***^^ Cerita ini adalah kisah nyata. Nama tempat dan tokoh dalam cerita hanya samaran semata serta ada tambahan-tambahan bumbu di dalamnya. Selamat membaca 🤗🤗 ***^^
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ~ Dewi KEGELAPAN ~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23.
" Yul, bukankah itu suami kamu." Ucap Vika, dia menatap ke arah laki-laki dan perempuan yang duduk membelakangi mereka.
" Hah, mana ? " dengan cepat Yulia menoleh ke arah yang di maksud oleh sahabatnya. Dia mendak shock melihat suaminya duduk mesra dengan seorang wanita.
" Mas Rama.." Geram Yulia. Matanya terus melihat ke arah pasangan yang duduk dengan jarak beberapa meja dari tempatnya.
Posisi duduk suami dan teman wanitanya membelakangi Yulia dan kedua sahabatnya, jadi Rama tidak tau kalau istrinya juga ada di sini.
" Mesra sekali kayanya mereka itu, kamu an suamimu gak ada masalah apa-apa kan ?, " Bisik Vindi ikut melihat kedepannya, terlihat si wanita ingin terus menempel pada sang laki-laki , namun sang laki-laki hanya diam saja.
" Sebenarnya, aku sudah curiga sama suamiku sejak pagi, karna tiba-tiba di kerah kemejanya ada noda bekas lipstik. Pas aku tanya, dia menjawab katanya itu bekas karyawan yang gak sengaja menempelkannya, pas mereka mengalami gangguan lift saat di dalam. Menurut kalian, kata-katanya bisa di percaya atau nggak ?" Tanya Yulia sembari melihat ke arah dua sahabatnya.
" Ya bisa saja apa yang di katakannya itu benar Yul, jangan asal curiga dulu. " Tutur Vindi. Sedangkan Vika hanya mengangguk saja, sebagai pertanda ia juga setuju dengan kata-kata Vindi.
" Tapi kalau sekarang ?" Tanya kirana, ia menatap kembali ke ke arah pasangan yang ada di depannya. Tampak berbicara akrab sekali. entah apa yang mereka berdua bicarakan.
" Coba kamu telpon dia dulu, kamu tanya dia ada di mana. Jujur gak dia sama kamu." Tiba-tiba muncul ide yang brilian dari dalam otak Vika.
" Yulia mengambil ponsel dari saku celana Jins bagian samping, karna tadi dia dalam keadaan yang melarikan diri, jadi dia tidak sempat membawa tas selempangnya yang ada di kamarnya. Yulia mulai mencari nama sang suami di ponselnya. setelah ketemu, dia mulai melakukan pangilan Vidio.
" Aku Vidio Call, coba berani ngangkat apa nggak. " Bisik Yulia, sedangkan kedua sahabatnya hanya mengacungkan jempol, pertanda setuju dengan ide Yulia.
Ponsel sang suami beberapa kali berdering, tapi Rama tak kunjung mengangkatnya. Membuat Yulia kesal, ingin sekali menghampiri mereka lalu menghajarnya. tapi atas dasar apa ? Bisa saja mereka hanya makan biasa sembari menunggu kliennya datang.
Karena kesal, Yulia mengirim pesan kepada suaminya.
" Kenapa nggak angkat Video call dariku, apa takut permainan mu terbongkar ?," begitulah bunyi pesan yang baru saja di kirim oleh Yulia.
Tak lama pesan yang di kirim oleh Yulia sudah ceklis biru, pertanda bahwa pesannya sudah di baca.
Ting.
Terdengar balasan pesan masuk, Yulia pun segera membuka aplikasi hijaunya.
" << Apa maksud kamu sayang, Aku nggak tau kamu Video call. ini aku sedang meeting >> " Balas Rama.
Yulia menunjukkan balasan pesan dari suaminya, kepada dua sahabatnya. Dan reaksi dari kedua sahabatnya itu tentu saja melongo heran. wah..mencurigakan.
" << Meting,,? >>" Yulia kembali mengirimkan balasannya.
Matanya terus mengawasi kedua manusia yang tampak saling mendekat itu, mungkin Rama sedang menunjukkan chat dari Yulia kepada teman wanitanya.
" << Iya sayang. nanti aku Video call ya, jika sudah selesai meeting. >> " Balas Rama lagi.
" << Meeting di luar apa di kantor ?, >> "
"<< Ini di luar sayang. di sebuah Cafe, hanya saja aku gak enak ama klein, sudah dulu ya, nanti aku Video call. Love you >>"
Biarpun ada emoji hati di akhir chat Rama, tapi tak membuatnya senang seperti biasa. Justru membuatnya muak dan kesal karna merasa telah di bohongi.
"Rupanya dia mau main-main sama aku. Heh!! " Ucap Yulia dalam hati.
Yulia mengambil gambar mereka dari belakang, dan mengirimnya pada Rama. Bertepatan dengan itu, pesanan mereka pun datang, namun Yulia sudah tidak berselera lagi untuk makan. Ia hanya mengaduk-ngaduk nasi goreng yang biasanya sangat di sukainya itu.
" Istri kamu sayang ?," Tanya Silvia kepada kekasihnya sekaligus atasannya itu.
"Jangan memanggilku seperti itu, jika kita sedang di kalayak umum. " Kesal Rama, Wanita itu selalu menempel meskipun di keramaian. Dan itu membuat Rama khawatir, jika perselingkuhan mereka terbongkar, itu bisa membuat dia kehilangan pekerjaannya.
" Kenapa sih, nggak ada orang juga. Istri kamu kenapa posesif sekali." Kesal Sivia, mereka memang menunggu klein untuk meeting, sayangnya mereka tidak jadi datang, dan memundurkan jadwal meetingnya.
" Karena istriku sangat mencintaiku, makanya dia cemburu. " Ucap Rama. entah kenapa, sudah beberapa hari ini, Rama terlihat males meladeni Silvia, wanita itu tidak seperti dulu lagi. Kalau dulu dia anggun, lembut serta tak banyak bicara. Namun sekarang, wanita itu berubah jadi cerewet, posesif, serta selalu ingin menempeli dirinya seakan tidak tau tempat.
" Huh ! Cinta tidak seperti itu, mungkin karena istrimu kampungan dan kurang cantik, makanya dia tidak percaya diri. " Ejek Silvia
" Jangan sembarangan kamu, istriku sangat cantik. Bahkan dia lebih cantik dan jauh lebih muda dari kamu. Dan asal kamu tau, aku orang pertama yang menyentuhnya tau. !! " Sergah Rama, entah mengapa dia jadi mendadak tidak respek dengan kekasihnya ini, apa lagi mendengar dia menjelek-jelekkan istrinya, membuat dia semakin tidak respek saja.
" Huh,!! Cantikan juga aku kemana-mana. " Ujar Silvia bangga sembari menegakkan duduknya. Tak lama pesanan mereka datang, keduanya pun melahap makanan mereka masing-masing.
Sementara itu di belakang, Yulia dan kedua sahabatnya terus mengawasi keduanya. Tidak ada yang mencurigakan, hanya saja kenapa Rama harus berbohong padanya. Mengatakan meeting segala. padahal pada kenyataannya, suaminya itu sedang makan bersama perempuan lain.
" Mereka nggak ngapa-ngapain Yul. " Bisik Vika, sambil melahap makanan yang ada di depannya.
" Iya sih, tapi kenapa harus bohong ya, " kesal Yulia, apalagi Foto yang ia kirim belum di buka juga oleh suaminya.
" Mungkin dia tak mau membuat kamu marah, kalau jujur sedang bersama wanita lain. " Vindi ikut menimpali.
" Mungkin juga, tapi tetap saja aku kesal. " jawab Yulia, ia mengetuk-ngetukkan sendoknya pada tepian piring. Sehingga membuat beberapa orang di sekitarnya menoleh ke arah mereka.
Rama juga menoleh kebelakang, dan seketika dia keget melihat Yulia yang tengah melotot ke arahnya.
Seketika wajah Rama mendadak pucat, ia meneguk salivanya sendiri. Dia juga terlihat menggaruk tengkuknya yang sama sekali tidak gatal.
" Sayang,.." Lirih Rama, seketika dia bangun dari duduknya, dan menghampiri sang istri, meskipun tampak ada keraguan dari sorot matanya.
Dia tadi tidak sengaja membuka chat terakhir dari Yulia, saat istrinya itu mengirim sebuah foto dua orang yang sedang membelakanginya, dan betapa kagetnya Rama setelah tau itu adalah foto dirinya bersama sang kekasih.
" Sayang,," Lirih Rama, dia tersenyum manis.
" Hai sayang, lagi meeting ya. " Yulia tersenyum sangat manis kepada sang suami, tapi bagi Rama itu adalah sebuah ancaman.
" Iya sayang, tadi sebenarnya mau meeting. Tapi klien kita mendadak batal datang. Maaf ya," Ucap Rama dengan penuh rasa bersalahnya.
" Kenapa harus Bohong, ?" kesal Yulia, Dia menatap benci ke arah suaminya.
"Aku gak mau kamu marah dan cemburu sayang. "
" Oh, jadi aku nggak boleh cemburu gitu,?. Ok jika itu mau kamu, mulai saat ini aku gak akan perduli kamu mau berbuat apa saja,, Terserah. !!. " Kesal Yulia. Dia menatap ke arah Rama yang terlihat seperti terhenyak.
Rama mendekat ke arah sang istri, sedangkan Vika dan Vindi merasa tidak enak menyaksikan perdebatan suami istri itu. Mereka memilih pamit ke toilet secara bersamaan.
" Yul, kami pamit ke toilet dulu ya. " Pamit Vindi.
" Iya. " Jawab Yulia.
Setelah itu mereka pun mulai bangkit, dan pergi meninggalkan sepasang suami istri yang tengah berdebat itu.
Rama duduk di samping istrinya, dia berusaha meraih tangan Yulia. namun, Yulia segera menepisnya dengan kasar.
" Sayang, bukan seperti itu maksudku. "
" Terserah kamu saja lah, aku nggak peduli. " Yulia kembali melanjutkan sarapannya, yang tadi sempat tertunda.
" Aku bukan tidak ingin kamu cemburui. hanya saja, antara Aku dan Silvia tidak mempunyai hubungan apa-apa. Kita kesini untuk urusan kantor sayang. " Ucap Rama dengan lembut, dia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya, kalau Silvia itu adalah kekasihnya. Lagian, dia juga akan segera meng'akhiri hubungannya dengan wanita itu. dia memutuskan untuk setia kepada istrinya, dan demi karirnya juga.
" Aku paling tidak suka di bohongi. " Sinis Yulia.
"Maafkan aku sayang." Rama benar-benar menyesal telah menduakan istrinya, Yulia wanita yang baik dan penuh perhatian, tidak sepantasnya dia menyakitinya.
" Sudah lah sayang, jika istrimu tidak mau mendengar penjelasan dari kamu. Tak perlu kamu capek-capek membujuk wanita kampung itu ." Tiba-tiba Silvia datang dengan mulut pedasnya dan menambah keruh suasana.