NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Kakel Galak

Mengejar Cinta Kakel Galak

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Cinta Seiring Waktu / Persahabatan / Cinta Karena Taruhan
Popularitas:7.8k
Nilai: 5
Nama Author: Tanzila mutiara

cerita ini mengisahkan tentang persahabatan dan juga percintaan saat SMA, di mana ada 3 laki laki yang sudah bersahabat sejak SMP. salah satu dari mereka sangatlah pemilih dalam pacaran, ia adalah Arba Panjaitan. Karena hal itu, mereka pun membuat sebuah taruhan. apakah taruhan itu? dan siapa kah yang akan menang dalam taruhan tersebut? yuk tanpa berlama-lama lagi, gass langsung baca aja 😉

sebelumnya mohon di baca dulu teks di bawa!

-Di mohon untuk membaca dengan benar.
-Di mohon jangan lompat bab.
-Dan jangan bom like.
-Sebisa mungkin jadi lah pembaca setia 🙏🏻

sekian terima kasih 🙏🏻 happy reading 😉

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tanzila mutiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 3 [ Cewek Galak ]

Sesampainya mereka di depan kelas...

Arba dan teman teman nya, kini sedang mengintip dari jendela kelas. Mereka ingin masuk, namun takut di amuk oleh pak Niko. Walaupun takut, Arba pun berusaha memberanikan diri nya untuk masuk, karena tak ada pilihan lain lagi.

"Gimana nih, Ar?." Tanya Zion yang panik sembari bersembunyi di balik punggung Arba. Ia sangat takut menghadapi pak Niko. rasa nya seperti menghadapi singa yang sedang kelaparan.

"masuk Gak nih?," Tanya Arba sembari menatap Zion dan Jeje bergantian.

"Gak tau, Ar...api, kalo masuk. Mati kita, Ar." Jawab Jeje dengan ekspresi ketakutan sembari ikut bersembunyi di belakang punggung Arba.

"penakut lu berdua, udah ikut gua aja!" ucap Arba yang berusaha memberanikan diri untuk masuk, walupun sebenarnya, dia sendiri juga takut.

Arba pun menarik nafas dalam dalam, lalu menghembuskan nya dengan kasar. ia pun mulai melangka kan kaki nya untuk masuk ke kelas, dengan di ikuti Zion dan Jeje yang membuntuti nya di belakang.

"Assalamualaikum, pak Niko. Sehat pak?." Tanya Arba sok asik, sembari terus berjalan menghampiri pak Niko yang sedang duduk di kursi guru.

"Wa'alaikumsalam, dari mana kalian?!." Jawab pak Niko dengan tegas sembari menatap tajam mereka bertiga. Zion dan Jeje yang merasa di tatap pun, langsung melihat ke arah lain agar tak melihat wajah menyeramkan pak Niko.

Glup.

Arba pun meneguk ludahnya sendiri. Saking tegangnya berada di dekat pak Niko, rasa nya kini Arba ingin hilang saja dari bumi. karena kini semua mata tertuju pada mereka, Yang membuat mereka sedikit risih dan tak nyaman.

"Da-dari toilet, pak." Bohong Arba sembari tersenyum paksa kepada pak Niko, berharap pak Niko mau memaafkan mereka.

"Ke toilet kok bertiga?." Tanya pak Niko yang kurang yakin dengan alasan yang Arba berikan.

"I-iya, pak. Kita kan besty pak, harus selalu bersama." Jawab Arba sembari merangkul pundak Zion dan Jeje. layak seperti sahabat yang sangat lengket bahkan tidak bisa di pisahkan.

"Pen muntah anjir, kata kata Arba alay banget, tapi gapapa demi keselamatan." Batin Zion yang merasa geli mendengar ucapan Arba yang terkesan agak berlebihan.

"Besta besty Besta besty, duduk sana. Jika kalian telat lagi, bapak gantung kalian bertiga di tiang bendera!." Ucap pak Niko dengan tegas, sembari telunjuk nya mengarah ke tempat duduk mereka. Arba, Jeje dan Zion pun dengan cepat langsung duduk di kursi nya masing masing.

"Oh, ya. PR kalian mana, jangan bilang jika kalian belum mengerjakan nya?!." Tanya pak Niko sembari menatap mereka bertiga dengan tatapan tajam, dan tak lupa mistar panjang selalu pak Niko pegang di tangan nya. membuat siapapun takut jika berhadapan dengan pak Niko.

"Sudah, pak." Jawab Arba dengan percaya diri. namun, kedua teman nya langsung menatap Arba dengan tatapan tajam.

"Bagong lu, Ar. Kita belum kerjain anjir." ucap Zion sembari mengecilkan suara nya. Ia yang duduk di kursi sebelah kanan Arba, sedikit mendekatkan kursinya ke arah Arba.

"kenapa lu gak bilang dari tadi bego." Jawab Arba yang juga mengecilkan suara nya agar pak Niko tidak mendengar pembicaraan mereka.

"Lu gak nanya sih." Ucap Jeje yang ikut dalam pembicaraan mereka, Jeje duduk di kursi sebelah kiri Arba dan mendekatkan juga kursi nya ke arah Arba. Hingga kini mereka bertiga seperti sedang berkumpul hingga membuat pak Niko menjadi menghampiri mereka.

"Loh...emang gua pak Niko, yang harus nanyain tugas kalian!." Jawab Arba yang merasa tak ada kewajiban menanya nanya nya tugas mereka.

"Udah bisik bisik nya?." Tanya pak Niko yang tanpa mereka sadar, kini sudah berdiri di samping meja Arba. Kedatangan pak Niko yang tiba tiba, membuat mereka bertiga langsung terdiam, dan kembali ke tempat duduk nya masing masing.

"U-udah, pak." Jawab Arba sedikit gugup sembari tersenyum penuh tekanan.

"Ayo serahkan buku PR kalian!," Ucap pak Niko sembari menunjukkan telapak tangan nya ke arah mereka bertiga.

"Ini, pak." Jawab Arba sembari memberikan buku PR nya pada pak Niko.

"Kalian berdua mana?." Tanya pak Niko pada Zion dan juga Jeje, sembari menatap mereka berdua dengan tatapan mengerikan nya.

"Ki-kita Lu-." Jawab Zion terpotong, karena Arba langsung memotong pembicaraannya.

"Kita buku pr nya bagi, pak." Sambung Arba. yang membuat pak Niko langsung emosi, dan memukul meja Arba menggunakan penggaris panjang nya.

"Jangan main main ya, saya kasih kalian PR satu orang satu. Kamu kira ini gorengan bisa di bagi bagi!!." Marah pak Niko yang kesal, karena Arba yang bercanda di saat pelajaran.

"Kalian hormat di tiang bendera sampai jam pelajaran saya habis!." Ucap pak Niko yang memberikan hukuman pada Arba, Zion dan juga Jeje, sembari menunjuk ke luar pintu, untuk mengisyaratkan mereka untuk segera keluar dari kelas nya.

...----------------...

Di lapangan upacara....

Zion, Jeje dan juga Arba. Kini berdiri tegap sembari hormat menghadap ke tiang bendera. Matahari langsung menerpa mengenai wajah mereka, bahkan mata mereka sampai menyipit saking silau Nya.

Arba yang juga ikut di hukum, merasa sangat sial hari ini. Padahal semalam ia sudah kerja keras untuk mengerjakan PR tersebut, walaupun ia tak yakin Jawaban nya akan benar. Namun, demi kedua sahabat nya yang tidak mengerjakan PR. ia jadi ikut ikutan mendapatkan hukuman.

"Apes apes." Ucap Arba sembari menggelengkan kepalanya, ia sungguh lelah berjemur di lapangan dengan cuaca yang panas nya tak biasa.

"Kita kan besty, Ar. Harus selalu bersama." Jawab Jeje yang mengingat ucapan Arba di kelas tadi, sembari menatap Arba yang kelihatan nya sangat sensi.

"Anak Dugong lu!!." kesal Arba sembari menatap Jeje dengan kesal.

sebenarnya ia juga merasa geli mengucapkan kalimat tersebut. Tapi, demi keselamatan mereka. Terpaksa Arba mengeluarkan kata kata menggelikan itu. agar bisa terlepas dari interogasi pak Niko.

"Anak Udin gua!!." Jawab Jeje yang tak terima di bilang anak Dugong.

"Panas bet Cok. Ke kantin kuy." Ajak Zion yang sudah tak tahan lagi berdiri menghadap tiang bendera.

"KUY." Jawab mereka kompak. Mereka pun meninggalkan hukuman mereka begitu saja, dan memutuskan untuk beristirahat di kantin.

Dari kejauhan terlihat seorang perempuan yang tak sengaja melihat dan mendengar pembicaraan mereka. Ia merasa kesal karena mereka bertiga tidak menyelesaikan hukuman nya. Perempuan tersebut pun terus menatap kepergian Mereka, lalu bergumam.

"Dasar anak anak nakal!!." Gumam nya, lalu ia pun mengikuti kemana Arba dan teman temannya pergi.

...----------------...

Sesampainya di kantin.

Arba, Zion dan Jeje. Kini sedang nongkrong di kantin sembari bermain game di handphone nya.

Tanpa mereka sadari ada seorang perempuan yang menghampiri mereka, dan dengan tiba tiba membuat mereka semua kaget dengan kedatangan nya.

"Bangke lu, Je. Main yang serius dong, Kalah mulu nih kita." Ucap Arba yang kesal karena selalu kalah jika bermain game dengan Jeje.

"Gua udah serius, Ar. Game nya aja yang burik." Jawab Jeje yang malah menyalahkan game nya yang jelek, padahal dia nya yang belum hebat bermain.

"Muka lu tuh yang burik, malah game nya yang lu salain, udah, maen basket aja lu Sono!!." Ucap Zion yang tak terima game yang mereka mainkan di bilang jelek oleh Jeje.

"WOY!!," Teriak perempuan tersebut sembari memukul meja yang kini Arba dan teman teman nya tempati.

"Sape lu, baru datang marah marah?!!." Kesal Zion sembari menatap perempuan tersebut tidak suka.

"Lu pada anak baru udah belagu ye. Nih sekolah guna nya buat mendidik bukan buat main main. main lari aja dari hukuman, Selesain dulu hukuman kalian!!." Ucap perempuan tersebut yang terkesan sangat galak, sembari menatap mereka bertiga dengan tatapan yang sama persis seperti pak Niko.

"Galak bet anjir, Udah kek macan tutul." Bisik Zion pada kedua sahabatnya, sembari sekilas melirik ke arah si perempuan.

"gak cocok, Macan tuyul gimana?." bisik Jeje yang bercanda.

"Pake sempak dong macan nya." bisik Arba yang meladeni candaan mereka.

"HAHAHA." Tawa mereka lepas, tanpa memperdulikan perempuan yang ada di depan nya, yang kini menatap mereka bertiga dengan tatapan tajam.

"Ketawa lu pada ye. Gua cepuin ke pak Niko baru tau rasa lu pada!" Ancam perempuan tersebut yang membuat mereka bertiga langsung berhenti tertawa dan langsung menatap Liza.

"Lu siapa sih, rese bet anjir." Ucap Zion yang sudah mulai kesal karena perempuan tersebut terus menganggu mereka menurut nya.

"Liza gua. Ape lu, gak seneng bilang?!!." Jawab Liza dengan wajah ganas nya yang membuat siapa saja langsung lari, kecuali mereka bertiga.

"Iyee, gua gak seneng. Karena lu udah ganggu waktu kita buat Mabar!!." Ucap Zion dengan jujur dan berani sembari menatap Liza dengan wajah kesal nya yang sangat terlihat sangat tidak suka dengan kedatangan Liza.

"Oke, fine. Gak masalah, tapi tetap Gua cepuin kalian semua." Jawab Liza lalu berniat ingin pergi, namun tangan nya sudah di tarik oleh Arba. Hingga ia terjatuh ke pangkuan Arba, karena tak sengaja Arba terlalu kuat menarik tangan Liza.

"Cabul lu Bangs*t!!." Ucap Liza yang langsung berdiri dari pangkuan Arba.

"Pikiran lu tuh yang cabul, Orang gua gak sengaja!." Jawab Arba sembari ikut berdiri dari duduk nya.

"Gua gak mau tau. Pokoknya kalian selesain hukuman kalian sekarang. Kalo gak, siap siap aja di panggil ke ruang BK!" Ancam Liza lalu pergi meninggalkan mereka bertiga begitu saja.

"Gila kali tu cewek, emang dia siapa ngatur ngatur kita." Ucap Jeje sembari melihat kepergian Liza yang sudah lumayan jauh. I sangat tidak suka di atur atur, apalagi oleh perempuan yang tidak ia kenal.

"Dia bakal jadi cewek gua. Udah lah, ayo kita kembali ke lapangan. Dari pada kita di panggil ke ruang BK." Jawab Arba dengan santai lalu mengajak kedua sahabatnya kembali ke lapangan untuk menyelesaikan hukuman nya.

Jeje dan Zion sangat shock mendengar ucapan Arba yang menyatakan bahwa Liza akan menjadi pacar nya.

"HA?!." Ucap Jeje dan Zion kompak, sembari menatap Arba tak percaya.

to be continued~~~

Hi para pembaca maupun penulis yang baca novel ini. Author ingin minta tolong sama kalian, jangan bosan bosan ya sama cerita nya, author usahain buat alur yang seru untuk kalian. Jika di tanya alasan. Author pengen banget masuk 40 bab terbaik, jadi author harus menjaga para pembaca agar tetap ngikutin sampe bab akhir. author sangat berharap kalian bisa menjadi pembaca setia. Author sangat berterima kasih kepada kalian yang selalu setia membaca setiap bab nya 🥰🙏🏻

Aku author Tanz >⁠.⁠<

Sekian, terima kasih 🙏🏻

See you tomorrow, my bestyyyy 👋🏻

1
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Silver🦭
Gak ngaruh sogokan mu/Joyful/
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Silver🦭
bingung gk tuh kasir nya
Tanz>⁠.⁠<: udah sampe bab 32 kak 🥰

kalo bab baru, entah kenapa lagi gak semangat nulis 😁🙏🏻
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Silver🦭: bab baru mana/CoolGuy/
total 3 replies
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Silver🦭
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
ora
/Rose//Rose/3iklan untuk Kakak.....
ora: Masama🥰
Tanz>⁠.⁠<: makasih banyak kak 🥰
total 2 replies
ora
Kasihan Liza. Cowok yang nyukain dia pada nggak waras😂🤣🤣🤣
Tanz>⁠.⁠<: udah gila cinta mereka 🤣🤣
total 1 replies
ora
Maksudnya mau tetap ngejar Liza, atau ngejadiin Liza musuhnya kayak Arba?
ora: Wah ..., yokk yang gentle Rafa. Habis di tolak jangan malah musuhin🤭🤪
Tanz>⁠.⁠<: ehem, kita liat aja nanti kak 🤭🤭
total 2 replies
ora
Ini Rafa, bukan Zion kan Kak?
Kenapa Zionku tiba-tiba nongol?😂
Tanz>⁠.⁠<: waduh, maafkan lah aku yang salah nama 😁🙏🏻
total 1 replies
ora
Enggak. Liza hanya milik Arba🤭🤣🤣🤣
ora
🥱🥱🥱 Lagi ngegombal nih ceritanya😌
Tanz>⁠.⁠<: begitulah 😌
total 1 replies
ora
Bagus dong Ar. Jadi orang jujur kok heran🤦‍♀️🤣
ora: 🤣🤣🤣🤣🤣
Tanz>⁠.⁠<: tapi jujur kali bahaya kak 🤭🤣
total 2 replies
ora
Wah, Tante Anita suhu nya dalam mengejar kah🤔🤣
Tanz>⁠.⁠<: seperti di masa muda begitu 🤭🤣
total 1 replies
ora
Owh ..., aku kira🤭
Tanz>⁠.⁠<: kek nya Liza gak tega kalo langsung tolak 🤭
ora: Ya, tadi. Aku kira kode di tolak🤭
total 3 replies
ora
Kode apa? Kode kalau mau di tolak?🧐😂
Tanz>⁠.⁠<: Tante Anita: nanti galau lagi sih Arba 🤭
ora: Menyampaikan pendapat Tante/Grievance//Joyful/
total 3 replies
ora
Ternyata jujur kalau lagi galau😆
ora
Lagi galau Tante/Grievance/
ora
🤣🤣🤣Kan emang nggak punya rumah. Yang punya rumah orang tuanya🤭✌️✌️✌️
Tanz>⁠.⁠<: waduh, seorang Arba bisa begitu, agak sulit ya 🤭
ora: Iya. Sampai Arba mapan dan bisa beli rumah sendiri hasil keringatnya. Arba tinggal di rumah orang tuanya, bukan rumahnya😁
total 3 replies
ora
Sangat kekanakan🤪🤪😝
ora
/Rose//Rose/ untuk Arba yang lagi galau🥺
ora: Masama kak🥰
Tanz>⁠.⁠<: makasih banyak kak 😌
total 2 replies
ora
Apa, apa? Liza nggak suka sikap yang kekanakan. Tapi sekarang kamu malah kekanakan banget sikapnya.

Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
ora
Apa, apa? Liza nggak suka sikap yang kekanakan. Tapi sekarang kamu malah kekanakan banget sikapnya.

Jangan gitu lah Ar. Kasihan Bunda mu sama dua teman mu yang sayang sama kamu🥰🤗
Tanz>⁠.⁠<: 👻: tak mau tak mau~~
ora: Ayo setan, keluar dari tubuhnya Arba dong🥹🤣
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!