NovelToon NovelToon
Semesta Kaviandra

Semesta Kaviandra

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / cintapertama / cintamanis / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Murni
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: Riunakim

Banyak yang bilang jodoh itu adalah cerminan dari diri kita sendiri. Dan sekarang Savinna sedang terjebak dalam perkataan itu. Ya, gadis yang baru saja menduduki bangku SMK itu tiba-tiba jatuh hati pada seorang anggota futsal yang ternyata memiliki banyak sekali kesamaan dengannya. Mulai dari hobi hingga makanan favorit. Akankah dengan kesamaan yang mereka punya akan menyatukan keduanya? Apakah dengan banyaknya kesamaan diantara mereka turut menimbulkan perasaan yang sama?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riunakim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bertepuk sebelah tangan

Keesokan harinya, Savinna diantarkan ke sekolah oleh Reza menggunakan motor ninja hijau kesayangannya. Tak tanggung-tanggung, Savinna diantarkan sampai ke area parkir sekolahnya oleh Reza.

“Mau mas antar sampai kelas juga, Dek?”

Savinna sampai harus melayangkan pukulan ringan ke lengan kakaknya itu saking kesalnya. Reza pun terkekeh melihat tingkah sang adik, “Mas cuma bercanda, Dek. Tapi kalo kamu nganggap serius juga gapapa sih.”

“Rese!"

Tawa Reza semakin pecah melihat ekspresi jengkel Savinna, “Mas berangkat kerja dulu ya? Gak boleh lupain pesan dari Mas ya.”

“Iya, Mas ...” sahut Savinna setelah mendaratkan bibirnya di punggung tangan Reza.

Reza pun langsung pergi bersama motornya meninggalkan area parkir SMK Catorce setelah mengucapkan salam pada adik perempuannya itu.

Saat keberadaan Reza sudah benar-benar menghilang dari pandangannya, baru lah Savinna melangkahkan kakinya untuk menuju kelas.

Namun, belum ada lima langkah Savinna berjalan, gadis itu kembali berhenti melangkah saat mendapati sosok yang sangat tidak asing lagi di matanya. Persis di hadapannya dalam jarak beberapa meter saja Savinna melihat Fazriel yang masih duduk di atas motornya bersama seorang gadis di sebelahnya. Gadis itu tampak baru saja turun dari jok penumpang dan sedang melepas helmnya sebelum dikembalikan pada Fazriel. Gadis itu tak lain dan tak bukan adalah Amia.

“Jadi, Kak Fazriel udah punya pacar ya?” lirih Savinna nyaris tanpa suara. Ajaibnya, Fazriel langsung menoleh ke arah Savinna saat itu juga seakan Savinna baru saja memanggilnya dengan keras. Savinna tentu saja panik dan langsung berbalik memunggungi mereka. Dengan langkah yang tergesa, Savinna memilih untuk memasuki area sekolahnya melalui pintu belakang. Walaupun jarak kelasnya akan semakin jauh apabila ia memilih jalan itu, tapi Savinna lebih memilih untuk lelah dalam perjalanan daripada harus berpapasan langsung dengan Fazriel dan perempuan itu.

Mimpi apa gue semalam? Bisa-bisanya pagi ini gue eye contact sama Kak Fazriel.

Savinna sangat senang kala mengingat dirinya sempat beradu tatap dengan Fazriel dari kejauhan. Namun, rasa senangnya itu segera sirna saat Savinna kembali teringat akan gadis cantik yang berdiri di samping motor Fazriel.

Stop, Sav ... lo gak boleh jatuh cinta sama pacar orang! Mungkin emang takdir lo buat jadi jomblo abadi, batin Savinna.

Brugh!

Saking tidak fokusnya Savinna, ia sampai tidak sengaja menabrak seorang senior yang tingginya mungkin setara dengan Fazriel.

“M-maaf, Kak. Saya gak sengaja.”

Laki-laki itu tak merespon Savinna sama sekali. Ia malah memandangi wajah Savinna lekat-lekat tanpa ekspresi yang berarti. Savinna yang risih sekaligus takut pun memilih untuk pergi meninggalkan laki-laki tersebut.

Ngeri banget.. batin Savinna.

***

“Orang gila mana yang mau antar jemput cewek tanpa status dan imbalan apa-apa?” sindir Nauval saat Kavi sudah tiba di kelasnya.

“Apaan sih? Pagi-pagi udah gak jelas aja,” ketus Kavi tak terima dengan sindiran Nauval.

“Gue tau lo suka sama Amia, Kav. Tapi lo sadar kan kalo Amia itu gak suka sama lo. Jadi buat apa lo seroyal itu sama dia? Dia bukan pacar lo, anjir!” pekik Nauval yang sudah geram melihat kebodohan sahabatnya itu.

Kavi yang malas menggubris Nauval pun memilih untuk diam lalu menyumpalkan airpods ke lubang telinganya sendiri. Nauval yang belum puas menceramahi sahabatnya itu pun mencabut sebuah airpods yang menempel di telinga kiri Kavi, “Gak usah usil bisa gak?” protes Kavi geram.

“Gue harap lo segera sadar dan berhenti ngelakuin hal yang sia-sia kayak gini. Karena tanpa lo sadar, ada cewek yang diam-diam naruh perasaan yang tulus sama lo, Kav,” jelas Nauval seraya mengembalikan airpodsnya pada Kavi.

Kavi masih terdiam bahkan setelah Nauval mengembalikan airpods miliknya. Sebagai sahabat karibnya, Kavi memang sudah tahu sejak lama jika Nauval memiliki sebuah kelebihan yakni dapat mengetahui isi hati setiap orang yang ia temui. Kavi pun sempat tidak percaya akan hal itu, namun Nauval telah memberikan banyak sekali pembuktian hingga membuat Kavi mulai mempercayai kemampuannya itu.

Tak ingin ambil pusing dengan perkataan Nauval barusan, Kavi pun memilih untuk mempersiapkan dirinya untuk melakukan magang internal.

***

Savinna tengah berjalan menuruni anak tangga menuju lobi karena ia baru saja mendapat tugas dari wali kelasnya untuk meminta kertas absensi disana.

Setibanya di lobi, Savinna tak menemukan seorang pun disana. Suasana lobi juga tampak hening.

“Dimana guru piketnya?” gumam Savinna.

Savinna terkejut bukan main saat mendapati seorang laki-laki muncul dari balik meja lobi yang cukup tinggi itu. Bagaimana dirinya tidak terkejut kalau yang muncul dari balik meja itu adalah Fazriel, laki-laki yang akhir-akhir ini meresahkan hati dan pikirannya.

Fazriel pun menatap Savinna dengan tatapan biasa sambil bertanya, “Ada perlu apa?”

Bukannya menjawab, Savinna malah semakin tertegun seolah terhipnotis dengan tatapan Fazriel.

Masyaallah gantengnyaaa..

“Halo?” tegur Kavi sambil melambaikan tangannya di depan wajah Savinna. Namun upaya Kavi tak membuahkan hasil sama sekali, buktinya gadis dengan gaya rambut ponytail itu masih bergeming di tempatnya.

Nih cewek lagi kerasukan atau gimana? batin Kavi.

“Hai, Bro!” sapa Alby yang baru saja mendatangi lobi. “Gue mau minta kertas absensi dong!”

Tanpa berkata apa-apa, Kavi langsung saja memberikan sebuah kertas absensi untuk Alby.

“Eh, lo yang kemarin mau daftar ekskul futsal itu, kan?” sapa Alby saat ia menyadari ada keberadaan Savinna disana.

“I-iya, Kak ...” sahut Savinna sedikit gugup.

Nih cewek pilih kasih banget, giliran ditanya sama Alby langsung jawab. Tadi gue tanya berulang kali gak direspon sama sekali. Semua cewek sama aja, mandang fisik!

Kavi bergumam kesal dalam hatinya. Kekesalannya semakin menjadi saat melihat Savinna dan Alby malah berbincang persis di depan matanya.

“Lo kesini mau ngapain?” tanya Alby.

“Mau minta kertas absensi juga, Kak,” Savinna kembali menatap Kavi berusaha untuk terlihat biasa saja, “Kak Fazriel, saya minta kertas absensinya juga ya.”

Degh..

Kavi terdiam beberapa saat setelah Savinna memanggilnya dengan sebutan itu. Kavi sangat tidak menyangka akan ada perempuan yang memanggilnya dengan sebutan itu lagi.

“Hahahaha! Nama dia Kavi by the way,” ralat Alby disertai dengan gelak tawa.

Savinna tentu saja terkejut mendengar hal itu. Selain terkejut, Savinna juga sangat malu saat mengetahui dirinya telah salah menyebutkan nama Kavi. Sebenarnya, Savinna tidak sepenuhnya salah, hanya saja panggilan Fazriel terkesan aneh dan asing disana karena tak ada yang memanggil Kavi dengan nama belakangnya itu.

“Kenapa lo ketawa? Fazriel kan juga nama gue! Jadi suka-suka dia lah mau manggil gue pakai sebutan apa!” protes Kavi tak terima.

“Ya tapi aneh dong kalo tiba-tiba dia panggil lo pakai sebutan Fazriel?”

“Siapa yang bilang aneh? Gue suka kok,” bantah Kavi.

Kedua mata Savinna semakin membulat saat Kavi mengatakan hal tadi. Savinna pun menerka-nerka akan maksud dari kata ‘suka’ yang Kavi maksud.

“Ini kertas absensinya, nanti setelah diisi kembaliin ke lobi lagi ya,” ucap Kavi sembari memberikan kertas absensinya pada Savinna.

Savinna pun langsung menerima kertasnya sambil tersenyum canggung, “Makasih ya, Kak Kavi,” ucap Savinna sebelum ia hengkang dari hadapan Kavi.

Kavi tampak kecewa saat Savinna mengubah panggilannya. Padahal Kavi sangat suka dengan panggilan awalnya tadi. Kekecewaan Kavi semakin menjadi-jadi saat melihat Alby mengejar Savinna dan berusaha untuk menyamakan langkah mereka.

Sebenarnya siapa cewek itu? Apa dia mangsa barunya Alby? batin Kavi bertanya-tanya.

***

“Hei, tunggu!”

Teriakan Alby sontak menghentikan langkah Savinna hingga membuat gadis itu menoleh ke arahnya.

“Nama lo siapa?” tanya Alby penasaran.

Savinna hanya menunjuk sebuah name tag yang terjahit persis di atas saku kemejanya.

“Oh, Savinna ... cantik juga ya namanya,” puji Alby yang lebih mengarah ke sebuah gombalan. “Oh iya, kenalin nama gue Alby.

Udah tau! batin Savinna.

Gadis itu benar-benar berbeda dengan siswi yang ada di sekolah ini. Disaat siswi lain berlomba-lomba untuk mengambil perhatian Alby atau berusaha untuk menciptakan interaksi dengan si most wanted itu, tapi Savinna malah terlihat tak tertarik sama sekali.

“Saya ke kelas duluan ya, Kak ... lagi buru-buru soalnya.”

Setelah berpamitan, Savinna langsung mempercepat langkahnya meninggalkan Alby tanpa menunggu respon dari sang senior itu terlebih dahulu.

Gila, baru kali ini gue dijutekin sama cewek. Kayaknya dia termasuk spesies langka yang harus gue miliki.

***

Saat sudah memasuki jam istirahat, Savinna mulai menikmati makan siangnya bersama Katrina di kantin.

“Itu sambalnya gak lo makan, Sav?” tanya Katrina di sela aktivitas mereka.

“Enggak, gue gak suka pedes.”

“Buat gue aja ya?” pinta Katrina.

“Boleh ... ambil aja,” ucap Savinna memberi izin.

Keduanya pun kembali menikmati makan siang mereka masing-masing.

Saat Savinna sudah hampir menghabiskan makanannya, tiba-tiba nafsu makannya hilang saat melihat kedatangan Kavi bersama seorang gadis yang bersamanya di area parkir tadi pagi. Ya, lagi-lagi Kavi terlihat bersama Amia, membuat Savinna semakin yakin jika gadis itu adalah pacarnya.

Savinna tak sadar jika Kavi juga tengah menatap ke arahnya saat itu. Dan saat Savinna sadar, tatapan mereka pun kembali bertemu. Sepersekian detik setelahnya, Savinna langsung mengalihkan pandangannya ke arah lain, begitu pula dengan Kavi.

“Buruan yuk, Rin. Minum gue habis nih, gue mau minta temenin ke minimart setelah ini,” ajak Savinna,

“Oke, sebentar lagi makanan gue habis kok. Kebetulan gue juga kepingin beli cemilan buat dimakan di kelas nanti,” balas Katrina.

Benar kan dugaan gue, pasti nasib gue gak akan jauh daripada sebelumnya, kalo enggak bertepuk sebelah tangan pasti gue jatuh cinta sama cowok orang.

1
cikuaa
suka banget lanjut trs
call me una
🤩🤩
Rodiyah Tamar Diyah
😘😘😘
Rodiyah Tamar Diyah
😚😚😚
Rodiyah Tamar Diyah
/Wilt//Wilt//Wilt/
cinta cahaya putri
/Rose//Rose/
meltedcheese
likeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!