apa jadinya kalau seorang istri dari CEO ternama selalu dipandang sebelah mata di mata keluarga sang suami.
kekerasan Verbal sekaligus kekerasan fisik pun kerap dialami oleh seorang istri bernama Anindyta steviona. memiliki paras cantik ternyata tak membuat dirinya di hargai oleh keluarga suaminya.
sedangkan sang suami yang bernama Adriel ramon hanya mampu melihat tanpa membela sang istri.
hingga suatu hari Anin mengalami hal yang membuat kesabaran nya habis.
akan kah Anin dapat membuat keluarga suaminya itu menerima balasan dendam darinya. semua jawaban itu terkuak dari novel ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19
Anin!!!"
Suara teriakan Adriel terdengar ditelinga Anin.
Mendengar namanya di panggil. Anin beranjak dari tempat duduknya. Seraya berkata pada pria yang kini sedang berbicara dengan nya di telfon. "Maaf! Tapi saya harus... "
"Em, baiklah! Saya mengerti. Kalau begitu nanti kita bicara lagi." Sela pria itu.
Nada bicara lembut, entah mengapa? merasa nyaman dengan suara pria itu.
"Em." Jawab Anin seadanya.
Panggilan pun berakhir.
Ada sesuatu di dalam diri Anin. Entah apakah itu? Akan tetapi, sesuatu kenyamanan yang selama ini tak pernah ia rasakan.
Tengah Asyik dengan pikirannya. Tiba-tiba, Adriel berjalan ke arah dirinya. Sambil memegang tangan Nita.
"Apa kamu sudah gila?" Bentak Adriel.
Kemarahan pada pria itu terpancar dari sorot matanya.
Anin menatap ke arah tangan Nita, yang kini telah memar.
"Anin! apa yang kamu lakukan pada Nita hari ini, sangat menunjukkan kerendahan moral kamu." Imbuh Adriel.
Sontak Gelak tawa cukup kencang, sambil menepuk kedua telapak tangannya. Anin perlihatkan pada suaminya itu.
Melihat gelagat istri yang seakan tak menghargai dirinya dalam bicara. Kemarahan malah memuncak seperti kobaran api dalam diri Adriel.
"Kenapa? Kamu marah aku ketawa." Ucap Anin, tanpa adanya nada bersalah.
"Anin! Sampai kapan kamu akan melakukan hal gila ini dengan kita ha?" Sentak mama mertuanya.
"Aku? Gila? Bukannya kalian yang gila? Itu hanya luka lebam, Nita juga nggak bakal mati karna luka itu." Sahut Anin.
Plakk
Pukulan pun Adriel berikan pada pipi Anin.
Bukannya takut ataupun sedih, akan perlakuan suaminya. Kini Anin malah menatap remeh ke arah Adriel. "Hanya itu yang mampu kamu lakukan?"
Adriel tertegun.
Perlahan Anin menarik nafasnya, sekaligus merapikan rambut yang kini sedikit berantakan akibat tamparan dari Adriel tadi.
Bibir Anin dengan lembut berkata. "Kau hanya bisa menampar, marah, dan juga selingkuh. Selain itu, kau tak mampu melakukan apapun."
"Kamu itu hanya benalu di rumah ini, jangan berlagak seorang ratu." Sahut mama mertua.
"Apa? Bukankah aku memang seorang ratu disini, sekarang? Kalian hanya numpang di rumah ini. Ayolah! Kapan kalian akan sadar semua itu."
Tatapan Nita serasa ingin membunuh Anin, di tempat itu juga. Sedangkan Adriel dan mama nya berasa sudah muak terhadap sikap angkuh Anin yang sekarang.
Melihat tatapan parah keluarga yang ingin ia beri pelajaran. Anin langsung menatap tajam balik ke arah mereka. "Kalian tidak suka dengan apa yang aku ucapkan sekarang? Jika kalian tidak suka, silahkan keluar dari rumah ini. Tapi untuk kamu pak Adriel, kita harus tetap menjadi suami istri. Kau tau kan? Aku tidak ingin melepaskan harta ku ini begitu saja."
"Apa kau tau kau sendiri disini?" Mertua Anin seakan tak ingin kalah begitu saja dari menantu yang selama ini tak pernah dianggap itu.
Dengan tegas Anin menjawab. "Em, aku tau. Tapi setidaknya aku memiliki harta. Yang tentunya kalian tidak punya sekarang."
Senyuman penuh kemenangan Anin berikan. Tanpa mendengar jawaban dari mereka lagi, Anin beranjak pergi.
Akan tetapi belum sempat langkahnya sampai di lantai 2, Anin berhenti dan mengatakan cukup lantang. "Aku udah nggak laper lagi, jadi nggak usah masak hari ini."
Mendengar itu, ingin sekali Nita mencakar wajah Anin.
Sambil merengek ke arah Adriel. Kini Nita mencoba membuat kakaknya itu semakin membenci Anin. "Kakak lihat kan dia, aku sama mama udah kayak pembantu di rumah ini."
"Apa yang di ucapkan Nita itu benar adanya driel, kamu harus cepat buat Anin pergi dari kehidupan keluarga kita secepatnya." Imbuh Mama nya.
Merasa sedang di profokasi oleh keluarga nya sendiri. Adriel langsung menyentak mama dan adik kandungnya itu. "Kalau dari awal kalian tidak pernah mengusik Anin. Mungkin dia nggak akan pernah seperti sekarang."
Nita langsung tertegun. "Kak Adriel nyalahin kita?" "Jalang itu yang udah nyakitin kita, tapi sekarang kak Adriel nyalahin aku sama mama."
"Jalang? Wanita mana yang senang di panggil seperti itu?" Sahut Adriel.
"Tapi.... "
Belum sempat Nita melanjutkan ucapannya.
Mamanya pun langsung menyelak. "Nita, cukup!"
"Tapi ma... "
"Mama bilang cukup! Dengerin kata kakak kamu. Jangan banyak bicara."
Nita pun terdiam. Sambil memperlihatkan raut wajah kesal.
"Sekarang kamu ke kamar dan istirahat. Biar luka tangan kamu itu bisa cepet sembuh." Ucap mamanya lagi.
Dengan hentakkan kaki, seakan sedang kesal. Nita melangkah ke arah kekamarnya.
Kini tinggal hanya ada Adriel dan juga mama nya.
Sambil menatap lekat ke arah Adriel, mamanya berucap. "Jangan berulah Adriel, kamu tau kan mama tidak suka dengan apa yang di lakukan istrimu itu."
"Aku tau ma tapi.... "
"Jangan banyak tapi." Tukas mamanya. "Jangan lupa siapa diri kamu yang sebenarnya? Tugas kamu sekarang, buat Anin menjauh dari rumah ini. Dan ingat! Kembalikan semua harta yang sudah menjadi hak kluarga mama."
Adriel terdiam.
"Lakukan apapun, bahkan jika perlu bunuh Anin sekalian. Setelah itu, kamu bisa lepas dari semua hutang budi pada mama yang udah berikan ke kamu." Imbuh mamanya.
Lagi-lagi Adriel hanya diam seribu bahasa.
Sedangkan mamanya memilih pergi meninggalkan Adriel. Pria yang tadinya ingin membela Anin, kini diingatkan kembali akan apa kelemahannya selama ini.
Di ruang tamu Adriel merutuki dirinya sendiri. Bahkan menyelamatkan istrinya saja tidak bisa.
Dalam hati Adriel berkata. "Mungkin memang benar apa yang dikatakan Anin tadi. Aku hanya bisa menampar, marah, dan juga selingkuh. Selain itu memang tak mampu aku untuk lakukan."
Bersambung.
bingung ihhh liat si othor
apa karena bacanya malam2 😂
turut berdukacita sedalam - dalam nya yaa Thor 😔🙏🙏🙏
semoga Othor dan keluarga yg ditinggalkan diberikan keluasan dalam sabar dan keikhlasan menerima takdir dr yg Maha Kuasa 🙏🙏😢
terimakasih juga masih menyempatkan untuk up 🙏🙏🙏🙏
nexxxttt 💞