"Gak Aluna!! Aku akan mengakhiri hubungan adik kakak ini dan kita bisa bersama selamanya!!" ucap Raka sambil memegang tangan Aluna
"Tapi aku tidak menyukai kakak!!!"
Mendengar hal itu membuat Raka langsung melepaskan genggamannya dan menatap Aluna
"Apa yang kamu bilang?? Kamu gak menyukai ku?? Gak mungkin!! Kamu jelas-jelas menyukai ku!!"
Aluna kembali menggelengkan kepalanya karena dia memang tidak mengetahui perasaannya kepada Raka adalah perasaan cinta atau perasaan sayang sebagai kakak. Karena dia belum pernah membayangkan jika Raka akan mencintainya bukan sebagai seorang adik tapi cinta sebagai kekasih.
Mau tahu kelanjutannya ayo baca sekarang 🤗
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pramita rosiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 3
...****************...
Keesokan harinya terlihat Aluna sedang bersiap untuk berangkat ke sekolah, dia menggunakan seragam sekolah lalu dibalut dengan sweater hitam. Rambutnya yang panjang dia gulung sampai terlihat rapi lalu sentuhan akhir adalah parfum rasa bunga yang menyegarkan.
"Semangat Aluna" ucapnya di depan cermin lalu berjalan keluar untuk sarapan.
Sementara itu di meja makan sudah ada mama dan juga Raka yang sedang sarapan. Melihat itu Aluna langsung duduk dengan diam dan tidak berani membuat suara karena dia tahu jika Raka tidak suka dengan suara ribut dan mamanya juga sangat tegas tentang aturan di meja makan.
Keheningan hilang setelah sang mama membuka suara saat berbicara dengan Raka
"Raka sayang, apa semua buku pelajaran hari sudah dibawa?"
"Emm"
"Baguslah, oh iya kemarin papa telepon dan mengatakan jika besok malam papa akan pulang jadi besok kamu jangan keluar rumah ya!"
"Papa pulang besok?" tanya Raka kepada sang mama
"Iya sayang, papa pulang besok karena pekerjaan di Jepang sudah selesai"
"Apa kita akan menjemput papa ke bandara?"
"Aluna mau ikut ma,," potong Aluna saat Raka sedang bertanya kepada mamanya dan hal itu membuat sang mama langsung terlihat kesal
"Kamu ini, bisa tidak jangan memotong pembicaraan orang lain? Kamu itu sudah remaja jadi belajar etika berbicara!!" ucap sang mama yang membuat Aluna merasa bersalah karena sudah memotong pembicaraan mereka. Namun Aluna juga tidak sengaja melakukan hal itu, sebab dia sangat merindukan sang papa yabg sudah 1 bulan pergi ke Jepang untuk urusan bisnis. Jadi ketika dia mendengar kabar tentang sang papa, tentu Aluna sangat senang dan tidak bersabar untuk bertemu.
"Maaf ma, Aluna salah" ucap Aluna sambil menundukkan kepalanya
"Makanya dengerin dulu!, awas aja kamu kayak gitu nanti mama akan kasih kamu hukuman"
"Emm iya ma, Aluna tidak akan melakukannya lagi"
"Ma,,," panggil Raka karena merasa pertanyaannya belum dijawab
"Iya sayang,,, apa kamu katakan tadi?"
"Aku tanya apa perlu kita menjemput papa di bandara?"
"Ohh,, tidak perlu sayang. Kata papa cukup suruh sopir saja yang menjemputnya dan kita akan makan malam bersama untuk menyambut kepulangan papa"
"Ohhh baiklah, kalau begitu aku berangkat dulu ma. Udah mau telat"
"Iya sayang, hati-hati ya"
Aluna yang melihat Raka akan berangkat langsung berdiri dan berjalan mengikutinya di belakang. Namum belum sempat dia pergi, tangannya langsung di pegang oleh sang mama.
"Ada apa ma?"
"Dengar ya Aluna, jangan membuat masalah apapun saat kamu berangkat sekolah dengan Raka!. Awas saja kalau sampai mama dengar kamu membuat masalah yang membuat prestasi belajar Raka terganggu maka mama tidak akan mengampuni kamu"
"Eemm iya ma, mama tenang saja. Aluna tidak akan membuat masalah yang akan membuat Kak Raka menjadi susah" ucap Aluna dengan takut
"Baguslah kalau kamu mengerti, tapi awas saja kalau kamu berbohong"
Setelah mengatakan hal itu, Aluna langsung berlari menuju mobil yang akan digunakan untuk mengantar Aluna dan Raka ke sekolah. Aluna dan Raka memang berada di sekolah yang sama yaitu di SMA Nusa Bakti, namun Aluna dan Raka berada di kelas yang berbeda.
Raka berada di kelas 12A karena Raka adalah siswa berprestasi dan kebanyakan siswa yang masuk ke kelas 12A adalah siswa pintar dan sering mewakili sekolah dalam berbagai lomba. Selain itu Raka juga sangat menawan sehingga membuat para siswa perempuan banyak yang jatuh hati tapi dari banyaknya siswa perempuan yang menyatakan cinta padanya, hanya satu perempuan yang berhasil menjadi kekasihnya. Orang itu adalah Bella, siswi cantik yang satu kelas dengan Raka dan pernah menjadi kekasihnya saat berada di kelas 10.
Mereka putus setelah 3 bulan berpacaran dan yang memutuskan adalah Raka dan tidak ada yang tahu alasannya kenapa mereka bisa putus. Namun walaupun sudah putus, tapi Bella tidak pernah menyerah untuk dapat balikan dengan Raka walau hasilnya selalu gagal. Dengan kepintaran dan juga ketampanannya membuat Raka menjadi cowok populer No 1.
Sementara Aluna berada di kelas 12C yang termasuk pada kelas sedang karena semua siswa yang ada di kelas itu memiliki kemampuan yang relatif sama tidak terlalu rendah dan tidak terlalu tinggi. Aluna termasuk di dalamnya dan walaupun nilainya tidak sebagus Raka tapi dia juga tidak berada dalam kategori rendah. Namun dia tidak pernah berprestasi dalam bidang akademik, walaupun begitu Aluna sangat berbakat dalam bidang seni lukis dan gambar karena saat berada di kelas 11 dia pernah mewakili sekolah dalam lomba melukis walaupun baru mendapatkan juara 3.
Bagi Aluna itu adalah prestasi yang sangat luar biasa karena dia melakukannya dengan penuh gembira dan sesuai dengan bakat yang dia miliki, walaupun papa dan mamanya tidak senang dengan hal itu karena menganggap jika melukis tidak akan pernah sukses.
"Lo gak naik?" ucap Raka yang sudah berada di dalam mobil sambil memainkan tabletnya
"Hahhh, ehh maaf kak. Aluna naik sekarang" ucap Aluna dengan nafas yang masih ngos-ngosan.
"Dasar lambat, lo mau gue telat ya?"
"Maaf kak, tadi Aluna masih mengurus sesuatu"
"Alasan,, Ayo Pak sopir kita berangkat!"
"Baik tuan muda,,"
Akhirnya mereka berdua berangkat bersama ke sekolah seperti biasa, walaupun Raka menunjukkan sifat dingin terhadap Aluna tapi dia tidak pernah menyakiti Aluna secara fisik. Bagaimanpun mereka berdua adalah kakak adik dan orang-orang juga sudah mengetahuinya jadi tidak ada alasan bagi Raka ataupun Aluna untuk menutupi hal itu. Walaupun Raka tidak terlalu suka karena dia selalu mengabaikan Aluna dan tidak peduli dengannya. Sementara Aluna juga tidak berani terhadap Raka karena dia tahu Raka tidak menyukainya dan tidak mau dianggap kakak adik di sekolah, sehingga sebisa mungkin dia akan selalu menghindar dari pandangan sang kakak.
Seperti biasa di dalam mobil hanya ada keheningan dengan Raka yang sibuk dengan tabletnya dan Aluna yang sibuk dengan gambarnya. Keduanya memiliki dunia yang berbeda dan tidak memerlukan interaksi apapun dan orang-orang juga mengetahuinya.
Namun ketika berada di lampu merah, secara tidak sengaja sebuah pengendara motor yang tidak sabaran malah menabrak pejalan kaki yang sedang lewat sehingga membuat mobil mereka tidak bisa maju.
"Ada apa pak sopir??" tanya Raka
"Ini Tuan, ada pengendara motor yang ugal-ugalan dan menabrak seseorang pejalan kaki"
"Uhhh dasar bodoh, jaman sekarang masih ada aja orang seperti itu. Mengganggu saja!" ucap Raka yang terlihat kesal
Sementara Aluna melihat dari kaca mobil jika pemotor yang menabrak pejalan kaki itu terlihat tidak peduli dengan korban yang sudah terjatuh di aspal. Aluna yang polos merasa tidak tega dan memutuskan untuk keluar dari mobil dan membantu pejalan kaki itu.
Bersambung