Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.
Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.
Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3. Kelahiran Kembali.
Zhen Liang melihat ke cermin. Dirinya sekarang berada di dalam tubuhnya yang masih berumur dua puluh tahun. Tubuh seorang pemuda yang ideal untuk belajar seni beladiri.
Apalagi Zhen Liang belum mendapatkan kerusakan pada dantian yang menyebabkan dirinya tidak bisa berkultivasi, dia kehilangan bakat beladirinya di usia dua puluh tiga tahun karena seseorang. Dantian sangat penting bagi kultivator karena dantian sendiri adalah sebuah tempat penyimpanan energi di dalam tubuh.
"Aku akan membiarkan kakak sendirian untuk sementara dulu. Tidak akan ada orang yang masuk ke dalam kamar kakak. Tapi jika kakak membutuhkan sesuatu, kau bisa memanggil salah satu pelayan."
Adiknya, Zhen Lia, begitu perhatian. Setelah melihat sendiri kegilaan yang telah diperbuat kakaknya di luar rumah. Zhen Lia berpikir mungkin kakaknya butuh tempat untuk menenangkan diri.
Tapi Zhen Liang tidak mendengarkan perkataan adiknya, beberapa saat kemudian dia berjalan menuju suatu ruangan. Ruangan yang membuatnya tersenyum pahit. Di sana adalah tempat ibunya dirawat.
"Tuan muda..." Melihat kedatangan Zhen Liang, pelayannya bernama Xu Fang segera menunduk dan memberikan salam. Dia membukakan pintu masuk untuk tuan muda.
"Apakah Ibu masih belum siuman?"
".........." Pelayannya tidak menjawab apapun bahkan setelah menunggu lama. Dari sana Zhen Liang sudah mengetahui jawabannya.
"Ibu aku akan masuk."
Di depannya seorang perempuan sedang beristirahat, perempuan yang terlihat memiliki rentang usia antara dua puluhan. Alasan kenapa dirinya begitu muda adalah karena tingkat kultivasinya.
Seorang perempuan cantik dengan bentuk wajah yang hampir mirip dengannya, mungkin jika rambut Zhen Liang sedikit lebih panjang, dirinya akan sangat mirip dengan ibunya. Bedanya ibunya memiliki warna mata indah, sedangkan dirinya memiliki bola mata berwarna merah menyala yang menakutkan.
"Bagaimana kabarmu Bu?" Tidak ada jawaban yang datang, pelayan di belakangnya hanya menghela napas melihat pemandangan miris dan nasib Tuan muda.
"Aku baik-baik saja. Sudah lama aku tidak melihatmu." Zhen Liang masih berniat berbicara.
Zhen Liang memandangi Ibunya dari atas ke bawah, tubuhnya masih sehat tidak ada tanda semacam bekas luka, kulitnya juga masih putih mulus. Penyakit yang diderita Ibunya adalah sebuah penyakit dalam dan tidak bisa disembuhkan bahkan untuk tabib kerajaan dan beberapa kultivator ternama.
"Aku pergi dulu Ibu, besok aku akan kembali lagi." Zhen Liang tersenyum dan menghembuskan napas lelah.
Setelah memeriksa keadaan Ibunya, Zhen Liang memberikan ucapan pamit. Dia kembali lagi ke kamar. Di sana tidak akan ada gangguan dari luar untuk beberapa saat.
Zhen Liang terpikir kembali tentang Ibunya, kemudian mengepalkan tangannya dengan kencang sebelum memukul tembok menggunakan seluruh tenaga.
"Dunia ini sudah busuk sekali." Matanya berubah menjadi dingin. Jika mengingat kembali di masa lalu, alasan penyakit Ibunya tidak dapat disembuhkan adalah karena para kultivator biadab dan tabib ahli yang egois terlalu serakah dengan hartanya.
Mereka saling berkomplot untuk menguras habis harta milik keluarga dari Klan Zhen. Mereka beralasan bahwa penyakit Ibunya itu sangat sukar disembuhkan. Mereka hanya bisa meredakan sedikit penyakit yang diderita Ibunya.
"Mereka adalah binatang kotor yang seharusnya musnah dari dunia."
Karena para kultivator dan tabib ini, sekarang Klan Zhen menghadapi kebuntuan. Hutang mereka sudah terlalu banyak dimana-mana sedangkan mereka menikmati harta yang berlimpah berasal dari pengobatan Ibunya. Semua ini diketahui dirinya beberapa tahun lagi di masa depan.
"Aku tidak bisa membiarkan mereka berbuat seenaknya."
Zhen Liang menggigit bibirnya, sebuah darah mengalir keluar.
Dia tidak memiliki pilihan lain. Untuk menginjak anjing kau membutuhkan singa, sedangkan untuk menginjak setan kau perlu menjadi langit.
Mulai detik ini, Zhen Liang akan belajar seni beladiri dan berkultivasi. Sesuatu yang tidak disangka dan sangat dibencinya.
Zhen Liang mulai duduk bersila. Dia menarik napas dan mengeluarkannya berulang kali. Dia telah memiliki kitab panduan di dalam kepalanya. Sebuah kitab dunia yang akan diperebutkan oleh jutaan kultivator kuat dari masa depan.
[ Rhapsody Penghancur Langit. ]
Bagian pertama, senjata dan amunisi.
Jika para kultivator belajar untuk menyimpan energi semesta ke dalam dantian mereka, maka di dalam kitab ini terbalik. Konsepnya dibalik dari kitab panduan normal.
Kita tidak akan menyimpan energi semesta ke dalam dantian melainkan mengalirkannya. Kitab ini menyebutkan bahwa energi yang masuk dari alam akan kita alirkan langsung keluar.
*
Satu minggu berlalu, Zhen Lia tidak tahu apa yang sedang dikerjakan kakaknya. Setelah kegilaan seminggu yang lalu, dia menerima kabar dari salah satu pelayannya bahwa Tuan muda, Zhen Liang mengunjungi ruangan Ibu mereka.
Zhen Lia menghela napas lega karena setelah semua itu ternyata kakaknya masih memiliki logika. Tapi kemudian dia segera menarik ucapannya, kakaknya tiba-tiba menutup diri di kamar hingga tujuh hari. Apa yang ada di pikirannya dan apa yang sedang dilakukannya?
Kemungkinan yang terbersit dalam Zhen Lia sekarang adalah kakaknya itu sangat marah mengenai kondisi Ibunya dan merasa tidak berharga karena telah membawa kondisi keluarga mereka ke dalam kehancuran.
"Permisi... Ah, Adik Zhen Liang, Nona Lia rupanya." Seorang tabib muncul bersama dengan kultivator di belakangnya.
Tabib ini bernama Xu Heng, seorang tabib kelas lima. Namanya terkenal di kalangan para bangsawan dan kerajaan. Sedangkan kultivator di belakangnya adalah Wang Jian, kultivator yang ditunjuk sebagai pengawalnya.
"Jadi sekarang sudah waktunya?" Zhen Lia menghela napas, tidak mengira waktu berlalu begitu cepat.
"Anda tidak perlu khawatir Nona Lia, bukankah penyakit Ibu anda sudah lebih baik. Kami menunjukkan diri karena sebentar lagi kami yakin bahwa kami akan bisa menyembuhkan sakit yang dirasakan Ibu anda."
Zhen Lia mengangguk. Apa yang dikatakan Tabib Xu memang benar, faktanya kondisi Ibu mereka sekarang sudah lebih baik dari dua tahun yang lalu. Tapi di sisi lain, utang mereka sudah menumpuk dan terus semakin membengkak, bahkan mereka tidak yakin bisa mengembalikannya dengan menjual seluruh aset keluarganya.
"Kakak apa yang harus aku lakukan?" Dia selalu berdiri di belakang kakaknya. Mengandalkan punggung Zhen Liang dalam segala hal, tetapi sekarang bahkan kakak yang dilihatnya kuat itu akhirnya runtuh juga. Beban yang dipikul Zhen Liang terlalu berat sampai mengunci dirinya selama seminggu di kamar.
"Omong-omong, dimana Tuan muda sekarang?"
"Benar, biasanya Tuan muda adalah yang menyambut kami pertama kali."
Mendengar perkataan Xu Heng dan Wang Jian, tubuh Zhen Lia mengeras dan terdiam beberapa saat.
"Mari saya antar ke ruangan Ibu beristirahat sekarang." Dia memilih tidak menjawabnya.
Beberapa saat kemudian mereka tiba di ruangan.
"Salam Nona muda." Salah satu pelayan di sana menyambut mereka dan membuka pintu. "Nona, Tuan muda sudah menunggu anda di dalam sekarang."
Bola matanya melebar, Zhen Lia tidak percaya. Kakaknya telah keluar dari kamar dan sekarang berada di ruangan Ibunya.
"Jadi Tuan muda Zhen Liang di sana rupanya."
"Sekarang kami tahu alasannya. Tuan muda begitu cepat memahami semuanya, dia sudah bersiap saja di dalam. Sangat mengaggumkan."
Xu Heng dan Wang Jian tersenyum lebar mendengar kabar mengenai Zhen Liang.