NovelToon NovelToon
Belenggu Cinta Mafia Depresi

Belenggu Cinta Mafia Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / Cinta Paksa / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:5.2k
Nilai: 5
Nama Author: AdlanAdam

Arsen pria tampan berusia 33 tahun, akibat kekejaman ayahnya, membuat dia memiliki kepribadian kejam.


Dan ya jika dia mendengar nama sang ayah disebut, maka dia akan mengeluarkan sisi gelapnya, dengan menghukum diri sendiri dan juga orang sekitarnya.


Adelia putri, wanita sederhana, harus mengurus ibunya yang sakit-sakitan akibat perbuatan ayahnya.

Dimana sang ayah lebih memilih pergi bersama dengan wanita lain, hanya karena wanita itu memiliki segalanya.

Bagaimana kehidupan Arsen dan juga Adelia, mari kita ikuti kisah selengkapnya di bab-bab berikutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AdlanAdam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BCMD: Bab 3

Tidak terasa kini malam pun sudah berlalu, dan kini sudah berganti dengan pagi hari, dimana pagi ini terlihat sangat cerah, tapi tidak secercah hati seorang wanita cantik, yang di sibukan dengan pekerjaan paginya.

Ya kini di sebuah rumah yang sederhana, terdapat seorang gadis yang sedang sibuk masak di dapur sederhananya, karena dia ingin menyiapkan sarapan pagi untuk dia dan juga ibunya.

"Ahirnya selesai juga," ucap gadis itu, Setelah dia menyiapkan masakan terakhirnya. Dan sudah ia taruh kedalam mangkok.

Lalu menyiapkan makanan yang dia masak itu di meja makan, setelah itu dia pun berjalan ke arah kamar ibunya. Sebelum masuk gadis itu pun mengetuk pintu dan meminta izin terlebih dahulu.

Tok tok tok

"Buk, Adelia boleh masuk nggak," ucap Adelia, meminta izin, tapi juga bertanya pada sang ibu.

"Iya, Del. Silahkan masuk." Mendapat izin dari sang ibu, Gadis itu pun masuk kedalam kamar.

"Kita sarapan dulu ya, Buk. Adelia sudah selesai memasak," ucap gadis yang bernama Adelia itu, sambil dia mendekati ibunya.

Hanum hanya mengangguk, mengiakan ucapan putrinya. Mendapat anggukan dari sang ibu, Adelia pun membantunya berdiri dan membawa ibunya ke maja makan.l, dimana makanan sudah tersaji.

"Ibuk bisa sendiri, Nak. Kamu ambil nasi kamu sendiri saja," ujar buk Hanum. Saat melihat putrinya ingin mengisi nasi ke piringnya.

"Nggak apa-apa kok, Buk. Lagian 'kan, Adelia cuma bantu saat ada dirumah saja, setelah pergi nanti, jangan kan mau mengambilin ibu nasi, ngomong aja kita nggak sempat, Buk," ucap gadis itu, terlihat matanya yang sudah berkaca-kaca.

Meskipun mendapat penolakan, Adek tetap mengisi piring ibunya, bahkan dia menyuapi sang ibu hingga makanan yang dia si tadi habis tak bersisa.

Selesai dengan acara makan, Adelia pun kembali membantu ibunya untuk kembali masuk kedalam kamar. Setelah itu dia pun berpamitan untuk pergi bekerja.

Adelia bekerja di sebuah rumah makan yang lumayan besar, itu semua demi untuk mencari biaya hidup dia dan juga ibunya. Keluar dari rumah, Adelia pun mampir ke rumah tetangga terdekatnya, "Pagi buk, Ijah. Seperti biasa aku titip ibuk ya," ucap Adelia, dia menyapa buk Ijah dan juga menitipkan ibunya.

"Pagi juga, Sil. Iya, nanti ibuk sering-sering melihat keadaan ibumu," balas buk Ijah. Dia memang selalu membantu Adelia untuk melihat ke adaan buk Hanum, di mana saat gadis itu pergi bekerja.

Sebenarnya Adelia merasa tidak enak, jika meninggal kan ibunya sendirian di dalam rumah, karena kesehatan ibunya kadang tidak menentu, terkadang ibunya suka tiba-tiba drop, dan nggak juga tidak bisa apa-apa.

Dan kala terkadang, Hanum juga mau menyakiti dirinya sendiri, jika pikiran dan hatinya sedang kacau, dan memikirkan sesuatu. Itulah mengapa Adelia selalu menitipkan ibunya pada Ijah.

Adelia tahu kalau penyakit yang di derita oleh ibunya, tapi Itu adalah akibat dari perbuatan ayahnya sendiri, yang selalu marah dan memukuli sang ibu, yang membuat pikiran ibunya mau terganggu.

Sudah berpamitan dengan ibunya, juga sudah menitipkan ibunya. Dengan menaiki motornya, menempuh perjalanan 15 menit, saja, kini sudah sampai di rumah makan tempat dia bekerja.

Masuk kedalam, Adelia pun langsung pergi ke ruang ganti. Untuk mengganti serangamnya. Setelah itu dia pun masuk dan bergabung dengan Teman-temannya yang lain.

"Del, kamu baru datang ya?" tanya Kiran, teman dekatnya Adelia. Saat Adelia melihat baru bergabung dengan mereka.

"Iya, Ran. Tadi aku harus ngurusin ibuk dulu, kemarin penyakit ibuk aku kambuh lagi, jadi ya seperti biasa," Jawab Adelia. Tidak terlalu menjelaskan, karena Kiran memang Kiran sudah tahu seperti apa keadaan ibunya Adelia.

"Yang sabar ya, semoga aja ibu cepat sembuh, dan nggak ada kambuh-kambuhan lagi," ujar Kiran, yang hanya bisa membantu dengan memberi semangat dan juga doa untuk ibunya Adelia.

Karena dia juga sama dengan Adelia, harus bekerja keras dulu, baru ia bisa mendapatkan uang, lalu membeli sesuap nasi, bedanya Kiran tinggal sendiri, dan hanya memikirkan dia sendiri.

"Semoga aja ya, Ran. Aku masih selalu menunggu waktu itu tiba. Meskipun hanya sedikit harapan aku. Tapi aku tidak akan putus dalam berharap," balas Adelia, dia yakin pasti waktu itu akan tiba nantinya.

Kiran juga ikut menggangguk, memberi semangat untuk temannya, lalu di lanjut dengan mereka yang mengobrol, sambil menunggu mereka mendapat giliran bekerja.

"Heh, kalau mau ngobrol itu jangan disini!" tiba-tiba seorang gadis datang dan marah-marah dada Adelia dan juga Kiran.

"Epang kenapa kalau kita mau ngobrol disini! 'Kan, itu bukan urusan kamu!" balas Kiran, yang kesal melihat Sarah teman kerjanya.

"Ya jelaslah itu jadi urusan aku! Aku cape bekerja, tapi kalian malah asik mengobrol," lanjut Sarah, dengan wajah yang memerah, menahan amarahnya.

Padahal dia juga baru bekerja, dan lagi hanya ada beberapa tamu yang dia layani, sedangkan Kiran dan Adek harus menunggu para tamu pergi baru mereka bekerja.

"Itu 'kan, sudah menjadi pekerjaan miu. Sedangkan kami, hari ini di bagian mengumpulkan piring dan membersihkan meja, jadi jangan banyak protes," balas Kiran, memang itu lah kerjaan mereka hari.

Maka dari itu, Sarah sudah bekerja, mereka masih bisa sedikit santai, karena belum ada yang meninggalkan meja. Tamu mereka pun masih ada beberapa, karena baru saja buka.

"Sarah, kamu kok malah disini? lihat tuh pelanggan sudah menunggu pesanannya," beri tahu yang satunya, sekarang giliran Sarah yang kena tegur, karena dia meninggalkan kerjaannya.

Mendapat teguran, Sarah pun mendengus, kesal melihat Adel dan juga Kiran yang tidak di salahkan. Padahal dia melihat sendiri, kalau keduanya masih duduk sambil mengobrol.

"Kayaknya nggak ada salahnya deh, Ran. Kalau kita membantu mereka, dari pada kita duduk aja ya kan," ujar Adel. Dia memang paling tidak bisa melihat temannya yang bekerja, sedangkan dia masih asik duduk bersantai.

"Udah deh, jadi orang tuh nggak usah terlalu baik, ini itu masih giliran dia, kita juga nanti kalau mulai bekerja tuh pasti sibuk dan capek. Mending simpen tenaga buat kerja kita nanti, Del!" cetus Kiran, dia merasa kesal pada temannya itu.

"Udah nggak apa-apa, kamu aja yang istirahat, aku bantuin sarah dulu," lanjut Adel, dia sama sekali tidak mendengar kan apa yang Kiran katakan.

Perigi kemeja yang sudah mulai di isi para tamu, dia pun memberi buku menu dan bertanya apa pesanan pelanggan mereka.

"Kamu mah selalu seperti itu, susah kalau dibilangin! Terserah kamu aja deh!" cetus Kiran. Kesal melihat Adel.

Tapi gadis itu hanya tersenyum pada Kiran, sambil dia melanjutkan pekerjaannya, menuju meja penyajiannya makanan. Dia pun benar-benar membantu Sarah dan yang lainnya.

Tidak terasa para tamu pun berangsur banyak, membuat semua pelayan kini mulai sibuk, termasuk juga Kiran.

Sedangkan Adelia dia pun sudah beralih, membersihkan meja-meja yang sudah di tinggalkan melanggan mereka, dan membawa piring kotor nya ke belakang.

Terus sepet itu, hingga kini tidak terasa, sudah waktunya siang hari, dan mereka belum juga istirahat. Karena giliran siang malah lebih banyak pelanggan yang berdatangan.

*

*

*

*

*Bersambung.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!