cut yang rapi sehingga terlihat sangat keren. Ia mengenakan jaket hitam dan celana jeans yang berwarna senada, benar-benar sangat stylish dengan aura dewasanya yang terkesan berkharisma. Ia telah mengikuti Ryn Moa secara diam-diam selama beberapa waktu, memantau setiap gerakannya dan mempelajari setiap kebiasaannya. Ia seolah menjadi sangat terobsesi dengan Ryn Moa, dan ia tidak bisa menolak perasaan bahwa ia harus bertemu dengannya. Bahkan dihari ini, ia duduk disamping Yoongi untuk melihat Ryn Moa dan Namjoon yang menghadapi Yang Soo. Keesokan harinya, pria itu memutuskan untuk mengambil tindakan dan menuliskan pesan untuk Ryn Moa dan berharap bahwa wanita itu akan menerima undangannya.
Pesan itu berbunyi:
"Ryn Moa, aku telah mengikutimu selama beberapa waktu. Aku ingin bertemu denganmu dan berbicara tentang sesuatu yang penting. Aku akan menunggumu di kafe dekat dermaga pada pukul 7 malam. Tolong datang sendirian."
Pria itu kemudian memasukkan pesan itu ke dalam amplop dan mengirimkannya ke alamat Ryn Moa. Ia berharap bahwa Ryn Moa akan menerima pesan itu dan datang ke kafe pada waktu yang telah ditentukan.
Ryn Moa menerima pesan itu dan merasa terkejut. Ia tidak tahu siapa yang telah menulis pesan itu, tapi ia merasa bahwa ada sesuatu yang tidak biasa tentang pesan itu. Ia memutuskan untuk datang ke kafe tersebut pada pukul 7 malam, tapi ia juga memutuskan untuk membawa Namjoon dan Yoongi bersamanya. Pada pukul 7 malam, Ryn Moa, Namjoon, dan Yoongi tiba di kafe. Mereka melihat pria itu duduk di meja pojok, memandang ke arah mereka dengan mata yang penuh perhatian. Yoongi merasa kaget, saat tau jika pria itu adalah pria yang kemarin berulang kali memanggilnya dengan sebutan 'paman'.
"Siapa itu?" tanya Namjoon, memandang ke arah pria itu dengan mata yang penuh perhatian.
Ryn Moa menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu," kata Ryn Moa. "Tapi, aku rasa kita harus berbicara dengannya."
Yoongi mengangguk. "Aku setuju," kata Yoongi. "Kita harus tahu apa yang dia inginkan."
Ryn Moa, Namjoon, dan Yoongi kemudian berjalan ke arah meja pojok, siap untuk berbicara dengan pria itu dan mengetahui apa yang dia inginkan. Ryn Moa merasa sangat familiar melihat pria yang duduk dihadapannya, tapi ia tidak bisa mengingat siapa dia ?. Ia merasa seperti telah melihat wajah itu sebelumnya, tapi ia tidak bisa menghubungkannya dengan siapa pun. Tiba-tiba, pria itu memandang ke arah Ryn Moa dengan mata yang penuh perhatian dan berkata.
"Bunda."
Ryn Moa terkejut dan merasa seperti telah dihantam oleh petir. Ia tidak percaya apa yang telah didengarnya. "Bunda?" ulang Ryn Moa, merasa seperti dalam mimpi.
Pria itu mengangguk dan tersenyum. "Ya, Bunda. Aku Reynd, putramu dari masa depan."
Ryn Moa merasa seperti nafasnya berhenti sesaat. Ia tidak percaya bahwa pria yang duduk dihadapannya adalah putranya sendiri dari masa depan. Ia merasa seperti telah dihadapkan dengan sesuatu yang tidak mungkin.
"Bagaimana...?" Ryn Moa mulai bertanya, tapi ia tidak bisa menyelesaikan kalimatnya.
Reynd tersenyum dan memandang ke arah Ryn Moa dengan tatapan yang penuh perhatian pada ibunya. "Aku datang dari dimensi waktu yang berbeda, Bunda. Aku telah mengikutimu selama beberapa waktu dan aku ingin berbicara denganmu tentang sesuatu yang penting."
Ryn Moa merasa seperti telah kehilangan kontrol atas dirinya sendiri. Ia tidak percaya apa yang telah terjadi dan ia tidak tahu apa yang harus dilakukan. Ia hanya bisa memandang ke arah Reynd dengan perhatian yang dalam.
Namjoon dan Yoongi yang berdiri di samping Ryn Moa juga terkejut dan merasa seperti telah kehilangan napas. Mereka tidak percaya apa yang telah terjadi dan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan kejadian yang menurut mereka berdua sangat aneh.
"Apa...apa yang terjadi?" tanya Namjoon.
Yoongi menggelengkan kepala. "Aku tidak tahu," kata Yoongi. "Tapi, aku rasa kita harus mendengarkan apa yang Reynd ingin katakan."
Ryn Moa mengangguk dan memandang ke arah Reynd. "Ya, aku ingin mendengarkan apa yang kau ingin katakan, Reynd."
Reynd tersenyum dan memulai berbicara. "Bunda, aku datang untuk memberitahumu tentang sesuatu yang penting. Sesuatu yang mungkin akan mengubah hidupmu selamanya."
Reynd adalah putra Ryn Moa dari pernikahannya yang kedua, putra kecilnya yang pernah ia ceritakan pada Namjoon dan Yoongi. Setelah melihat keadaan sekelilingnya, Reynd berkata tidak mungkin untuk berbicara saat ini, karena keadaannya sedang banyak orang.
"Aku rasa tidak mungkin untuk berbicara saat ini, Bunda," kata Reynd. "Keadaannya sedang banyak orang. Bagaimana jika kita berbicara di tempat yang lebih privasi?"
Ryn Moa mengangguk dan memandang ke arah Namjoon dan Yoongi. "Ya, itu ide yang bagus," kata Ryn Moa. "Kamu bisa berkunjung ke apartemen kami dan kita bisa berbicara di sana."
Reynd tersenyum dan mengangguk. "Baik, Bunda. Aku akan berkunjung ke apartemen kalian besok."
Namjoon dan Yoongi juga mengangguk dan mempersilakan Reynd untuk berkunjung ke apartemen mereka. "Ya, kami juga ingin mendengarkan apa yang ingin kau katakan," kata Namjoon.
Reynd mempersilakan diri dan segera pamit. Saat berjabat tangan, Reynd mengucapkan terima kasih dan memanggil Namjoon dengan sebutan "Abeoji". Dan kembali memanggil Yoongi dengan sebutan "paman"
"Terima kasih, Abeoji," kata Reynd, berjabat tangan dengan Namjoon.
Kali ini Namjoon yang terkejut dan merasa seperti telah disambar oleh petir. Ia tidak percaya apa yang telah didengarnya. "Abeoji?" ulang Namjoon.
Namjoon kembali merasa seperti telah kehilangan napas. Ia hanya bisa memandang ke arah Ryn Moa dan Reynd dengan pandangan yang penuh perhatian, Dua orang dari masa depan dengan dimensi waktu berbeda yang datang dalam kehidupannya. Reynd hanya tersenyum, kemudian pergi dari hadapan mereka.
Yoongi yang berdiri di samping Namjoon juga terkejut . "Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Yoongi
Ryn Moa tersenyum dan memandang ke arah Yoongi "Ya, Yoon. Sepertinya ini adalah kejutan yang besar bagi kita semua.."
...***...
Reynd berkunjung ke apartemen Ryn Moa, tapi saat itu Namjoon dan Yoongi sedang berada di agensi Bighit. Ryn Moa menyambut Reynd dengan hangat dan mempersilakan dia untuk duduk di sofa. Ia juga menyuguhkan minuman dan beberapa cemilan yang ada.
"Aku senang kau bisa berkunjung, Reynd," kata Ryn Moa, memandang ke arah Reynd dengan tatapan dan senyuman yang penuh perhatian
Reynd tersenyum dan memandang ke arah Ryn Moa . "Aku juga senang, Bun," kata Reynd. "Aku telah ingin bertemu denganmu selama ini."
Ryn Moa dan Reynd kemudian banyak bercerita tentang kehidupan mereka berdua. Ryn Moa menceritakan tentang kehidupannya dan tentang pernikahannya dengan Namjoon di masa ini. Reynd menceritakan tentang kehidupannya di masa depan dan tentang bagaimana pertumbuhannya menjadi putra Ryn Moa.
"Aku tidak percaya bahwa aku memiliki putra yang sebesar ini," kata Ryn Moa, memperhatikan bentuk tubuh atletis pria yang mengaku sebagai putranya tersebut, benar-benar terlihat sangat gagah.
"Aku juga tidak percaya bahwa aku memiliki ibu yang sehebat kamu, Bunda," balas Reynd dengan senyum.