Karena masa lalunya, ia berubah menjadi wanita dingin yang kejam. Membentuk kekuatan sendiri untuk balas dendam, tiba-tiba saja ia bertemu dengan pria penderita OCD akut. Pria itu menawarkan bantuan balas dendam dengan imbalan menikah dengannya.
Walau masih bisa bertahan sendiri, tetap saja ia menerima penawaran tersebut. Dan mulai saat itu, balas dendamnya terasa manis. Dibantu oleh pria tersebut, akhirnya tujuannya tercapai, namun. Tiba-tiba saja hubungan mereka terhalang restu orang tua dan ada banyak rahasia dalam hidupnya yang harus ia bongkar.
Mampukah hubungan manis itu tetap bertahan atau mereka memilih jalan masing-masing setelah apa yang di alami oleh sang wanita? Lalu, bisakah Quenza Alana memecahkan rahasia tentang siapa ibu kandungnya yang sebenarnya? Mari kita lihat bagaimana kehebatan istri dari Tuan Devano Fernandez Wesly dalam mengahadapi banyak masalah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annisa sitepu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menciptakan Perusahaan Baru (SUDAH REVISI)
"Aku ingin, kau menjadi orang ku. Melakukan apa yang ku perintahkan. Dan sebagai balasanya aku akan membantu mu balas dendam. Aku juga akan memberikan uang untuk mu sebagai ganti dari uang yang ada di tas itu."
Suaranya mantap tanpa ada cela sedikit pun, membuat sang pria menjadi kagum dengan gadis pemberani seperti Alana. Berhadapan dengan pria asing, di sudut kota. Memang gadis yang sangat menarik, batinya.
"Apa kau yakin dengan ucapan mu?" tanyanya mulai terpengaruh, bukan karena dia mudah percaya. Hanya saja, saat ini dia sangat membutuhkan uang untuk biayai pengobatan sang adik. Di tambah lagi uang kontrakan yang sudah tidak dibayar beberapa bulan semakin membuanya putus asa.
"Tentu saja. Kau bisa mengatakan jumlahnya dan aku akan segera memberinya. Tapi kau harus menepati janji mu, jika tidak. Aku akan memastikan kau tidak akan bisa merasakan dunia yang indah lagi."
Ini seperti lelucon untuknya, seorang pria dewasa di ancam oleh gadis berusia 19 tahun. Benar-benar membuatnya ingin tertawa tapi takut membuat Alana marah. Hidupnya sudah hancur sejak 3 tahun yang lalu, di hianati oleh 2 sahabat di tambah kekasih yang menusukanya dari belakang membuanya semakin putus asa.
Melakukan perampokan sudah sering dia lakukan, bukan inginnya seperti itu. Tapi keadaanlah yang membuanya menjadi seperti itu, harus menjadi ayah sekaligus ibu dan kakak laki-laki yang kuat untuk adik perempuannya. Sangat berat jika di pikirkan.
"Baiklah Beri aku 1 juta dollar, aku harus membawa adik ku kerumah sakit." Karena sudah tidak memiliki pilihan, dia akan mempercayai Alana. Walau sedikit takut akan di kecewakan seperti dulu lagi, tapi hanya Alana yang bisa membantu hidup adik perepuannya.
"Beri aku nomor rekening mu, dan aku akan segera mengirimnya."
Mendengar bahwa Alana meminta nomornya, membuatnya mulai mempercayai gadis kecil yang cantik itu. Tidak ada salahnya mencoba keberuntungan dengan mempercayai seseorang yang bersedia membantunya, seperti itulah yang ada di pikirannya.
"Aku sudah mengirimnya dan ini adalah alamat ku. Datanglah jika urusan mu sudah selesai."
Selesai berbicara, Alana dengan santai pergi meninggalkan pria itu dengan membawa tas wanita yang tadi di rampok. Bukan bermaksud menjadi pahlawan kesiangan, Alana hanya berusaha menghilangkan kebiasaan calon rekan kerja samanya di masa depan tentang mencuri.
Waktu berjalan dengan cepat, satu minggu setelah kejadian itu. Alana akhirnya kedatangan tamu, pria yang pernah dia temui dan ajak kerja sama akhirnya datang, tidak sulit mencari alamatnya karena Alana sengaja mengirimkan pesan ke nomornya melalui nomor khusus.
Duduk di sofa mewah, pria itu menatap Alana yang tetao dengan ekspresi dinginnya. Tidak ada yang berubah darinya semenjak terakhir kali mereka bertemu, membuatnya mulai bertanya-tanya. Apakah Alana manusia atau robot.
"Apa yang akan ku kerjakan?" tanyanya mulai tidak tahan dengan suasana hening.
“Apa kau yakin bisa melakukan apa yang ku perintahkan?" tanya Alana balik.
"Tentu, jika kau ingin aku membunuh maka aku akan menjadi pembunuh. Dan jika kau ingin aku menjadi perampok maka aku akan menjadi perampok." Berusaha menghilangkan kenangan di masa lalu saat di usir dan dihianati. Dia hanya mengatakan pekerjaan yang sudah ditekuni selama 2 tahun terakhir ini.
"Aku tidak membutuhkan pembunuh bayaran atau perampok. Aku hanya ingin kau menjadi wakil ku,"
"Wakil?" Membuatnya semakin penasaran dengan maksud Alana.
"Ya, jadilah wakil ku di perusahaan yang akan ku bangun. Aku tahu bahwa kau pernah menjadi Direktur terkenal. Jadi, sekarang aku ingin kau menjadi wakil ku sekaligus Direktur di perusahaan ku."
Pria itu tercengang ketika mendengar ucapan Alana, bahkan terdengar seperti petir di siang bolong tanpa ada hujan di dalamnya. Terdengar aneh dan tidak memungkinkan. Dia benar-benar ingin tertawa dengan keputusan Alana untuknya.
“Apakah kau yakin?“
Pria itu mulai ragu dengan keputusannya untuk mengikuti gadis kecil itu, jika dia memerintahkanya untuk membunuh itu terlihat normal di telinganya, namun mendirikan sebuah perusahaan dan memberikannya sebuah posisi yang sangat tinggi, membuatnya terdengar seperti lelucon untuknya.
“Aku sudah membuat sebuah aplikasi anti virus yang bernama Protective Of The Virus yang akan melindungi setiap komputer atau ponsel dari virus yang biasa hingga virus yang tidak mudah diatasi “
Bagi Aana, pertanyaan pria itu tidak perlu dijawab. Misinya adalah mendirikan perusahaan bukan membual atau membuang waktu, dia harus segera kembali ke Negara M 5 tahun lagi, jadi mendirikan perusahaan adalah jalan satu-satunya alat pembalasan dendam pada keluarga Alaric.
“Seberapa besar keyakinan mu dengan aplikasi itu?" Melihat bahwa Alana serius, maka dia memutuskas menerima tawan tersebut. Setidaknya dia bisa membalas kebaikan Alana beberapa hari yang lalu.
“Aku sangat yakin, hanya aku yang bisa menciptakan aplikasi ini!“
“Baiklah aku percaya pada mu. Tapi aku tidak tahu bagaimana caranya untuk meyakinkan orang-orang yang akan di ajak kerja sama. Kau pasti sudah tahu jika aku sudah lama di pecat dari Pratama Grup. Dan tidak ada satu perusahaan pun yang mau menerima ku karena masalah itu."
Dia memang jenius dalam hal memajukan perusahaan. Dia mampu membuat perusahaan biasa menjadi perusahaan terkenal dengan waktu singkat, orang menyebutnya hantu keberuntungan.
Namun semuanya tinggal omong kosong karna dia sudah di jebak oleh rekan dan kekasihnya. Mereka memintanya untuk mengelola bisnis bersama dan pada saat semuanya sudah terkendali dia dibuang begitu saja seperti sampah. Di tuduh melakukan hal yang tidak pernah ia lakukan membuatnya tidak lagi bisa bekerja di perusahaan mana pun.
“Aku tahu kau tidak seperti itu. Sekali pun kau seperti itu aku tidak perduli.“
Tiba-tiba hatinya tersentuh dengan pernyataan gadis itu, baru kali ini dia bertemu dengan gadis kecil yang baik hati sepertinya. Dia sudah menyelamatkan hidup adiknya dan sekarang dia ingin menjadikanya Direktur Utama di perusahaanya. Itu bahkan lebih tinggi dari posisinya di perusahaannya terdahulu.
“Jika kau bersedia maka yakinlah pada perkataan ku bahwa kau tidak akan menyesal setelah mengikuti ku.“
Alana bukan tipe orang yang pintar mengucapkan kata-kata manis, tidak juga bisa merayu orang lain seperti Olivia yang sangat suka memasang wajah manis di hadapan keluarganya tapi sangat bebisa ketika berhadapan dengan Alana.
“Baiklah, aku akan mengurusnya. Mungkin tidak bisa secara langsung berkembang, tapi aku pasti melakukan hal yang terbaik termasuk menjadikan perusahaan mu hebat seperti perusahaan lain.“ Dia akan membantu gadis itu dengan seluruh kekuatanya.
Walau dia tidak tau apa alasan dibalik sikap gadis itu. Namun dia bisa melihat tekad yang kuat serta semangat yang menggembara ketika mengutarakan niatnya menciptakan perusahaan.
“Bagus, karna aku akan membantu untuk membalaskan dendam mu pada mereka.“
Tentu saja Alana tau jika pria itu tidak sejahat yang dia baca di setiap berita yang dia temukan, kehidupanya hampir sama denganya. Sama-sama di jebak dan dibuang saat tidak dibutuhkan lagi. Hanya saja kehidupanya lebih mengerikan karena dibuang oleh kedua orang tuanya hanya untuk seorang anak angkat.
“Aku akan menunggu saat itu.“
Setelah mendengar janji Alana. Dia tersenyum dan mengucapkan rasa terima kasih pada Tuhan karena sudah mempertemukanya dengan gadis itu, sekarang dia yakin bahwa hidupnya akan segera membaik setelah bergabung dengan Alana.
“Karna kita akan bekerja sama, perkenalkan nama ku Quinza Alana," ucapnya sambil mengulurkan tanganya yang halus dan putih
“Nama ku Raiden Darren Sakha, kau bisa memanggil ku Raiden.“
Pria itu menyambut jabatan tangan gadis itu, dia tertegun saat menyentuh telapak tangannya yang sangat lembut dan kecil. Telapak tangan yang lembut memberikan kesan padanya, bahwa jika dia menjabat tangannya dengan kuat maka tangan kecil itu akan mudah retak dan patah. Ini berbanding terbalik dengan apa yang gadis itu lakukan saat dia memberinya sebuah pukulan waktu itu.
“Aku akan memanggil mu kakak Raiden.“
Raiden tersenyum saat mendengar panggilan Alana, sekarang dia sadar bahwa Alana bukan orang yang sombong. Hanya saja dia memang sedikit sulit untuk di dekati. Seperti ada dinding tak terlihat yang membatasnya dari orang lain.
“Aku akan memanggil mu Ana.“
“Dimana kalian tinggal?“
Setelah mendengar perkataan Alana, pria itu menjadi sedih. Mereka akan segera di usir oleh pemilik kontrakan karena belum membayar uang kontrakan selama dua bulan.
“Aku masih belum tau Ana, kami akan segera di usir jadi aku masih harus mencari kontrakan yang murah untuk ku dan adik ku.“
“Bagaimana jika kalian tinggal di sini? Rumah ini cukup besar dan hanya ada aku serta bibi yang tinggal disni.“
“Apakah tidak apa-apa jika aku dan adik ku tinggal disini? Aku hanya tidak ingin merepotkan mu, lagi pula akan ada banyak fitnah nantinya jika seorang laki-laki tinggal dengan seorang wanita tanpa ada ikatan pernikahan.“
Walau Raiden akan sangat berterima kasih atas tawaran Alana. Tapi dia juga tidak ingin menyusahkan gadis itu. Dia akan merasa menjadi beban untuk Alana jika mereka berdua tinggal denganya.
“Kalian bisa tenang, bibi akan memberi tahu mereka bahwa kalian adalah saudara jauh ku.“
“Kalau begitu, terima kasih Ana, aku akan membawa adik ku nanti sore."
“Sama-sama.“
Setelah laki-laki itu pergi, Alana mencari bibi pengurus rumah tangganya dan memintanya mempersiapkan dua kamar untuk di tempati malam ini.
Saat pukul 17:00 sore Raiden dan adiknya sampai di rumah itu, mereka tidak membawa banyak barang karna memang tidak ada barang berharga yang harus mereka bawa.
Semenjak kedua orang tua mereka meninggal, Raiden berusaha untuk memenuhi semua kebutuhan mereka. Walau pun adiknya tidak bisa melanjutkan studinya hingga perguruan tinggi. Namun sang adik masih sangat bersyukur karena masih memiliki seorang kakak yang sangat bertanggung jawab seperti Raiden.
“Selamat sore bibi, aku Raiden dan ini Sandra adik ku.“
“Selamat sore tuan Raiden dan nona Sandra, ayo masuk. Alana sudah meminta ku mempersiapkan dua kamar untuk kalian.“
“Terima kasih bibi.“
Setelah itu mereka mengikuti bibi menuju kamar yang sudah di siapkan untuk mereka, Raiden dan adiknya mengikuti tanpa membuat suara. Mereka bersyukur akhirnya bisa tinggal di tempat yang layak.
“Ini adalah kamar tuan Raiden dan yang disebelah adalah kamar nona Sandra.“
Saat mereka membuka pintu kamar, betapa terkejutnya mereka melihat isi kamar yang begitu mewah dengan tempat tidur berukuran besar serta beberapa perabotan yang mendukungnya, mereka terlihat serasi dengan warna cat kamarnya.
“Mulai saat ini kalian tinggal disini dan panggil saya bibi Gu.“
“Baik bibi Gu. Perkenalkan nama ku Raiden Darren Sakha dan ini adik perempuan ku Cassandra Anggelica Sakha, bibi bisa memanggil kami Raiden dan Sandra.“
“Hallo bibi Gu.“ Sapa Sandra ramah.
Bibi Gu tersenyum saat mendengar ucapan Sandra. “Baiklah, kalau begitu aku akan menyiapkan makan malam untuk kalian.“
Mereka memasuki kamar masing-masing dan bersiap untuk membersihkan diri. Setelah selesai mereka mulai menyusun barang-barang mereka di lemari yang sudah tersedia di kamar masing-masing.
Raiden dan Sandra sangat bersyukur akhirnya bisa terbebas dari rumah kumuh dan tidak lagi perlu menahan lapar saat mereka tidak memiliki uang untuk membeli bahan-bahan makanan.
semangat kak