Menceritakan beberapa kisah pendek romansa kehidupan, juga perjalanan dalam mencari kebahagian yang sejati.
Hal-hal yang umum terjadi di sekitar kita maupun yang tidak bisa kau pikir sebelum nya. Semua tertuang dalam kisah-kisah mengharukan dan mendebarkan.
Semoga kalian dapat terhibur dengan kisah pendek ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lan05, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gerald & Anastasya 3
Anastasya kini sedang bersama Gerald menuju mansion keluarga nya sesekali Gerald membuka percakapan namun hanya direspon seadanya oleh Anastasya, dirinya hanya tidak mau membiarkan hati nya goyah.
Setelah beberapa menit perjalanan kini mereka telah memasuki gerbang mansion keluarga Anastasya yang di depan nya sudah di hias sedemikian rupa untuk acara pernikahan besok. Anastasya pun segera turun meninggalkan Gerald yang mencoba menyusul nya, meskipun dengan jalan yang sedikit tertatih.
Pintu telah terbuka oleh maid yang selalu siap siaga terhadap tamu yang datang, apalagi ini adalah Anastasya yang notabene adalah salah satu anggota keluarga De'mare.
"Terimakasih." Ucap Anastasya sembari tersenyum kearah maid tersebut.
"Sama-sama nona." Maid tersebut mengangguk hormat kepada nona muda nya yang baru saja kembali, nona nya itu tidak berubah sama sekali dari dulu, selalu sopan dan ramah pikir nya.
Dirinya kembali mengangguk sopan saat melihat tuan Gerald dibelakang nona muda nya. Ia selalu takjub melihat nona muda nya yang cantik bersanding dengan tuan Gerald yang tampan dan berwibawa seolah-olah mereka memang sudah ditakdirkan bersama.
Ya memang begitulah pandangan orang-orang yang hanya bisa menilai seseorang secara singkat dari luar nya saja, kita tidak bisa sepenuh nya menyalahkan atau membenarkan karena kembali lagi ini masalah perspektif masing-masing individu.
"Mom... Dad.. " Panggil Anastasya menghampiri mereka berdua yang saat ini sedang berkumpul bersama keluarga mereka yang lain. Ia hanya melihat orang tua, paman bibi dan sepupu nya itu yang kini tengah kumpul, setau nya keluarga nya yang lain akan sampai kesini pada malam hari.
Karena memang yang tinggal di mansion ini adalah keluarga inti dari pihak ayah nya saja. Dan kakek nenek nya hanya mempunyai dua anak yaitu ayah nya sebagai anak pertama dan paman nya. Sementara yang lain nya hanya sesekali berkunjung kesini, contoh nya saat ini mereka akan kesini karena acara pernikahan sepupu nya Mallory.
"Haaaa... akhir nya kalian datang juga. sebenar nya pemeran utama nya ini aku atau kalian berdua sih.." Dengus Mallory kepada dua sejoli di depan nya.
Anastasya tidak menghiraukan ucapan Mallory ia malas menanggapi ocehan-ocehan tidak bermutu nya.
"Kenapa dengan kaki mu sayang.?" Tanya Dasha ibu Anastasya langsung yang khawatir melihat anak nya berjalan sedikit tertatih. Meneliti dari atas sampai bawah melihat apa ada yang terluka lagi di tubuh anak nya. David ayah Anastasya juga ikut melihat anak nya dengan pandangan khawatir yang tidak bisa ditutupi.
"I'm fine Mom.. Dad, don't worry... Apa kalian tidak merindukan ku?" Dengan cepat Anastasya mengalihkan pembicaraan agar orang tua nya tidak bertanya lebih lanjut kenapa dirinya bisa terluka, mengingat luka nya hanya membuat dirinya kembali malu.
"Tentu saja kami merindukan mu sayang." Ujar Dasha segera memeluk tubuh anak semata wayang nya dengan erat menyalurkan rasa rindu nya.
"Miss you too mommy." Balas Anastasya tak kalah erat memeluk ibu nya.
"Hanya mommy saja yang dipeluk daddy tidak.?" Ujar David sang ayah yang kini sedang menatap nya dengan raut kesal yang dibuat-buat.
Dasha hanya memutar mata nya sebal karena melihat kelakuan suami nya itu. "Dia selalu cemburu saat kau nelepon mommy." bisik Dasha membeberkan sikap suami nya yang kekanak-kanakan itu. Anastasya hanya terkekeh geli mendengar aduan mommy nya itu.
"Apa yang mommy mu bisikan Asya? Pasti tentang daddy iya kan.?"
"Pede banget Daddy, engga kok mommy ga bilang apa-apa." Kilah Anastasya.
"Baiklah, anggap saja daddy percaya. I miss you dear apa kau tidak ingat pulang hahhh.." Keluh David kepada anak nya sembari menangkup kedua pipi anak nya, David tau ada yang disembunyikan Asya pada nya dan istri nya. Tapi ia memutuskan untuk menunggu anak nya yang memberitahu, ia tidak mau memaksa Asya untuk bercerita. Sebagai orang tua ia hanya bisa mengawasi, mendidik dan percaya kepada anak nya.
Anastasya berusaha melepaskan kedua tangan daddy nya itu dari pipi nya."Sa.. kit daddy." Gerutu Anastasya sambil mengusap-usap pipi nya yang sudah terlepas dari kejahilan daddy nya. David hanya terkekeh melihat ekspresi anak nya yang kesal. Ia sudah lama tidak menikmati momen ini semenjak Asya nya memutuskan untuk tinggal di luar negeri.
"Gerald apa kabar?" Tanya Dasha yang sudah melihat Anastasya masuk bersama Gerald. Ia pun memeluk Gerald yang memang sudah ia anggap sebagai anak nya sedari dulu. Ia sudah tau bahwa hubungan anak nya dan Gerald sudah kandas, namun ia tidak mau ikut campur biarkan mereka yang menjalani. Untuk saat ini yang ia lihat bahwa Gerald memang tulus kepada anak nya. Jadi ia tidak masalah jika anak nya masih dekat dengan Gerald.
"Baik mom.. hmm tante, maaf Gerald belum terbiasa." Ralat Gerald saat tidak sengaja memanggil mommy Ann nya dengan panggilan 'mom'. Karena memang sedari dulu dirinya sudah memanggil orang tua Anastasya dengan panggilan mom dan dad.
"Tidak apa-apa Gerald mommy juga terbiasa mendengar kamu manggil mom." Senyum Dasha yang dari lubuk hati nya masih merestui Gerald bersama anak nya.
"Kenapa kamu juga ikut-ikutan jarang kesini seperti anak daddy yang tidak pernah pulang itu hmm." Ujar David yang juga sudah memeluk Gerald menepuk punggung nya kecil khas seorang lelaki jika saling bertemu.
"Maaf Dad, lain kali aku akan sering kemari." Ucap Gerald yang dalam hati nya merasa senang bahwa orang tua Anastasya masih menerima nya dengan baik.
"Bagus.. Daddy tunggu, jangan kaya anak Daddy yang tersesat di luar hingga jarang pulang." Sindir David sambil memandang anak nya dengan tatapan memicing.
"Ohh.. come on dad terus aja sindir aku." Kesal Anastasya yang dari tadi terkena sindir tidak ayah nya tidak sepupu nya sama saja.
"Daddy tidak menyindir mu." Kilah David.
"Terus daddy punya anak selain aku di luar sana?." Tanya Anastasya kepada Daddy nya yang tidak mau mengaku.
"Mom tuh lihat daddy punya anak di luar sana selain aku." Adu Anastasya kepada ibu nya yang notabene nya adalah kelemahan sang ayah.
Dasha hanya mengikuti permainan anak nya dengan memicingkan mata penuh selidik kearah suami nya yang saat ini tengah kelimpungan dengan kejahilan nya sendiri. Anak nya sendiri di lawan.
"Ga... mommy bukan gitu maksud Daddy... mommy tau sendiri kan cuma mommy di hati Daddy, ga ada yang lain." Ucap David yang kini fokus membujuk istri nya itu.
Anastasya yang melihat kedua orang tua nya yang seperti itu hanya tersenyum senang, ternyata orang tua nya memang sangat menjaga keharmonisan rumah tangga nya. Dilihat dari perlakuan Daddy nya ke mommy nya begitupun sebalik nya.
"Uncle.. aunty apa kabar?" Tanya Anastasya beralih ke paman dan bibi nya orang tua Mallory sepupu nya, yang kini sedang duduk santai juga menikmati kumpul keluarga saat ini. Mereka berdua juga tidak kalah harmonis nya dengan kedua orang tua nya, yang membedakan uncle aunty nya ini lebih kalem berbeda dengan kedua orang tua nya yang sedikit humoris.
"Aunty baik Asya, kamu gimana disana menyenangkan?" Jawab Aunty Claire sembari memeluk keponakan satu-satu nya itu.
"Ya begitu lah, menyenangkan namun tidak senyaman disini." Ucap Anastasya membalas pelukan Aunty nya.
"Lalu kenapa tidak disini saja Asya?" Tanya Uncle James padanya yang membuat semua mata langsung tertuju padanya seakan sangat menunggu jawaban dari nya. Tanpa sadar Anastasya mengepalkan lengan nya erat.
"Hmm... Aunty Uncle aku ke kamar dulu ya seperti nya efek jet lag kemarin masih kerasa." Ucap Anastasya menghindar sembari memegang kepala nya yang tiba-tiba juga terasa sedikit pusing kala mendengar pertanyaan dari uncle nya tadi.
"Mom.. Dad aku ke kamar dulu ya." Ujar Anastasya buru-buru tanpa melihat kembali kearah orang tua nya. Ia juga melupakan kehadiran Gerald yang sedari tadi berada di samping nya.
Gerald yang sedari tadi ada di samping Anastasya memperhatikan nya dengan detail termasuk reaksi Anastasya yang mengepalkan lengan nya saat mendengar pertanyaan Uncle James. Yang semakin membuat nya bertanya-tanya apa yang disembunyikan dan dirasakan Anastasya hingga bereaksi seperti itu.
Keadaan di ruang keluarga itu langsung hening kala Anastasya sudah tidak terlihat dari pandangan mereka. Aunty Claire langsung menyikut keras pinggang suami nya yang tidak peka itu.
"Sorry Dave, aku menanyakan pertanyaan yang salah." Ucap James yang merasa bersalah karena pertanyaan dirinya yang membuat suasana menjadi canggung.
"It's okay, sebenar nya itu juga yang menjadi pertanyaan aku dan Dasha namun kami tidak berani bertanya kepada Asya secara langsung, kami takut hal itu membuat nya tidak nyaman." Jawab David memaklumi pertanyaan adik nya itu.
"Maaf Mom, Dad kalau boleh aku ingin menyusul Asya ke kamar nya." Ucap Gerald yang sebenar nya sudah tidak sabar untuk segera menyusul Ann nya terlebih setelah melihat reaksi Ann yang seperti itu.
"Ya silahkan Gerald, Mom titip Asya sama kamu." Ucap Dasha sedikit bergetar dalam suara nya karena rasa khawatir yang tidak bisa ia tutupi lagi. Dengan erat Dasha memegang tangan Gerald menaruh satu-satu nya harapan kepada Gerald untuk melindungi dan menjaga anak nya.
"Mom mohon, mom tau kamu sangat tulus kepada Asya. Mom merasa hanya kamu yang bisa membuat Asya terbuka dan memberitahu kegelisahan nya."
"Ya Mom.. Gerald akan berusaha yang terbaik." Ucap Gerald meyakinkan dengan membalas genggaman itu tak kalah erat karena menaruh harapan besar padanya.
"Daddy juga sangat percaya kepadamu Gerald, hanya kamu yang pantas bersanding dengan anak daddy.. karena kamu telah membuktikan nya selama ini."
"Makasih Daddy.. Gerald juga akan menjaga kepercayaan kalian dengan selalu ada di samping Asya dalam kondisi apapun."
Kini ia semakin mantap untuk terus memperjuangkan Ann nya karena ada kepercayaan yang harus ia jaga. Disamping perasaan nya yang juga ingin terus bersama Anastasya.