Halima Hartono itulah namaku.
Umur 21 tahun
Status janda anak 1
Dengan berat hati aku menerima perceraian dari suamiku, dan saat itu juga aku keluar dari rumah Besar mantan suamiku bersama Putri semata wayang ku.
Pulang ke rumah ke orangtua aku malu, karena aku yang mau nikah muda.
Dengan uang seadanya aku tinggal di sebuah kota kecil, sengaja aku cari dekat pasar, karena pikirku di pasar gampang cari uang.
Aku dapat sebuah kios yang cukup luas, ukuran 4x6, harganya setahun 30 juta, aku ambil dengan bayar 6 bulan.
Disinilah aku berada, di pasar Rakyat Sukamaju, karena sudah lama kios tidak disewa jadinya kotor
Saat membersihkan ruangan itu aku menemukan sebuah Cincin yang akan merubah kehidupan ku, bagaimana kisah-kisah hidupku silahkan ikuti ceritanya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhon Dhoe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 03. Persiapan Diri
"Oh begitu ya mas, kenapa mas memaksakan diri kalau Orangtua mas tidak merestui pernikahan kita, harusnya mas bicara terus terang, Halimah pasti mengerti, ucapku.
"Sudah jangan dipikirkan lagi, biar mas yang urus semuanya, yang penting turuti saja aturan nya, mas lelah mau istirahat, ucap suamiku.
Sejak malam itu, suamiku semakin tidak banyak bicara, sehari-hari aku tetap beraktivitas seperti biasa, para pelayan pun, tidak banyak bicara saat berpapasan hendak ke pasar, mereka diam akupun diam, bahkan ada pelayan yang berbicara dengan menyinggung ku, mereka bilang aku Upik Abu atau Cinderella, aku cuek saja.
Seminggu sebelum Kenziro berulang tahun, aku bicarakan dengan Mas Panji, tapi dia menanggapi dengan datar dan memberikan ku uang 100 juta.
"Mas, apa perlu kita rayakan ulangtahun Kenziro? Tanyaku.
"Kamu atur saja, mas tidak ada waktu, sudah mas transfer uang untuk kalian berdua, terserah kalian berdua mau belanja apa, ucap Mas Panji dan langsung turun tanpa sarapan.
Aku yang penasaran, akhirnya turun lewat tangga biasa, Kenziro tidak aku bawa, akhirnya aku mendengar suara ibu mertuaku, yang memerintahkan suamiku agar segera menceraikan aku.
"Ia ma, nanti aku ceraikan dia, lagian Areta belum pulang dari luar negeri, jawab suamiku yang membuatku meneteskan air mata.
"Makanya, ibu sudah bilang, jangan menikahinya, kamu lihat kakek dan nenekmu tidak pernah lagi datang kerumah kita,karena jijik dengan orang kampung itu, ucap ibu mertuaku.
"Panji, sebelum kamu menceraikan wanita kampung itu, ayah mau kamu menghapus nama Mahesa, ayah tidak mau, ada masalah di kemudian hari.
Kamu bertaruh dengan sepupumu tapi kamu kelewatan, hingga menikah segala, untung wanita itu tidak minta pesta di kota, kadi belum ada yang tahu kalau kamu sudah menikah.
Ayah kasih waktu kamu hingga hari Minggu, ucap ayah mertuaku.
Dek, kami semua setuju dengan omongan ayah dan ibu, jangan mencoreng nama keluarga kita gara-gara gadis kampung itu, ucap Pangky anak kakak tertua suamiku.
"Ia mas, jujur saja, ini semua karena taruhan ku dengan sepupu, memang aku menang 150 milyar, tapi aku juga terkekang, selama di Bandung.
Tapi baiklah, toh taruhan berlanjut, aku sudah melewati batas taruhan, 1.3 tahun, pernikahan minimal jika aku bertahan, maka dia akan berikan 100 milyar lagi, sedangkan Halimah aku hanya berikan setiap bulan 100 juta saja, berarti aku masih untung banyak, ucap suamiku tanpa beban.
Aku bertahan, dan terus merekam pembicaraan mereka, hingga selesai dan aku naik lagi ke ruangan ku.
Aku Sudah siap hari Minggu akan di ceraikan oleh Suamiku, aku cek uangku, ternyata ada 800 juta, uang bulanan ku ada hampir 2 milyar selama hampir 2 tahun pernikahan, belanja harian ada 200 jutaan, cukup bagiku untuk melanjutkan hidup.
Aku ke pasar seperti biasa, belanja bahan makanan, aku tetap memasak, seolah tidak tahu apa-apa, Suamiku sudah tidak pernah makan lagi masakan ku, jadi aku cuek, toh tinggal beberapa hari, bajuku sebagian sudah sudah ku masukkan ke dalam koper, perhiasan yang ku beli juga sudah ku masukkan.
Aku berselancar di dunia maya, aku tidak ingin pulang kampung, sudah ku putuskan akan berjuang sendiri membesarkan Putraku.
Di kedai Bakso di pasar, ada beberapa orang bercerita soal pengalaman mereka, bahwa jika ingin bertahan hidup, datanglah ke pasar, kita bisa jadi kuli atau bekerja di kios sebagai pembersih sayur atau tukang bersih ikan, intinya di pasar apapun bisa jadi uang.
Aku ketik pasar daerah Jakarta Barat, aku mendapatkan banyak tempat, tapi ada pasar yang paling ramai, di kelilingi banyak kompleks perumahan menengah, mujurnya ada beberapa kios yang di tawarkan secara on-line.
Aku baca dan lihat cara bayar, ternyata bisa per 6 bulan, aku lihat lokasinya berada di deretan bagian sayuran dan daging sapi serta daging ayam.
Dengan cepat aku menghubungi nomor telpon yang tersedia dan akhirnya perantara yang tertera dalam aplikasi itu menyetujui bahwa hari Senin, bertemu asalkan aku berikan booking 1 bulan sewa, dan admin Aplikasi, kemudian aku transfer, Pihkanya meminta agar aku menunggu 3 jam nanti dia dia kan foto lokasinya dan mengirimkannya padaku, aku minta lewat email saja.
Tidak sampai disitu, aku juga mencari rumah di sekitar pasar itu, dan aku dapat, rumah cukup bagus dengan harga 2 juta sebulan, aku telpon nomor yang tertera dan ternyata langsung ke pemiliknya, aku minta di pasang kan AC, nanti aku yang bayar pembelian dan ongkos pasangnya.
Setelah aku kirim uangnya, pada sore hari foto nya dikirim bahwa AC sudah terpasang, kasur juga sudah mereka belikan, semuanya aku yang bayar, karena mereka menyewakan rumah itu kosongan, aku berterima kasih karena mereka sudah membantuku.
Aku ke supermarket, dan membeli 2 koper lagi, pelayan bingung, tapi aku cuek saja, lagian tidak ada satupun pelayan yang menjadi temanku.
Hari-hari berlanjut, aku mempelajari situasi pasar, dan akun juga berkeliling pasar di tempat aku berbelanja, apa saja kutanyakan, aku lihat bagaimana orang berjualan sayur, bahkan aku lihat ada yang membersihkan' sayur, bawang dan juga cabai yang baru datang.
Penjualan on-line ku terus meningkat, yang paling laris mukena, sajadah hingga pakaian dalam, dan pakaian anak-anak, sebulan aku bisa untung 8 juta bersih.
Dengan itu saja aku sudah bisa hidup dengan Kenziro, kemudian aku lanjut dengan persiapan ku saat di ceraikan, aku datang ke kios daging ayam tempat langganan ku, aku minta alamatnya, dan dia memberikannya, aku sudah bercerita dengannya, bahwa nanti jika surat dari pengadilan agama datang atau apapun tolong di terima dan beritahukan kepada saya, ibu itu dengan ikhlas mengatakan dia pasti menolongku.
Hari adalah hari Sabtu, Kenziro berulang Tahun yang kedua, Suamiku pergi entah ke mana, jadi aku pergi bersama mobilku ke Mall.
"Mas boleh aku minta uang, soalnya Uang yang kemarin terlanjur aku pinjamkan kepada saudara Sepupuku, ucap ku.
Suamiku tidak marah, dia mentransfer uang lebih besar lagi, 250 juta.
"Dek, ini hadiah untuk Kenziro, aku transfer 1.5 milyar, kami tabung, takutnya suatu saat bisnis sedang sepi, sedangkan Kenziro butuh uang, ucap mas Panji.
"Tanggung mas kalau segitu, mendingan 2.5 milyar, bunganya lebih Besar, bagaimana mas, tanyaku.
"Baiklah, itu sudah ku transfer, dan uang bulanan mu, mas transfer untuk beberapa bulan ke depan, karena mas akan lebih sibuk beberapa bulan ke depan nya, juga belanja harian kita, gunakan baik-baik, mas percaya sama kamu dek, ucap Panji