Namaku Vira, seorang ibu dengan dua balita. Aku bekerja di sebuah rumah sakit swasta. Ritme kerjaku tentu berbeda dengan ritme kerja suami yang seorang pegawai sebuah bank.
Sering jika aku tinggal dinas malam, anak-anak kutitipkan pada ibu mertua dengan alasan suami tak ingin direpotkan saat berangkat kerja keesokan hari karena aku belum pulang.
Pembawaanku yang supel dan ramah pada siapa saja, kadang disalah artikan.
Hingga ada seorang teman kerja sebut saja namanya Jonathan dengan jujur mengatakan kalau dia suka padaku. Segala macam cara dia lakukan untuk merengkuh hatiku.
Apa yang terjadi berikutnya? Lanjut baca di part demi part ya guyssss.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Moena Elsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kedatangan Suami
Vira memutuskan balik ke rumah sebelum berangkat jaga malam karena ada sesuatu yang ketinggalan.
Vira memarkirkan mobil di depan gerbang.
Toh tak akan lama, Vira mau berangkat lagi. Makanya Vira memutuskan tak parkir dalam garasi.
Vira buru-buru buka kunci pintu utama. Karena gelap Vira menyalakan lampu ruang tamu.
Vira membelalakkan matanya lebar.
"Maassssss....," Vira berlari keluar. Syok dengan apa yang dilihatnya.
Teddy mengejar Vira.
"Sayang, ini tak seperti yang kamu lihat," Teddy meraih tangan Vira.
"Apa yang mau kamu jelaskan Mas? Mas jahat," Vira tergugu.
"Aku sama Daniel tak melakukan apapun," ucap Teddy.
"Mas, semakin kamu menjelaskan. Semakin aku tak percaya," kata Vira. Dalam gelap-gelapan meniup debu? Bullshit.
Vira melihat Teddy sedang mencium bibir Daniel.
"Sayang, aku tuh meniup debu yang masuk ke mata Daniel," Teddy mesih berusaha menjelaskan.
"Aku kecewa sama kamu mas," Vira masuk mobil. Dan mesin mobil sudah dinyalakan. Tapi Teddy masuk dan duduk di samping Vira.
"Keluar mas. Aku mau kerja," kata Vira.
"Aku anterin," timpal Teddy.
"Tidak usah," tolak Vira dengan rasa marah membuncah.
"No, akan bahaya jika kamu bawa mobil dengan emosi begini," larang Teddy.
"Mas, keluar!" teriak Vira.
Teddy mengalah.
Vira menginjak pedal gas dalam untuk meluapkan emosi.
Bisa-bisanya Teddy berduaan dengan Daniel di rumah, gelap-gelapan pula. Terus pakai alasan lembur pula.
"Kamu jahat mas. Jahaaatttt....," teriak Vira dengan derai air mata.
Vira memukul keras kemudi mobil hingga membunyikan klakson mobil cukup lama.
"Heiiii.... Kira-kira dong," umpat pengendara sepeda motor di samping mobil Vira.
"Kita nggak tuli kali," omel yang lain.
"Ma... Maaf," hanya itu yang bisa diucapkan Vira.
Jam masih menunjukkan dua puluh tiga puluh. Masih ada tiga puluh menit lagi jam kerja Vira.
Vira menepikan laju mobil. Di sana Vira meluapkan emosi dengan menangis sepuasnya. Kedua matanya sembab.
Kesetiaan selama lima tahun menikah dan dua tahun pacaran, tak dianggap sedikitpun oleh Teddy.
"Kenapa harus dia mas? Kenapa?" Vira tak habis pikir jika suaminya berhubungan dengan sahabatnya itu.
Vira teringat akan nomor ponsel yang mengiriminya pesan tadi siang.
"Siapa dia? Apa dia tahu semua?" gumam Vira bermonolog.
Ponsel Vira berdering.
Ada nama 'my husband' calling.
Vira mereject panggilan dan mematikan ponselnya.
Ingin rasanya menolak kenyataan saat ini. Vira berharap dirinya keliru.
.
Vira masuk ke ruang IGD dengan mata sembab dan merah.
"Kenapa mata lo? Sakit atau karena menangis seharian?" sambut Jonathan.
Vira diam tak menjawab.
Suasana hatinya masih belum balik sepenuhnya.
Vira menaruh tas dalam loker.
"Bukannya lo libur?" kata Rena menghampiri. Rena juga baru datang.
"Operan yuk," ajak Vira dan bukannya menjawab pertanyaan Rena.
"Siapa saja yang jaga malam nih?" seru dokter Jo.
Semua yang jaga malam mengangkat tangan.
"Bersiaplah! Habis ini kita akan kedatangan pasien post kecelakaan," kata dokter Jo.
"Bukannya kita sudah sering terima pasien dengan kasus itu dok?" tukas Rena.
"Betul. Tapi kali ini berbeda. Karena korbannya puluhan orang," lanjut dokter Jo menjelaskan.
"Alamat begadang sepanjang malam nih," tanggap Rena.
"Demi kemanusiaan cin," timpal Vira.
"Semoga saja hasilnya berbanding lurus dengan kerja kita ya," harap Rena.
"Aamiin," balas Vira.
"Lo tau nggak, waktunya bayar ujian akhir nih," bisik Rena yang saat ini sedang ambil kuliah lagi.
"Kalian ini mau nggosip atau kerja?" tegur dokter Jo.
"Dua-duanya dok," ucap Rena.
"Vir, ikut gue," ajak Jonathan.
"Ngapain?" tanya Vira.
"Bentar doang," Jonathan melangkah menuju ruang jaga dokter yang disediakan pihak rumah sakit.
"Hati-hati Vir. Takutnya dimangsa loh sama dokter Jo," canda Rena.
"Emang gue singa," balas dokter Jo.
"Kali aja lihat wajah segar begini dokter berubah jadi hewan buas" olok Rena sambil terkekeh. Vira ikutan tersenyum.
Bercanda dengan teman kantor sedikit banyak membuat Vira melupakan masalahnya.
Vira mengikuti langkah Jonathan.
"Kamu ada masalah?" pertanyaan Jonathan membuat Vira terkesiap.
"Nggak ada," jawab Vira sesaat setelah blank.
"Vira, gue akan selalu ada waktu buat denger keluh kesah kamu," kata Jonathan.
"Dok, selama ini aku masih menghormati dokter sebagai rekan kerja. Kalau untuk pribadi, aku rasa bukan kapasitas dokter," jawab Vira.
Vira balik kanan hendak keluar ruangan tapi keburu dihalangi oleh Jonathan.
"Vira, aku care sama kamu," ulas Jonathan.
"Dok, perlu berapa kali saya bilang. Aku ini wanita bersuami," ucap Vira.
"I know. Tapi aku cinta kamu Vira," lanjut Jonathan.
"Anda salah dok," Vira menepis genggaman tangan Jonathan.
"Tak ada yang salah dengan cinta. Cuman gue telat aja, keduluan sama Teddy. Suami kamu," entah berapa kali dokter Jonathan mengatakan itu. Vira sampai lupa menghitungnya.
"Jujur Vira. Lo ada problem kan sekarang?" telisik Jonathan dengan menatap wajah Vira lekat.
Vira tak berani membalas tatapan Jonathan.
"Vira," panggil Jonathan.
"Tak ada dok," Vira keluar ruangan Jonathan tergesa. Vira tak ingin ketahuan kalau dirinya memang sedang ada masalah.
"Kenapa lo? Muka ditekuk aja," sambut Rena yang duduk di nurse station.
Vira diam.
"Diapain lo sama dokter Jo? Wah, ada yang nggak beres nih," Rena beranjak hendak ke ruangan Jonathan tapi ditahan oleh Vira.
"Nggak ada Ren, masalah kerjaan aja," alibi Vira.
"Issshhhh, kita semua di ruangan ini tahu kali Vir. Kalau dokter Jonathan itu suka sama kamu," ucap Rena.
"Siapa yang suka sama istriku?" Teddy datang menghampiri.
"Wah... Wah... Suami kamu tuh," kata Rena.
"Tumben Om Ted nyusul?" sambut Rena.
"Kangen sama istri nih, ditinggalin jaga malam mulu," balas Teddy terkekeh. Vira tak ada ekspresi.
"Jadi meleleh gue. Udah tampan, sayang istri... Apalagi ya? Setia, perhatian," puji Rena untuk Teddy.
"Terus kapan giliran gue dapat beginian ya Vir?" kata Rena yang masih single itu.
"Sayang, bisa ganggu waktunya sebentar?" tatap seirus Teddy ke arah sang istri.
"Aku sibuk," jawab Vira ketus.
"Belum sibuk Om Ted. Pasien kecelakaan belum datang kok," sela Rena sambil nyengir kuda dan pelototan Vira pun Rena dapatkan.
Sebagai seorang dewasa, Rena tahu jika pasangan di depannya itu sedang ada masalah. Tapi dia tak ingin ikut campur.
"Bentar aja sayang," Teddy menggandeng tangan sang istri untuk diajak bicara.
Di ujung lorong, Jonathan menatap sinis kedua orang itu.
"Kenapa lo bisa jatuh cinta sama orang macam dia Vira?" gumam Jonathan bermonolog.
🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻
apa kabar dgn Teddy ?
turuti saja apa kata Jonathan itu Vira,masak kamu gk tahu maksud dari Andreas.
jangan2 yg ditabrak Vira dr.Jo
thanks 🥰
bener apa kata Vano, pasti nama Vira sudah diblacklist jadi gk bisa diterima di rs manapun
dan sakitmu ini karena hubungan acdc mu selama ini Teddy.
Teddy sudah dalam kendali Daniel.
Ayo Vira ngomong jujur ke orangtua Teddy tentang statusmu, jangan ditutup2i