NovelToon NovelToon
Kekejaman Suamiku

Kekejaman Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Mafia / Cinta Paksa / Penyesalan Suami / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:117.3k
Nilai: 5
Nama Author: Rania Alifah

"Siapkan dirimu! Aku akan kembali menyiksamu malam ini!" Stevan mengucapkan itu sembari melangkah menuju pintu untuk keluar.

"Aku tidak bisa melayanimu malam ini hingga sepuluh hari ke depan Stevan Jafer Dirgantara!"

Langkah pria itu terhenti saat mendengar Bulan dengan lantang mengatakan itu. Stevan berbalik memutar tubuhnya menatap Bulan dengan tatapan penuh tanya.

"Apa kau bilang? Katakan sekali lagi!" dingin dan tegas pertanyaan Stevan membuat Bulan tertawa di dalam hatinya.

"Ya! Aku tidak bisa melayanimu sampai sepuluh hari kedepan! Kau dengar itu Tuan Stevan?" ucapnya lagi dengan jelas.

Plaaakkk...

Bukan bertanya, Stevan justru melayangkan tangan ke pipi mulus Bulan hingga membuat wajahnya menoleh ke kanan sampai darah segar keluar dari sudut bibirnya. Bulan mengusap darah itu dan mendongak menatap pria yang ada dihadapannya dengan tatapan kebencian.

Bagaimana kisah selanjutnya?
kita simak yuk ceritanya di karya => Kekejaman Suamiku.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 30

"Huuuft... Ya dia punya istri. Tapi sudah di usir hanya karena bosan." sambung Boy menyela keduanya.

"Fixs! Suami yang mengidam saat istrinya hamil merupakan gejala dari sindrom couvade atau kehamilan simpatik. Sindrom ini merupakan kondisi nyata yang bisa terjadi pada pasangan. Jadi istrimu sedang hamil sekarang, dan kau yang mengalami semua gejala itu disaat istrimu hamil muda."

DEG

***

Jantung Stevan berpacu lebih cepat, seluruh tubuhnya meremang panas dingin mendengar Dokter mengatakan Istrinya hamil. Boy yang ada di hadapannya pun juga ikut terkejut.

"Untung saja aku menyuruh dia mengikuti Bulan, kalau tidak ? Entah kemana aku harus mencari." gumam Boy dalam hati menatap Stevan dengan tatapan kesal.

Stevan menatap Dokter itu dengan lekat dan mengeluarkan suaranya. "Hamil? Istriku hamil?" Stevan merasakan jantungnya berdetak semakin cepat.

"Iya Van, istrimu sedang hamil." sahutnya menyandarkan punggung nya dikursi Dokter nya.

"Kenapa kau tidak mengatakannya Bulan ? Jika aku tahu kau hamil anakku, tidak akan pernah aku membiarkan mu pergi." lirih Stevan dalam hati tubuhnya lemas seketika.

Wajahnya dipenuhi raut penyesalan, tapi semuanya sudah terjadi. Pria itu mengepalkan tangannya dengan rahang mengeras seakan mengatakan dirinya harus bertemu dengan istrinya saat ini juga.

Dengan langkah tergesa-gesa pria itu keluar dari ruangan Dokter membuat Boy berlari mengikutinya.

"Van! Woy, tungguin!"

Boy menghentikan langkahnya berbalik menyalami Dokternya lebih dulu.

"Oh iya, makasih Dok! Bayaran nya nanti di transfer!" Ucapnya kemudian berlari mengikuti Stevan yang entah akan pergi kemana.

Yang pasti, Boy tidak akan memberi tahu dimana Bulan sebelum Stevan benar-benar mengatakan bahwa dia mencintai Bulan.

Karena Boy tahu, Stevan tidak akan pernah mengatakan itu. Boy bukan nya kejam, dia hanya tidak ingin Bulan kembali di campakan untuk kedua kalinya.

Stevan masuk ke dalam mobil dan dengan cepat meninggalkan rumah sakit itu untuk menuju rumah orang tua Bulan.

"Sayang, maafkan aku ! Kenapa kau tidak jujur padaku ?" gumam nya dalam hati. Boy yang melihat sahabat nya frustasi dari kursi samping kemudi hanya tersenyum miring.

Stevan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bahkan teriakan beberapa pengendara yang lain tidak dihiraukan olehnya. Jarak dari rumah sakit menuju rumah orang tua Bulan membutuhkan waktu tiga puluh menit.

Tak membutuhkan waktu lama mereka telah sampai, dengan deru ban mobil mendecit membuat mobilnya menabrak tembok pembatas di samping gerbang rumah nya. Stevan menuruni mobilnya dan membuka gerbang dengan paksa.

"Van! Hey lu mau ngapain?" Boy menarik tangan Stevan menghentikan langkahnya agar tidak terlalu memburu.

"Lepasin gue! Gue mau bawa istri gue balik! Minggir!" pekik Stevan hingga membuat sang penghuni rumah keluar karena mendengar keributan yang di ciptakan oleh Stevan.

Kedua orang tua Bulan yang kebetulan sedang berada dirumah keluar melihat Stevan dengan wajah mematikan berjalan mendekati pintu membuatnya bertanya-tanya.

"Huuuft... Dia ini udah kayak orang kesetanan! Bentar marah, bentar nonjok! Gara-gara cewek nih, dia jadi kayak orang gila begini!" gerutu Boy akhirnya menyusul Stevan menuju pintu rumah itu.

"Ada apa Stevan?" tanya Ayah Ezra dengan wajah cemas karena takut Bulan kenapa-napa.

"Mana istriku? Dimana dia?" Stevan menjawab dengan nada dingin.

"Bulan? Dia tidak ada disini, bukannya dia tinggal bersama mu?" tanya Ayah Ezra menatap tajam menantunya itu.

"Tidak mungkin! Kalian pasti menyembunyikan nya! Dimana Bulan?" jawab Stevan mengelak tidak percaya dengan orang tua istrinya.

"Astagfirullah, kau ini kenapa? Bulan tidak kemari, sejauh ini dia juga tidak memberi kabar apapun! Memang nya kau apakan putriku sampai dia pergi tanpa pesan!" pekik mama Almira pada Stevan.

Tak percaya dengan penjelasan mereka, Stevan menerobos masuk ke dalam rumah itu dan terus berteriak memanggil nama istrinya.

"Bulaaan...! Bulaaan.. keluarlah sayang! Aku kemari untuk menjemputmu!"

Ayah Ezra yang memang tidak mengetahui keberadaan Bulan pun mengikuti langkah Stevan yang memasuki rumah nya tanpa permisi malah justru berteriak dan membuat onar dirumah orang lain.

"Hey Stevan! Kau apakan anakku? Kenapa bisa dia pergi dan tidak memberi kabar pada kami, Hah!" tanya Ayah Ezra mencengkram lengan Stevan dan menatap tajam pria itu.

"Jawab Stevan! Kau jangan diam saja! Bulan itu putri kami satu-satunya! Jangan berbuat semena-mena dengannya jika kau sudah tidak menginginkannya kembalikan pada kami secara baik-baik!" tangis mama Almira pecah melihat menantunya yang selalu berbuat kejam pada Bulan.

Stevan terdiam menatap keduanya, dia tak bisa menjawab. Stevan akhirnya memilih berbalik dan melangkah pergi meninggalkan rumah orang tua Bulan tanpa menjawab pertanyaan mereka dan tanpa pamit.

"Stevan! Dimana putri kami Stevan!" pekik Ayah Ezra mengejar langkah Stevan namun langkah nya terhenti karena ditahan oleh Boy.

"Pak, Bu. Tunggu! Sssttt... Tenang dulu. Aku tahu dimana Bulan. Tapi tolong jangan beri tahu apapun pada Stevan jika kalian ingin Bulan bahagia." bisiknya menahan langkah keduanya.

Ayah dan ibunya itu menatap Boy dengan tatapan kelegaan. Setidaknya ada yang melindungi anaknya saat ini.

"Kau tahu dimana putriku?" tanya Mama Almira menghapus air matanya kasar.

"Iya, sstt... Dia ada di Kairo. Dia bersama teman nya yang bernama Raihan. Aku sudah menyuruh anak buahku untuk mengawasi putrimu. Rahasiakan ini jika kalian ingin Bulan bahagia, mengerti!"

Tiinn Tiin Tiin Stevan memekik klakson di depan pintu gerbang karena ingin mencari Bulan entah kemana.

"Iyaaa sebentar!" sahutnya berteriak.

"Ingat! Jaga rahasia ini dari Stevan! Aku pergi duluuu..." ujar Boy sembari melangkah pergi keluar meninggalkan mereka yang masih mengkhawatirkan putrinya.

*

Di kairo.

Setelah pulang dari rumah sakit, Bulan berjalan di dampingi Suci dan Raihan menuju kamar Asrama nya. Setelah sampai di depan pintu dia berbalik dan berpamitan pada Raihan juga adiknya.

"Terimakasih kak Raihan, terimakasih Suci. Aku masuk dulu." ucapnya menunduk.

"Bulan, kau tenang lah. Aku yakin semuanya akan baik-baik saja." ujar Raihan menenangkan wanita itu.

Bulan mengangguk pelan dengan air mata yang sudah tidak bisa ditahan. "Terimakasih kak, aku istirahat dulu. Kepalaku sedikit pusing." sahutnya pelan dan berbalik membuka pintu kemudian masuk tak menghiraukan mereka lagi.

Bulan sedang ingin sendiri saat ini. Jauh dari orang tua, di usir oleh suami dan berada di luar Indonesia membuat dirinya menguatkan diri sendiri, mengusap air matanya sendiri dan tak ada bahu untuk dirinya bersandar.

Sangat sakit dan sungguh sakit sekali posisi Bulan saat ini. Entah bagaimana lagi kedepannya nanti, yang pasti dirinya ingin berfikir sejenak langkah apa yang harus ia jalani setelah ini.

Bulan terduduk lemas di lantai kamar, wanita yang sudah tidak lagi menggunakan hijab dan cadarnya, menyandarkan kepalanya di sisi ranjang sambil terisak.

"Kenapa waktu itu aku lupa meminum pil nya? Mungkin kamu ada, disaat papa mu melakukannya dengan kelembutan. Memanggil mama mu dengan sebutan sayang. Maafin mama nak, mama terlena dengan kelembutan papa mu hingga mama lupa minum pil itu." Bulan mengusap perutnya dan bicara sendiri dengan suara penuh lara.

"Maafkan mama sayang, kamu harus hadir di saat Papa mu sudah tidak lagi menginginkan mama!" sambung nya.

Bulan meratapi nasibnya yang sedang mengandung anak dari suami kejamnya itu. Dia seakan berfikir, meskipun dirinya memberitahu pada Stevan tentang janin dalam kandungannya, sudah bisa dipastikan pria itu tidak akan pernah peduli tentang semua ini.

...****************...

1
Siti Zaid
Pak boy yang sabar deh..kejab aja lagi..lepas sah aja..boleh terus on😁
Miss Ra: /Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
bibi
cap xip cup
resia
klo sangat cinta hrs di jg boy gak blh DP dlu ya nnti saja stlh sah bru di DP n cicil he he he
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
idih boy benar2 tuh diciumi Mentari dihadapan Steven wkwkwkwkw
Miss Ra: /Joyful//Facepalm/
total 1 replies
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
terima saja Mentari
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
maaf ya thor kk afya sibuk dgn rl tp nggak lupa utk meneruskan membaca karya kamu. cuma telat dikit ya
Miss Ra: iyaa gpp kak...

/Kiss/
total 1 replies
resia
sangat senang bucin nya pria kaku gak ada lawan
Puji Hastuti
Steven manis sekali
Wiwik Emy
lbh romantis LG dong stev
꧁۝༒𝑨𝒇𝒚𝒂꧂™
keinginan boy sllu dipersetujui oleh Steven
Siti Zaid
semoga berbahagia steven dan bulan selamanya..lanjut lagi author..
Rini Maryani
lanjut steven n bulan semangat thooor
Rini Maryani
lanjut boy n mentari semangat thooor
resia
begitulah pria kaku mentari dia gak akan peka
Siti Zaid
Jangan rakus sangat pak boy..yang penting jabat tangan tok penghulu dulu..dah sah baru on😁
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful/

udah diujung tanduk
total 1 replies
Wiwik Emy
lanjut thor
Rini Maryani
lanjut mas boy n mentari selamat ya
bibi
lanjut
resia
karya yg sangat bagus alur cerita nya tertata rapi dan pas 👍
Miss Ra: trimakasih ratingnya kakak

/Chuckle//Kiss/
total 1 replies
Atik R@hma
ok ka🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!