Bercerita mengenai sekolah sihir yang dimana, sekolah ini menyatukan elemen sihir yang ada di dunia ini, secara tidak langsung, berdirinya sekolah ini juga menyatukan semua negara yang ada.
Berfokus kepada seorang laki-laki yang sangat suka bereksperimen menggabungkan berbagai sihir, kebanyakan eksperimennya berujung kegagalan, namun beberapa juga berhasil, menghasilkan sihir yang unik dan lumayan populer dikalangan penyihir lainya.
Ceritanya akan dibalut dengan komedi, jadi saya minta untuk para pembaca untuk, santai? Tidak, kalian harus berfikir sangat keras, karena komedi yang ku usung harus berfikir dulu untuk tertawa. Ingat, ini bukan cerita santai titik.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zoro Z, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SKBSM 3. Serangan bukan seranga.
Biaya biar dapet bersekolah sihir, tidak lah murah, satu tahunnya bisa sampai 100 koin emas, atau setara dengan 1 koin platinum, atau juga Sera dengan 5.000 koin silver.
Catatan, uang di dunia ini memakai koin dari logam seperti contoh, 50 koin silver sama dengan 1 koin emas dan 100 koin emas sama 1 koin platinum.
Untuk keberangkatan, Tony ikut numpang dengan rombongan pedagang, tentunya Tony masih dikenakan biaya untuk sampai di kerajaan cahaya. Saat ini belum berangkat, Tony masih ngobrol dengan keluarganya.
"Semuanya sudah, gak ada yang ketinggalan kan?" Tanya ibu Tony.
"Sudah kok Bu, kan ibu yang menyiapkan semuanya, pagi ini pun sudah 40 kali ibu ngeceknya" Jawab Tony.
"Eh, sebanyak itu? Perasaan ibu sudah mengeceknya 50 kali, yasudah sini, ibu cek lagi 10 kali"
"Nanti aku bisa ketinggalan rombongan pedagang loh Bu ... Ah dari pada itu, ayah yakin memberikan semua uang penjualan kudu pada ku? Ayah gak ingin mengambilnya sedikit gitu?"
"Gak perlu, sebentar lagi panen gandum, terlebih lagi, kita masih punya empat karung persediaan tepung ... Jadi, kamu tidak usah memikirkan ekonomi keluarga lagi, fokuslah belajar" kata ayah Tony.
Sedikit info, Keluarga Tony memiliki 12 kuda, mereka menjual sepuluh kudanya dan tersisa dua yang masih anak-anak dan kebetulan juga kudu anak-anak tersebut jantan dan betina.
"Kalo kamu masih ragu, ingat pribahasa ini, carilah ilmu sampai ke negeri China" Ucap sang ayah.
"China? di dunia ini tidak ada negara China"
"Iya kah? Kalo gitu aku ganti, carilah ilmu sampai ke negeri cahaya"
"Karep mu"
...SKBSM...
Perjalanan pun dimulai, meskipun dunia ini sudah damai tidak ada lagi peperangan, tapi tetap aja masih ada penjahat dan monster buas yang siap menganggu perjalanan. Hari pertama masih aman-aman aja, begitu juga dengan hari kedua, ketiga, sampai dihari ke empat, rombongan pedagang ini pun, diserang oleh para bandit.
"Sial, bandit menyerang...!" teriak seorang supir kereta kuda yang paling depan.
Para petualang yang disewa untuk menjadi bodyguard langsung turun dari kereta dan menyerang balik para bandit. Namun sayang, jumlah para bandit sangat banyak jadi para petualang kalah karena kalah jumlah.
"Hahaha, lima lawan dua puluh, kalian bercanda apa? Mana mungkin bisa mengalihkan kami!" kata ketua para bandit.
Salah satu supir kereta kuda yang bersama Tony, memiliki sebuah ide, Yap, dia membangunkan Tony yang sedang tidur"
"Hei kamu! Kamu jelek, tak ada yang mau sama kamu, sadar diri kamu!"
"Fix korban tikt*k"
Maaf ada kesalahan dialog, ulang.
"Kamu bisa mengunakan sihir kan?" tanya sang supir.
Tony pun bangun "Iya, aku bisa"
"Bisa tolong ikut melawan bandit? Kami kekurangan orang"
"Untuk itu, tidak bisa"
"Kenapa tidak bisa! Beneran bisa sihir gak sih?!"
"Sihir sih bisa, tidak bisa karena aku tidak punya sihir untuk bertarung"
"Hah? Pakai sihir dasar pun gak masalah, kamu dari kerajaan angin, pasti bisa kan sihir dasar angin?"
"Oh iya bener juga, kalo sihir dasar mah aku bisa"
"Nah kalo gitu, bantu kami untuk mengalahkan ba-"
"Maaf tidak bisa"
"Sebenarnya bisa atau tidak sih!! Aku jadi ragu kamu diterima disekolah sihir"
"Kan sudah kubilang, sihir aku bisa, apalagi sihir dasar, tapi masalahnya, aku tidak pernah bertarung dengan sihir"
Sang supir menahan emosi sampai otot-otot pada kepalanya terlihat.
"Sabar... Gini, kalo kami kalah dari para bandit, barang dagangan kami akan dirampok semuanya oleh para bandit"
"Ya udah berikan saja"
"Ditambah, semua uang mu juga akan dirampok!"
"Seriusan! Bahaya dong"
Dari reaksi Tony, sang pedang menancapkan sebuah harapan.
"Iya, benar-benar sangat bahaya"
Tony pun keluar dari dalam kereta begitu juga dengan sang supir ikutan keluar saat Tony keluar.
"Baiklah nak! Tunjukkan bakat- tunggu, apa yang sedang kamu lakukan?"
"Mengubur uang ku" Tony membuat lubang dari sihir, setelah uangnya terkubur, dia menutupnya lagi dengan sihir.
Sang supir dengan cepat menarik kerak baju Tony.
"Keras kepala amat jadi orang! Berapa sih umur mu?!"
"Ludahnya muncrat semua om, 15 tahun"
"Kenapa masih dibawah umur?! Ingin banget ku pukul nih kepala biar lunak!"
"Om itu yang keras kepala, sudah dibilang tidak bisa bertarung masih aja dipaksa"
Kemarahan sang supir sudah diluar batas, namun.
"Is.... Ha ~" -sang supir tarik nafas dalam-dalam- "Bagaimana kalo kita melakukan kesepakatan?"
"Kesehatan?"
"Kalo kamu bisa mengalahkan para bandit, 100 koin emas mu akan aku kembalikan dan tumpangan menuju ke kerajaan cahaya gratis, gimana?"
"Oke deal mana bandit nya"
Tony langsung menghampiri para bandit, sedangkan sang supir hanya melihat dan matanya menjadi seperti orang malas.
"Dah lah"
...SKBSM...
Tony pun datang didepan para bandit, para petualang yang sudah terluka melihat Tony dengan perasaan kagum, begitu juga dengan para pedagang.
"Nak, lebih baik kamu mundur saja, kami tidak ingin melibatkan anak kecil" kata ketua para bandit.
"Hah! Apa-apa itu? Kalian takut dengan seorang penyihir?!" Kata sang supir yang membujuk Tony.
"Hahahah!" Tawa para pedagang dan petualangan.
"Apa? Kalian cukup sekali menyuruh anak kecil untuk bertarung!" Balas ketua para bandit.
"Biarkan saja mereka om, aku manju kesini, untuk ikut bergabung dengan kalian"
"Jangan bercanda Kamu nak!" Teriakan salah satu pegangan
"Jangan kebanyakan bercanda cepat lawan mereka!" teriak salah supir yang membujuk Tony.
"Berapa umur mu nak?" tanya ketua para bandit.
"15 tahun" jawab Tony.
"Oke diterima" Jawab ketua para bandit
"Gampang amat menerimanya woi!" Teriak salah seorang pedagang.
"Tentu saja langsung kami terima, kami 20 tidak ada yang bisa mengunakan sihir, kalo ada penyihir, bukankah kami akan tambah kuat" -ketua para bandit kembali melihat Tony- "Kau tunggu saja disini nak, kami mau mengambil barang-barang mereka dulu, setelah itu kita rayakan anggota baru!"
Para bandit pun berkumpul dan mulai menghampiri para pedagang, sedangkan Tony cuma diam ditempat.
"Bodoh sekali" Ucap Tony.
Namun ucapan tersebut terdengar salah seorang bandit "apa yang kau katakan tadi?"
"Bodoh sekali para pedagang itu telah berharap besar kepada ku" Jawab Tony.
"Hem, aku suka pemikiran mu nak" Bandit tersebut kembali berjalan.
Tony mulai jongkok dan meletakkan kedua tangannya ketanah. Tiba-tiba muncul lingkaran sihir tepat dibawah kaki para bandit.
"Apa ini, sihir penguat fisik kah?" Tanya seorang bandit.
"Down" Ucap Tony.
Lubang yang cukup lebar dan dalam pun terbentuk tepat dibawah para bandit, para bandit pun masuk kedalam lubang.
Setelah semua bandit masuk kedalam lubang, para petualang dan pedagang begitu juga Tony, mulai berjalan mendekati lubang.
"Apa yang kamu lakukan nak?!" Kata ketua para bandit
"Dasar penghianat!" Kata salah seorang bandit.
"Penghianat? Aku tidak merasa telah menjadi penghianat"
"Strategi licik makan apa ini?" Tanya salah seorang petualang.
"Jika musuh yang kamu hadapi terlalu kuat, buat saja mereka lengah, stelah lengah, terkam mereka dari belakang, ini bukan strategi licik, karena strategi ini pernah digunakan saat jaman perang" penjelasan Tony.
"Ternyata kau pintar juga nak, ku kira kau orang bodoh" kata sang supir yang membujuk Tony.
"Tentu saja aku pintar, orang yang diterima disekolah sihir persatuan kerajaan cahaya nih bos"
"Mana Senggol dong nya?"
"Gak ah, nanti ikutan masuk ke lubang malah"
Para bandit sebelum diangkat naik, Tony mengikat mereka dengan tali sihir, namun setelah berada diatas, talinya diganti dengan tali sungguhan. Karena tali sihir, sekali sihirnya hilang, talinya ikutan hilang.
Dua hari kemudian, pada pedangan sampai di kota Gondon, para bandit pun diserahkan kepada kepolisian kerajaan angin. Meskipun hari masih siang, para pedagang memutuskan untuk istirahat dan melanjutkan perjalanan dipagi harinya.