Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Arsy mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua nya akan baik- baik saja, berharap apa yang di katakan Vero itu adalah benar. Kalau Rangga benar-benar mencintai nya, tentu Pria itu menerima kekurangan nya. Lagipula ini bukan murni kesalahan yang di sengaja, namun sayangnya Arsy melupakan sesuatu, bahwa di tempat tinggalnya masih kampung dan masih memegang erat norma- norma dan hal yang mungkin di anggap tabu.
Setelah menempuh perjalanan kurang dari lima jam akhirnya Arsy tiba di terminal bus yang berada di kota dengan Provinsi Jawa Barat itu.
Dari jauh Ia sudah menangkap siluet tubuh tinggi kekasih hatinya itu, Arsy kembali menghela nafas. Meski masih ragu dengan semua nya namun akhirnya Ia memilih bungkam.
Bagaimana tidak, Ia sangat mencintai sosok Pria itu, sehingga takut kalau kekasih hatinya itu akan meninggalkan nya setelah tau apa yang sudah terjadi padanya.
" Sayang. "
" Hm Mas. "
Seperti biasa, Arsy meraih tangan pria itu seraya mengecup punggung tangan nya. Selama berpacaran mereka tidak pernah melakukan hal yang di luar batas, mereka berpacaran secara sehat. Selain dari pegangan tangan dan juga mencium tangan sebagai tanda hormat.
" Maaf, lama menunggu. "
" Hm, tidak apa- apa sayang. Untuk mu apa sih yang tidak bisa Mas lakukan. "
Rangga mengambil alih tas milik Arsy yang berisi pakaian dan barang- barang penting lainnya. Ia kemudian mengambil helm dan langsung memakaikan nya di kepala Arsy, sedang Arsy masih terdiam.
Pikiran nya kali ini tidak fokus karena masalahnya yang begitu pelik.
" Kenapa sayang, kok menatap aku begitu. "
Arsy langsung menggeleng kepala pelan, Rangga pun tersenyum kemudian meminta Arsy untuk duduk berboncengan dengan nya.
" Jangan terlalu di pikirkan sayang, semuanya sudah beres. Pasti semuanya lancar dan tidak ada kendala untuk acara besok, kamu hanya perlu mempersiapkan dirimu karena besok kamu akan sah menjadi Nyonya Rangga. Ah, aku sangat mencintaimu Arsy, dan aku benar-benar sudah tidak sabar menunggu hari esok. Kalau begitu yuk kita pulang, biar kamu bisa punya waktu banyak untuk istirahat. "
Di perjalanan Arsy selalu menggaungkan kata maaf, namun kata itu hanya ada di hati dan pikiran nya tanpa mampu Ia ungkapkan secara langsung.
******
Kediaman Arsy sudah di hias sedemikian rupa, seperti pernikahan di kampung pada umumnya. Disini masih menggunakan adat gotong royong, setiap yang melangsungkan acara pasti akan langsung di bantu oleh para warga. Baik untuk tenda dan juga untuk menu hidangan yang akan di nikmati oleh para tamu undangan.
Ponsel Arsy bergetar dan itu membuyarkan lamunan gadis cantik itu, Ia meraih benda pipih itu dan langsung menerima nya.
" Huaaaaaaa akhirnya kamu menerima panggilan ku, ih sebel aku. Mentang-mentang sebentar lagi mau pengantin baru dan nina- ninu lalu aku di cuekin. "
Suara yang begitu heboh di ujung sana membuat Arsy tersenyum.
" Hei, kok diam. Apa kamu beneran marah padaku, ya kamu pasti marah. Maaf ya, aku tidak bisa menghadiri momen spesial mu karena aku tidak dapat cuti dari Bos. Hm aku memang bukan sahabat yang baik. "
Dia adalah satu- satunya sahabat yang Arsy puya. Arsy dan Larissa sudah bersahabat sejak kecil, atau bisa di bilang mungkin selagi dalam kandungan, karena Ibu Arsy dan Ibu Larissa juga bersahabat dengan baik.
" Tidak apa- apa Ris, pekerjaan mu juga penting. Apalagi zaman sekarang susah buat nyari pekerjaan yang nyaman, kamu tidak perlu merasa bersalah. Lagipula aku tidak benar-benar sendiri kok, aku juga disini di temani Mama kok. "
Arsy menoleh ke arah wanita yang ada di samping nya dan tersenyum, begitu juga dengan wanita itu.
" Iya Nak, kamu baik- baik saja disana dan fokus pada pekerjaan mu saja. Ingat untuk selalu jaga diri ya, jangan mudah percaya atau di perdaya oleh orang lain. Mama akan temani Arsy disini sebagai pengganti kamu. "
Arsy menunduk seraya menggigit bibir bawahnya setelah mendengar pesan Liana pada Putrinya. Apa yang di katakan oleh Ibu dari sahabatnya itu adalah benar.
Seharusnya Ia tidak begitu mudah di perdaya oleh orang lain apalagi orang seperti Vero.
Selama beberapa jam akhirnya wajah Arsy sudah selesai di rias, Liana sejak tadi tidak ingin dari kamar itu, bibirnya terus menyunggingkan senyum.
Dalam hati tidak henti - henti nya mengucap syukur dan bangga, Ia terharu karena bisa menyaksikan Putri dari sahabat baiknya akhirnya akan menikah dengan Pria pilihan hatinya sendiri. Liana berharap Arsy akan selalu bahagia nantinya.
Semerbak wangi bunga melati memenuhi seisi kamar pengantin itu. Liana meraih tangan Arsy masih dengan senyum yang seolah tidak ingin lepas dari bibir wanita yang masih nampak menawan itu. Apalagi usianya juga belum menginjak empat puluh tahun.
" Sayang, Mama sangat bangga padamu. Andai Ibu mu Laksmi masih hidup, Ia pun akan sama bangga nya seperti yang Mama rasakan saat ini. Akhirnya kamu menikah dengan nya, Pria yang kamu inginkan. Oh ya, sebentar lagi status mu akan berubah Nak. Kamu bukan lagi gadis Mama seperti sebelumnya, sekarang semua yang kamu lakukan harus selalu melibatkan suami mu. Sekarang kamu tidak lagi sendiri, kamu punya kewajiban dan juga tanggung jawab yang besar. Mama hanya bisa berdo'a, semoga pernikahan mu dengan Nak Rangga akan bahagia, langgeng sampai maut memisahkan. "
Liana berbicara dengan penuh kelembutan, terdengar suaranya bergetar karena menahan rasa haru. Arsy pun merasakan hal yang sama, Ia langsung memeluk Liana penuh haru dengan berlinang air mata.
Liana mengusap pelan punggung Arsy yang nampak naik turun karena menangis.
" Husssttt, jangan menangis Nak. Saat ini bukan waktu nya kamu menangis, kamu harus bahagia Nak ya. "
Liana mengurai pelukan namun masih tetap menggenggam tangan Arsy.
" Sudah sudah, jangan menangis lagi. Nanti riasan nya luntur. Hmm.... ya, Mama minta kamu do'a kan Adik mu Larissa agar dia segera menyusul. Ya meskipun usianya masih di bilang muda, tapi jujur Mama khawatir dia berada jauh dari jangkauan Mama. Kalau dia menikah, paling tidak ada yang akan menjaga dia disana. "
\*\*\*
Detik-detik yang menegangkan pun akhirnya tiba, Rangga sudah selesai mengucapkan ijab qabul untuk menjadikan Arsy sebagai miliknya. Wanita yang akan menemani hari- harinya sampai tua nanti.
Liana menggandeng tangan Arsy membawanya keluar untuk menemui suaminya, mereka saling menyematkan cincin di jari tangan pasangan masing-masing. Arsy juga di minta untuk mencium tangan suami nya begitu pun sebaliknya.
Tepuk tangan dan sorakan riuh terdengar, hampir semua yang hadir disana merasakan kebahagiaan. Hanya segelintir orang saja yang seperti nya tidak tenang melihat kebahagiaan pengantin baru itu. Ada juga beberapa Pria yang dulu menaruh hati pada Arsy nampak kecewa, namun pada akhirnya mereka tidak bisa berbuat apa-apa.
Kata sah sudah terucap dan itu menandakan kalau perjuangan mereka selama ini pun harus berakhir.
...****************...
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke