NovelToon NovelToon
Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Exchange The Dead Bahasa Indonesia

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Sistem
Popularitas:419
Nilai: 5
Nama Author: Dewa Leluhur

Muak seluruh semesta saling membunuh dalam pertikaian yang baru, aku kehilangan adikku dan menjadi raja iblis pertama kematian adikku menciptakan luka dalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewa Leluhur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Killer of 1000 Gods of War

Pertarungan Noah dan Arata telah berlangsung begitu lama, melewati berbagai dimensi. Dari Water Dew hingga dimensi-dimensi terdalam. Enah yang terus mengikuti mereka mulai merasa lelah menyaksikan pertarungan tanpa akhir ini.

"Sampai kapan mereka akan seperti ini?" gumam Enah pada dirinya sendiri, mengamati kilatan Venuszirad dan Agroname yang terus berbenturan.

Tiba-tiba, sebuah kehadiran yang anggun namun penuh kekuatan muncul di tengah arena pertempuran. Sosok wanita dengan rambut keperakan dan jubah putih berkilau - Dewi Exiriazurna Lera.

"Noah!" suara Dewi Exiriazurna Lera menggelegar, "Hentikan kegilaan ini!"

Namun Noah tetap fokus pada pertarungannya dengan Arata, mengabaikan kehadiran sang adik angkat.

Enah yang penasaran dengan sosok dewi yang baru muncul ini memberanikan diri bertanya, "Maaf... Boleh saya tahu siapa Anda sebenarnya?"

Dewi Exiriazurna Lera menoleh, matanya yang berwarna keemasan menatap Enah dengan lembut. "Aku Exiriazurna Lera, adik dari makhluk keras kepala yang sedang bertarung itu," dia menunjuk ke arah Noah.

Dewi Exiriazurna Lera memandang Enah dengan senyum tipis, ada kilatan geli di matanya yang keemasan.

"Ada yang lucu?" tanya Enah bingung.

Lera tertawa kecil, "Maaf, hanya saja... kau mengingatkanku pada diriku dulu. Selalu mencoba menghentikan pertarungan Noah yang tak ada habisnya."

Ledakan energi dari Venuszirad dan Agroname kembali mengguncang dimensi. Enah menatap pertarungan itu dengan frustasi.

"Bagaimana cara menghentikan mereka?" tanya Enah penuh harap.

Lera menggeleng pelan, senyumnya berubah getir. "Menyerah saja. Mustahil menghentikan Noah kalau dia sudah seperti ini. Kakakku itu..." dia menghela napas, "...terlalu keras kepala."

"Tapi pertarungan ini bisa menghancurkan segalanya!" protes Enah.

"Kau pikir berapa kali aku mencoba menghentikannya?" Lera menatap jauh ke arah Noah yang masih bertarung. "Ratusan tahun, ribuan dimensi... Noah tetap Noah. Dia tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang dia inginkan."

Di kejauhan, Noah dan Arata terus bertarung, menciptakan gelombang kehancuran yang merobek struktur dimensi.

"Lalu kita harus bagaimana?" tanya Enah putus asa.

"Yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu. Noah... dia memiliki alasan yang jauh lebih dalam dari sekadar perebutan Holy Dimensi Arzhanzou - sikapnya memang suka kekerasan tapi baik."

"Alasan yang lebih dalam?" Enah mengerutkan kening.

"Ya," Lera mengamati pertarungan di kejauhan. "Kau tahu kenapa dia begitu terobsesi dengan Holy Dimensi Arzhanzou? Itu bukan sekadar tentang kekuasaan saja karena dia tidak ingin Arata menguasai semua Verse bagi kakak Arzhanzou adalah kekasihnya yang pertama kali tempat dia diciptakan."

Ledakan energi dari Venuszirad dan Agroname kembali mengguncang dimensi. Noah dan Arata masih tenggelam dalam tarian maut mereka.

"Noah..." Lera melanjutkan, suaranya melembut. "Dia kehilangan sesuatu yang berharga di Holy Dimensi Arzhanzou. Arata itu sangat kasar kau tau sebutan dia - pembunuh 1000 Dewa perang dan semua dewa ketidakanehan dikalahkannya - dewa-dewa menjaga logika, takdir dan sejarah masa lalu."

Enah terdiam, Book of Dathlem dalam kesadarannya bergetar pelan. "Apa yang dia inginkan?"

"Merebut Arzhanzou itulah cara dia menghadapi," bisik Lera.

"Dulu, jauh sebelum semua ini... Noah pernah memiliki banyak sekali pendukung untuk menghadapi Arata tapi semua mati tidak tersisa kakak melanjutkan tekad dari para pendukung. Di sisi itu Noah ingin tempat kelahirannya, ingatannya... Tekad. Mereka itu kuat satu sama lain."

Enah menatap pertarungan dengan pemahaman baru. "Jadi itu sebabnya..."

"Ya," Lera mengangguk. "Noah percaya dengan menguasai Holy Dimensi Arzhanzou."

"Bukankah Arata jauh lebih kuat?" Tanya Enah.

Lera tersenyum misterius, "Yang bisa kita lakukan hanyalah menunggu. Noah... Punya kartu truff meski Dimensi lain akan hancur itu bisa diulangi kembali."

"Sihir apa itu?" Enah mengerutkan kening.

"Ya," Lera mengamati pertarungan di kejauhan. "Pedang yang menghapus system, tetaplah disini melihat nya langsung lebih mudah dipahami - kau akan menunggu lebih dari 9000 tahun disini.

Ledakan energi dari Venuszirad dan Agroname kembali mengguncang dimensi. Noah dan Arata masih tenggelam dalam tarian maut mereka.

Lera menatap Enah dengan lebih seksama, matanya yang keemasan menyipit penuh selidik. "Tunggu sebentar... ada yang aneh denganmu."

"A-apa maksudmu?" Enah mundur selangkah, merasakan tatapan menyelidik Dewi Exiriazurna Lera.

"Kau... bagaimana bisa kau bergerak dengan begitu bebas di dimensi setinggi ini? Kau sebenarnya" Lera mengambil langkah mendekat, aura dewatanya membuat udara di sekitar mereka bergetar. "Bahkan para Celestial Milsif atau Dewa-dewa Water Dew pun akan kesulitan bernapas di level dimensi seperti ini. Tapi kau..."

Ledakan energi dari pertarungan Noah dan Arata menggetarkan dimensi, namun Enah tetap berdiri tegak tanpa kesulitan. Book of Dathlem dalam kesadarannya berdenyut semakin kuat.

"Aku hanya seorang pengembala biasa yang melakukan perjalanan."

"Hm, kau ingin melihatnya sampai akhir?"

5666 tahun telah berlalu sejak pertemuan dengan Dewi Exiriazurna Lera. Dimensi-dimensi telah berubah, hancur, dan terlahir kembali. Namun pertarungan antara Noah dan Arata masih terus berlangsung, seperti tarian abadi yang tak mengenal lelah.

Enah masih di sana, menyaksikan semuanya. Book of Dathlem dalam kesadarannya kini berdenyut lebih kuat dari sebelumnya, seolah merespons perubahan yang terjadi di sekitarnya. Rambutnya yang dulu hitam kebiruan kini memiliki semburat keperakan - efek dari terlalu lama berada di dimensi tinggi.

"Kau masih di sini?" Suara yang familiar terdengar di belakangnya. Dewi Exiriazurna Lera muncul, masih dengan jubah putihnya yang berkilau. Tidak ada yang berubah dari sosoknya sejak pertemuan pertama mereka ribuan tahun lalu.

"Seperti yang kau lihat," jawab Enah tanpa mengalihkan pandangannya dari pertarungan. "Aku ingin melihat akhirnya."

Lera tersenyum tipis. "Dan sekarang kau mengerti mengapa aku memintamu untuk menunggu? Lihat..." Dia menunjuk ke arah Venuszirad yang kini berpendar dengan cahaya yang berbeda.

Di kejauhan, Noah menggenggam pedangnya dengan cara yang berbeda. Venuszirad tidak lagi memancarkan energi destruktif seperti biasanya. Sebagai gantinya, pedang itu kini mengeluarkan cahaya keemasan yang aneh - cahaya yang tampak mampu menelan segala sesuatu yang disentuhnya.

"Itu bukan lagi pedang Venuszirad tapi pedang Gehdonov yang ditempa dari berbagai serangan yang diterima," bisik Lera. "Senjata terakhir Noah yang akan menghapus seluruh sistem dimensi. Arata tidak akan bisa menahan - bukan hanya menghancurkan, tapi benar-benar menghapusnya dari eksistensi."

Enah mengangguk pelan. Setelah ribuan tahun, dia akhirnya memahami. "Itukah yang dia rencanakan? Menghapus seluruh sistem untuk memulai dari awal?"

"Ya," jawab Lera. "Tapi ada harga yang harus dibayar. Penggunaan pedang Gehdonov akan..." Kata-katanya terhenti saat ledakan energi yang luar biasa mengguncang dimensi.

Noah telah mengangkat Gehdonov tinggi-tinggi. Arata, untuk pertama kalinya dalam ribuan tahun, menunjukkan ekspresi terkejut. Agroname dalam genggamannya bergetar hebat, seolah merasakan ancaman yang belum pernah dirasakannya sebelumnya.

"ARATA!" Suara Noah menggelegar. "Kau yang telah menghancurkan segalanya... Kau yang telah membunuh mereka semua... Hari ini, kita akan mengulang semuanya dari awal!"

Gehdonov bersinar semakin terang, cahayanya mulai melahap segala sesuatu di sekitarnya. Struktur dimensi mulai mengelupas seperti kertas yang terbakar.

"Kita harus pergi dari sini," Lera menarik tangan Enah. "Kecuali..." Dia menatap Enah dengan penuh arti. "Kecuali kau memang ditakdirkan untuk menyaksikan saat ini."

Book of Dathlem dalam kesadaran Enah berdenyut semakin kuat, seolah memberikan jawaban.

"Aku akan tetap di sini," kata Enah mantap. "Aku sudah menunggu selama 5666 tahun. Aku harus melihat bagaimana semua ini berakhir."

Lera mengangguk penuh pengertian. "Kalau begitu, sampai bertemu di sistem yang baru, Enah... atau siapapun dirimu sebenarnya."

Dimensi terus mengelupas, dan cahaya keemasan Gehdonov semakin terang, melahap segalanya dalam kekosongan mutlak. Yang terakhir Enah lihat adalah sosok Noah dan Arata yang masih bertarung, ditelan oleh cahaya keemasan yang menghapus eksistensi itu sendiri.

Book of Dathlem berdenyut untuk terakhir kalinya, sebelum semuanya tenggelam dalam kekosongan.

...Sistem telah dihapus....

...DAN YANG TERSISA HANYALAH AWAL YANG BARU....

1
Fastandfurious
Gemesin banget nih karakternya, bikin baper!
Leluhur: tidak ada karakter menggemaskan kaka
total 1 replies
yeqi_378
Gila PPnya cakep bangeeet, cepetan thor update lagi please!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!