Pernikahan yang awal bahagia harus goyah saat sang mantan istri dari suami Delia Ismawati kembali dari Hongkong. Mampukah Delia mempertahankan rumah tangganya dengan Husni sang suami?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khaula Azur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
KETIKA MANTAN ISTRI KEMBALI
Bab 03
" Ya, gapapa. Aku ngerti kok! kamu pasti capek di tanya, kapan punya anak? Aku cuma minta kamu bersabar untuk punya anak." Husni berharap istrinya mengerti dirinya. Walaupun Delia kecewa, namun dirinya tak dapat berbuat apa-apa. Selain bersabar untuk sementara. Husni menghapus air mata istrinya yang menetes menganak sungai di pipinya dengan ke dua telapak tangannya. Husni bukan orang yang tidak peka hanya saja ia orang yang tidak tahu harus bagaimana menghibur istrinya saat sedang sedih. Husni menarik lengan Delia ke arahnya, mendekapnya erat mengelus-elus punggungnya.
Bu Susi dan Dita datang ke rumah Husni saat hari menjelang sore. Mereka langsung nyelonong masuk tanpa mengucapkan salam karena pintu depan terbuka lebar. Wanita paruh baya dan cucunya itu mendekati Mia yang sedang duduk di kursi ruang makan sambil memasukan es krim ke mulutnya, ia begitu lahap memakan es krim favoritnya.
"Mia, Cucu nenek lagi makan apa sayang?." Sapa Bu Susi pada cucu bungsunya.
"Es krim. Nek! Kak Dita mau?." Tawar Mia menyeret mangkok es krim yang di atas meja ke arah samping kakaknya.
"Gak, Buat kamu aja gigi kak Dita lagi sakit!." Tolak Dita tangannya menyeret mangkok es krim ke arah depan adiknya.
"Mia, kamu jangan banyak-banyak makan esronh krimnya ya, sayang. Nanti kaya kakak kamu sakit gigi." Bu Susi mengingat kannya.
"Bu Susi tenang aja walaupun es krim favorit nya Mia, tapi gak setiap hari kok, Baik aku atau pun ayahnya Mia selalu mengatur pola makan Mia." Suara Delia tiba-tiba datang mendekati meja makan.
"Bagus deh, kalau kamu emang bisa jaga pola makan cucu saya, Saya gak mau ya kalau kamu ngasih makan Mia sembarangan terus jadi sakit." Bu Susi suaranya terdengar ketus.
Delia memaklumi sikap dan tutur Bu Susi yang tak menyukai dirinya, Hingga tak menanggapi ucapannya yang terdengar tak enak di dengar itu.
"Assalamualaikum warahmatullahi wa barokatuh." Terdengar suara dari depan yang ternyata itu suara Husni.
" Wa'alaikum salam." Serempak semua di ruangan itu menjawab salam Husni. Mia sangat senang melihat ayahnya baru pulang dari kerja.
"Wa'alaikum salam, Ayah udah pulang?." Tanya Mia langsung turun dari kursi berlari ke arah ayahnya. Menyambut tangan ayahnya untuk Salim.
"Ya, sayang. Eh ada Ibu dan Kak Dita" Husni begitu melihat mantan ibu mertua dan putri sulungnya ada di rumahnya. Husni mendekati mereka dengan menggendong putri bungsunya. Husni menyerahkan tas kerjanya kepada sang istri, tak lupa Delia menyambut tangan sang suami untuk di salim, Delia masuk ke kamar dengan membawa tas kerja suaminya.
"Husni, kami datang kemari karena ada yang ingin Ibu bicarakan denganmu." Bu Susi menyampaikan maksud kedatangannya
Husni menurunkan putri bungsunya pelan.
"Mia, main dulu sama kakak dulu ya, Ayah mau ngobrol sama nenek." Husni minta izin
"Ok. Ayah! Ayo, Kak."
Husni menatap punggung ke dua putrinya yang meninggalkan mereka untuk pergi ke ruang tv.
Husni masuk ke kamar setelah meminta izin untuk mandi dahulu sebelum berbicara dengan sang mantan ibu mertua, Delia menyerahkan handuk pada sang suami yang sedang berdiri di dekat ranjang sambil melepaskan kemeja kerjanya.
"Bu Susi katanya mau bicara sama aku, tapi gak tau beliau mau bicara apa?."
"Kira-kira mantan ibu mertuanya mas mau bicara apa, ya?." Tanya Delia penasaran, Husni mengendikkan bahunya.
"Apa ini ada hubungannya sama kepulangannya mba Rindu ke tanah air?." Delia asal tebaknya.
Degh..
Husni tertegun mendengarnya. Sesaat ia terdiam, ia hampir lupa tentang ucapan sang anak dan mantan ibu mertuanya yang memberitahukan kepulangan Rindu
"Mas, kamu kenapa kok bengong?." Delia membuyarkan keterdiaman suaminya.
"Delia kamu temani mas bicara sama Bu Susi, ya." Pinta Husni
"Aku sih bisa aja, tapi kalo Bu Susi maunya sama Mas aja gimana?."
"Sudah kamu tenang aja, kan' ada suami kamu."
"Iya. Mas! Aku mau. Yasudah, Mas mandi dulu baru kita temui Bu Susi sama-sama." Delia mendorong pelan bahu suaminya.
"Makasih ya, sayang! I love you."
Cup.
Suara kecupan di pipi Delia, Delia membulatkan matanya kearah sang suami. sementara pelaku yang telah mencuri kecupan di pipinya kabur masuk ke kamar mandi sambil tertawa, telapak tangan Delia memegang pipi bekas kecupan sang suami. Wajahnya merona tersipu.
Husni dan Delia keluar dari kamar mereka dan langsung menemui Bu Susi yang tengah menemani ke dua cucunya.
"Delia akan ikut bergabung menemaniku, aku tidak mau menutupi apapun darinya." Husni mengajukan syarat.
Bu Susi berdecak, bibirnya mengerucut, sebal.
Husni, Delia dan Bu Susi kini sudah berdiri di taman belakang rumah. Bu Susi pun mulai membuka mulutnya.
"Besok aku akan membawa Dita dan Mia menjemput Rindu ke bandara." Bu Susi.
"Apa?." Husni dan Delia langsung shock mereka belum siap mendengarnya.
"Iya, aku akan mengajak anak-anak menjemput ibu mereka ke bandara."
"Enggak, Bu. Untuk sementara Mia tidak akan bertemu dulu dengan Rindu." Tolak Husni keberatan.
"Loh, tapi kenapa Husni. Kamu mau memisahkan Mia dengan ibunya, iya?." Bu Susi tak terima. Seketika suasana jadi tegang.
"Kamu pasti sudah di cuci otaknya sama istri kamu ini, sampe kamu tidak mau mempertemukan Mia sama ibunya." Bu Susi dengan ketus.
"Bu, Delia gak ada sangkut pautnya, ini real aku yang buat keputusan. Karena apa? Karena pasti Mia akan bingung kenapa dia punya dua ibu dan yang sangat aku hindari adalah dia akan berfikir kalau ibunya tidak menginginkannya hingga memilih meninggalkannya saat masih bayi." Husni memberi penjelasan.
Setelah Bu Susi dan Dita meninggalkan rumah Husni, rumah suasana jadi tampak mencekam akibat perdebatan alot antara mantan menantu dan mantan mertua. Keduanya masing-masing tidak ada yang mau mengalah, Husni tetap pada keputusannya yang tidak ingin putri bungsunya menjemput ibu kandungnya ke bandara besok.
"Masih kepikiran besok ya, Mas?." Delia membuyarkan lamunan suaminya yang tengah berdiri di teras depan rumahnya.
"He'um, ya kamu benar." Husni menganggukkan kepalanya.
"Entah, kenapa? aku merasa kepulangan Rindu terlalu mendadak sampai aku belum siap jika harus menghadapi Mia besok." Husni terlihat khawatir
"Kamu harus tenang Mas, kita harus berfikir positif bahwa besok Mia akan baik-baik saja. Kita akan ada di dekatnya. Kita akan membuatnya mengerti, Mas lupa ya, kalo anak kita itu walaupun usianya baru lima tahun tapi dia punya pikiran seperti orang dewasa. Ya, Mia bisa jadi anak yang bijak dari anak seusianya." Delia berusaha menenangkan kecemasan suaminya.
"Ya, Kamu benar sayang. Putri kita dia bisa punya pikiran dewasa dari usianya, bahkan aku merasa kalau dia lebih bijak dari Dita, kakaknya." Husni tersenyum. Ia mulai lega dengan penjelasan sang istri mengenai sosok putrinya.
Mohon dukungannya ya para readers.
Moga kalian sehat selalu.. aamiin