"kita kenapa sih milih eksplor ke desa plosok?" tanya maya.
"aduh lo bego apa gimana sih, kita kan jual konten horor misteri. ya kita harus pergi ke desa desa yang plosok dan terbelakang lah. mikir bloon," maki saki.
"diem diem, jadi kita ber empat ini fix ya pergi ke desa pancuran di kaki gunung kawi. Ada yang keberatan gak?"
.....
"lo yakin itu manusia? kenapa bungkuk begitu? dagu sama lutut aja sejajar anjir!"
"jangan ngomong kasar disini, bego lu," maki sintia.
"sorry sorry gue lupa,"
.....
"woy woy saki kesurupan anjir pasti gara gara ngomong kasar dia!" teriak sintia.
"lah lo barusan?"
"omg!!!! gak gak gue gak sengaja," teriak sintia histeris.
....
"gue mau pulang, gue mau pergi dari sini," tangis maya sambil bersembunyi di balik pohon beringin.
selengkapnya>>>>
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mermaidku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 3
Mereka berempat sudah mendapatkan kamar masing masing, semuanya tidur sendiri karena memang kamar yang di sediakan adalah kamar kecil yang muat untuk satu orang saja. Setelah mendapatkan ijin untuk tinggal, mereka langsung beristirahat sejenak sebelum nanti mulai membuat konten.
"may, temenin ke kamar mandi yuk," ajak sintia di ambang pintu kamar maya.
"astaga orang cuma belakang situ lagian ini masih siang hari,"
"takut, di belakang ada mbok indri... Ayo lahh," ucap sintia memaksa.
"yaudah ayo," dengan malas, maya beranjak dari ranjangnya.
Posisi kamar mandi berada di luar rumah, tepatnya di samping pintu keluar dapur. Rumah bersama terbuat dari full kayu, bangunannya juga sederhana namun layak huni.
Siang itu cuaca sedikit mendung, terlihat mbok indri tengah menyingkirkan tampah tampah berisi tepung beras untuk di bawa masuk, "ada apa nduk?"
"enggak mbok ini lagi nemenin sintia ke kamar mandi. Katanya takut, oh ya mbok disini mbok Indri tinggal sendiri?"
"iya, beruntung ada kalian jadi mbok ada temennya. Kalian nanti ikut mbok ya ke balai desa, kenalan sama orang desa. Kalian kan bakalan lama disini," ajak mbok Indri.
"kan cuma seminggu mbok, tapi gak apa deh... Nanti saya ajak yang lainnya juga,"
"yakin cuma seminggu?"
"yakin lah mbok,"
"hmm ya sudah, kalau mau makan masak sendiri ya... Mbok biasanya makan ubi ubian, kalian pasti gak doyan kan?"
"doyan kok mbok, tapi ya gak terlalu... lebih suka makan nasi," ucap maya tak enak, karena memang ia jarang makan ubi ubian. Paling paling cuma makan keripik singkong.
"assalamualaikum mbok," ucap seorang pemuda yang langsung menarik hati maya.
"waalaikumsalam, masuk le udah mau hujan,"
"eh... siapa mbok?" tanya arya kaget karena melihat maya.
"ini anak anak dari kota, nanti kenalan juga ya sama yang lain,"
"gak perlu lah mbok," tolak arya malu.
"eh gak papa kok mas, aku maya salam kenal ya," ucap maya malu malu sambil menyodorkan tangan.
"saya arya mbak," balas arya ramah.
"may maya!!!" teriak farel dari dalam rumah.
"apa sih?"
"lo dimana?"
"di belakang,"
Dengan segera farel kebelakang rumah untuk menyusul, "gue cariin juga,"
"lah bukannya tadi lo bilang mau tidur? Ya gue biarin lah,"
"itu siapa?" tanya farel sedikit berbisik.
"ini mas arya, mas arya ini farel temen ku,"
"farel," ucap farel malas.
"saya arya,"
"le sini bantuin mbok, biarin maya sama temennya ke depan," panggil mbok indri.
"nggih mbok, monggo mas mbak kalau mau ke depan,"
"bentar mas, masih nunggu sintia di kamar mandi,"
"ayo, biarin aja nanti juga ke depan si sintia," ajak farel.
"ihh bentar," tolak maya, ia hanya ingin melihat arya lebih lama.
"udah ayo ah," dengan segera farel menarik tangan Maya untuk masuk kembali ke dalam rumah meninggalkan sintia yang masih berada di dalam kamar mandi.
"apa sih... Iya iya gue bisa jalan sendiri kok. Apa sih lo,"
"jangan gampang akrab sama orang sini bisa gak?" tanya farel marah.
"ya kenapa? Mereka baik kok,"
"udah deh may, kita disini cuma seminggu aja. Gue harap lo gak bikin masalah,"
"masalahnya apa sih? Gue cuma di kenalin sama orang sini kok, lagian kita disini numpang ya harus baik juga lah sama orang orang sini. Oon lu!" kesal maya.
"gue bilangin juga, ngeyel banget sih,"
"lepasin gue monyet!" teriak maya, saqi sampai keluar kamar karena mendengar keributan.
"ada apa sih? Waktunya istirahat ini, gue capek anjing perjalanan jauh," tanya saqi emosi karena tidurnya terusik.
"ini nih temen lo, lepasin ihh!"
"rel rel, udah lepasin lo kenapa sih? Kesurupan apa lo? Satpol pp?" tanya saqi.
"kalian ngapain?" tanya sintia dari arah pintu dapur.
"ini nih si farel, dia gak mau lepasin gue," adu Maya.
"ya lo susah di bilangin,"
"ya lepasin kan gue udah masuk rumah!"
Sintia yang geram karena farel tak kunjung melepaskan tangan maya akhirnya maju untuk melepaskan tangan maya, "rel apaan sih,"
"huhhh udah udah pada istirahat sana, jangan berisik. inget ini di wilayah orang lain jadi jaga sikap," peringat saqi sebelum ia masuk kamar.
......................
Malamnya sintia dan maya tengah menyiapkan makan malam, mereka tak jadi mengambil video karena di luar hujan deras. Area dapur pun banyak yang bocor saking lebatnya hujan.
"mbok indri dimana?" tanya maya.
"mana gue tau may, gue gak lihat dari tadi bangun. Di kamarnya kali, lo tau kan kalau orang tua itu biasanya jam 8 nan pasti udah tidur. Kalau gak tidur ya intinya udah diem di kamar aja,"
"eh sin, lo tadi liat mas arya gak? Ganteng kan?" tanya maya antusias.
"iya ganteng, baru mau kenalan lo udah teriak teriak kayak monyet. Jadi gue masuk lah,"
"ya farel tadi yang bikin gue teriak teriak heboh. Lagian ngapain sih tu anak,"
"assalamualaikum," ucap seseorang dari arah luar pintu dapur.
"ih siapa may malam malam gini, ujan lagi. Takut ihh, kita panggil farel yuk,"
"yaelah, palingan mas arya itu," maya dengan segera berjalan mendekati pintu dapur, namun baru memegang handle pintu tangannya sudah di tarik oleh mbok Indri.
"jangan," bisik mbok Indri.
"kenapa mbok?"
Mbok indri dengan segera membawa sintia dan maya ke ruang makan, ia terlihat gelisah dan khawatir akan sesuatu hal di luar sana.
"kenapa mbok? itu kayaknya mas arya deh, hujan gini kasian kalau gak di bukain pintu," ucap maya khawatir.
"itu bukan arya, sudah jangan di buka kan pintunya. Kalau ada yang ucap salam atau ketok pintu malam malam jangan di buka. Sekalipun pintunya di gedor gedor," peringat mbok indri.
"emangnya kenapa mbok?"
"ya jangan pokoknya, sudah kalian kalau mau masak ya masak saja. Ayo mbok temenin,"
"iya mbok," ucap maya pasrah.
Setelah selesai masak, mbok indri segera mematikan lampu dapur dan menutup pintunya dari ruang makan, "selesai makan nanti piring kotornya tumpuk disini saja. Lampu dapur jangan di nyalakan lagi, kalau mau ke kamar mandi pakai yang disebelah kamar mbok aja ya,"
"iya mbok,"
......................
"mas arya," sapa maya yang tengah duduk di bangku depan rumah.
"eh mbak maya, pagi pagi udah di luar aja mbak,"
"iya mas, bosen di dalam gak ada sinyal soalnya. Mas arya mau kemana?"
"ini mau ke sawah, mau ikut?"
"mau mau,"
Maya yang senang sampai lupa untuk berpamitan pada teman temannya, padahal sebentar lagi mereka akan melakukan shooting video.
"mas arya sama mbok indri itu ada hubungan apa? Mas arya anaknya mbok indri?" tanya maya penasaran.
"oh bukan, mbok indri itu ipar ku,"
"apa?!"