Siang hari di kios bunga
"Nek, sudah waktunya pulang!
" ujar Shella.
"Iya Shel !" nenek Shema mulai mengemasi barangnya.
"Nenek pulang dulu ya Sel".
"Iya Nek hati-hati!"
"Kamu harus pulang juga, istirahatlah jangan bekerja terlalu keras."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alap Alap Jagat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan yang sama
Cinta datang seriringnya waktu.
Willy tidak pernah bisa menyangka akan bisa kembali merasakan jatuh cinta dengan gadis biasa.
Dulu dia pernah tergila-gila dengan teman kuliahnya hingga hampir saja menikah.
Tapi sayang wanita itu hilang bagai ditelan bumi.
Kepergiannya membuat pria itu menutup pintu hatinya untuk wanita.
Pertunangan sandiwaranya dengan Beggi hanya berlandaskan bisnis dan dendam dari keluarga Beggi.
Willy tidak pernah menggunakan perasaannya bersama Beggi walau mereka pernah menikmati pergulatan panas.
Dunia Willy yang bebas dan dipenuhi oleh wanita dan seksi tidak membuat pria itu membuang benihnya dengan mudah ke sembarang wanita.
Willy selalu menggunakan pengaman dalam melakukan hubungan dengan banyak wanita.
Tapi saat dia bertemu Shela untuk pertama kalinya,Willy terpesona karena kelembutan shella sama dengan Ibunyanya.
Willy tidak pernah berpikiran kalau bisa menaruh hati kepada wanita itu.
Dia hanya merasakan nyaman bersama gafis itu tapi kenyamanan itu lama-lama berubah menjadi cinta.
Berpisah dengan wanita itu demi melindunginya membuat hari Willy berubah.
Setiap malam Willy selalu membayangkan senyuman dan tawa Shella.
Setiap bercinta dengan wanita malam wajah wanita itu kembali terbayang.
Willy bimbang tapi dengan bantuan kaki tangannya yang sudah di anggap saudara baru Willy yakin dengan hatinya.
Willy memutuskan untuk menyampaikan langsung isi hatinya kepada Shella.
"Shell, aku mencintaimu.
Sungguh mencintaimu."
Ucap Willy sambil menempelkan keningnya dengan kening Shella.
Shella memejamkan matanya untuk berusaha percaya dan meyakini hatinya kalau ucapan yang disampaikan Willy itu benar dan jujur dari hati pria itu.
Willy masih menunggu jawaban Shella tapi gadis itu masih diam seribu bahasa.
Willy melepaskan penyatuan kening mereka dan menatap shella.
"Shell, apa kamu merasakan apa yang aku rasakan?"Willy kembali bertanya.
Shella perlahan membuka matanya dan menatap mata willy.
"Willy, aku......
Jantung Willy berdetak sangat kencang.
Dia sendiri tidak menyangka akan merasakan hal yang berbeda dari sebelumnya.
Willyterus memperhatikan bibir shella untuk menunggu ucapan apa yang akan keluar dari mulut gadis itu.
"Willy, aku.... aku harus segera kembali ke kios bunga.
Aku lupa mengunci pintu kios, kalau ketahuan sama Nenek Rosi aku akan dimarahinya.
Kamu mau ikut atau tetap disini."
Shella berdiri dan memegang tangan Willy sambil menunggu jawaban pria itu.
Willy yang mendengarnya hanya bisa memukul keningnya karena apa yang diharapkannya tidak terjadi.
"Ya sudah aku temani...."
Belum selesai Willy bicara tangannya sudah ditarik oleh shella untuk segera pergi.
"Kamu akan membawa sepeda ini? Lalu aku bagaimana?"
"Kamu....." shrlla melihat ke kiri dan kekanan untuk dimana Willy akan duduk.
Shella bingung harus bagaimana.
"Tinggalkan saja sepedanya, biarkan anak buahku membawanya.
Kamu ikut denganku, kita naik mobilku saja."
Willy memegang tangan shella menuju mobil. Anak buah Willy yang menjaga mobil langsung menyingkir.
"Biar aku yang membawanya, kalian bawa sepeda disana kerumah Shella, Tunggu aku disana."
"Baik Bos." Jawab serentak anak buah Willy.
Shella masuk ke dalam mobil dan mereka melaju menuju kios Willy.
Sampai disana Shella masuk sendirian ke dalam kios dan melihat situasi kios.
Willy yang ditinggalkan Shella diluar kios terus memperhatikan sekeliling tempat wanita itu bekerja.
Willy kemudian masuk dan menutup pintu.
Willy masih ingin mendengar isi hati wanita itu sebenarnya.
Sementara Shella yang mengetahui Willy sudah masuk membuatnya gugup.
"Kenapa dia ikut masuk, padahal aku berusaha menghindar.
Aku takut dia menanyakan perasaanku padanya.
" Shella bermonolog sendiri.
"Shell, apa sudah selesai?", tanya Willy terus masuk ke dalam dan melihat Shella membelakanginya.
“Aduh, dia semakin dekat. Aku harus jawab apa? Aku malu harus mengakuinya."
Willy hanya tinggal satu langkah lagi dari Shella.
Pria itu tahu kalau Shella sengaja menghindar darinya.
Willy langsung memeluk Shella dari belakang dan mencium pipi gadis itu.
"Willy, apa yang kamu lakukan?" tanya Shella dengan kaget setelah mendapatkan pelukan tiba-tiba dari Willy.
"Memelukmu, kamu terus menghindar dan tidak mau menjawab pertanyaanku.
Kamu ingin mempermainkanku?".
"Tidak, mana berani aku mempermainan Ketua Mafia yang ada aku akan ditembak olehmu."
Willy tersenyum mendengar ucapan Shella. Sikap Shella ini yang membuatnya jatuh cinta. Belum ada satu wanitapun yang berani membantah setiap ucapannya kecuali Shella.
Willy memutar tubuh Shella agar menghadap kepadanya.
Shella meletakkan tangannya didada karena takut sementara tangan Willy terus berada di pinggang gadis itu.
"Kenapa kamu menghindar? Apa kamu tidak memiliki perasaan yang sama denganku?"
Shella tetap diam dan kini dia memilih menundukkan kepadanya.
Willy segera mengangkat dagu Sella dan menatap mata gadis itu.
"Katakan Shell, jangan buat aku harus menunggumu?".
Shella memberaniman dirinya dan menatap mata Willy.
Tangan yang ada di dadanya kini berada di dada bidang Willy.
Shella merasakan dada Willy yang berotot
"Aku takut mengatakannya. Dunia kita berbeda, aku hanya wanita biasa dan bekerja sebagai penjual bunga.
Apa pantas aku mencintai pria sepertimu seorang kaya raya dan ketua mafia."
"Aku mencintaimu dengan tulus tanpa melihat latar belakangmu. Dunia kita memang berbeda tapi kamu bisa menyesuaikan duniaku, dan aku bisa menyesuaikan dengan duniamu.
Aku mencintaimu Shella."
shella terus menatap mata willy dan dia semakin yakin kalau pria itu akan bersikap baik kepadanya dan tidak akan berlaku kasar walau dia ketua mafia yang kejam.
"Aku juga mencintaimu Willy."
Setelah mengatakan itu, Willy langsung menyambar bibir Shella.
Mencicipi setiap bibir shella.
Willy menarik tengkuk Shella agar dia dapat mencium gadis itu semakin dalam.
Willy melumat bibir shella secara perlahan dan menuntun sehingga menimbulkan decapan.
Shella menikmati ciuman Willy hingga dia mengalungkan kedua tangannya ke leher willy.
Ciuman mereka harus berhenti karena ada ketukan dari pintu kios.
Willy menghapus sisa ciuman mereka di bibir Shella.
"Kamu tunggu disini saja, biar aku yang melihatnya."
Willy berjalan menuju pintu kios.
Shella yang didalam hanya tersenyum membayangkan dirinya menikmati sentuhan dan ciumannya bersama Willy.
"Kamu siapa? Kenapa berada di kios milikku?", tanya Nenek Shema dengan keterkejutannya.
Mendengar suara Nenek Shema sedang bicara dengan Willy, Shella langsung berjalan kepintu.
"Nenek, kenapa kamu kesini? Aku akan menutup kios. Apa kamu butuh sesuatu?".
Nenek Shma menatap Shella dan Willy secara bergantian.
Untuk pertama kalinya Shella membawa pria ke dalam kios.
Shella juga canggung karena terus diperhatikan.Willy yang terlihat biasa saja hanya santai berada disamping Shella.
"Nek, kenalkan ini temanku.
" Willy yang mendengarnya langsung mengerutkan kening. Padahal mereka baru saja menyatakan cinta dan melakukan ciuman tapi masih dikatakan teman.
"Willy, kekasihnya Shella.
"Shella mendengarnya juga terkejut karena Willy nekat mengenalkan dirinya kepada Nenek Shema.
"Ya sudah, kunci pintunya dan kalian pulang.
Jangan lakukan disini, lakukan saja dirumah.
" Nenek Shema berjalan keluar.
Willy tersenyum maksud perkataan Nenek Shema.
"Ayo kita lanjutkan dirumah." Bisik Willy tepat ditelinga Shella.
Willy meninggalkan shella di dalam kios menuju mobil sambil tersenyum membayangkan kelanjutkan mereka dirumah.
"WILLYYYYYYYYY", Shella kesal dan berteriak menyebut nama pria itu.
Shella mengunci pintu kios dan masuk ke dalam mobil willy.
Di dalam mobil willy terus memperhatikan
shella yang cemberut karena digoda willy.
"Ayo jalan, kenapa masih memandangku."
"Baiklah, kalau kamu suda tidak sabar melakukannya.
" willy segera menghidupkan mobil dan melajukan mobilnya.
shella tambah kesal karena terus digoda oleh will.
shella terus memasak dan willy membersihkan dirinya.
Setelah mandi willy keluar dari kamar mandi dengan menggunakan handuk dibagian pinggangnya.
Tubuh willy terlihat jelas oleh shella.
Gadis itu berusaha membuang mukanya agar tidak memperhatikan pandangannya pada tubuh Willy.
Willy tahu kalau Shella berusaha tidak mau memperhatikannya tapi bukan Willy kalau tidak mencari cara agar shella bisa memperhatikannya.
Willy berdiri dihadapan shella dan menatapnya.
"Ada apa? Kenapa menatapku seperti itu."
"Apa kamu lupa ini apa?", willy menunjuk ke arah luka tembak yang pernah dirawat oleh shella.
"Aku tentu ingat. Ini luka tembak yang pernah aku obati. Apa masih sakit?
"shella memegang luka yang telah sembuh itu.
willylangsung menarik tangan itu sehingga shella menempel padanya.
Willy langsung mengunci tubuh shella dalam pelukannya.
"Will, lepaskan. Aku malu."
"Malu kenapa? Kita pernah hampir melakukannya, apa kamu lupa kejadian di Taxco?
"shella tidak akan melupakan kejadian itu.
Wajah shella langsung memerah karena malu untuk mengingatnya.
CUP
"Aku sungguh mencintaimu shell".
willy langsung menarik tengkuk shela dan menciumnya dengan ganas.
Perlahan suara ruangan itu bergema dengan suara decapan khas orang berciuman.
shella kini mulai membalas ciuman willy dengan pelan dan tempo yang dimainkan willy.
Lidah willy berhasil masuk menerobos mulut shella.
Shella tidak melarang malah ikut bermain lidah dengan willy.
"Aku menginginkan kamu seutuhnya Shel?", bisik willy dengan mata sayu bentuk memohon.
"Tapi jangan disini." Jawaban shella membuat gairah dalam tubuh willy semakin membara.
willy menggendong Shella sambil terus menciumnya.
will berjalan perlahan menuju kamar shella sambil mencium bibir gadis itu.
"Aaaaaahhhhhhh Will."