Dewi Eka Arshila, seorang gadis cantik yang sangat berperangai buruk.
Perangainya yang seperti ini terjadi karena ulah sang kekasih yang sudah mengkhianatinya. Ditambah pula ia yang baru kehilangan sosok ayah yang tega meninggalkan sang ibu dan juga dirinya. Suatu hari, Arshilla bertemu dengan Bima, pria tampan yang selalu memperhatikan dirinya. Berkat usaha gigih Bima dalam meraih cinta gadis pujaannya, Arshilla menerima lamaran Bima dengan setulus hati. Namun sesuatu terjadi yang membuat hati Arshilla terguncang. Kejadian apa yang membuat hati Arshilla seperti ini? Lalu bagaimana kelanjutan kehidupan Arshilla selanjutnya?
Terus ikuti The End Of Our Love.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Agustiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
Di siang hari keadaan kantin sedang ramai karena Arshilla tengah membentak seorang lelaki. Kejadian itu menjadi pusat perhatian, karena mereka penasaran apa yang akan dilakukan wanita Ice itu
"Lo kalau jalan lihat-lihat. Nih gara-gara lo baju gua basah!" bentaknya
"Yaa maaf Ar, gue tadi ngga sengaja kesandung. Maafin gue ya," ucapnya dengan wajah memelas.
"Dasar nggak berguna!" Arshilla menghentakkan kakinya lalu pergi dari kantin.
Bima yang menyaksikan itu hanya menggelengkan kepalanya, ia berlari menyusul Arshilla dan memakaikan jaket untuknya
"Apa? Lo kesini mau ceramahin gue lagi?" bentak Arshilla pada Bima.
Bima menarik tangan Arshilla memintanya untuk duduk. Dengan terpaksa ia duduk karena ia pun tak tahu kenapa dirinya tak bisa berbuat apa-apa jika pada Bima
"Perangai lo buruk ya," ucap Bima
Arshilla mendengus "Ini kan perangai gue, bukan perangai lo. Kalau lo ga suka ya udah jangan ngalangin gue terus!" Arshilla langsung pergi dari sana.
Bima menggelengkan kepalanya, tiba-tiba Riyan datang menepuk bahu Bima
"Dia punya trauma hebat tentang laki-laki dan ayahnya itu sebabnya dia mempunyai perangai yang buruk. Sebenernya ia wanita manis dan baik hanya saja untuk menutupi semua itu Arshilla membuat dinding Ice di hatinya," ucap Riyan
"Bagaimana bisa lo tau tentang dia?" tanya Bima
"Dulu dia teman gue saat kecil sampai SMP, dan setelah itu dia pindah ke kota. Dan sampai saat ini dia nggak tau kalau gue teman masa kecilnya," jawabnya
"Terus gue harus gimana? Usaha gue sepertinya tak membuahkan hasil,"
"Kalau lo serius sama dia, buktikan! Buktikan jika lo nggak seperti mantan pacarnya dulu,"
"Terus yang terjadi dengan ayahnya bagaimana?"
"Ayahnya selingkuh di Canada sejak ia berumur 10 tahun, ia menikahi wanita lain dan sudah mempunyai anak. Itu sebabnya ia mempunyai trauma besar dalam dirinya tentang laki-laki," jelasnya
Bima mengangguk, setidaknya ia tau persoalan Arshilla yang dingin itu.
"Lo liat itu!" tunjuk Riyan. Bima mengikuti arah pandang jari telunjuk Riyan, dari jauh Arshilla sedang mencengkram rahang Delia.
"Gue kesana dulu ya!" Bima segera berlari menghampiri Arshilla
"Semoga lo berhasil Bim!" teriaknya.
"Lo kurang ajar ya, berani ngatain gue gila!" bentak Arshilla.
"Waktu itu gue nggak sengaja Ar, gue mohon maafin gue ya, ya, ya," ucap Delia memohon
"Enteng banget lo bilang maaf!" bentaknya lagi.
Bima berusaha masuk dari kerumunan itu untuk melerai dua wanita yang sedang bertengkar.
"Permisi," ucap Bima
"Cepetan lo pisahin mereka, gue takut nanti dia berbuat nekad!" ucap salah satu temannya. Bima semakin panik dan ia pun berhasil mencengkram tangan Arshilla yang hendak menampar Delia
"Lepasin guu,,," Arshilla terdiam karena saat ini Bima menunjukkan wajahnya yang dingin.
"Bim, tolongin gue," ucap Delia
Bima memberikan kode pada Delia agar segera pergi.
"Heh!" Arshilla hendak mengejar namun Bima menyentak tangan Arshilla hingga jatuh ke pelukan Bima.
Mereka yang ada di kerumunan merasa terkejut akan hal itu dan mengira Arshilla akan melakukan sesuatu pada Bima
"Lepasin gue," lirih Arshilla.
"Gue bisa lepasin lo, kalau lo udah tenang," bisiknya
"Gue yakin Arshilla bakal nampar Bima, Secara dia wanita yang ga suka sama laki-laki," terdengar bisikan-bisikan itu dan itu membuat Arshilla terganggu.
"Bim, lepasin gue," ucap Arshilla
"Lo belum tenang, jadi gue nggak bisa lepasin lo!" ucapnya.
Arshilla menghela nafasnya, memang sejak dulu Bima selalu bisa meredamkan emosinya. Ia pun teringat saat pertemuannya dulu dengan Bima
Flashback
Tiga mobil Bus sedang menuju tempat wisata di Bogor, Arshilla duduk diam di kursi panjang paling belakang. Bima dari jauh mencuri-curi pandang pada wanita yang terkenal Ice itu.
Sesampainya di lokasi Bima turun bersama Riyan
"Cewek tadi yang duduk di belakang itu siapa deh?" tanya Bima.
"Oh, dia Arshilla. Kadang kita kalau manggil dia dengan sebutan Ice," jelasnya
"Kenapa?"
"Dia satu-satunya wanita yang ga bisa didekati oleh siapapun. Mangkanya seluruh kampus memanggilnya dengan sebutan Ice," Bima mengangguk ia pun kembali terpesona dengan Arshilla saat wanita itu mengikat rambut panjangnya.
Malam telah tiba, mereka mulai berkumpul untuk melakukan keseruan. Mereka mulai memainkan permainan putar botol dan yang kalah harus bernyanyi. Dan botol itu mengarah pada Arshilla yang duduk sambil membaca buku.
"Gimana nih, masa gue yang ngomong sama dia. Gue takut kena semprot sama dia," bisik Etty.
Bima berdiri mendekati Arshilla, dan mereka mulai penasaran apa yang akan dilakukan Bima dan tindakan apa yang wanita Ice itu berikan
"Hai Ice!" sapa Bima
Arshilla menurunkan bukunya lalu mendongak menatap Bima yang sedang berdiri.
"Botol itu mengarah ke lo, yang lo harus nyanyi sama gue," ucap Bima
"Gue nggak ikut permainan gila!" ucapnya ketus.
Bima tersenyum ia pun berjongkok membuat semua orang di sana terkejut namun Arshilla hanya datar saja.
"Ayolah buat seru-seruan aja. Cuma satu lagu kok. Lo yang nyanyi dan gue yang main gitar," ucapnya
Arshilla hanya diam ia masih melanjutkan aktivitas membaca bukunya.
"Ayolah," Bima meraih tangan kanan Arshilla.
Arshilla hendak menarik tangannya namun tangan Bima semakin erat memeganginya hingga akhirnya ia menghela nafas.
"Oke!"
Semuanya bersorak, Bima pun menarik Arshilla ke panggung kecil yang ada di depan.
"Oke semuanya malam ini kita bernyanyi!" seru Bima
"Lo mau lagu apa?" tanya Bima
"Terserah!"
"Lagu ini ya," Bima memberikan lirik lagu itu pada Arshilla, ia pun mengangguk.
Nada mulai terdengar dan suara Arshilla membuat mereka semakin memukau karena wanita Ice itu mempunyai suara yang merdu dan mampu menjangkau nada tinggi.
Hanya satu pintaku
Di siang dan malam mu
Baik-baik sayang
Karna aku untukmu
Suara tepukan riuh terdengar, tak menyangka mereka bernyanyi dengan sangat menghayati. Apalagi Bima yang selalu menatap intens wanita di depannya. Arshilla pun mulai merasakan aneh dalam dirinya, ia kembali merasakan kenyamanan pada seorang pria setelah 5 tahun melajang.
"Suara lo bagus banget ya," puji Bima
"Makasih," Arshilla langsung pergi begitu saja karena tiba-tiba ia merasakan gugup saat ditatap oleh Bima.