Seorang pemuda biasa saja yang sama sekali tidak menonjol namun pintar dan bercita cita menjadi dokter, tiba tiba di datangi oleh hantu teman sekelasnya yang cantik, indigo dan terkenal sebagai detektif di sekolahnya dari masa depan. Menurut sang hantu, dirinya akan meninggal 50 hari dari sekarang dan dia minta tolong sang pemuda menjaga dirinya yang masih hidup.
Sang pemuda menjadi bingung karena gadis teman sekelasnya sebenarnya ingin mengusir hantu adik kembar sang pemuda yang selalu duduk di pundaknya. Akhirnya karena dia tidak mau melihat teman sekelasnya meninggal dan dia sendiri juga menaruh hati kepada sang gadis, akhirnya dia memutuskan untuk membantu. Di mulailah petualangan mereka mengungkap dalang di balik kematian sang gadis yang ternyata melibatkan sebuah sindikat besar yang jahat.
Keduanya menjadi pasangan detektif dan asisten yang memecahkan banyak kasus sambil mencari informasi tetang sindikat itu.
Mohon komen dan likenya ya, terima kasih sudah membaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 13
Setelah sampai hotel, Tino dan Amelia masuk ke dalam kamar yang sudah di siapkan bagi mereka. Begitu masuk mereka melihat ke sebelah kanan ada kamar mandi lengkap dengan bak mandi dan toiletnya, melewati kamar mandi di sebelah kanan ada sebuah ranjang double bed dengan dua buah meja di sisi kanan dan kirinya, di depan ranjang ada sebuah rak dengan televisi di atasnya dan sebuah meja makan di sebelah rak.
Keduanya berjalan biasa saja, namun mata mereka melihat ada kamera cctv di sudut kanan pintu masuk dan di sudut sebelah kiri ujung dekat jendela,
“Tin, duduknya menyamping agar kita bisa ngobrol,” ujar Amelia.
“Kenapa ?” tanya Tino.
“Supaya wajah kita terlihat dan mereka tidak bisa membaca gerakan mulut kita,” jawab Amelia.
Keduanya langsung berpura pura merebahkan diri dan kemudian duduk di ranjang saling berhadapan sehingga tersorot oleh cctv dari samping,
“Trus bisa cerita bagaimana kamu dapat benda di kantung ku ini ?” tanya Tino.
Amelia menceritakan semua yang dia alami ketika dia di culik dan bagaimana Mei juga May yang sangat membantu dirinya.
“Hmm jadi begitu ya,” ujar Tino.
“Ya, aku tidak tahu aku akan di apakan kalau aku meminum benda itu,” balas Amelia.
Tino menoleh melihat Mei dan May yang duduk tepat di tengah mereka dan mengacungkan ibu jari nya sambil tersenyum, Mei dan May langsung tersenyum lebar dan mengangkat ibu jari mereka yang kecil.
“Jadi sekarang bagaimana ? benda ini mau kita apakan ?” tanya Tino.
“Sementara kita pegang dulu, kita belum bisa mempercayai pak Ardi sepenuhnya,” jawab Amelia.
“Hmm kamu benar, kemarin kita masih 50-50 sama dia, tapi hari ini meningkat 70-30, masalahnya di 30 nya,” ujar Tino.
“Perkataan Hendra itu mengisi 30 nya, aku berani menaikkan prosentase percaya ku karena melihat reaksinya ketika kamu menjelaskan soal arah peluru tadi,” balas Amelia.
“Iya, aku memang sengaja membeberkan soal itu untuk melihat reaksinya, awalnya aku juga bersiap untuk kemungkinan terburuk kalau dia yang memerintahkan sniper itu ada di sana,” balas Tino.
“Hehe kamu memang hebat,” balas Amelia.
“Hebatan kamu, bisa lolos sebelum aku tiba,” balas Tino.
“Oh ya, satu hal yang aku bingung, walau aku yakin kamu sudah di jalan ketika aku minta tolong pada Mei untuk menjemput ku, bagaimana kamu bisa tahu aku di culik ?” tanya Amelia.
“Ah...itu ya,” jawab Tino.
“Putih rumbai rumbai menutupi dua gunung la la la,” celetuk hantu Amelia sambil melayang melewati Tino.
“Grrr awas lo ya,” ujar Tino perlahan.
“Hah apa ?” tanya Amelia.
“Ga tau, feeling aja hahaha,” jawab Tino.
“Hehehe memang kamu benar benar cocok dengan ku,” ujar Amelia yang langsung maju memeluk Tino.
“Ahahaha iya,” balas Tino sambil melirik hantu Amelia yang meledek dirinya.
******
Sementara itu, di dalam ruang pemantau cctv di kantor sekuriti hotel, seorang sekuriti yang bertindak sebagai operator menoleh melihat Ardi di belakangnya,
“Mereka pintar sersan, kita tidak tahu apa yang mereka bicarakan,” ujar sang sekuriti.
“Hmm ya sudah lah, biarkan saja mereka, dua murid di sekolah ku itu memang pintar, diamkan saja, mungkin mereka sedang saling bercerita saja seperti anak sma pada umum nya yang sedang kasmaran,” ujar Ardi sambil menaikkan cangkirnya untuk meminum kopi nya.
“Driing...dring...dring,” tiba tiba smartphone Ardi berbunyi, dia langsung menaruh kopinya di meja dan mengambil smartphone di kantungnya, dahinya berkerut ketika melihat siapa yang menelponnya di layar, dia mengangkatnya,
“Ya hallo,” sapa Ardi.
“Ardi, bagaimana mereka ?” tanya seorang pria yang terdengar seperti pria paruh baya.
“Sekarang mereka ada di hotel, kita amankan mereka sementara, ini memang kejadian yang kebetulan dan tidak di sengaja, jadi tidak ada masalah,” jawab Ardi.
“Bagus, lalu sudah tahu siapa yang bersama gadis itu ?” tanya sang pria.
“Ah aku sudah kirim profilnya silahkan di lihat,” jawab Ardi.
“Ok sebentar (terdengar menaruh smartphone nya, terdengar suara mouse yang di klik, kembali mengangkat smartphonenya) hmmm rupa nya anak orang itu, pantas saja cocok dengan gadis itu, terus awasi mereka, jangan lengah,” ujar sang pria.
“Siap komandan,” balas Ardi.
Ardi menutup teleponnya, kemudian dia menoleh melihat layar yang memperlihatkan Amelia sedang maju memeluk Tino. Ardi tersenyum, dia mengambil kembali cangkir kopinya dan langsung menenggak habis kopinya, kemudian dia menepuk pundak sang sekuriti yang langsung berdiri memberi hormat, kemudian Ardi keluar dari ruangan, ketika sudah di luar dan menutup pintu kembali,
“Anak orang itu ya dan cita cita nya sama seperti ayah nya, haha lucu juga,” gumam Ardi sambil berjalan menelusuri koridor kantor manajemen di basement.
******
Setelah selesai mandi, Tino yang memakai pakaian mandi langsung berbaring di tempat tidur menemani Amelia yang juga memakai pakaian mandi dan tidur bersama Mei juga May. Tino menoleh melihat Amelia di sebelahnya dan menaikkan selimutnya, kemudian dia mengambil smartphone nya dan mulai mencari cari di internet,
“Coba cari...ada ga sih hantu yang bisa ngomong,” ujar Tino dalam hati.
Setelah mendengar perkataan Amelia dan melihat kenyataan hantu tidak bisa bicara, dia mulai penasaran karena hantu Amelia bisa berbicara dengan lancar pada dirinya. Setelah menemukan artikel yang mendekati dengan yang dia ingin kan, dia membacanya, setelah itu,
“Hmm di sini di katakan, hantu bisa bicara tapi bukan secara fisik melainkan melalui batin lagipula hanya orang orang tertentu yang bisa bicara dengan hantu,” ujar Tino dalam hati.
Tino melihat hantu Amelia yang berada di sebelahnya dan ikut membaca artikel di smartphone nya,
“Baca apaan ?” tanya hantu Amelia.
“Nyari tentang lo, gue penasaran, lo hantu bukan sih,” jawab Tino.
“Hmm....iya juga ya, gue sendiri bingung, tapi sekarang otak gue kosong, banyak yang gue ga inget, jadi gue ga ngerti,” balas hantu Amelia.
“Coba lo ikut gue,”
Tino turun dari ranjang kemudian berjalan ke kamar mandi di ikuti hantu Amelia yang melayang di belakangnya. Setelah masuk ke kamar mandi, Tino mengambil sebuah bungkusan dari tissue dan membukanya, di dalamnya ada pil merah yang di berikan oleh Amelia, langsung saja hantu Amelia mundur dan wajahnya nampak ketakutan,
“Si..singkirkan,” ujar hantu Amelia.
“Sori sori,” balas Tino yang kembali menutup bungkus pil itu dan menaruhnya di kantung di dalam kantung celana nya.
Tino menoleh melihat hantu Amelia yang masih gemetaran dan memegang kepalanya dengan kedua tangannya, wajahnya masih terlihat sangat ketakutan,
“Ingat sesuatu ?” tanya Tino.
“T..tetep ga ingat, sori,” jawab hantu Amelia.
“Ga apa apa, pelan pelan, dah keluar lagi, kita di pantau,” gumam Tino.
“I,,iya,” balas hantu Amelia.
Keduanya berjalan kembali keluar dari kamar mandi, Tino mematikan lampunya dan berbaring di ranjang, hantu Amelia yang masih gemetar tidur di sebelahnya. Tino menoleh melihat hantu Amelia,
“Setelah melihat reaksi hantu Amelia ketika melihat pil sama seperti ketika kasus Hendra jatuh, di tambah mendengar apa yang terjadi kepada Amelia di rumah pria tadi yang hampir mengubah masa kematian Amelia dan efek kapsul itu membuat halusinasi yang kuat, kalau teori gue bener, gue yakin Amelia di masa depan atau 48 hari dari sekarang, masih hidup dan di sebelah gue ini bukan hantu, gue harus pelajari lebih lanjut lagi,” gumam Tino dalam hati sambil melihat hantu Amelia di sebelah nya.