Terpaksa menikah dengan pria yang tak dicintai dan mencintainya
tifany larasati harus bergelut dengan perasaannya sendiri mempertahankan rumah tangganya.
demi keluarga yang diambang kehancuran tifany merelakan menikah muda dengan cavero abraham.
sosok angkuh dan egois yang tak mau melepas masalalu walaupun setelah menikah.
dengan semangat dan dukungan keluarga, tifanya menguatkan diri untuk tidak bercerai dari cavero.
bisakah tifany membuat cavero mencintainya atau hanya akan tetap menjadi pemilik raga tapi tidak hatinya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Drama king
"kenapa?"
Tifany membuka tirai dengan remote saat mengetahui ada yang masuk ke kamarnya. Dengan santainya tifany menggeliat dan menghadap ke jendela kamar tanpa melihat siapa yang datang
"saya pikir kamu mat*, tapi syukurlah kalau masih hidup setidaknya tak perlu repot buat alasan atau jadi saksi" ucap cavero yang melihat tifany masih sehat dan terlihat segar bangun tidur
"kamu mau jadi duda dalam sehari menikah?" tanya tifany kali ini mendekat pada cavero
"dengan senang hati!" jawab cavero dengan santainya
Tifany tersenyum getir mendengar ucapan cavero yang benar-benar tak menginginkannya. Sampai begitu teganya menjawab tanpa memikirkan perasaan tifany
"dari mana aja semalam? Kenapa baru datang!" tifany yang memang masih sangat muda tapi sikap dewasanya dan beraninya bisa diacungi jempol
Ia tak bisa ditindas oleh siapapun selama ini apalagi seorang cavero yang tak dicintainya
"bukan urusan bocah! Ayo pulang sekarang" cavero mengambil jas yang sempat dibuangnya semalam dan mandi sebelum pulang
"hei bocah! Ambil baju ganti saya lupa" cavero meminta tifany agar membantunya namun lupa dengan nama istrinya
"hei, kau tak dengar saya butuh baju ganti atau saya keluar telanjang!" teriak cavero tak mendengar tifany menyahut
"istriku! Tolong ambilkan baju atau kamu mau suamimu keluar kamar mandi tanpa sehelai benang"
"ini suamiku bajunya!" tifany mengulurkan baju untuk cavero setelah dipanggil dengan sebutan istriku
Dan tifany menjawabnya dengan memanggil suamiku pada cavero.
"geser sini, ngga sampai" cavero menarik bajunya dari dalam kamar mandi namun tak dapat diraih
"ambil aja kan punya tangan!" tifany menjatuhkannya dilantai
Saat cavero mencoba menangkap bajunya pintu kamar mandi terbuka.
"aaaaaaaaaaaa" tifany kaget saat pintu terbuka
"brisik! Saya masih pakai dalaman kalau mau lihat,
Salah sendiri kasih baju ngga bener" ucap cavero menyeringai penuh kemenangan bisa menjahili tifany
Dia balas dendam karena tifany tak segera menyahut saat diminta mengambilkan baju
"buruan kita pulang ke rumah mama saya, nanti baru kita pindah ke rumah sendiri.
Tapi sebeluk itu kamu harus tanda tangani surat ini!"
Cavero melemparkan amplop coklat berisi surat perjanjian yang dibuat oleh lidya agar tetap mau bersama dengan cavero
Tifany membuka amplop coklat dan membaca satu persatu poin yang ada
" Perjanjian pernikahan
Tidak boleh saling menyentuh kecuali depan orang tua dan orang yang kenal dekat
Tidak boleh tidur satu kamar kecuali dalam keadaan darurat
Dilarang mencampuri urusan masing-masing
Tidak boleh mengadu atau menegur jika salah satu bawa pacar ke rumah atau ke tempat kerja
Pernikahan hanya berlaku selama satu tahun
Tanda tangan
Kedua belah pihak"
Tifany mencari pulpen dan tak menemukannya
"tanpa perjanjian pun saya ngga akan melakukannya. Tapi ini lebih baik buat jaga-jaga takut anda jatuh cinta sama saya!
Mana pulpennya?" tifany meminta pulpen pada cavero tanpa banyak pertimbangan
"kamu yakin ngga ada yang mau ditambahkan?" cavero memberikan pilihan pada tifany jika ada yang perlu ditambahkan dalam perjanjian
"tidak perlu, mana pulpennya buruan sebelum saya berubah pikiran" tifany tak mau menunggu lama dan ingin segera pulang
"kamu simpan satu, saya simpan satu, Hati-hati jangan sampai orang tua kita tau!"
Cavero menyimpan miliknya dan tifany juga melakukan hal yang sama
"kita pulang bersama atau sendiri-sendiri?" tifany sudah siap untuk cek out dari hotel
"bareng aja! nanti mereka banyak pertanyaan" jawab cavero
"oke!" jawab tifany singkat
Keduanya sudah dijemput oleh supir yang diminta orang tua cavero. Dan diantarkan ke rumah orang tua cavero
Dalam satu jam perjalanan sampai dari hotel ke rumah orang tua cavero
"anak mama sudah datang! Ya ampun matanya sembab pasti kurang tidur ya sayang?" mama melia menyambut sang menantu yang tiba di rumahnya
Dengan ramah dan lembut begitu menyayangi tifany karena sejak lama sudah menginginkan tifany menjadi menantunya.
Cavero memiliki adik perempuan yang masih kuliah di luar negeri dan baru masuk kuliah tahun ini
Cukup lama jarak lahirnya dengan sang adik.
"anak mama bikin ngga tidur ya sayang? Maaf ya nak dia mirip sekali dengan papanya!" mam melia menggoda tifany
Tifany hanya bisa tersenyum kebingungan entah apa yang dimaksud oleh mertuanya
"ma, ti...istriku pasti lelah biarkan dia istirahat dulu" ucap cavero tak mau jika tifany salah bicara
Cavero menggandeng tangan tifany yang nampak terkejut dengan perlakuan cavero.
"ayo istriku kita istirahat!" cavero penuh drama di depan mamanya
Yang sedang senyum sendiri karena melihat perlakuan cavero pada istrinya. Sangat bahagia yang dirasakan mama melia
Tiba di kamar cavero
"ngapain pegang-pegang!" tifany melepaskan tangan cavero "satu lagi, jangan panggil istriku, risih dengernya! Sok sweet banget" kesal tifany pada cavero
"jangan gr dulu! Itu karena depan mama, kamu mau lebih banyak lagi pertanyaan dari mama yang aneh-aneh" cavero tak mau disalahkan padahal dia tanpa sadar masih memegang tangan tifany sampai di kamar
"lagian saya lupa namamu, jadi ngga tau harus panggil apa tadi!" ucap cavero jujur
Hanya lidya saja yang memenuhi otak cavero dan tak ada orang lain yang bisa menggantikannya
"tifany larasati, terserah mau panggil apa asal jangan istriku geli dengernya!" jawab tifany
merasa aneh kemarin dengan lantang menyebut namanya saat akad.
"oh iya tifany! malam ini kita terpaksa menginap disini, jadi karena keadaan darurat kita bisa tidur satu kamar tapi ingat jangan saling menyentuh!"
Cavero menjelaskan panjang lebar namun tak di dengar oleh tifany yang asik melihat drama dan menggunakan ear phone
Cavero yang sadar tak ada sahutan pun menyadari jika tifany tak mendengarkannya
"dasar bocah!" cavero tidur disofa karena ranjangnya dikuasai oleh tifany
Rasa kantuknya muncul karena semalam tak tidur dengan nyenyak
Saat tidur ponsel cavero berdering tak berhenti membuat tifany lama-lama merasa terganggu
Melihat nama yang terpampang dalam layar ponsel suaminya tifany tau siapa yang menghubunginya.
Ia hanya membalikan ponsel yang ada di meja dan mematikan suaranya
Lalu lanjut menonton drama.
tok..tok..tok
"sayang! Makan siang dulu nak!" panggil mama melia
Sudah hampir lewat jam makan siang tapi cavero dan tifany belum keluar kamar
Cavero yang mendengar mamanya langsung berlari dan tidur di ranjang sambil memeluk tifany
"ada apa? Awas jangan pegang-pegang!" usir tifany
"ada mama mau masuk!"cavero pura-pura tidur lagi sambil memeluk istrinya
"masuk ma!" tifany tak bisa bergerak karena badannya dipeluk cavero yang terasa berat
"mama masuk ya sayang, Maaf ya!" mama melia membuka pintu kamar anaknya setelah diminta oleh tifany
"iya ma!" tifany menunjuk cavero yang pura-pura sedang tidur
"oh ya sudah, maaf ya jangan lupa kalian makan!" bisik mama melia pada tifany
"iya ma nanti tifany sama cavero turun kalau sudah bangun!" jawab tifany
Mama melia segera keluar kamar anaknya agar tak mengganggu
"mama sudah pergi! Awas cavero!" usir tifany
"panggil saya mas atau abang, Saya lebih tua dari kamu" titah cavero
"abang tukang bakso mari-mari sini!" ledek tifany
"mas aja kalau gitu! Jangan kurang ajar saya suamimu" tegur cavero
"suami macam apa yang masih nyimpen nomer mantannya dengan nama my everything dengan emot love, alay!" sahut tifany
"kok kamu tahu?"
Tifany keceplosan tadi melihat layar ponsel suaminya
"tadi sekilas lihat, saya kan ngga buta! Awas saya mau makan lapar!" tifany pergi meninggalkan cavero