Assalamu'alaikum. Wr. Wb.
Ini novel ketigaku.
Novel ini kelanjutan "Ternyata Ada Cinta"
Baca dulu "Ternyata Ada Cinta" biar nyambung...
Setelah kepergian Fariz, dunia terasa gelap gulita. Cahaya yang selama ini selalu menyinari hari serta hati Zafira padam dalam sekejap mata. Meninggalkan kegelapan serta kesunyian yang teramat menyiksa. Ternyata kehilangan seorang sahabat sekaligus suami seperti Fariz jauh lebih menyakitkan dari apapun.
Perjuangan Cinta Zafira untuk menemukan Fariz dan membawa kembali pria itu ke pelukannya tidaklah main-main. Setiap hari Zafira berjuang keras kesana kemari mencari keberadaan Fariz sampai mengorbankan keselamatannya sendiri. Namun perjuangannya tidak menemukan titik terang yang membuatnya ingin menyerah.
Hingga di titik lelah perjuangan Zafira mencari Fariz, penyakit lama Zafira kembali kambuh. Akankah Fariz sempat menyelamatkan Zafira atau justru gadis itu meregang nyawa membawa pergi cintanya yang belum terucap?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rara RD, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14 - Bahagia Menjadi Satu-satunya
Susah payah Zafira menarik kaki menuju parkiran. Setelah di dalam mobil, dia pun menyandarkan kepala di jok lalu memejamkan mata. Ditelannya air liur berulang kali mencoba menghilangkan rasa dahaga yang tiba-tiba menyerang. Terdengar gadis itu menarik nafas beberapa kali demi menenangkan hatinya yang kembali kecewa.
"Ternyata aku telat" gumamnya terpejam sambil menghapus titik air di sudut mata.
Setelah cukup lama berdiam diri di dalam mobil, Zafira pun tidak memiliki pilihan selain pergi ke kantor dan pasrah menerima keadaan kalau hari ini dirinya gagal menemukan Fariz.
Dua puluh menit kemudian, Zafira telah sampai di kantor. Tak lama terdengar pintu ruangannya diketuk.
"Masuk" suara Zafira mempersilakan orang yang mengetuk pintu untuk masuk ke ruangannya.
Dani masuk lalu berdiri di depan meja Zafira. Dia terlihat bingung melihat aura Zafira yang menampakkan kemuraman. Pria itu menelisik ada yang tidak beres di wajah atasannya.
"Bu Zafira, apa Bu Zafira telah berhasil bertemu pak Fariz?"
Zafira menarik nafas panjang kemudian menggeleng samar.
"What?" Dani terkejut melebarkan kelopak mata dengan kedua alis terangkat.
"Saya tidak mungkin salah melihat bu. Saya melihat dengan jelas pak Fariz masuk ke hotel itu. Apa mataku sudah mulai rabun dan memerlukan kacamata?" Dani mengucek kedua mata dengan ujung jari.
"Bukan salahmu. Kamu tidak salah melihat. Saya yang terlambat datang" suara Zafira terdengar menyesal.
"Jadi maksud bu Zafira, bu Zafira sampai ke sana, pak Fariz sudah ceck-out?" Dani mencoba menebak tetapi tebakannya memang tepat.
Zafira mengangguk pelan. Terlihat sangat jelas raut wajahnya begitu kecewa.
"Sudahlah, tidak perlu dibahas lagi. Sudah jalannya seperti itu, mau bagaimana lagi? Sekarang saya minta bantuanmu lagi. Kamu terus cari tahu keberadaan suamiku dan segera beritahu saya apa yang kau dapat atau lihat di luar"
"Baik bu. Saya akan terus mencari informasi dan juga meminta bantuan teman-temanku jika ada yang melihat pak Fariz" Dani memenuhi perintah Zafira.
"Terima kasih. Sekarang kamu boleh keluar. Saya akan melanjutkan pekerjaan" perintah Zafira sambil mengeringkan mata ke arah pintu.
Dani pun membalikkan tubuh meninggalkan ruangan. Namun dia kembali memutar tubuh saat sesuatu teringat di kepalanya.
"Tapi bu.., Bu Zafira tidak akan mengambil kembali uang makan 1 bulan itu kan?" tanya Dani polos menahan malu harus mempertanyakan masalah uang.
"Ckk, pertanyaan macam apa itu? Apa yang saya berikan, saya tidak mungkin memintanya kembali. Kamu ada-ada saja. Pertanyaanmu membuat kepalaku makin pusing. Sana keluar" Zafira terlihat kesal tetapi setelahnya tersenyum kecil melihat Dani keluar sambil berjoget riang.
"Terima kasih banyak bu Zafira. Bu Zafira memang atasan terbaik" ucap Dani menongolkan kepala di balik pintu lalu segera menutupnya sebelum Zafira mengomel kembali.
Dani keturunan asli Betawi wajahnya cukup tampan dengan postur tubuh sedikit lebih pendek dari Fariz. Dia memiliki hati yang baik dengan tingkah gokil yang mampu membuat orang di sekitarnya tersenyum bahkan tertawa.
Usianya di atas Zafira 2 tahun. Zafira sering dibuat terhibur dengan tingkahnya walau kadang membuat Zafira kesal dan lucu secara bersamaan. Dani ditempatkan di bagian staff keuangan dan menjadi salah satu karyawan kepercayaan Zafira karena Zafira tahu kalau sosok Dani dapat dipercaya dan juga pandai menyimpan rahasia pribadinya.
***
Malam ini Zafira memanggil Bi Senah dan mengajak wanita itu duduk di teras bersamanya. Gadis itu tidak mau berada berlama-lama di kamar karena itu membuat hati serta fikirannya makin tidak tenang.
"Bibi sudah satu tahun mengurus rumah ini, apa bibi pernah melihat Fariz membawa seorang gadis ke sini?," Zafira mulai membuka pembicaraan sambil meneguk susu hangat di tangannya.
Bi Senah langsung tertawa mendengar pertanyaan Zafira. Dia merasa dirinya saat ini tengah diinterogasi oleh gadis cantik itu.
"Jangankan membawa gadis, neng. Nelpon gadis pun bibi tidak pernah mendengarnya. Mas Fariz itu orangnya cuek dan tidak pernah menjalin hubungan dengan seorang gadis. Itu yang bibi tahu selama bibi tinggal di rumah ini. Makanya bibi heran pada saat mas Fariz tiba-tiba membawa neng ke sini dan memperkenalkan kalau neng adalah istrinya. Saat itu bibi sempat bertanya-tanya kapan mas Fariz berhubungan dengan neng? Sementara setahu bibi, mas Fariz tidak pernah terlihat dekat dengan seorang gadis" Bi Senah tersenyum menjelaskan panjang lebar.
Zafira terlihat menyunggingkan senyum di bibirnya. Dalam hati kecil, dia merasa senang mengetahui Fariz tidak pernah dekat dengan seorang gadis apalagi membawa seorang gadis ke rumah ini. Ada perasaan lega mendapat informasi dari Bi Senah. Setidaknya dia tahu kalau selama ini cinta Fariz memang hanyalah untuknya.
"Terus saat bibi membersihkan kamar Fariz, apa bibi tidak melihat ada fotoku yang terpasang di kamarnya?," Zafira kembali mengorek informasi dari pekerjanya itu.
Bi Senah mengerutkan dahi, mencoba mengingat kembali.
"Tidak ada neng. Bibi tidak pernah melihatnya. Lagi pula bibi jarang membersihkan kamar mas Fariz. Saat mas Fariz tidak menginap di sini, mas Fariz selalu mengunci kamarnya dan bibi bisa masuk ke kamar mas Fariz pada saat mas Fariz ke sini saja. Bibi tidak pernah diizinkan masuk ke kamarnya" jelas wanita itu yang membuat hati Zafira semakin lega.
"Tapi bi, di kamar kami banyak sekali terpasang foto-fotoku. Apa mungkin Fariz baru memasangnya? Eh, tapi tidak mungkin, bukankah pernikahan kami tergolong mendadak, tidak mungkin Fariz sempat memasangnya," Zafira menerka-nerka.
"Kalau masalah itu bibi tidak tahu neng. Mungkin saja mas Fariz sudah lama memasang foto neng. Tapi disembunyikan pada saat bibi mau membersihkan kamarnya," tebak wanita paruh baya itu.
Tebakan bi Senah tepat. Selama ini Fariz selalu melepas semua foto Zafira saat bi Senah akan membersihkan kamarnya. Ditaruhnya semua bingkai foto Zafira di lemari lalu mengunci lemari dan mencabut kuncinya. Sepertinya Fariz malu jika bi Senah sampai mengetahui dirinya menyimpan foto seorang gadis, dimana gadis itu tidak pernah menaruh hati padanya apalagi berniat membalas cintanya.
Setelah bi Senah selesai membersihkan kamarnya, dia akan memasang kembali bingkai foto Zafira dan selalu memandangi foto-foto Zafira sebelum dia tidur bahkan saat bangun tidur. Wajar saja kalau sampai satu tahun bi Senah tidak pernah tahu kalau di kamar itu banyak menyimpan foto-foto Zafira yang sekarang telah resmi menjadi istrinya.
Zafira manggut-manggut mendengar penuturan bi Senah. Sudut bibirnya kembali melukis senyum. Dia merasa bahagia menjadi satu-satunya gadis yang dicintai Fariz. Tekadnya semakin kuat akan segera menemukan Fariz apapun caranya. Dia takkan pernah berhenti sebelum bertemu dan bertatap muka dengan pria itu. Dia akan meluruskan semua kesalah fahaman yang terjadi di antara mereka.
...*****...