Amélie, seorang eksekutif muda di Paris, mulai dihantui oleh mimpi buruk yang misterius. Dia tertarik pada Lucian Beaumont, CEO karismatik di perusahaannya, yang hidupnya tampak sempurna namun belakangan terungkap penuh rahasia gelap. Kemudian Amélie menemukan tato di tubuh Lucian sama dengan simbol yang terus muncul dalam mimpinya. Mantan kekasihnya, Dominic, seorang pengusaha advertisement, memperingatkannya tentang bahaya Lucian, namun Amélie terlanjur terjerat dalam pesona Lucian
Di Inggris, Amélie menemukan bahwa keluarganya terlibat dalam mafia "9 Keluarga Ular Hitam" dan sekte pemuja Lucifer. Saat ia tahu semakin dalam, Amélie dipaksa untuk menandatangani perjanjian gelap dan menjadi pengantin Lucifer dalam sebuah ritual. Dalam pergulatan untuk bebas dari kegelapan, ia bertemu dengan Lilith, dewi kuno yang menawarkan kekuatan untuk melawan mafia dan sekte tersebut.
Amélie memutuskan untuk bersekutu dengan Lilith demi melawan Lucian dan mafia yang mengancam hidupnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Lucian
Tepat pukul 3 sore, Amelie sampai di kantornya. Suasana di gedung lantai 21 itu terlihat ramai. Tak berapa lama Dora sekretaris pribadinya menghampiri lalu berkata, “ Amelie, Mr Lucian sudah datang, bersama dengan beberapa pengawal pribadi dan seorang sekretaris. Mereka semua sekarang ada di ruang CEO yang lama. Apakah kau akan menemuinya?”
“ Bagaimana yang lain?” tanya Amelie.
“ Pejabat lain sedang bersama Tuan Lucian,” jawab Dora
“Hmm baiklah,aku akan ke kamar mandi dulu,” sahut Amelie.
Bergegas dia menuju Kamar mandi. Kamar mandi kantor itu terdapat di ujung lorong Pantry. Saat melewati lorong Pantry, dia melihat seorang laki laki gagah memakai jas warna abu abu dengan perawakan tinggi tegap dan rambut coklat agak sedikit pirang. Wajah laki laki itu lumayan tampan. Laki laki itu sedang mengambil minuman dingin yang ada di Pantry. Dalam hati Amelie berkata, “ Ini pasti pengawal Tuan Lucian.”
Ketika Amelie mendekati sang pengawal, tiba tiba saja pengawal itu mendongak dan menyapa Amelie, “ Halo cantik, apa kabar?” Sontak Amelie terkejut, dan dengan pandangan penuh Amarah, dia mendekati laki laki itu dan berkata, “ Kamu pengawal Tuan Lucian bukan? Ada baiknya kamu menjaga sikap dan jangan bicara sembarangan. Apa lagi dengan wanita di gedung ini. Bersikaplah yang sopan!”
“Oh, maafkan aku Nona…..” si pengawal itu mengulurkan tangan hendak menjabat Amelie
“ Panggil saja aku Amelie, dan aku rasa kita tidak perlu sok akrab. Jaga saja tuanmu dengan baik dan juga sikapmu,” celoteh Amelie lalu beranjak meninggalkan pengawal itu.
Setelah merapikan diri di kamar mandi Amelie bergegas menuju ruang CEO lama tempat semua anggota kantor senior berkumpul.
“ Selamat siang, maaf saya agak terlambat,” sapa Amelie
Mereka semua sedang rapat dipimpin oleh sang CEO baru Tuan Lucian, yang saat ini sedang membelakangi mereka. Seketika CEO baru itu berganti posisi menghadap anggota rapat.
“Ah, namamu Amelie rupanya, kau bertanggung jawab pada masalah marketing dan pemasaran,” jawab sang CEO baru.
Amelie sangat terkejut, rupanya Tuan Lucian tidak datang dan memimpin rapat, yang sedang ada dihadapannya si pengawal brengsek yang tadi menyapanya dengan tidak sopan.
“ Mana Tn Lucian? Mengapa kau yang menggantikan dia di sini?” tanya Amelie dengan wajah ketus.
Seketika semua peserta rapat duduk kaku dan suasana ruangan jadi begitu hening. Amelie lalu memandang berkeliling dan berkata lagi,” Apa? Adakah kata kataku yang salah?”
Si Pengawal itu kemudian berdehem, lalu berkata, “ Kenalkan , saya Lucian, nona Amelie.”
Sambil mengulurkan tangan menunggu Amelie menyambut jabatan tangannya. Seketika Amelie menyambut jabatan tangan si Pengawal yang ternyata adalah Lucian, CEO baru perusahaan mereka.
“ Mmmm, maafkan saya, aku pikir Tn Lucian berumur sekitar 60 an tahun sama seperti Tn Alex lama yang berumur 65 tahun. Aku pikir karena kalian bersaudara, pasti usia tidak jauh beda, “ kata Amelie dengan suara bergetar menahan malu.
Terdengar beberapa rekannya menahan tawa. Sambil menundukkan kepala.
“ Ah ya,aku paham. Sekarang setidaknya anda sudah tau nona Amelie, bahwa saya belum berusia 60 tahun, “jawab Lucian sambil tersenyum dan mengedipkan mata nakal ke arah Amelie.
Lalu Amelie duduk dan mengikuti rapat perkenalan itu seperti yang lainnya. Pikirannya berkecamuk, “ Sialan, aku sudah salah kira. Aneh, kok Saudara almarhum Tuan Alex masih begitu muda?”
Amelie menepis suara dalam kepalanya lalu kembali berkonsentrasi mengikuti arahan Lucian.
***
Selesai Rapat, Amelie mendekati dora dan berkata dengan mendesis menahan Amarah, “Kenapa kau tidak bilang kalau Lucian itu masih muda dan gagah sekali. Aku pikir dia setua Tuan Alex.”
“Ah Amelie, bukannya aku sudah mengirim Email padamu terkait tuan Lucian? Dan tidakkah kau baca CV beliau. Seharusnya kau tau Amelie. Pimpinan yang lain tahu kok, sepertinya hanya kamu yang salah persepsi,” celoteh Dora.
Belum Sempat Amelie menjawab balik, tiba tiba Lucian memanggilnya, “Amelie, bisakah kau menemuiku sekarang di ruanganku ?”
“ Eh baik Tuan, saya segera menuju ke ruang anda.” jawab Amelie
Sesampainya di depan pintu kantor Lucian, Amelie sekali lagi melihat, nama Lucian dan fotonya telah terpampang di depan pintu menggantikan Tuan Alex.
Amelie bergumam pelan, “ Oh Tuhan, ternyata hanya aku yang konyol di kantor ini.”
Amelie mengetuk pintu perlahan, dan menunggu balasan dari Lucian untuk masuk.
Ternyata sekretaris Lucian yang membuka pintu, dan mempersilahkan dia masuk. Amelie mengambil tempat duduk tepat di depan meja kerja Lucian. Setelah itu sang sekretaris segera pergi meninggalkan mereka berdua.
“Maafkan atas ketidak tahuanku tuan, Maaf aku kurang sopan tadi bicara padamu,” kata Amelie membuka percakapan.
“Ah, That is Oke Amelie, Aku senang kamu bersikap tegas pada laki laki yang baru kau kenal. Itu menunjukkan kau punya kelas,” jawab Lucian
Amelie tertunduk malu. Namun kali ini dia bisa mengamati wajah Lucian dengan jelas. Wajahnya khas orang italia, dengan hidung mancung, mata coklat gelap. Tetapi yang membuat Amelie menahan nafas adalah badan Lucian yang tinggi besar dan kekar. Jejak dada yang bidang dan postur tubuh yang kekar jelas terlihat walau berbalut jas hitam Valentino. Sungguh seorang CEO yang ideal.
“Amelie, bisakah kau ikut denganku besok pada acara launching kompleks Real estate baru kita? Aku masih belum begitu mengenal tamu tamu yang akan datang. Alex tidak meninggalkan dokumen apapun terkait kolega kita padaku,” ujar Lucian.
Amelia terjaga dari lamunan nya tentang tubuh Lucian yang aduhai, “Be…baik, aku akan mempersiapkan semua dokumen tentang klien kita untuk kau pelajari besok pagi sebelum acara launching.”
“Baguslah kalau begitu, aku sudah melihat beberapa file perusahaan, nampaknya kau termasuk dalam jajaran pimpinan berpengaruh di sini. Aku sangat berharap kau bisa sering mendampingiku dan membantuku dalam banyak hal selama aku di Prancis,” kata Lucian.
“ Tentu, dengan senang hati Tuan Lucian,” kata Amelie
“ Panggil saja aku Lucian, aku ingin lebih akrab dan dekat denganmu Amelie,” balas Lucian
Amelie mengangguk, lalu beranjak keluar ruangan. Belum sampai dia keluar ruangan, tiba tiba Lucian mencegatnya dan berdiri di depan pintu. Jarak mereka begitu dekat. Jantung Amelie berdetak dengan keras, pipinya terasa panas memerah.
“Selamat sore Amelie, kita bertemu lagi besok,” ujar Lucian setengah berbisik.
“Selamat sore, see you tomorrow,” balas Amelie
Begitu keluar dari ruang kerja Lucian, hati Amelie melonjak kegirangan. Baru kali ini ada pria seromantis Lucian, sigap membukakan pintu, berbisik manja di telinganya. Hemm seandainya ini tanda sikap seorang Playboy sekalipun, Amelie merasa tidak keberatan. Kadang hidup perlu have fun bukan.
Setelah itu Amelie mengambil tasnya dan segera beranjak pulang, diliriknya jam tangan, woow, sudah menunjukkan pukul 18.00 dia hanya punya waktu satu jam untuk segera meluncur bertemu dengan Lita dan suaminya di Cafe yang telah disepakati.
***
Segera Amelie meluncur ke Cafe Le Cygne Noir tempat yang sudah disepakati, sampai disana Amelie terlambat 10 menit. Setelah mengucapkan permintaan maaf pada Lita dan suaminya, Amelie duduk dan memesan makanan untuk mereka. Setelah makan malam, Suami Lita, andrew, pria berkebangsaan inggris yang telah lama tinggal di Paris Prancis dan mengajar tentang Filsafat okultisme.
Setelah berbasa basi sebentar, Amelie mengeluarkan gambar Logo yang selalu saja muncul dalam mimpinya. Disodorkannya gambar itu pada Andrew.
“ Hemm dari mana kau dapatkan gambar ini Amelie? tanya Andrew
“Aku menemukannya pada sebuah website yang membahas tentang okultisme,”sahut Amelie
“Logo ini menggunakan gambar ular dan obor yang menurut filsafat okultisme yang aku pahami,simbol ini mengarah pada Lucifer. The Fallen angel yang dipercayai juga oleh kalangan Abrahamic sebagai Iblis. Ada juga yang meyakini Lucifer sebagai raja neraka. Lucifer adalah iblis yang mempunyai kelebihan sebagai The Lust Master. Dia menguasai alam materialisme, hedonisme dan sexuality, “jelas Andrew.
“Apa makna simbol ular dan obor ini?” tanya Amelie
“ Obor dengan api yang menyala adalah simbol dari pengetahuan, sementara ular adalah simbol kebijaksanaan, sekaligus tantangan dan godaan. Bisa dikatakan, ini adalah simbol pemahaman dan pengetahuan Spiritual yang tidak mudah diraih. Ada godaan dan tantangan yang akan dihadapi sebelum mencapai pencerahan. Ular ini adalah Lucifer. Dia menggoda dan menghalangi siapapun sebelum mencapai sebuah pemahaman spiritual yang tinggi. Berapa lama kau diganggu oleh mimpi ini?” tanya Andrew
“ Cukup lama, sejak aku masih kecil,” jawab Amelie
“Hemm maaf atas kelancanganku, apakah kau masih perawan Amelie?“ Andrew kembali bertanya.
“ Setidaknya sampai saat ini aku belum pernah tidur dengan lelaki manapun,”jawab Amelie.
Amelie tertunduk malu, betapa tidak, di usianya yang sudah menginjak 32 tahun, memang belum sekalipun dia pernah bercinta dengan lelaki manapun.
“ Kasusmu ini cukup unik dari sisi Spiritual. Maukah kau aku kenalkan dengan temanku seorang pengurus Temple Of Lucifer yang ada di Prancis ini. Mungkin dengan bertemu temanku itu, kau bisa mendapat jawaban yang lebih gamblang,” jelas andrew
“Sebagai profesor, di bidang Okultisme, apakah kau tidak punya analisa dan pendapat?” Lita meminta suaminya mengajukan sedikit argumen.
“Dalam beberapa tradisi, Bride of Lucifer, memang dipilih sendiri oleh Sang fallen angel dari sejak manusia itu lahir. Kasus mu ini mirip dengan kasus beberapa wanita yg mengklaim dirinya sebagai pengantin Lucifer. Tentu aku tidak ingin menghakimi mu. Itulah makanya aku ingin mempertemukanmu dengan pimpinan Temple Of Lucifer yang ada di Paris ini,” jelas Andrew kembali.
“Jika itu bisa membuka tabir apa yang terjadi padaku, tentu aku tidak keberatan,”jawab Amelie.
Diaturlah janji temu dengan Leader dari Temple of Lucifer yang ada di Paris, dimana Andrea sebagai perantaranya. Andrew berjanji akan mengantarkan Amelie ke tempat dimana Temple of Lucifer berada sesegera mungkin.
Dalam perjalanan pulang kembali ke Apartemennya, segudang pertanyaan menyeruak di benak Amelie. Mengapa aku terhubung dengan Lucifer, the Fallen Angel? Adakah sesuatu tentang masa kecilku atau keluargaku yang belum aku ketahui? Apakah benar mimpi mimpi itu tanda aku adalah calon pengantin Lucifer? Namun bagaimana bisa? Sementara aku tidak meyakini adanya iblis atau setan dalam hidup ini? Mungkinkah di era digital macam sekarang ini masih ada Iblis atau sejenisnya? Amelie hanya bisa membisu dalam ketidak tahuannya.