Khusus Area Anuu dan banyak anuu
# Jangan cari sesuatu yang faedah, ga bakal nemu😂😂😂
Arka dan Naura adalah saudara angkat yang selalu bersama, keduanya menjalin percintaan setelah bertemu kembali.
Hingga keduanya dipersatukan dalam ikatan pernikahan.
Namun keinginan mempunyai keturunan begitu syulit.
Apalagi pernikahannya tidak diketahui oleh orang tua Arka.
Bagaimana mereka berdua mendapatkan kebahagiaan dengan mempunyai keturunan.
Nahhhhh
Ikutin aja
Walau ga ada faedahnya
Banyak mengandung anuuu
harap bijak dalam membaca😂😂
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon si ciprut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keseharian Arka dan Naura
Pagi harinya, Arka dan Naura pun melakukan aktivitas seperti biasanya, berangkat bekerja secara terpisah.
Naura menggunakan mobil kantor, sementara Arka menggunakan sepeda motor.
Karyawan perusahaan tidak tahu jika Arka adalah putra dari Hendra Mahendra, karena Arka memang menyembunyikan jati dirinya.
Terlebih Arka memang tidak dekat dengan orang tua kandungnya sendiri.
"Hati-hati Ra!" Ucap Arka ketika Naura terlebih dahulu pamit lebih dahulu.
"Iya sayang, kamu juga hati-hati, jangan ngebut!"
Cup....
Naura sangat menghormati Arka sebagai suaminya ketika di rumah, bersalaman dengan takzim dan juga memberikan ciuman kasih sayang.
Berbeda jika ada di kantor, Naura tetap menjadi pemimpin yang berwibawa, bahkan Arka akan menjadi pelampiasan amarahnya ketika melakukan kesalahan.
"Bye!"
Naura melajukan kendaraannya perlahan keluar dari pekarangan rumahnya, sementara Arka memanasi kendaraan bermotor roda duanya.
Orang orang sekitar, tahunya Naura dan Arka adalah kakak beradik yang tinggal bersama.
Semenjak hidup bersama Naura beberapa bulan yang lalu, Arka mengikuti perkataan Naura untuk bekerja di perusahaan.
Selain itu untuk belajar memimpin perusahaan, walau hanya sebagai staf biasa.
Bahkan jika di kantor tidak tampak jika keduanya adalah pasangan suami istri.
Arka kini sudah meninggalkan grup band yang didirikan oleh teman temannya, sebab kegiatan sehari harinya mengingatkan masa-masa tinggal di luar negeri beberapa waktu silam.
"Bismillahirrahmanirrahim..!"
Arka pun melajukan kendaraannya perlahan dan meninggalkan rumah kontrakannya, mengikuti Naura yang lebih dahulu berangkat.
***
Setibanya di kantor, Arka sudah ditunggu oleh Selvi sang sekertaris, ada beberapa laporan yang harus segera diselesaikan.
"Laporan ini akan menjadi bahan rapat direksi nanti jam sepuluh, Lo harus segera menyelesaikan, sebelum waktu rapat dimulai!"
Perintah Selvi kepada Arka, sambil memberikan berkas yang harus ditangani Arka.
"Banyak amat!"
"Selesaikan, gue mau meeting dadakan sama Bu boss!"
Ucap Selvi sambil berlalu pergi menuju ruangan CEO, dimana didalam sudah ditunggu oleh Naura.
"Syalan!"
Braakk...
Arka menggerutu kesal, karena tugas yang diberikan Selvi hanya kepadanya saja, sementara yang lain mengerjakan rutinitas seperti biasa di kantor.
Angga yang baru datang pun langsung nyengir, melihat Arka yang tampak kesal dan membanting tumpukan kertas dari Selvi.
"Kenapa broo!"
"Noh, ayang elu!, ngasih tugas begini amat!"
"Ayang ayang, kepala Lo peyang!
Angga tidak terima jika dirinya di anggap sebagai kekasih Selvi, Angga sadar diri dengan posisinya saat ini.
Selvi memang cantik dan pasti akan tertarik jika sudah kenal dan dekat dengannya.
Berbeda dengan Angga yang memang tidak mau berharap dengan Selvi yang sudah lama ia sukai.
"Hiliiihhh, cinta ngomong cinta mas Angga, jangan di pendam dalam hati, gitu aja gengsi!" Celetuk Arka.
Arka pun duduk di bangkunya, sementara Angga kembali nyengir mendengar perkataan Arka saat ini
"Bukan begitu bro, gue tahu Selvi orang berada, lhah gue?, remahan rempeyek aja yang dibuang di tong sampah!"
Gerutu Angga yang memang tidak berani mengungkap perasaan kepada Selvi, terlebih Selvi yang sering diantar jemput oleh sopir pribadi.
"Jangan merendah mas, semua ada waktunya!"
Arka memberikan semangat kepada Angga, namun Angga justru menghela nafas panjangnya.
Ia sadar jika segalanya masih jauh berada dibawah Selvi, karena kehidupan Angga yang menjadi tulang punggung keluarga, maka Angga mengabaikan perasaan itu, terlebih kepada Selvi.
Selvi orang berada, dan juga orang yang taat agama, sementara dirinya saat ini masih bersama ibu serta adik-adiknya.
Dimana sang ibu sering sakit-sakitan serta adik-adiknya masih sekolah, dan Angga lah yang menumpu tanggung jawab itu semua.
"Dah lah, kalau jodoh ga bakal kemana!" Gerutu Angga yang kemudian duduk di bangku belakang Arka.
Arka tidak menimpali perkataan Angga, karena lebih fokus dengan pekerjaan yang diberikan Selvi pagi ini.
"Selamat pagi mas Angga, selamat pagi Arka ganteng!"
Novi yang baru datang memberi salam kepada Angga dan juga Arka.
Hari kemarin dirinya tidak masuk kerja karena sakit, dan pagi ini sudah hadir kembali di kantor.
"Tumben Lo ga perpanjang sakit!" Ketus Arka tanpa menoleh maupun menatap Novi yang baru datang.
"Ckk, entar lu kangen ama gue, nyari penggantinya susah, apalagi gue manis, cantik, mungil lagi, ga ada lho di luaran sana!"
Novi berpose ala anak gadis yang sedang berfoto dihadapan Arka dengan centilnya, sementara Arka tetap fokus dengan pekerjaannya.
"Preeett...!!"
Satu kata yang keluar dari mulut Arka saat ini, karena itu sudah menjadi kebiasaan antara Novi dan Arka.
Arka memang baru di kantor ini, namun mudah akrab dengan siapapun di kantor.
Itu semua karena tidak mau dicap sebagai lelaki sombong karena ketampanannya, serta otaknya yang cerdas.
"Hiliiihhh, entar jatuh cinta sama gue!, tahu rasa Lo!"
"Ga mungkin, noh dah ditunggu Robert yang sudah bucin sama Lo!"
"Apaan!, mana ada gue bucin sama congcorang begitu!!"
Robert yang baru datang menimpali perkataan Arka, karena ada namanya disebut, kemudian duduk di bangku tempat kerjanya.
Perdebatan kecil pun terjadi, antara satu sama lain, sementara Arka juga ikut serta tapi matanya fokus terhadap laporan yang ia buat, tanpa terganggu sedikitpun.
Tak selang berapa lama, Arka selesai mengerjakan tugas yang diberikan oleh Selvi dan membawa berkas untuk diberikan kepada Naura.
Tok...
Tok...
Tok..
"Masuk!"
Arka pun masuk ke dalam ruangan CEO, dimana disana masih ada Selvi yang sedang berdiskusi tentang perusahaan.
"Gue keluar dulu ya!" Ucap Selvi yang kemudian bangkit dari duduknya sambil melambaikan tangan kepada Naura.
Selvi kemudian menutup pintu ruangan CEO, meninggalkan Arka dan Naura di dalam.
"Sudah selesai beb?" Ucap Naura, kemudian mengambil berkas yang dibawa Arka.
"Udah sih, cuma kayaknya ada kekeliruan deh dari bagian keuangan. Coba cek berkas proyek di daerah E!"
Ucap Arka sambil duduk di bangku depan meja Naura.
Naura pun segera mengecek di bagian keuangan proyek daerah E, karena Arka mencurigai sesuatu.
"Hemm, benar!, sepertinya ada yang mau main-main disini, nanti biar aku bahas di rapat direksi."
"Papa datang?"
"Engga kayaknya, kenapa?, mau ngumpet?"
"Engga sih, aku merasa bersalah sama papa!" Ucap Arka.
Arka teringat beberapa bulan lalu, saat dirinya berdebat dengan papanya, jika dirinya enggan meneruskan memimpin perusahaan, setelah kembali dari negeri Paman Sam.
Arka lebih memilih main band bersama teman-temannya kala itu, dibanding harus meneruskan memimpin perusahaan.
Perdebatan yang membuat papanya masuk rumah sakit, dan harus dirawat begitu lama. Hingga Arka enggan untuk kembali kerumah karena selalu disalahkan oleh kakaknya, Aqueena Saraswati Mahendra.
Namun berkat penjelasan dari Naura, Arka jadi sadar, jika semua papanya tidak lalai dalam tanggung jawab ketika berada di luar negeri.
"Jangan merasa bersalah Ka, semua terjadi karena sudah digariskan dari atas, tinggal kita mau menjalaninya bagaimana."
Arka termenung dengan perkataan Naura, namun ia kembali teringat jika dirinya dari kecil hanya hidup bersama kakek dan neneknya.
Masih banyak keraguan dalam diri Arka, tentang orangtuanya yang menitipkan ditempat kakek dan neneknya dahulu.
Bahkan papa dan mamanya jarang sekali menjenguk dirinya, meski hanya satu bulan sekali.
Naura mendekati Arka, karena Arka terlihat sedih dengan yang terjadi di keluarganya. Bahkan banyak sekali permasalahan yang harus dipecahkan saat ini.
"Aku yakin kamu bisa menyelesaikan semua."
Ucap Naura yang kemudian memeluk Arka sang suami, karena hal itu mengingatkan dirinya ketika masih kecil bersama Arka di rumah kakek Abimana.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Ini ceritanya bagaimana?" ucap Angga
" menggali permasalahan keluarga Arka boss!" sahut Arka
"Kok begini?" Selvi menimpali.
"ya pelan pelan lah!, ga usah ngeyel!" Arka
𝐁𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐛𝐮𝐧𝐠...
ati" loh, jangan sampe nanti malahan jatuh cinta
awas aja kalau ketemu yang lebih anu, kamu anu/Hammer/
sepertinya ceritanya menarik...