NovelToon NovelToon
PRIA DINGIN UNTUK ECA

PRIA DINGIN UNTUK ECA

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rofiwan

Eca Permatasari janda ditinggal mati yang harus berjuang untuk meneruskan hidup tanpa suami tercinta.

Dikenalkan dengan Eldhin, pria muda yang mengalami nasib serupa ditinggal pasangan nya.

Namun Eldhin ditinggal karena kekasih nya menikah, membuat sifatnya menjadi dingin karena frustasi yang dia rasakan.

Disaat Eca sudah mencintai Eldhin, ada sebuah kejutan besar yang terjadi di kehidupan pernikahan nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

03. Kencan Perjodohan.

Keesokan harinya.

Nenek Eca tengah mengobrol santai dengan salah satu kerabat seperjuangan.

Karena dulu saat Bu Idah berusia muda, beliau lah yang handle perusahaan Adi Solusindo Group, sebelum akhirnya jatuh tangan kepada anak nya yang kini telah meninggal akibat kecelakaan di jalan tol beberapa tahun yang lalu.

Bu idah bernapas lega, setelah Cucu nya yang bernama Eca mampu meneruskan visi misi perusahaan yang dia bangun sedari kecil hingga sekarang menjadi besar dan ternama.

Beliau kini sedang menelpon nenek dari Eldhin Ramadhan, sekaligus kerabat dari Bu Idah itu sendiri.

Pembahasan nya mengenai perjodohan, sang nenek tidak tinggal diam setelah hidup Eca kehilangan segalanya.

Jauh-jauh hari, bahkan berbulan-bulan Bu Idah emang terbilang rutin merayu Bu Siti untuk memperkenalkan salah satu cucu laki-laki pilihan nya.

Kali ini Bu Siti pun leleh, beliau sendiri akan memperkenalkan Eldhin. Setelah sambungan telepon itu di tutup, Bu Siti memberikan nomor pribadi Eldhin kepada Bu Idah.

Sebelum Bu Idah menelpon Eldhin, Bu Siti akan lebih dulu bicara empat mata kepada cucu nya.

Sebuah teriakan keras Bu Siti dari lantai bawah, membuat Eldhin yang sibuk mengedit video konten, langsung menghampiri.

"Iya nek" Kata Eldhin berhenti di anak tangga terakhir, berdiri tegak menatap nenek nya yang tengah melambai tangan.

"Sini Din" Titah sang nenek, dan Eldhin pun menghampiri dengan wajah senyum kecil.

Setelah Eldhin duduk di samping beliau, Bu Siti mengobrol basa-basi terlebih dahulu sebelum mengarah ke topik utama.

"Gimana hubungan kamu dengan Nafa, Din?" Tanya Bu Siti dengan tatapan serius.

Eldhin mendongak kepala tipis menatap betapa seriusnya tatapan dari nenek nya itu.

"Tidak ada masalah dan semua baik-baik saja" Jawab Eldhin sambil menuangkan air putih ke dalam gelas, meminum nya dan tersedak.

"Mau gak kamu nenek jodohkan sama janda muda?" Tanya Bu Siti, pertanyaan itu yang membuat Eldhin tersedak.

Eldhin gak menjawab, dia fokus mengambil lembaran tisu yang ada di meja. Setelah nya dia menatap wajah nenek nya.

"Terserah nenek aja, aku mah ikut aja nek" Kata Eldhin dengan nada sopan.

**

Sisi lain, ada Eca yang sedang santai sembari melihat Bu Idah menyiram tanaman di kebun samping rumah.

"Nek, biar Eca aja yang nyiram tanaman nya, nanti sakit pinggang nya kumat jangan ngeluh ke Eca loh ya" Kata Eca sambil menopang dagu dengan genggaman tangan, tatapan nya mengarah ke arah tubuh nenek nya.

"Gini-gini juga nenek masih... Kretek!!"

"Adududuh"

"Nah kan... Baru juga dibilang, sudah kumat lagi" Kata Eca terhentak berdiri untuk menolong Bu Idah kembali duduk ke kursi roda nya.

"Tolong ambilin nenek counterpain Ca" Pinta Bu idah. Eca merogoh saku celana nya, dan memberi yang di minta sang nenek.

"Sudah Eca bawa, antisipasi kalau nenek nekat nyiram tanaman sendirian" Kata Eca dengan senyuman. Bu idah langsung mengambil krim itu dari tangan Eca.

Sambil mengoles krim di tubuhnya yang sakit, Bu Idah berbicara langsung ke inti.

"Nenek rasanya mau banget punya cicit ca"

Perkataan Bu Idah, membuat Eca mendadak jadi patung seperti manekin, karena dia sangat tidak mengerti maksud dari perkataan neneknya.

"Ada cucu dari teman nenek. Dia berwibawa, ganteng dan juga gagah. Ingat ca, kamu gak selamanya menyendiri setelah ditinggal suami kamu, kamu harus cari pasangan lagi" Rayu Bu Idah.

Eca mengerut kening, dan tidak menanggapi omongan Bu idah, dipikirnya beliau ini sedang memberi lelucon kecil.

"Nenek serius, coba lihat ini, tampan kan" Kata Bu Idah memperlihatkan wajah Eldhin dari ponsel nya.

"Bentar" Eca mikir keras dengan kerutan dahi.

Eca menarik nafas panjang-panjang, setelah mengingat siapa orang itu, Dia langsung berkata "Maaf nek, Eca tolak" Kata Eca dengan senyuman, kemudian dia lanjut berkata "Hati Eca masih tersimpan nama Niko, gak ada satupun pria yang bisa menggantikan nama nya" Sambungnya.

Ting!

Selepas Eca berbicara seperti itu, Eldhin mengirim pesan whatsapp untuk Eca.

Eca melihat sejenak, lalu menghela nafas, Ia langsung mengajak neneknya masuk ke dalam rumah.

Saat sudah di dalam rumah nya, Eca berteriak memanggil salah satu asisten rumah tangga.

"Iya non, ada apa?" Kata Mbok Nengsih.

"Tante Lusi lagi pergi kemana ya mbok? Kok saya belum lihat beliau?" Tanya Eca dengan sopan.

"Oh, beliau lagi pergi beli ponsel baru katanya non" Jawab mbok Nengsih.

Eca menepuk kening "HP sudah ada tiga masih aja beli yang baru" Keluhnya.

"Mbok maaf, saya tinggal dulu ya, saya mau ada urusan sebentar diluar, tolong titip nenek dulu, jangan pernah ngajak beliau untuk nyiram tanaman ya" Titah Eca.

"Baik non" Jawab Mbok Nengsih langsung menghampiri Bu Idah saat itu juga.

Bu Idah yang kebetulan mendengar, beliau sedikit tersinggung, lalu berkacak pinggang dengan suara tertahan, dan itu tidak di dengar oleh Eca, karena dia sendiri sudah pergi dari sana.

**

Di restoran yang sudah di sewa seluruhnya oleh Eldhin, Eca masuk pintu dan dihadang oleh salah satu pelayan restoran.

"Maaf nona, tempat ini sudah penuh dan sudah ada yang pesan" Kata pelayan restoran.

Eca menghela nafas singkat, menatap tajam ke arah pelayan itu.

"Satu cowok di meja nomor lima, pakaian kemeja putih yang sedang menunggu tamu? Dan tamunya itu adalah saya" Kata Eca.

Pelayan itu langsung membuka jalan untuk Eca, dan menuntun ke meja yang sudah Eldhin booking.

Eca berjalan pelan dan menatap punggung cowok itu yang sedang santai membaca koran harian.

Kemudian, Eca duduk tepat di hadapan cowok itu. "Jangan buang-buang waktu, saya lagi sibuk" Kata Eca sambil mengatur timer 30 menit di ponsel, dan menaruh ponsel itu di atas meja dalam posisi layar terbalik.

Eldhin menoleh dengan tatapan dingin ke arah Eca, melemparkan koran itu ke atas meja dengan pelan.

"Saya yang harus nya bilang itu" Kata Eldhin sambil mengambil gelas yang sudah di isi minuman anggur.

Eca mengerut kening, lalu menopang dagu untuk membuang wajah ke arah jendela.

Eldhin yang yang lagi menunduk kepala langsung mendongak tipis. "Apa kamu tau maksud saya ajak kamu kesini?" Tanya Eldhin dengan nada dingin.

"Tidak, karena anda tidak memberi tahu" Jawab Eca tanpa melihat wajah Eldhin, pandangan nya masih fokus mengarah ke arah jendela.

Eldhin menghela nafas, saat itu juga ingin menjawab, tapi lebih dulu di potong oleh Eca.

"Ini soal rencana perjodohan kan?" Tukas Eca.

Eldhin menaikan satu alis, setelah nya dia langsung menjawab "Wanita aneh" Katanya dengan nada dingin.

Eca yang sedari tadi melihat jendela, langsung menoleh karena merasa tersinggung.

"Kamu tuh yang aneh, ini kah cowok yang dikenalkan nenek untuk saya?, mana sok ganteng lagi!" Kata Eca dengan nada sebal.

Eldhin menatap dingin kearah Eca "Kalau bisa di bilang saya ini ibarat cermin untuk anda, anda ada di depan saya dan lihatlah pada diri anda, siapa yang lebih aneh, padahal saya di depan anda, tapi anda berbicara melihat ke arah jendela" Katanya.

Eca menggeleng kepala, lalu mengambil tas kecil nya, rasanya sudah muak dengan perkataan demi perkataan dari Eldhin.

Ting!

Pesan notifikasi dari neneknya, menahan kepergian Eca, Eca kembali ke tempat duduk untuk melanjutkan kencan pertama nya dengan pria lain setelah kematian suami.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!