Bercerita tentang kehidupan manusia yang terusik dengan keberadaan iblis, sehingga terbentuk suatu kelompok pembasmi iblis.
Diawal cerita pemimpin kelompok pembasmi iblis berhasil membunuh raja iblis yang sangat kuat tetapi harus mengorbankan nyawanya.
Perseteruan antara iblis dan manusia tidak sampai disitu, terus berlanjut pada keturunan berikutnya. Keturunan inilah yang menjadi akhir dari perseteruan antara iblis dan manusia.
Tokoh utama : 2 anak kembar anak dari pimpinan kelompok pembasmi iblis awal.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifki Arifandi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#26
“Maaf, aku tidak bisa mengatakannya!” balas bentak Key.
“Jangan sampai aku memaksa agar kau mau mengatakannya!”
“Aku hanya berkonsentrasi di tepi jurang dan berkonsentrasi. Kemudian aku seperti masuk ke alam lain dan melihat ada cahaya yang sangat terang. Aku mencoba mengambil setitik cahaya terang, saat aku membuka mata tubuhku sudah berubah!”
“Yasudah, jangan lakukan sesuatu yang membahayakan!” tegas jawab Sky.
“Iya, Kak….”
Setelah itu mereka mengambil semua barang-barangnya dan melanjutkan perjalanan. Saat sedang di perjalanan, Key melihat gerombolan rusa. Tanpa basa-basi langsung membidik rusa itu dengan panah. Sky ikut membidik.
“Bidik ke arah kira-kira rusa ini akan lari jika anak panahku tidak mengenainya. Kita lepaskan bersamaan,” kata Sky sambil menarik busurnya.
Mereka melepaskan anak panah secara bersamaan, ternyata benar prediksi Sky, anak panahnya meleset, rusa itu bergerak tapi tertancap anak panah Key.
“Instingmu sangat tepat haha.” Sky memukul pundak Key.
“Kita makan enak, ayo kita bersihkan kemudian makan rusa guling,” Key menelan ludahnya, tak sabar ingin memakan rusa itu.
Sky dan Key berlari ke arah rusa hasil buruannya, ketika hampir sampai di tempat rusa itu tergeletak, tiba-tiba terdengar suara macan. Macan itu ikut berlari ingin merebut hasil buruan mereka. Sky langsung mengeluarkan pedangnya, bergerak sangat cepat memukul macan kumbang yang ada di hadapannya. Macan terpental jauh.
“Kurang ajar, cari sendiri!” bentak Sky pada macan kumbang.
Macan itu berdiri, gelagatnya seperti akan menyerang.
“Mundur Key, ada energi yang sangat kuat mendekat,” ucap Sky mengarahkan tangannya ke belakang.
Key memejamkan matanya, berkonsentrasi ingin mengeluarkan kekuatannya. Keningnya mengkerut, Key berkata, “Keluar! Keluar!” tapi tak ada perubahan, ternyata Key masih belum bisa mengendalikan kekuatannya.
“Sial!” ucap Key sambil memukul-mukul kening.
“Mundur!” tegas ucap Sky pada Key.
Sky berkata ke arah macan kumbang itu, “Keluarlah jangan bersembunyi!”
Tiba-tiba muncul dari belakang pohon besar sosok pria, wajah dan badannya dipenuhi bekas luka. Sama seperti kondisi macan kumbang yang barusan dipukul oleh Sky.
Sky bertanya dengan pria di hadapannya, “Siapa kau?!”
“Tak penting siapa aku, harusnya aku yang bertanya, siap kau yang berani masuk ke wilayahku?” jawab pria itu, tatapannya sangat tajam.
Key di belakang masih berkonsentrasi mengeluarkan kekuatannya, sambil berkata, “Keluar! Keluar! Keluar!” kakinya menghentak ke bumi.
“Kami tak tau kalau ini wilayah mu, hanya lewat, kebetulan kami lapar dan memburu rusa itu, tapi peliharaanmu ingin mencurinya!” Sky menunjuk ke arah macan kumbang.
“Semua yang ada di wilayah ini adalah milik kami, jangan berkata kalau temanku mencuri makanannya!” bentak sang pria sambil mengarahkan ujung pedang ke arah Sky.
“Alam ini milik Tuhan jangan berkata kalau ini milik kalian, apakah kalian membelinya dari orang lain?” Sky menarik pedangnya.
“Aku sang raja rimba, jangan remehkan aku!” Pria itu tiba-tiba ada di hadapan Sky menebaskan pedangnya.
Sky menarik pedang dan menepis serangannya. Mereka saling melompat ke belakang.
Raja rimba tersenyum seraya berkata, “Boleh juga kekuatanmu itu!” senyum raja rimba seperti menghina Sky.
“Sombong sekali!” bentak Sky.
Sky mulai serius, mengeluarkan semua kekuatannya, memusatkan energi ke seluruh tubuh agar pergerakannya cepat. Energi tak perlu dipusatkan ke pedangnya karena lawannya adalah manusia.
Sky mulai bergerak secepat cahaya, tak terlihat lagi pergerakannya, suara pedang beradu tak terhindarkan lagi. Kecepatan mereka seimbang, teknik berpedangnya pun seimbang. Sang raja rimba melompat ke salah satu pohon, dari arah atas langsung menerjang Sky. Tapi sangat disayangkan Sky masih bisa menghindar. Dengan kakinya Sky menendang tubuh sang raja rimba.
Raja rimba terpental, tapi serangan itu belum bisa melukai tubuhnya. “Tak terasa tendanganmu itu!”
Sky membalas senyum sombong raja rimba dengan senyuman yang sama, berkata, “Pandanganku sengaja ku tahan agar tidak melukaimu haha….”
“Kurang ajar!” jawab raja rimba sambil berlari ke arah Sky.
Key yang masih fokus mengeluarkan kekuatannya merasa terganggu dengan suara pedang yang beradu, Key berteriak sangat kencang, “DIAAAM…!” suara Key sampai memantul.
Tanpa diduga-duga, pertarungan antara Sky dan raja rimba terhenti. Bukan karena teriakan Key, tapi tubuh keduanya seperti tertekan ke bumi. Dari kejauhan Sky melihat, Key mulai berubah dna sudah mengeluarkan kekuatannya.
“Akhirnya keluar juga! Akan ku beri pelajaran orang itu!” ucap Key sambil mengangkat pedangnya.
“Tetap ditempat, jangan mendekat!” Sky berteriak pada Key dari kejauhan.
“Aku sudah siap bertarung ini, malah disuruh diam,” jawab Key dengan santainya.
Sky berseru, “Jika kau mendekat, tubuh kami akan hancur! Simpan kekuatanmu jangan keluarkan lagi!”
Raja rimba sangat kesulitan, matanya sampa ingin keluar menahan tekanan energi yang keluar dari tubuh Key. “Siapa orang itu?” ucapnya dengan nada suara tertekan.
“Aku sang raja rimba tidak terkalahkan, tidak akan segampang itu menyerah.” Raja rimba mencoba untuk berdiri dan bergerak.
Tapi sekuat apa raja rimba tetap tidak bisa menahan tekanan energi Key.
“Jangan melawan lagi kalau tidak akan ku hajar kau sampai tak berdaya!” lugas ucap Key pada Raja rimba.
“Turuti saja maunya, kami yang kalah. Kau yang menang. Lebih baik kita berdamai dan membagi makanan. Jika kau tetap melawan dan Key mendekat kita semua benar-benar akan mati!” ucap Sky kepada Raja rimba
“Bukan cara kami yang hidup di alam liar mengakui kemenangan dan kekalahan dengan pemberian, kalah dan menang ditentukan dari siapa yang sudah tidak sanggup berdiri lagi! Jika aku kalah, aku akan menjadi pelayan kalian!” Raja rimba berhasil berdiri, tapi untuk melangkah pun sangat sulit.
“Jadi kau masih ingin melawan, majulah! Terima serangan pertamaku!” Key mengambil batu kecil langsung melemparkannya ke tubuh Raja rimba.
Batu itu tepat mengenai badan dari Raja rimba. Sempat menahan dengan cara membuat tameng energi, tapi tubuhnya tetap saja terpental jauh. Seketika Raja rimba tergeletak tak berdaya dan kehilangan kesadarannya.
“Key, ia sudah kalah. Simpan kekuatanmu! Kita dilarang menyakiti sesama manusia apapun itu alasannya!” ucap Sky sambil berusaha berdiri.
“Oke Kak.” Key memejamkan matanya, sekejap kembali normal.
Sky langsung berlari ke arah Raja rimba yang terpental jauh, berharap pria itu masih hidup. Sesampainya di hadapan tubuh Raja rimba, Sky mengecek detak jantungnya.
“Untung saja masih hidup, tapi ku akui kau memang kuat bisa bertahan setelah menahan serangan itu,” ucap Sky di depan Raja rimba yang sedang tidak sadarkan diri.
Dengan kedua tangannya, Sky mengangkat tubuh sang Raja rimba kemudian kembali. Sesampainya di tempat awal mereka bertarung, Sky melihat macan sedang tergeletak lemas karena terkena tekanan kekuatan dari Key.
“Angkat macan itu, kita rawat mereka sampai pulih!” Sky berkata kepada Key sambil mengarahkan matanya ke arah macan kumbang.
Melihat kondisi Raja rimba tak sadarkan diri, Key bertanya, “Apa orang itu baik-baik saja?”